scholarly journals THE EFFECT OF ADSORBENT AGENTS: SILICA, ANDISOL, LECA, ANTHRACITE, AND ACTIVATED CARBON ON POLLUTANT UPTAKE IN THE CITARUM RIVER (Pengaruh agen penjerap silika, andisol, LECA, antrasit, dan karbon aktif terhadap penjerapan polutan di Sungai Citarum)

2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 105-120
Author(s):  
Fahriya Puspita Sari ◽  
◽  
Nissa Nurfajrin Solihat ◽  
Muhammad Sholeh ◽  
Lucky Risanto ◽  
...  

Sungai Citarum merupakan sungai terpanjang dan terbesar di Jawa Barat, Indonesia yang mempunyai fungsi vital sebagai sumber air. Pengolahan air sungai Citarum sebelum disalurkan ke masyarakat diperlukan untuk menghilangkan pengotor karena kandungan pengotor pada air sungai Citarum melebihi batas ambang yang dipersyaratkan untuk air konsumsi. Saat ini proses penjerapan atau adsorpsi merupakan proses yang umum digunakan pada perusahaan pegolahan air karena efektifitasnya. Pada penelitian ini, efektifitas lima agen penjerap yaitu silika, andisol, hidroton, antrasit, karbon aktif telah dievaluasi dengan perbedaan rasio padatan dan larutan, dan waktu kontak. Setelah pengolahan, kekeruhan dan logam berat dalam air dianalisa. Karakteristik permukaan, gugus fungsi, dan luas permukaan dari kelima agen penjerap dianalisa masing-masing menggunakan FE-SEM (Field Emission - Scanning Electron Microscopes), FTIR (Fourier Transform Infrared Spectroscopy), dan analisa luas permukaan BET (Brunauer-Emmett-Teller). Hasil analisa menunjukan bahwa masing-masing andisol dan LECA menurunkan kekeruhan dari air citarum dari 21.3 NTU (Nephelometric Turbidity Unit) menjadi 1.23 dan 2.52 NTU setelah waktu kontak 10 menit. Karbon aktif membutuhkan waktu 10 menit lebih lama untuk menurunkan kekeruhan menjadi 2.26 NTU akan tetapi karbon aktif memiliki luas permukaan yang paling tinggi yaitu 548.310 (m2/g). Luas permukaan berkaitan dengan hasil FE-SEM dimana karbon aktif memiliki pori yang teratur dan berukuran besar. Pada umumnya, andisol, LECA, dan karbon aktif telah berhasil menurunkan kekeruhan air Sungai Citarum yang berkaitan dengan luas permukaan partikelnya.

2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 105-120
Author(s):  
Fahriya Puspita Sari ◽  
◽  
Nissa Nurfajrin Solihat ◽  
Muhammad Sholeh ◽  
Lucky Risanto ◽  
...  

Sungai Citarum merupakan sungai terpanjang dan terbesar di Jawa Barat, Indonesia yang mempunyai fungsi vital sebagai sumber air. Pengolahan air sungai Citarum sebelum disalurkan ke masyarakat diperlukan untuk menghilangkan pengotor karena kandungan pengotor pada air sungai Citarum melebihi batas ambang yang dipersyaratkan untuk air konsumsi. Saat ini proses penjerapan atau adsorpsi merupakan proses yang umum digunakan pada perusahaan pegolahan air karena efektifitasnya. Pada penelitian ini, efektifitas lima agen penjerap yaitu silika, andisol, hidroton, antrasit, karbon aktif telah dievaluasi dengan perbedaan rasio padatan dan larutan, dan waktu kontak. Setelah pengolahan, kekeruhan dan logam berat dalam air dianalisa. Karakteristik permukaan, gugus fungsi, dan luas permukaan dari kelima agen penjerap dianalisa masing-masing menggunakan FE-SEM (Field Emission - Scanning Electron Microscopes), FTIR (Fourier Transform Infrared Spectroscopy), dan analisa luas permukaan BET (Brunauer-Emmett-Teller). Hasil analisa menunjukan bahwa masing-masing andisol dan LECA menurunkan kekeruhan dari air citarum dari 21.3 NTU (Nephelometric Turbidity Unit) menjadi 1.23 dan 2.52 NTU setelah waktu kontak 10 menit. Karbon aktif membutuhkan waktu 10 menit lebih lama untuk menurunkan kekeruhan menjadi 2.26 NTU akan tetapi karbon aktif memiliki luas permukaan yang paling tinggi yaitu 548.310 (m2/g). Luas permukaan berkaitan dengan hasil FE-SEM dimana karbon aktif memiliki pori yang teratur dan berukuran besar. Pada umumnya, andisol, LECA, dan karbon aktif telah berhasil menurunkan kekeruhan air Sungai Citarum yang berkaitan dengan luas permukaan partikelnya.


Coatings ◽  
2021 ◽  
Vol 11 (12) ◽  
pp. 1466
Author(s):  
Carmen Steluta Ciobanu ◽  
Daniela Predoi ◽  
Patrick Chapon ◽  
Mihai Valentin Predoi ◽  
Simona Liliana Iconaru

Samarium doped hydroxyapatite (Ca10−xSmx(PO4)6(OH)2, xSm = 0.5, 50SmHAp) is a very promising candidate to be used for different coatings in various dental and orthopedic implants. We report, for the first time, the obtaining of 50SmHAp thin films by a cost-effective method, namely spin coating. Thin films of 50SmHAp on silicon substrate have been analyzed by various techniques such as Fourier transform infrared spectroscopy (FTIR), scanning electron microscopy (SEM), atomic force microscopy (AFM), Metallographic microscopy and Glow Discharge Optical Emission Spectroscopy (GDOES). The stability of 50SmHAp suspension was evaluated by ultrasound measurements. Fourier transform infrared spectroscopy (FTIR), transmission electron microscopy (TEM) and scanning electron microscopy (SEM) were also used to evaluate the 50SmHAp suspension. The antifungal activity of 50SmHAp suspension and coatings was assessed using Candida albicans ATCC 10231 fungal strain (C. albicans). The results of the antifungal assays depicted that both 50SmHAp suspensions and coatings were effective in inhibiting the development of C. albicans fungal cells, thus making them ideal candidates for the development of novel antifungal agents. The obtained results give new perspective for possible applications of 50SmHAp thin films in various medical applications due to their antifungal properties.


2019 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 72-80 ◽  
Author(s):  
Muhammad - Muhammad ◽  
Azhari - Muhammad Syam ◽  
Ishak - Ibrahim ◽  
Nurfarida - Nurfarida ◽  
Darmadi - Darmadi

 AbstrakAdsorpsi zat warna basic red 18 dan direct black 38 dengan adsorben dari serat pinang telah diteliti. Morfologi dan gugus fungsi permukaan serat pinang dianalisa dengan Fourier transform infrared spectroscopy (FT-IR) dan scanning electron microscopy (SEM). Penelitian ini fokus pada mekanisme adsorpsi dan pengaruh dosis adsorben. Koefisien korelasi (R2) dianalisis dengan menggunakan regresi linier. Mekanisme adsorpsi dilakukan dengan menggunakan dua model isoterm, yaitu isoterm Langmuir dan Freundlich. Hasil kajian menunjukkan bahwa model Freundlich adalah yang paling sesuai diaplikasikan untuk adsorpsi zat warna basic red 18 dan direct black 38. Karena model Freundlich mampu menginterpretasikan proses adsorpsi zat warna basic red 18 dan direct black 38 dengan baik, maka sistem adsorpsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah heterogen. Kapasitas adsorpsi untuk basic red 18 pada berbagai berat adsorben (seperti: 1, 2, dan 3 g) menggunakan model Freundlich adalah 0,234 L/g; 0,101 L/g dan 0,093 L/g.  Sementara kapasitas untuk direct black 38 adalah 0,360 L/g; 0,374 L/g dan 0,141 L/g.  


2017 ◽  
Vol 24 (2) ◽  
pp. 299-309 ◽  
Author(s):  
Ludmila Vanharova ◽  
Marketa Julinova ◽  
Roman Slavik

AbstractThe research deals with biodegradation of films prepared from polyvinylpyrrolidone and polylactic acid (PVP/PLA). Biodegradation of PVP/PLA films was supported by the following additives: 1-methyl-2-pyrrolidone, 1-octyl-2-pyrrolidone, acrylamide and N-acetyl-L-phenylalanine according to the previous study. The films were prepared by a solvent casting technique. Biodegradation was observed using the respirometric method in different environments. The films subjected to biodegradation were analyzed by scanning electron microscopy and Fourier transform infrared spectroscopy. It was found that the films are substantially degraded, but not in the biological way; PVP was quickly removed in presence of water because of its easy solubility. In contrast, this fact could support biodegradation of PLA, which becomes more available for microorganisms when PVP leaves PLA matrix.


Arena Tekstil ◽  
2016 ◽  
Vol 28 (1) ◽  
Author(s):  
Srie Gustiani ◽  
Rifaida Eriningsih

Poliester mempunyai beberapa keunggulan seperti tahan kusut, mudah pemeliharaannya dan relatif awet, namun kurang nyaman dipakai terutama pada kondisi tropis karena daya serapnya rendah dengan moisture regain (MR) 0,4%. Tujuan penelitian ini adalah merubah sifat hidrofob kain poliester menjadi hidrofil untuk meningkatkan daya serapnya. Proses dilakukan dengan cara melapisi selulosa bakterial melalui proses perendaman kain dalam bakteri selulosa (Acetobacter xylinum) dalam medium air kelapa, selama 3 hari, 6 hari, 9 hari dan 12 hari. Selanjutnya dilakukan proses fiksasi dan pemurnian dengan NaOH 3%. Produk yang dihasilkan kemudian dilakukan pencucian berulang dengan mesin lounder O-meter sebanyak 1, 2 dan 3 kali atau setara dengan 5, 10 dan 15 kali pencucian dengan mesin cuci rumah tangga. Dari beberapa pengujian diketahui bahwa semakin lama waktu perendaman, MR dan daya serapnya semakin meningkat, namun kekuatan tarik mengalami sedikit penurunan. Dari analisa morfologi dengan Scanning Electron Microscope terlihat bahwa  dengan perendaman selama 6 hari sudah jelas terlihat lapisan selulosa bakterial yang menyelubungi serat dengan rata yang juga dibuktikan pada serapan gugus fungsinya pada Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) dan hasil pencelupan dengan zat warna reaktif. Kondisi optimum diperoleh pada perendaman 6 hari dan setelah pencucian berulang 2 kali dengan mesin lounder O-meter (setara dengan10 kali pencucian rumah tangga), yaitu MR meningkat dari 0,4 % menjadi 1,02 % dan waktu penyerapan  dari 96,64 detik menjadi 4,22 detik.


2018 ◽  
Vol 33 (1) ◽  
pp. 103-115 ◽  
Author(s):  
Kanwal Ilyas ◽  
Saba W Qureshi ◽  
Sadia Afzal ◽  
Roquyya Gul ◽  
Muhammad Yar ◽  
...  

The aim was to develop an economical and biocompatible collagen-based bioactive composite for tooth regeneration. Acid-soluble collagen was extracted and purified from fish scales. The design was innovated to molecularly tailor the surface charge sites of the nano-apatite providing chemical bonds with the collagen matrix via microwave irradiation technique. The obtained collagen was identified by sodium dodecyl sulfate polyacrylamide gel electrophoresis analysis. The composites were characterized by Fourier transform infrared spectroscopy, thermogravimetric analysis/differential scanning calorimetry, and scanning electron microscopy. MC3T3-E1 cell lines were used to assess the biological effects of these materials by 3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-2,5-diphenyl-tetra zolium bromide (MTT) assay. Indirect contact test was performed by extracting representative elutes in cell culture media and sulforhodamine B analysis was performed. Chorioallantoic membrane assay was conducted to define the new vessels formation behavior. The purity of collagen extracts was determined and showed two α-chains, i.e. the characteristic of type I collagen. Fourier transform infrared spectroscopy showed the characteristic peaks for amide I, I, III, and phosphate for collagen and composites. Scanning electron microscopy images showed three-dimensional mesh of collagen/apatite nano-fibers. Nontoxic behavior of composites was observed and there were graded and dose-related effects on experimental compounds. The angiogenesis and vessels formation behavior were observed in bioactive collagen composite. The obtained composites have potential to be used for tooth structure regeneration.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document