JURNAL AGRIBISAINS
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

76
(FIVE YEARS 43)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Djuanda

2550-1151, 2442-5982

2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Nurbaiti Nurbaiti ◽  
S Evarozani ◽  
FD Agrippina

Peramalan produksi kakao di Lampung bertujuan untuk mengetahui ketersediaan kakao masa yang akan datang. Biji kakao yang dihasilkan dapat ditingkatkan dengan cara perbaikan proses yaitu menggunakan proses fermentasi. Analisis pengolahan biji kakao secara fermentasi dilakukan dengan analisis finansial. Penelitian dilakukan dengan studi literature dari berbagai sumber. Analisis data dilakukan menggunakan Software POM-QM for Windows Version 3.  Hasil dari penelitian ini adalah produksi kakao di Lampung mengalami peningkatan dari tahun 2021 hingga 2025. Pada tahun 2025 produksi kakao di Lampung mencapai 97.896ton. Analisis finansial pengolahan biji kakao menggunakan proses fermentasi menghasilkan nilai NPV Rp. 31166282.8, IRR 50.72%, PBP 2 tahun 9 bulan, dan B/C ratio 1,01. Hal ini berarti pengolahan biji kakao dengan cara fermentasi layak dilakukan berdasarkan analisis finansial.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Kristina Br. Sitinjak ◽  
Prof. Dr. Ir. Soetriono ◽  
Ati Kusmiati

The Kalisanen Plantation is one of the unit that is managed by PTPN XII who conducts the business in the fields of agribusiness as well as on the natural recources utilization optimizement. The resource that is optimized by Kalisanen Plantation is namely the use of the remaining company’s assets in the form of plantation land by means of partnership to a partner in the form of cooperation. The objectives of this study are: 1) to find out cooperation pattern between partners and PTPN XII Kalisanen Plantation and partners with the farmers, 2) to find out the income earned by farmers with PTPN XII Kalisanen Plantation in the pattern of partnership that is intertwined, 3) to find out the pattern of developmental strategy cooperated between partner and PTPN XII Kalisanen Plantation. The sampling collection method used quota sampling and expert judgment sampling. The data analysis method used descriptive analysis, revenue analysis, and the Analytic Hierarchy Process. The results showed that: 1) the partnership established by PTPN XII Kalisanen Plantation with partners is called the pattern of business cooperation, while the cooperation between the partners with farmers is called the operational partnership pattern. 2) partners with farmers of one hectare land in a period of one planting is profitable with an income of Rp 9.529.779. 3) priority criterion on partnership development strategy that exists between partner and PTPN XII Kebun Kalisanen is the criteria of land where as the priority alternative is to continue the Kerja Sama Usaha  activities of the land. Keywords: Cooperation Pattern, Revenue, Analytic Hierarchy Process


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Sitirahmadani Lubis ◽  
M. ALIF ALFARUQI ◽  
Aan Kriswana Fasha ◽  
Nurul Intan Manurung

Moringa leaves can be processed in various food and beverage products such as clear vegetables, juice, omelette, chips, nastar, donuts, bakwan and Moringa leaf noodles. In addition, Moringa leaves can be processed as herbal froods. Currently, with the covid-19 pandemic conditions around the world, many alternative herbal ingredients are consumed by the public to increase body nutrition in order to prevent transmission of the virus, one of which is Moringa leaves. Moringa plants are high in nutrients, such as vitamin C, calcium, vitamin A, potassium, and protein. The purpose of implementing this KKN activity is to provide information and, to provide assistance to the community in utilizing Moringa plants to prevent Covid-19, as well as to improve community skills in making Moringa herbal food to prevent Covid-19. This KKN was held at the in Air Joman Village, with a series of activities including the socialization of the importance of Moringa leaves, the preparation of raw materials for making herbal moringa foods, and the practice of manufacturing Moringa leaf herbal food products. The results of this activity were the socialization of the use of Moringa leaves as a way to increase immunity in order to prevent viruses and the practice of making Moringa leaf tea with village head, students and lecturers at Air Joman Village. Keywords: herbal food; moringa leaves; prevents covid-19


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Badiatud Durroh ◽  
Sugiyanto Sugiyanto

Bibit bud chips merupakan salah satu bibitan yang saat ini mulai dikembangkan di Indonesia.  Teknologi ini berasal dari Brazil dan Columbia. Brazil dan Columbia selama ini dipandang sebagai negara di Amerika Selatan yang cukup maju dalam hal  budidaya  tanaman tebu. Produksi tebu Brazil dan Columbia rata-rata mencapai 90-95 ton ha-1 dengan Rendemen antara 13%-15% dengan produksi hablur rata-rata per hektar adalah 11.7 - 12.35 ton ha-1   Keunggulan dari SBP adalah mempunyai daya tumbuh seragam, jumlah anakan yang dihasilkan lebih banyak dibanding sistem pembibitan konvensional.Penelitian ini bertujuan untuk Untuk menganalisis perbandingan produktivitas tebu dengan metode single bud planting dengan metode konvensional, Untuk menganalisis perbandingan rendemen tebu dengan metode single bud planting dengan metode konvensional, Untuk menganalisis perbandingan pendapatan petani tebu dengan menerapkan metode single bud planting dan metode konvensional. Target khusus pada penelitian ini adalah membuat acuan pedoman bagi petani tebu sebagai reverensi untuk melakukan metode penanaman yang dapat meningkatkan produktivitas , rendemen dan pendapatan petani tebu.  Penelitian dilakukan di kabupaten Bojonegoro tahun 2020, ynang diwakili oleh  beberapa wilayah sebagai sampel, yang dipilih dengan cara  Purposive Sampling Method. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif komparasional. Hasil yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan statistik deskriptif untuk data kuantitatif. Hasil Penelitian Menunjukkan bahwa Produktivitas tebu dengan metode single bud planting lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional. Atau dengan kata lain , metode single bud planting mampu meningkatkan produktivitas tebu secara significan. Rendemen tebu dengan metode single bud planting lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional. Atau dengan kata lain , metode single bud planting mampu meningkatkan rendemen tebu secara significan. Pendapatan petani tebu dengan metode single bud planting lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional. Atau dengan kata lain , metode single bud planting mampu meningkatkan pendapatan petani tebu secara significan.Kata kunci : tebu. Single bup lanting. Produktivitas , rendemen


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 11-23
Author(s):  
Damay Yanti ◽  
Wini Nahraeni ◽  
Siti Masithoh ◽  
Arifah Rahayu

Jawa Timur merupakan provinsi penghasil jeruk pamelo terbesar kedua di Indonesia, setelah Sulawesi Selatan (Pangkajene dan Kepulauan).  Produksi jeruk pamelo berfluktuasi, yang mengindikasikan adanya risiko produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sumber-sumber risiko produksi pada jeruk pamelo, tingkat risiko produksi dan merekomendasikan alternatif penanganan risiko jeruk pamelo. Penelitian dilakukan di Desa Tambakmas Kecamatan Sukomoro Kabupaten Magetan. Penarikan sampel menggunakan metode simple random sampling dengan jumlah petani sebanyak 50 orang. Metode analisis data menggunakan analisis variance, standard deviation dan coefficient variation. Sumber risiko dianalisis dengan skala likert 1-5 dan dianalisis secara statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani mempersepsikan sumber risiko yang paling tinggi adalah kerusakan akibat serangan hama dan penyakit, ketergantungan pada cuaca dan musim dan kurangnya curah hujan/kekeringan. Jumlah expected return berdasarkan produksi sebanyak 6.739,55 buah dengan tingkat risiko sebesar 0,64 artinya tingkat risiko yang dihadapi sebesar 64%. Nilai expected return berdasarkan penerimaan adalah sebesar Rp33.589.163,87 Penanganan yang dilakukan untuk mengurangi risiko adalah pengendalian hama dan penyakit dan pemeliharaan secara intensif seperti sanitasi kebun, pemeriksaan berkala buah yang terkena hama dan penyiraman.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 35-47
Author(s):  
Rian Hidayat

Penelitian ini betujuan untuk mengetahui keragaan usaha, kelayakan finansial dan sensitivitas usahatani Pepaya California. Metode penentuan responden menggunakan Cluster Random Sampling. Jumlah petani responden yang digunakan yaitu 20 orang. Penelitian ini menggunakan analisis NPV, IRR, Net B/C, PP, dan uji sensitivitas. Hasil penelitian menunjukan keragaan usaha Pepaya California di kelompok tani Lugina yaitu: sumber modal yang digunakan petani sebesar 100% modal sendiri. Kriteria luas lahan usaha tani dibedakan menjadi dua yaitu skala I dengan luas lahan 0,5 ha, sedangkan skala II dengan luas lahan 1 ha. Adapun status kepemilikan lahan yang dimanfaatkan petani 100% milik sendiri. Hasil yang diperoleh pada usaha tani skala I dengan luas lahan 0,5 ha, sedangkan skala II dengan luas lahan 1 ha, hasil analisa usaha taninya dinyatakan layak. Hasil analisis finansial dilakukan melalui perhitungan cashflow. Hasil perhitungan NPV lebih besar dari 0 yaitu skala I sebesar Rp.10.560.290 dan skala II sebesar Rp.35.869.202. Nilai Net B/C lebih dari 1 yaitu skala I sebesar 1,55 dan skala II sebesar 2,49. Nilai IRR yang dihasilkan pada skala I sebesar 46% dan skala II sebesar 108% lebih besar dari discount rate yang digunakan yaitu suku bunga Bank BRI sebesar 7%. Perhitungan payback period menghasilkan waktu pengembalian  usaha tani pada skala I yaitu 2 tahun 6 bulan dan skala II yaitu 2 tahun 8 bulan, hal ini dinyatakan layak secara finansial, sebab waktu pengembalian investasi dibawah umur bisnis yaitu 3 tahun. Adapun hasil  analisis sensitifitas menunjukkan bahwa usaha tani Pepaya California tidak sensitif terhadap perubahan kenaikan harga pupuk sebesar 3%., dan usaha tani ini baru sensitif pada perubahan penurunan harga produksi sebesar 5% dan penurunan jumlah produksi sebesar 10%.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 48-53
Author(s):  
Wafi Riadhotul huda ◽  
Himmatul Miftah ◽  
Arti Yoesdiarti

Vegetables can be in the form of plants or parts of plants that are consumed fresh or ripe as part of the diet. There are very diverse types of vegetables in the form of tubers, fruit, flowers or leaves. Leaf vegetables are the type most consumed. 97.29% of the Indonesian population consumes vegetables, the types of vegetables consumed by the Indonesian population are leaf vegetables such as kale, chicory and caisim. The purpose of this research is to analyze the efficiency of trading channels and marketing functions carried out by each marketing actor in the Bogor City Traditional Market by using trading margin, farmer share, profit ratio and R / C cost. This research was conducted on the trading channel actors in the Traditional Market in Bogor City. The number of respondents in the study were 15 farmer respondents and 42 merchant respondents from both markets. The data analysis used purposive method for lapak traders and snowball sampling from retailers to farmers. The results of this study were four leaf vegetable trading channels in the Traditional Market of Bogor City with the efficiency level of the three vegetables considered to be the most efficient, namely channel IV on kale vegetables, channel II on chicory and channel IV on caisim, with each having a margin of yield of 3500, 800, 700 and the highest farmer's share was 82.93%, 81.40% and 59.52%. Thus it is necessary to do more analysis related to the strategy of developing vegetable commodities of kale, chicory and caisim in traditional markets related to marketing activities.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 24-34
Author(s):  
Januar Ramadhan ◽  
Arti Yoesdiarti ◽  
Himmatul Miftah

Penelitian bertujuan untuk menganalisis efisiensi saluran pemasaran dan risiko distribusi Melon yang dijual di pasar tradisional Kota Bogor. Penelitian dilaksanakan di Pasar Jambu Dua dan Pasar Baru Bogor, pemilihan lokasi ini dilakukan secara purposive karena kedua pasar tersebut merupakan pasar tradisional terbesar di Kota Bogor yang mendistribusikan buah dengan kuantitas terbanyak salah satunya yaitu Melon. Penentuan sampel dilakukan secara purposive untuk pedagang retail di pasar tradisional Kota Bogor dan snowball sampling untuk pelaku tataniaga yang menyuplai ke pedagang eceran. Hasil penelitian menunjukan terdapat dua saluran pemasaran yang terbentuk. Saluran I Pedagang pengumpul di Klaten dan Kulonprogo - pedagang besar Pasar Induk Kramat Jati-pedagang pengecer Pasar Tradisional Kota Bogor - konsumen akhir, saluran II Pedagang pengumpul di Grobogan - pedagang besar Pasar Induk Kramat Jati - pedagang pengecer Pasar Tradisional Kota Bogor - konsumen akhir. Nilai marjin pemasaran dan farmer’s share pada analisis efisiensi saluran pemasaran menunjukan saluran pemasaran I dan II memiliki nilai marjin total yang sama yaitu Rp. 10.000 dan  farmer’s share paling tinggi yaitu pada saluran pemasaran II sebesar 23,08%. Hasil analisis risiko distribusi dengan pendekatan Enterprise Risk Management (ERM) menunjukan risiko paling tinggi adalah susut bobot tingkat pedagang pengumpul, rusak fisik di tingkat pedagang besar dan susut bobot di tingkat pedagang pengecer


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 1-10
Author(s):  
Maijar Dinata ◽  
Siti Masithoh ◽  
Himmatul Miftah
Keyword(s):  

Penelitian dilakukan di Desa Purwabakti Kecamatan Pamijahan, bertujuan untuk (1) mengetahui keragaan usahatani padi konsumsi dan penangkar benih,(2) mengetahui tingkat pendapatan usahatani padi konsumsi dan penangkar benih, dan (3) mengetahui tingkat analisis revenue cost ratio pendapatan terhadap biaya usahatani padi konsumsi dan penangkar benih. Metode penelitian adalah analisa deskriptif dan kuantitatif (analisis pendapatan, R/C, titik impas/BEP, dan analisis uji t). Hasil penelitian menunjukan bahwa pendapatan usahatani padi penangkar benih dari luas lahan 1 Ha sebesar Rp 23.728.288 dengan total penerimaan sebesar Rp 35.641.000 dan total biaya sebesar Rp 11.912.712,-. Pendapatan usahatani petani padi konsumsi dari luas lahan 1 Ha sebesar Rp 16.516.678 dengan total penerimaan sebesar Rp 27.257.900 dan total biaya sebesar Rp 10.741.222. (3) Hasil analisis R/C usahatani padi penangkar benih dari luas lahan 1 Ha sebesar 2,99 dan titik impas/BEP (harga) sebesar Rp 2.261, titik impas/BEP (produk) diperoleh 886 per kilogram, serta titik impas/BEP (penerimaan) sebesar Rp 5.517.678,-. Sedangkan hasil analisis R/C usahatani padi konsumsi dari luas lahan 1 Ha sebesar 2,54 dan titik impas/BEP (harga) sebesar Rp 2.089, titik impas/BEP (produk) diperoleh 1.081 per kilogram, serta titik impas/BEP (penerimaan) sebesar Rp 5.707.444,-. Berdasarkan hasil analisis uji t, nilai t hitung lebih besar dari t tabel, dengan nilai probabilitas kurang dari 0,05 artinya H0 ditolak atau H1 diterima, karena ada perbedaan yang nyata antara rata- rata pendapatan penangkar benih dengan padi konsumsi.


2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 115
Author(s):  
Wini Nahraeni ◽  
Arifah Rahayu ◽  
Siti Masithoh ◽  
Fitria Maharani

Magetan mrupakan sentra produksi pamelo di Jawa Timur. Di Magetan, lemahnya posisi tawar petani Jeruk pamelo dicirikan dengan sistem pemasaran yang diijonkan ketika masih di kebun sehingga harga menjadi murah.  Salah satu cara mengembangkan ushatani jeruk pamelo adalah melalui  pemberdayaan kelembagaan petani.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor penghambat, pendorong dan strategi penguatan kelembagaan untuk meningkatkan usahatani Jeruk Pamelo. Penelitian dilakukan di Kecamatan Sukomoro, Bendo, dan Takeran Kabupaten Magetan Provinsi Jawa Timur.  Pengambilan sampel petani dilakukan dengan metode simple random sampling berjumlah 37 orang petani, dan pengurus kelompok tani berjumlah 21 orang yang diambil secara purposive. Data dianalisis secara deskriptif eksplanatori dan analisis  medan kekuatan (Force Field Analysis). Hasil penelitian menunjukkan terdapat 18 faktor penghambat dan 12 faktor pendorong faktor penghambat terdiri atas umur petai tua, pendidikan, penerapan teknologi, pemeliharaan, kualitas bibit, sistem tebasan, penentuan harga, sumber pemasaran, akses pasar, manajemen gapoktan, peran serta petani, kualitas buah tidak menentukan harga, rendahnya kerjasama dalam pengadaan saprodi, kurangnya informasi dan akses ke lembaga keuangan, kemarau panjang, tingginya serangan hama dan penyakit, dan pandemi. Faktor pendorong terdiri atas pengalaman petani, keberagaman aksesi, kepemilikan lahan, kemudahan menjual hasil, petani aktif berkomunikasi, aktif mencari informasi budidaya, adanya pedoman teknik budidaya, bantuan bibit, bimbingan, penyuluhan, APM, kios sarana produksi, dan kesuainya materi PPL. Strategi penguatan kelembagaan adalah meningkatkan akses informasi dengan lembaga penunjang, membuat kerjasama penyampaian informasi, bimbingan dan evaluasi, menjaga kelestarian berbagai aksesi, bekerja sama dengan lembaga pemasaran/ asosiasi yang dapat meningkatkan bergaining position petani, akses dan informasi pemasaran. 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document