Biospecies
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

42
(FIVE YEARS 26)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By "Faculty Of Education And Teacher Training, Jambi University"

1979-0902, 2503-0426

Biospecies ◽  
2020 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 22-31
Author(s):  
Fendi Pradana ◽  
Tri Apriadi ◽  
Ani Suryanti
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis makroalga, pola sebaran makroalga dan mengetahui kualitas perairan di pesisir Desa Mantang Baru Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. Stasiun pengambilan sampel ditentukan dengan metode purposive sampling. Terdapat 3 stasiun berdasarkan keberadaan ekosistem, yaitu ekosistem karang, ekosistem lamun, dan perairan berhadapan mangrove. Pengambilan sampel makroalga dilakukan pada setiap stasiun pengamatan menggunakan metode transek garis. Penempatan transek pada tiap lokasi untuk pengambilan makroalga sebanyak 3 garis transek sepanjang 100 m, penetapan plot pertama dilakukan berdasarkan titik pertama kali ditemukannya makroalga yang ditarik tegak lurus terhadap garis pantai dengan jarak antar garis 100 m. Hasil penelitian memberikan informasi bahwa divisi Chlorophyta (alga hijau) merupakan kelompok yang paling banyak dijumpai di ekosistem lamun (59%), sedangkan di ekosistem karang dan daerah yang berhadapan dengan mangrove, komposisi tertinggi dari divisi Phaeophyta (alga coklat) dengan komposisi masing-masing 69% dan 44%. Pola sebaran pada jenis makroalga di perairan Desa Mantang Baru pada setiap stasiun termasuk kategori mengelompok dengan kisaran nilai 1,87-3,46. Parameter fisika dan kimia perairan di Desa Mantang Baru secara unum memenuhi baku mutu peruntukan biota, kecuali parameter nitrat dan fosfat.


Biospecies ◽  
2020 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 16-21
Author(s):  
Mentoria Alviani Sitinjak ◽  
Emantis Rosa ◽  
Rochmah Agustrina ◽  
Sutyarso
Keyword(s):  
Ex Situ ◽  
Musa Sp ◽  

Kebun Raya Liwa (KRL) adalah kawasan konservasi tumbuhan ex-situ yang memiliki banyak koleksi tumbuhan sehingga akan berdampak pada banyaknya jenis tanaman phytotelmata. Phytotelmata adalah tanaman yang pada bagian organnya dapat menampung air dan dimanfaatkan berbagai organisme termasuk nyamuk sebagai tempat perindukan alami. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik phytotelmata dan pola sebaran phytotelmata di Kebun Raya Liwa, Lampung Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2019 – Januari 2020 di Kebun Raya Liwa dan Laboratorium Botani Universitas Lampung. Metode penelitian dilakukan secara deskriptif dengan pendekatan metode survey. Data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar. Hasil penelitian menunjukan terdapat 7 jenis phytotelmata di Kebun Raya Liwa yaitu Nepenthes mirabilis, Cyathea coopei, Bambusa sp. Areca catechu, Musa sp. Colocasia gigantea, dan Crynum asiaticum dengan 2 pola sebaran phytotelmata yaitu berkelompok dengan nilai IP berkisar antara 0,813-1,194 dan pola sebaran secara seragam dengan nilai IP -2,08.Kata Kunci: Phytotelmata, Tempat Perindukan Alami, Kebun Raya Liwa


Biospecies ◽  
2020 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 1-9
Author(s):  
Margaretha Solang ◽  
Yurnia Ningsih N. Ismail ◽  
Wirnangsih D. Uno
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi komposisi proksimat dan nilai indeks glikemik nira aren. Analisis kadar air menggunakan metode oven, protein menggunakan metode semimikro kjeldhal, kadar abu menggunakan metode thermografimetri, dan lemak menggunakan metode ekstruksi langsung dengan alat soxhlet, karbohidrat menggunakan metode by difference, dan gula mengunakan metode Luff schoorl . Analisis indeks glikemik menggunakan perhitungan luas area dibawah kurva menggunakan metode finger-prick capillary blood. Pengukuran kadar glukosa darah pada 10 orang responden yang diberi glukosa murni dan nira aren. Hasil penelitian menunjukkan nira aren mengandung 91,1% air, 0,28% kadar abu, 0,41% protein, 0% lemak, 8,21% karbohidrat dan 0,67% jumlah gula. Rata-rata glukosa darah responden setelah mengkonsumsi glukosa murni dan nira aren pada menit ke-0, 30, 60, 90, 120 yaitu sebagai berikut 93,2 mg/dL, 155,4 mg/dL, 124,2 mg/dL, 93,8 mg/dL, 79,1 mg/dL, dan 81,8 mg/dL, 118,6 mg/dL, 92,6  mg/dL, 74,1 mg/dL, dan 63,7 mg/dL. Nilai indeks glikemik nira aren adalah 35,56 berada pada kategori rendah, sehingga nira aren merupakan minuman alternatif untuk menjaga kadar gula darah.


Biospecies ◽  
2020 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 10-15
Author(s):  
Silvia Hermirita ◽  
Roza Elvyra

Data yang tersedia dan informasi yang lengkap mengenai jenis-jenis ikan genus Pangasius di perairan Sungai Kampar Kiri masih sangat kurang, maka perlu dilakukan penelitian tentang inventarisasi jenis-jenis ikan genus Pangasius di perairan Sungai Kampar Kiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis ikan genus Pangasius di perairan Sungai Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Sampel ikan dikumpulkan dari nelayan setempat mulai bulan Desember 2017 sampai Desember 2018. Ikan diidentifikasi di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Universitas Riau. Ikan genus Pangasius yang ditemukan di Perairan Sungai Kampar Kiri yaitu patin getah (P. nasutus), patin putih (P.  hypophthalmus), dan patin keramba (P. pangasius).


Biospecies ◽  
2020 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 46-51
Author(s):  
Sukmawati Sukmawati ◽  
FEBRIANTI ROSALINA

Antibiotik adalah bahan obat yang sangat memegang peranan penting dalam menanggulangi penyakit infeksi. Senyawa antimikroba dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, dan mikroba. Senyawa antimikrob yang dihasilkan oleh mikroba memiliki keunggulan dibandingkan dengan antibiotik sintetik karena memiliki sifat yang lebih efektif, sebab targetnya spesifik serta toksisitasnya rendah. Tujuan dari penelitian yang telah dilakukan ialah untuk mengisolasi bakteri dari tanah yang mampu menghasilkan senyawa antimikrob, serta untuk menguji aktivitas penghambtannya terhadap  pertumbuhan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Metode yang telah digunakan dalam penelitian ini ialah isolasi, purifikasi, dan seleksi bakteri dari sampel tanah dengan metode uji penghambatan sedangkan bakteri Bacillus sp. Merupakan bakteri pembanding. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh terdapat 2 isolat yang berpotensi memiliki aktivitas antimikroba yaitu isolat 1 dan isolate 4. Isolat 1 lebih berpotensi menghambat E. coli dengan indeks hambat 4.0 mm dibandingkan dengan penghambatan S. aureus dengan indeks hambat 3.1 mm. Sedangkan isolat 4 lebih berpotensi menghambat S. aureus dengan indeks hambat 2.8 mm dibandingkan dengan penghambatan terhadap E. coli dengan indeks hambat 1.4 mm.


Biospecies ◽  
2020 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 37-45
Author(s):  
Jamilah Nasution

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa senyawa apa yang memiliki daya anti mikroba yang terkandung pada tanaman bangun-bangun dan belimbing wuluh, dan membandingkan tanaman mana yang daya antrimikrobanya lebih kuat.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental, dengan bakteri Escherichia coli sebagai representatip dari bakteri penyebab penyakit. Data yang diperoleh dianalisis menggunaan uji ANOVA. Berdasarkan hasil penelitian, batang dan daun tanaman bangun-bangun maupun daun dan buah belimbing wuluh positif mengandung senyawa metabolit sekunder saponin yang memiliki daya antimikroba yang ditunjukkan dengan kemampuan menghambat pertumbuhan E coli. Rata-rata diameter zona hambat dari ekstrak tanaman bangun-bangun dan belimbing wuluh ≥ 21 mm, sehingga dikatagorikan punya daya antimikroba kuat. Namun zona hambat yang terbentuk belum mampu menyamai atau mengalahkan zona hambat C 25% (52.54 and 43.1), ciprofloxacin (64.41), yaitu antibiotika yang dijual dipasaran yang dijadikan kontrol positif.


Biospecies ◽  
2020 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 29-36
Author(s):  
TIA WULANDARI ◽  
Tedjo Sukmono ◽  
Wawan Kurniawan
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biodivesitas ikan di Refuge area Sungai Kapas bagian Tengah Butan Harapan Jambi. Penelitian telah dilakukan pada Juli-Agustus 2019 di Sungai Kapas Hutan Harapan Jambi.  Penentuan refuge area dilakukan dengan menyusuri Sungai Kapas bagian tengah untuk menemukan anak-anak sungai yang sudah terputus dengan Sungai kapas,, serta bagian sungai kapas serta areal lubuk di Sungai Kapas. Terdapat 4 Refufe area yang dijadikan stasiun yaitu Stasiun 1 Putusan Marihot, Stasin dua Muara Bato, Stasiun 3 Lubuk Kapas, dan Stasiun 4 Lubuk Bato. Pengambilan sampel menggunakan jala lempar , seruo, dan jaring insang, serta tray net.  Hasil Penelitian didapatkan  375  ekor ikan, melputi 50 spesies, 29 genus,  dan 14 famili, serta 6 ordo.  Pada  stasiun 2  (Putusan Marihot)  ditemukan paling banyak jumlah ikan 151 ekor, diiukuti stasin 3 (Lubuk Kapas) 111 ekor, stasiun 3 (Muara Bato) 71 ekor dan Stasiun 4 ( Lubuk Bato ) 42 ekor.  Jumlah spesies setiap stasiun 1 (8 spesies), Stasiun 2 (16 spesies),  (29 spesies),  stasiun 4( 18 spesies).


Biospecies ◽  
2020 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 23-28
Author(s):  
Rizki Andre Handika ◽  
WATHRI FITRADA ◽  
ZULI RODHIYAH

Abstrak, Hutan kota adalah salah satu ruang terbuka hijau masyarakat yang mengontrol pencemaran atmosfer, air dan tanah Karbon dioksida (CO2) merupakan suatu substansi yang paling utama dari gas-gas rumah kaca dimana peningkatannya dapat terjadi dikarenakan penggunaan bahan bakar dan gas yang dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti infeksi-infeksi saluran pernapasan bagian atas, sakit di bagian hati, kanker dan lain sebagainya. Oleh karena itu, merupakan hal yang penting untuk mengurangi emisi-emisi CO2 yang salah satunya dapat dilakukan melalui pemanfaatan ruang terbuka hijau publik, khususnya adalah hutan kota. Kota Jambi sebagai sebuah kota besar di Indonesia tentunya memiliki potensi emisi CO2 yang juga besar. Tujuan dari riset ini adalah untuk memprediksi potensi dari vegetasi pohon di hutan kota yang dimiliki oleh Kota Jambi dalam mengurangi emisi gas CO2. Riset ini dilakukan di tiga lokasi: hutan kota Bagan Pete, hutan kota Muhammad Sabki, dan hutan pinus Kenali. Analisis vegetasi dilakukan dengan metode kuadran dimana plot observasi pada 10 x 10 m dilakukan untuk mendapatkan area basal secara acak. Pada setiap lokasi kemudian dideterminasi potensi pengurangan emisi CO2 masing-masing. Area basal dari vegetasi pohon-pohon di tiap lokasi didapatkan seluas 72,72 m2/Ha untuk hutan kota bagan Pete, 25,45 m2/Ha pada hutan kota Muhammad Sabki, dan 5,12 m2/Ha untuk hutan pinus Kenali. Sedangkan pengurangan CO2 dari vegetasi pohon di hutan kota pada tiap lokasi secara berurutan adalah 41.386 Ton/Ha/Tahun, 14.482,93 Ton/Ha/Tahun, 2.916,94 Tons/Ha/Tahun. Berdasarkan penelitian ini, hutan kota Bagan Pete memiliki potensi tertinggi dari ketiga hutan kota yang dimiliki oleh kota Jambi, dan total pengurangan emisi karbon dioksida di kota Jambi dari keberadaan hutan-hutan kota yang ada adalah sebesar 58.785,87 Ton/Ha/Tahun.


Biospecies ◽  
2020 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 1-7
Author(s):  
Firza Khairullah Sembiring ◽  
Riyani Susan BT Hasan

This research was conducted to determine the effectiveness of betel leaf extract conducted at a concentration of 2.5%, 5.0%, 7.5%, 10% as larvicide toward the development of Aedes Aegypti Sp. Aedes Aegypti Sp larvae are dangerous vectors in Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in humans. The method in this research was carried out on an experimental method by using a post-test only design and sampling with a purposive sampling method. The effectiveness of betel leaf extract larvicide on the development of Aedes Aegypti Sp larvae was carried out by mixing betel leaf extract with several concentrations in one container Aedes Aegypti Sp larvae inside. The results obtained in this research were carried out by the Kruskal-Wallis test, the test found that there was a significant difference because it was given a 95% confidence index. The larvae treated with betel leaf extract with a concentration of 10% had the highest effectiveness in stopping the development of Aedes Aegypti Sp larvae, which proved at the mortality at a concentration of 10%, found total mortality of 20 larvae in 8 hours of treatment. Betel leaf extract with a concentration of 10% had the highest effectiveness of discontinuing the development of Aedes Aegypti Sp larvae.


Biospecies ◽  
2020 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 8-14
Author(s):  
Nico Marcelino ◽  
Elisabeth Chindy Clara ◽  
Kania Indryani Fauhan ◽  
Alfi Syahri Ramadhana ◽  
I Nyoman Echrich Lister

Writing the results of the study was conducted to assess the effectiveness comparison of the ethanol extract of basil leaves with garlic with a concentration of 5%, 10%, 15% of each extract against the growing power of the Staphylococcus aureus bacteria. Staphylococcus aureus bacteria are gram-positive, cocci-shaped bacteria that live in colonies. These bacteria are normal flora in the human body that can harm humans. This study uses an experimental method with a post-test only design and the sample collection uses purposive sampling. The effectiveness test was carried out using the disk diffusion method, where the paper disc would be moistened with basil leaves ethanol extract of each concentration, is 5%, 10%, 15% and so was the ethanol extract of garlic. The results of the data obtained from this study continued with the Oneway-Anova test which will be continued with the Post-Hoc test, wherein the test there were significant differences from each treatment given. In bacteria treated with ethanol extract 15% basil leaves against Staphylococcus bacteria aureus, the effectiveness of the inhibition zone was found to be 9.2 mm in diameter where the inhibition zone was below the ethanol extract of 15% garlic which was 22.8 mm. Ethanol extract of 15% garlic has a good antimicrobial effect compared with ethanol extract of basil leaves 15% against Staphylococcus aureus bacteria.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document