Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

25
(FIVE YEARS 2)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu)

2528-6897, 2085-8612

Author(s):  
Sri Aju Indrowaty ◽  
Sumarlam Sumarlam Sumarlam

Sri Aju Indrowaty Sumarlam Universitas BrawijayaUniversitas Sebelas Maret [email protected]@gmail.com   AbstrakLagu adalah sesuatu yang membuat pendengar menjadi terhibur, apalagi bila lagu itu mempunyai tema yang tak lekang oleh masa yaitu tema Cinta. Pada Japan Pop atau J-Pop nama Utada Hikaru merupakan penyanyi pop dan pencipta lagu yang tidak asing lagi. Disamping itu termasuk bintang besar di Jepang. Sangat menarik apabila teks lagu dari penyanyi ini dianalisis melalui analisis wacana kritis (Anawa). Artikel ini bertujuan untuk memaparkan analisis teks lagu first love dan Prisoner of love oleh Utada Hikaru dan bagaimana unsur kognisi sosial dan konteks yang terdapat dalam kedua lagu tersebut. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan (library research). Simpulan dari Analisis wacana kritis pada riset mini ini yaitu Tema pada kedua lagu kenangan dan kekaguman kepada orang yang dicintai. Sedang kognisi sosial lebih menekankan bahwa menikah muda bukan suatu halangan untuk berkarir, sedang konteks sosial kekaguman kepada penyanyi yang bilingual yaitu bisa berbahasa Jepang dan Bahasa Inggris.Keyword : Analisis wacana kritis, lirik lagu, kognisi sosial, konteks  AbstractThe song is something to entertain the listener, especially love songs. A famous Japan Pop, Utada Hikaru is a big star in Japan. It will be very interesting to analyze the song lyrics using critical discourse analysis. This study is aimed at explaining the analysis of song texts of Utada Hikaru’s songs, first love and prisoner and how the elements of social cognition and context existed in those songs. By using descriptive qualitative research, there were some conclusions taken. The conclusion of critical discourse analysis in this mini research is the theme on both songs of memories and admiration to loved ones. Medium social cognition more suppressed young married is not an obstacle to a career, is the social context of admiration for bilingual singers that can be watched Japan and English.Keywords: critical discourse analysis, song lyrics, social cognition, context 


Author(s):  
Nuzulia Fitriatun Nisa'

Abstrak            Majas merupakan sebuah fenomena bahasa yang ada di tiap bahasa di dunia. Majas dipakai untuk menjelaskan perubahan, pergeseran, dan perluasan makna kata dapat terjadi akibat perkembangan dan kemajuan yang dialami manusia sebagai pemakai bahasa. Dalam bahasa Jepang ada 3 majas yakni metafora, metonimi, sinedoke. Cabang ilmu linguistik kognitif sering dipakai untuk menjelaskan majas, karena penjabarannya yang dapat diterima oleh akal. Linguistik kognitif juga berperan untuk menjembatani kearbiteran bahasa agar sebuah makna dalam sebuah majas dapat dipahami para pembelajar.Keyword : linguistik kognitif, majas, fenomena bahasa AbstractFigurative language is a language phenomenon that exists in every language in the world. It is used to explain changes, displacement, and can be drawn word meaning can occur development and progress made by humans as language users. There are 3 figurative languages in Japan, namely metaphor, metonymy, synecdoche. Cognitive linguistics branch is often used to explain them because of the logically explanation as a reason. Besides, cognitive linguistics also has a role as a bridge the language arbitrary in order the meaning of figurative speech can be easily understood by the readers.Keywords: cognitive linguistics, figurative language, language phenomena


Author(s):  
Ayu Nur Azizah ◽  
Irta Fitriana

Ayu Nur AzizahSekolah Menengah Pertama Sains [email protected]  Irta FitrianaUniversitas of Pesantren Tinggi Darul Ulum [email protected]  AbstrakPenelitian ini merupakan studi ilmu requests strategy  pada Quran tafsir yang disampaikan oleh Nouman Ali Khan pada surah Al-Ihklas dan Al-Bayyinah menggunakan teori Blum-Kulka. Penelitian ini mengaplikasikan pendekatan pragmatik untuk menganalisis tipe dan pengaplikasian  strategi-strategi request. Tujuan penelitian ini adalah; (1) untuk mengidentifikasi tipe request yang digunakan oleh Nouman Ali Khan pada pembelajaran Qur’an Tafsir Al-Ikhlas dan Al-Bayyinah dan (2) untuk menjelaskn pengaplikasian request yang disampaikan oleh Nouman Ali Khan dalam pembelajaran Qur’an Tafsir Al-Ikhlas dan Al-Bayyinah. Metode penelitian kualitatif dengan data berupa ujaran yang didapat dalam transkrip video pembelajaran Qur’an Tafsir Al-Ikhlas dan Al-Bayyinah.Hasil dari penelitian ini menjabarkan dua poin. Pertama, ditemukan tujuh tipe request yang diaplikasikan. Tipe yang ditemukan yakni;  (1)Suggestory Formulae 29%, (2) Obligation Statement 21%, (3) Query Preparatory 19%, (4)Strong Hint 13%, (5) Performatives 10%, (6) Mild Hint 6% dan (7) Want Statement. Tipe yang paling sering digunakan adalah Suggestory Formulae dan yang paling sedikit muncul adalah Want Statement. Kedua, setiap request yang digunakan dalam ujaran selalu memiliki kata kunci unsur yang membedakan tipe-tipe request. Ada dua factor yang mempengaruhi pengaplikasian requests yaitu kasus dan fungsi. Suatu kasus mempengaruhi pembicara dalam mengujarkan request yang didasarkan oleh konteks pembelajaran yang sedang dibahas. Sementara fungsi mempengaruhi tipe request yang diujarkan oleh Nouman Ali Khan yang bertujuan untuk menyampaikan tujuan  isi surah. Kesimpulannya, penelitian ini bermanfaat bagi pembelajaran serta pengaplikasian request strategi. Kata kunci: pragmatic, tipe request, quran tafsir ABSTRACTThis is a study of requests strategies delivered by Nouman Ali Khan in Quran tafseer lectures of Qs.Al-Ikhlas and Qs.Al-Bayyinah using Blum-Kulka Theory. This study applied pragmatic approach to analyze the type and the application of request strategies. The aims of this study are; (1) to identify the types of request that are used by Nouman Ali Khan lectures entitled "Qur’an Tafseer of Qs. Al Ikhlas"and " Qur’an Tafseer of Qs. Al Bayyinah" and (2) to explain the application of request used by Nouman Ali Khan lectures entitled "Qur’an Tafseer of Qs. Al Ikhlas"and" Qur’an Tafseer of Qs. Al Bayyinah". This research employed descriptive qualitative method. The data of this study were the utterances taken from the transcript of Quran tafseer lectures of Qs.Al-Ikhlas and Qs.Al-Bayyinah uttered by Nouman Ali Khan. There were 48 data found by the researcher.            The result of this research showed two points. First, seven types of requests appeared. They were (1)Suggestory Formulae 29%, (2) Obligation Statement 21%, (3) Query Preparatory 19%, (4)Strong Hint 13%, (5) Performatives 10%, (6) Mild Hint 6% and (7) Want Statement. The type commonly used was Suggestory Formulae then the least was Want Statement 2%. Second, there found that each request uttered by the speaker always has signal words. The signal differentiates each requests base on the types. There are also two factors that influence the application of requests. Those are case and signal.  The case influenced the speaker to utter the requests based on the context of lectures. While function influenced the requests types spoken by Nouman Ali in order to convey his intention. Finally, this research is advantageous for learning and applying requests strategies. Keywords: Pragmatics, types of requests, quran tafseer  


Author(s):  
Ninik Afriani ◽  
Endang Suciati

AbstractThis project aims to give an analysis of the signs of confrontation in terms of postmodernism strategies by Brian McHale experienced by the main character in Gwendolyn Willow Wilson’s Alif The Unseen. Besides, the researcher analyzed the novel used the theory by Jean Francois Lyotard and Fredrich Jameson to describe the main character’s reaction toward ontological confrontation in postmodern society used in the novel. This article is qualitative research which used the Postmodernism studies to understand one of the strategies to show the ontological confrontations in the novel. This article elaborated some ontological confrontations in postmodernism including confrontation between the fiction and the historical realemes, the fusion between two worlds, and also polyglot. Meanwhile, this article also classified the main character’s reaction toward the ontological confrontation in 5 reactions: refusal reaction, skeptical reaction, curiousity reaction, surprise reaction, and acceptance reaction. It can be concluded that Alif as the part of Postmodern society must recognized the jinn creatures around him as the hacker who has the high ability and dependency of the technology.Keywords: Confrontation, Alif The Unseen, Postmodernism AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk memberikan analisis terhadap tanda-tanda konfrontasi dalam hal strategi postmodernisme oleh Brian McHale yang dialami oleh tokoh utama dalam Alif The Unseen karya Gwendolyn Willow Wilson. Selain itu, peneliti menganalisis novel menggunakan teori oleh Jean Francois Lyotard dan Fredrich Jameson untuk menggambarkan reaksi karakter utama terhadap konfrontasi ontologis dalam masyarakat postmodern yang digunakan dalam novel. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan studi Postmodernisme untuk memahami salah satu strategi untuk menunjukkan konfrontasi ontologis dalam novel. Artikel ini menguraikan beberapa konfrontasi ontologis dalam postmodernisme termasuk konfrontasi antara fiksi dan kenyataan sejarah, fusi antara dua dunia, dan juga polyglot. Sementara itu, artikel ini juga mengklasifikasikan reaksi karakter utama terhadap konfrontasi ontologis dalam 5 reaksi: reaksi penolakan, reaksi skeptis, reaksi rasa ingin tahu, reaksi kejutan, dan reaksi penerimaan. Dapat disimpulkan bahwa Alif sebagai bagian dari masyarakat Postmodern harus mengakui makhluk jin di sekitarnya sebagai peretas yang memiliki kemampuan tinggi dan ketergantungan teknologi.Kata kunci: Konfrontasi, Alif The Unseen, Postmodernisme 


Author(s):  
Tarwia Ulfa ◽  
Trikaloka Handayani Putri

Abstract This study focuses on depicting self-determination performed by main character’s act and how her self-determination gives the impact to her existence. The self determination is the way she takes decision in love life, beliefe, and social life that give impact in her existence. The first problem talks about how Elizabeth Gilbert or Liz determines herself from the conflict in her life. The second will continue the impact she get from her self-determination. This research applies literary criticism in order to describe Self-Determination of Liz’s Character for her existentialism in the phrase, quotation, and statement that related with self-determination in the novel. To answer the problems, this study uses the theory of existentialism by Jean Paul Satre,especially in his book entitled Existentialism is Humanism. The data divides into 2 part that explain about what are the decision Liz take in love life, beliefe, and social life then the impact of her self-determination. The result from the first statement is Liz’s decision as her actualization to determine her destiny in life. Then the impact as her choise she takes is the circumstances she responsible. Key words: Self-determination, existentialism, Jean Paul Sartre, Eat, Pray, Love novel. Abstrak Penelitian ini berfokus pada penggambaran penentuan nasib sendiri yang dilakukan oleh tindakan utama dan bagaimana penentuan nasib sendiri berdampak pada keberadaannya. Penentuan nasib sendiri dari cara dia mengambil keputusan dalam kehidupan cinta, kepercayaan, dan kehidupan sosial yang memberi dampak pada keberadaannya. Masalah pertama berbicara tentang bagaimana Elizabeth Gilbert atau Liz menentukan dirinya dari konflik dalam hidupnya. Yang kedua akan melanjutkan dampak yang didapat dari penentuan nasib sendiri. Penelitian ini menggunakan kritik sastra untuk menggambarkan penentuan nasib sendiri karakter Liz untuk eksistensialismenya dalam frasa, kutipan, dan pernyataan yang terkait dengan penentuan nasib sendiri dalam novel. Untuk menjawab masalah tersebut, penelitian ini menggunakan teori eksistensialisme oleh Jean Paul Satre, khususnya dalam bukunya yang berjudul Existentialism is Humanism. Data dibagi menjadi 2 bagian yang menjelaskan tentang keputusan yang diambil Liz dalam kehidupan cinta, kepercayaan, dan kehidupan sosial kemudian dampak dari penentuan nasib sendiri. Pernyataan pertama adalah keputusan Liz untuk mewujudkan takdirnya dalam kehidupan. Maka dampak dari pilihannya yang dia ambil adalah situasi dia bertanggung jawab. Kata kunci: Penentuan nasib sendiri, eksistensialisme, Jean Paul Sartre, Eat, Pray, Novel cinta.


Author(s):  
Dyah Aju Hermawati

 Dyah Aju [email protected] Department State Polytechnic of Jember  AbstractThis article with reference to James’s novel The Portrait of a Lady (1881) tries to describe Isabel’s stages of relationship. Henry James is primarily known for series of major novels in which he portrayed the encounter of Americans with Europeans, and his plot centered on the personal relationship. Relationship is one of the most domineering and recurring motifs in the works of James. James’ main contention for personal relationship is that a relationship develops through stages of relationship. To analyze it, George Levinger’s stages of relationship theory is applied, starting from the (A) attraction stage, (B) building stage, (C) continuation stage, (D) deterioration stage and (E) ending stage. Based on the analysis,it can be described that Isabel’s relationship with Osmond develop through five stages of relationship. It is began when they are attracted each other and building a relationship, then their relationship become consolidated. When they feel that their relationship as less desirable or worthwhile and the deterioration can not be stopped, they end their relationship due to lack of love, trust and mutual understanding as the root cause for the failure of a relationship. Hence, in a relationship individuals should be aware of loving, understanding, trusting each other and caring commitment to continue and maintain a relationship for long term success.[WU1] Key Words : personal relationship, stages of relationship AbstrakArtikel tentang novel Henry James yang berjudul The Portrait of a Lady (1881) bertujuan mendeskripsikan tahapan-tahapan hubungan dari tokoh utama wanita, yaitu Isabel Archer. Henry James adalah penulis yang terkenal dengan novel-novelnya yang mendeskripsikan hubungan antara orang Amerika dengan orang Eropa, dan alur ceritanya berpusat pada hubungan antar individu. Hubungan antar individu adalah motif yang dominan pada tulisan James, terutama bahwa suatu hubungan antar individu akan berkembang melalui tahapan-tahapan hubungan.Untuk menganalisanya, diaplikasikan teori tahapan-tahapan hubungan George Levinger, mulai dari tahapan perkenalan (Attraction Stage), tahapan membangun suatu hubungan (Building Stage), tahapan melanjutkan hubungan (Continuation Stage), tahapan kemunduran hubungan (Deterioration Stage) dan tahapan akhir hubungan (Ending Stage). Berdasarkan analisa, dideskripsikan bahwa hubungan Isabel dan Osmond, berkembang melalui lima tahapan hubungan. Mulai dari tahapan perkenalan, yaitu tahap mereka pertama kali bertemu, kemudian tahapan membangun suatu hubungan yang lebih dekat, sampai berlanjut pada satu ikatan berkomitmen. Ketika mereka mulai merasakan bahwa hubungannya tidak lagi diinginkan dan mengalami kemunduran, dan hal ini tidak dapat dihentikan, maka mereka mengakhiri hubungan. Sebab utama kegagalan suatu hubungan karena kurangnya kasih sayang, kepercayaan dan pengertian.  Oleh karena itu untuk menjalin suatu hubungan, antar individu harus saling mengerti dan percaya satu sama lain dan selalu memegang komitmen serta menjaga hubungan tersebut berlansung sukses.Kata-kata Kunci: hubungan antar individu,Tahapan-tahapan hubungan 


Author(s):  
Abdul Hakim

This paper is ground by the presence of novel Pararaton as a new form of text Pararaton. The problem in this paper is how the Pararaton text is perceived into a novel form. This paper aims to explain the novel differences with the classic Pararaton texts and to show an inversion in the form of a novel that is adapted according to the horizon of today's readers' expectations. To address this problem, this paper uses Hans Robert Jauss' reception theory and phenomenology methods. This paper shows some analysis results.  First, the novel Pararaton shows richer with narrative detailing than the Pararaton text. Secondly, Novel Pararaton also shows the creation of the depiction of Ken Arok, Ken Dedes, and Tunggul Ametung. The creations relate to the expectations horizon of today's society. Third, Pararaton's novel as a reflection of Pararatonic classical texts, figures or characterizations, story settings, and grooves. Fourth, the novel Pararaton presented with a full ethical narrative in describing the characters Tunggul Ametung and Ken Arok.Key word: novel Pararaton, reception, the expectation horizon, inversion


Author(s):  
Irta Fitriana
Keyword(s):  

AbstrakMembuat iklan sama halnya dengan melakukan komunikasi kepada orang lain. Hal ini sejalan dengan prinsip Pragmatik, dimana inti dari sebuah komunikasi adalah tersampainya pesan dengan baik. Penelitian ini memilih iklan XL bebas yang diambil dari tabloid PULSA sebagai objek kajian. Iklan ini akan dianalisis dari segi speech act (Locution, Illocution, Perlocution), berdasarkan teori Austen/Searle dan analisis copywriting. Dari hasil analisis, disimpulkan bahwa pesan iklan memiliki maksud tersendiri yakni respektif respon  dari pembaca. Selain itu elemen copywriting juga sangat menentukan dalam menuliskan pesan iklan guna menarik perhatian pembaca. keywords: speech act, locution, illocution, perlocution, advertisement, copywriting,  Â Abstract Creating an ad is similar to conduct a communication. This is in line with the principle of Pragmatics that is transmitting a message. This study chose XL ads as the objects of study taken from PULSA tabloid. These ads will be analyzed in terms of Speech Act (Locution, Illocution, Perlocution), based on Austen / Searle and copywriting analysis. From the analysis, it is concluded that the ad messages have its own purpose namely respective responses from readers. In addition, elements of copywriting are also crucial to attract readers. key words: speech act, locution, illocution, perlocution, advertisement, copywriting


Author(s):  
Mohammad Faizal Fuad Aziz

Abstrak Analisis struktural digunakan oleh penulis dalam menganalisis cerpen Yabu no Naka dengan jalan memisahkan unsur-unsur pembentuk cerpen yaitu: tokoh dan penokohan, alur, latar dan pelataran, tema, dan amanat. Dialog-dialog yang dilakukan antar tokoh menyebabkan perwatakan masing-masing tokoh dapat terungkap lebih jelas. Pengaluran dalam cerpen Yabu no Naka menggunakan alur flashback (regresif) dan ada konflik yang terjadi yang berhubungan dengan tokoh utama dan tokoh tambahan serta ada hubungan kausalitas antara peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain. Latar utama dalam cerpen Yabu no Naka ini adalah Yamashina, sebuah kota di Prefektur Kyoto. Tema utama dalam cerpen Yabu no Naka ini adalah pembunuhan dan pembenaran.Kata kunci: analisis struktural, regresif, alur  Abstract Structural analysis is used by the writer in analyzing the short story of Yabu no Naka by separating the forming elements of short stories, namely: character and characterization, plot, background and court, theme, and date. Dialogues made between characters cause the character of each character can be revealed more clearly. The distribution in the short story of Yabu no Naka uses the flashback (regressive) flow and there is a conflict that occurs related to the main character and additional characters and there is a causal relationship between one event and another. The main setting in the short story of Yabu no Naka is Yamashina, a city in Kyoto Prefecture. The main theme in this short story of Yabu no Naka is murder and justification.Keyword: structural analysis, regressive, plot


Author(s):  
Pramudana Ihsan

Pramudana IhsanUniversitas Muhammadiyah [email protected] AbstractEdward Estlin Cummings (1894-1962) was not a person who was trifling in the literary world. His ideas of several new writing styles were publicly known and were able to inspire many poets in this world. The new ideas of writing styles including lowercase writing on a few subjects, lack of commas, full stops, spaces, and also parentheses which are placed on the wrong spots. All of those things are manifested on the one of his great poems, titled [i carry your heart with me (I carry it in]. Even though several persons called the ideas as “peculiar ideas,” but the poet, made those peculiar ideas and also the deep sentences inside as the media to analyze this poem until it was able to be understood and discussed as literary subject. The phonological level analysis used sound devices understanding and semantics analysis which recommended by Fromkin, Rodman, & Hyams (2011: 148), used figure of speech recognizing; are maximally optimized in this work in order to serve the appropriate result as it is hoped, to be one of learning media in the literary discussion.   Keywords: Edward Estlin Cummings, phonological level analysis, grammatical level  AbstractEdward Estlin Cummings (1894-1962) merupakan orang yang terkenal dalam dunia sastra. Ide-idenya tentang gaya penulisan baru telah dikenal publik dan mampu menginspirasi banyak penyair di dunia, termasuk penulisan huruf kecil pada beberapa subjek, kurangnya koma, berhenti penuh, spasi, dan juga tanda kurung yang ditempatkan di tempat yang salah. Semua hal itu atertuang dalam puisinya yang berjudul (I carry your heart with me). Meskipun beberapa orang menyebut ide sebagai "ide yang aneh," tetapi dia mampu menuangkan ide tersebut dalam bait- bait puisi yang mendalam dari segi analisis tingkat fonologis berdasarkan suara dan analisis semantik yang direkomendasikan oleh Fromkin, Rodman, & Hyams (2011: 148). Selain itu, pengenalan kata- kata kiasan digunakan secara optimal sebagai salah satu media pembelajaran dalam diskusi sastra.Kata kunci: Edward Estlin Cummings, analisis tingkat fonologi, level gramatikal  


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document