business architecture
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

255
(FIVE YEARS 70)

H-INDEX

11
(FIVE YEARS 1)

2022 ◽  
pp. 155-193

This chapter discusses the need for a systematic framework to categorise and store the large quantity of complex information required to determine competitive advantage. The length of time necessary to collect all the relevant and complex information creates an additional problem, which can only be alleviated by having an appropriate framework to guide the project. The assessment of information means that the context and accuracy of the information must also be stored. Creating an effective information system needs to be the focus of a special project, and the idea of an information system project will be explored as part of the methodology. The concepts of information architecture and business architecture to assist in the project's design will also be reviewed. Part of the information systems project will be the project planning document which will get more complex as the project develops; therefore, the planning document requirements will also be reviewed.


2022 ◽  
pp. 235-251

This book has reviewed the literature concerning the role of management in business development and several papers on available tools and techniques for research of the business resources and the external factors impacting the organisation, together with tools and techniques used to analyse information systems. A particular note was made of recommendations for seeking out competitive advantage and the omissions and limitations expressed by the authors of the current research and analysis methods. There are arguments for combining specific tools and techniques into a single methodology. This chapter presents the benefits to business managers and development staff for using the methodology and the documentation produced and from having a well-structured business architecture. The advantages of having a holistic view of the organisation and its competitive position concerning the external forces are reviewed in relation to due diligence, transparency and good governance, and risk assessment and planning.


2021 ◽  
Vol 8 (4) ◽  
pp. 2019-2029
Author(s):  
Syifa Aria Salsabila

PT XYZ merupakan perusahaan yang menawarkan audit pihak ketiga untuk menyediakan jasa sertifikasi sumberdaya alam dan lingkungan. Dalam menjalankan perusahaannya, PT XYZ memiliki layanan utama pada fungsi sertifikasi yaitu Audit Sertifikasi dan Penerbitan Dokumen Legalitas. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, PT XYZ memiliki beberapa kendala dan membutuhkan strategi teknologi informasi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahannya. Pertukaran data yang belum efektif merupakan salah satu kendala yang terjadi di fungsi sertifikasi yang menyebabkan munculnya keluhan pelanggan terhadap kecepatan layanan. Dalam penelitian ini akan membahas perancangan Enterprise Architecture sebagai strategi dalam optimalisasi proses dan teknologi menggunakan TOGAF ADM. Perancangan tersebut dimulai dari preliminary phase, architecture vision, business architecture, data architecture, application architecture, technology architecture, opportunities and solution, dan migration planning. Dengan blueprint dan IT Roadmap sebagai hasil akhir dari penelitian ini, diharapkan akan membantu PT XYZ dalam menyelesaikan permasalahannya segaligus menjadi strategi dalam optimalisasi proses dan teknologi yang tepat.


Sebatik ◽  
2021 ◽  
Vol 25 (2) ◽  
pp. 604-613
Author(s):  
Ummi Syafiqoh ◽  
Rachmad Fitriyanto

Proses Akreditasi Perguruan Tinggi merupakan proses yang membutuhkan banyak sumber daya. Bagi perguruan tinggi dengan sumber daya terbatas, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi menjadi salah satu solusi untuk persiapan akreditasi. Permasalahan muncul ketika stakeholder dan anggota organisasi perguruan tinggi tidak memiliki informasi tentang potensi teknologi informasi yang tersedia dan dibutuhkan. Enterprise architecture merupakan blueprint untuk memahami struktur teknologi informasi dan komunikasi di organisasi. Pemanfaatan enterprise architecture memudahkan pengelola perguruan tinggi untuk memaksimalkan dan mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi yang dimiliki. TOGAF-ADM sebagai framework enterprise architecture menawarkan fleksibilitas dan sifat generik penggunaan artefak enterprise architecture. Sifat fleksibel dan generik ini menjadi masalah dikarenakan cakupannya yang sangat luas menyebabkan banyaknya opsi artefak yang disediakan. Penelitian-penelitian yang disebutkan sebelumnya, belum mencantumkan alasan pemilihan artefak yang digunakan.. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun arsitektur bisnis dan data dengan framework TOGAF-ADM berorientasi artefak. Penelitian dilakukan dalam 4 tahap. Tahap pertama, implementasi preliminary phase, diikuti tahap kedua fase architecture vision. Tahap ketiga fase Business Architecture dan tahap keempat fase information system architecture. Hasil yang diperoleh tersusun 8 artefak. Artefak katalog prinsip tersusun dari 2 prinsip bisnis, 1 prinsip data, 2 prinsip aplikasi dan 1 prinsip teknologi. Artefak functional decomposition diagram baseline dan target menunjukkan diperlukannya empat proses bisnis tambahan meliputi manajemen data tracer study, evaluasi penelitian dosen, evaluasi pengabdian dosen, monitoring penelitian dosen, monitoring pengabdian dosen dan manajemen data dosen dan mahasiswa. Pada artefak organizational decomposition diagram dan role catalogue terdapat tugas dan peran setiap stakeholder terkait proses akreditasi. Artefak data entity/business function matrix dan data to role access matrix berisikan entitas data yang digunakan dalam proses akreditasi serta tugas dari setiap stakeholder terkait dengan pengelolaan data.


Author(s):  
Risa Dhani Horasman Purba

Saat ini layanan TI tidak sekedar sebagai pendukung, namun sebagai layanan yang memiliki kontribusi langsung terhadap kegiatan bisnis perusahaan, sehingga dalam menentukan perencanaan TI sangat dipengaruhi aspek bisnis dan strategis perusahaan. Perencanaan yang tidak berbasiskan pada kebutuhan bisnis dapat menghasilkan ketidakselarasan dalam pencapaian tujuan bisnis. Dalam menyelaraskan kebutuhan bisnis perusahaan dengan TI serta mengintegrasikan seluruh komponen informasi perusahaan yang saling berkaitan, dibutuhkan Enterprise Architecture (EA). Penerapan EA dapat menghubungkan strategi bisnis, tujuan bisnis, entitas informasi, proses bisnis, struktur perusahaan, aplikasi dan infrastruktur pendukung aplikasi. Untuk mengimplementasikan EA dibutuhkan framework yang menjelaskan bagaimana teknik dan langkah-langkah penyusunan EA agar hasilnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan. TOGAF merupakan framework EA yang paling populer dan paling banyak digunakan pada perusahaan. Namun tingkat kompleksitas framework TOGAF yang tinggi menyebabkan rumitnya pengembangan EA, sehingga perlu dilakukan modifikasi metode pada framework TOGAF termasuk penyelarasan multidimensi dalam business architecture agar pengembangan EA dapat dilakukan secara efektif dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Selain itu BPMN yang digunakan sebagai standar pemodelan proses bisnis, tidak mendukung informasi beban kerja pegawai, padahal sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan kegiatan operasional dengan strategi bisnis perusahaan. Sehingga diperlukan perhitungan Work Load Analysis (WLA) dengan melakukan simulasi proses bisnis menggunakan standar BPMN agar dapat menentukan Formasi Tenaga Kerja (FTK) yang sesuai. Oleh karena itu, pada penelitian ini mengusulkan modifikasi framework TOGAF dan penyelarasan multidimensi business architecture untuk peningkatan efektivitas EA dan analisis beban kerja pegawai. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat efektivitas pengembangan EA. Teknik survei diterapkan pada evaluasi penelitian ini dengan menggunakan 7 faktor dan 18 indikator pengukuran efektivitas pengembangan EA. Hasil penelitian menunjukkan nilai indeks sebesar 85%, hal tersebut menujukan bahwa responden sangat setuju metode yang diusulkan efektif untuk pengembangan EA.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 233
Author(s):  
S. Thya Safitri ◽  
Gunawan Wibisono ◽  
Eliana Sachi Mulyono

IAPT 3.0 merupakan Instrumen Akreditasi Perguruan Tinggi yang telah ditetapkan pada tahun 2019 oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. IAPT 3.0 merupakan instrumen penilaian terbaru yang telah disesuaikan dengan peraturan perundangan terkini dan sebagai upaya perbaikan berkelanjutan. Salah satu perubahan pada IAPT 3.0 terletak pada penilaian Kerjasama di Pendidikan Tinggi. Institut Teknologi Telkom Purwokerto (ITTP) sebagai salah satu perguruan Tinggi swasta di Jawa Tengah merasa perlu beradaptasi dengan instrumen akreditasi yang baru ini untuk meningkatkan nilai akrerditasi Perguruan Tinggi. Permasalahan yang dihadapi oleh ITTP untuk proses bisnis Kerjasama adalah seluruh aktivitas masih dilakukan secara manual dan belum terintegrasi. Permasalahan tersebut menjadikan ITTP perlu berinovasi dengan teknologi untuk menyelaraskan antara strategi bisnis dan teknologi informasi khususnya pada proses bisnis Kerjasama. Penyelarasan dilakukan dengan membuat enterprise architecture (EA) yang sesuai dengan proses bisnis Kerjasama pada ITTP. Perancangan EA menggunakan TOGAF ADM yang meliputi fase preliminary phase, architecture vision, business architecture, information system architecture, technology architecture, opportunities and solutions dan migration planning. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah rancangan EA yang telah disesuaikan pada  proses bisnis Kerjasama di ITTP dan architecture roadmap yang disusun menggunakan metode Promethee. Berdasarkan metode Promethee, urutan pengembangan aplikasi ePartnership sesuai dengan fungsionalitas sistemnya adalah diawali dengan pembuatan fungsionalitas pengajuan Kerjasama, alert system, dan terakhir adalah evaluasi kegiatan Kerjasama.


Author(s):  
Salsa Tini Kareksi ◽  
Sudin Saepudin

Dinas Perhubungan Kabupaten Sukabumi mempunyai beberapa bidang salah satunya bidang Kasubag Umum dan Kepegawaian yang mempunyai fungsi pengumpulan dan pengolahan data. Fungsi tersebut tentunya banyak dikerjakan oleh bagian pengarsipan surat karena bagian tersebut merupakan bagian yang paling penting atau bisa disebut sebagai jantung dari Dinas Perhubungan Kabupaten Sukabumi. Dimana bagian tersebut mengatur pengelolaan dalam surat masuk, surat keluar, dan laporan surat. Kegiatan pengelolaan surat masih menggunakan buku agenda, kartu disposisi dan Microsoft Office sehingga kegiatan pengelolaan surat terlihat masih belum optimal. Dari kegiatan pengelolaan surat di Dinas Perhubungan Kabupaten Sukabumi ditemukan beberapa permasalahan yaitu terjadi kehilangan data surat masuk tahun 2019 mencapai 50% sedangkan kesalahan dalam pendataan surat terjadi pada data surat keluar mencapai 10-40% sehingga dapat berpengaruh terhadap pembuatan laporan jumlah surat. Dinas Perhubungan Kabupaten Sukabumi harus mewujudkan Enterprise Architecture untuk dapat mengatur dan mengawasi dalam pengelolaan surat. Dengan adanya hal tersebut, maka peneliti akan membuat “Perancangan Federal Enterprise Architecture Framework Pada Pengelolaan Surat Di Dinas Perhubungan Kabupaten Sukabumi”. Hal ini akan menjadi solusi dari permasalahan tersebut. Penelitian ini akan menghasilkan kerangka kerja (blueprint) yang berupa business architecture, data architecture, application architecture, dan technology architecture.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document