JURNAL MEDIA KESEHATAN
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

223
(FIVE YEARS 44)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Poltekkes Kemenkes Bengkulu

2654-5705, 1979-5750

2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 8-17
Author(s):  
Mifta Mansur ◽  
Budi Suprapti ◽  
Movita Hidayati ◽  
Umi Fatmawati

Permasalahan: Indonesia merupakan salah satu dari 30 negara dengan beban TB-MDR tinggi, diperkirakan terdapat 23.000 (kisaran, 16.000-31.000) kasus, dengan persentase 8,8% (kisaran, 6,2-12) untuk setiap 100.000 populasi. Salah satu tantangan dalam pengobatan TB MDR adalah tingginya tingkat efek samping. Pada bulan Mei 2016 WHO mengeluarkan rekomendasi penggunaan paduan pengobatan standar jangka pendek 9-11 bulan. Efek samping yang dapat timbul pada paduan pengobatan ini adalah terjadinya pemanjangan interval QTc akibat pemberian moksifloksasin (Mfx) dan klofazimin (Cfz). Tujuan penelitian: Untuk mengetahui kejadian pemanjangan interval QTc pada pasien TB MDR yang menerima regimen terapi jangka pendek. Metode penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pengambilan data secara retrospektif. Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling, didapatkan 51 subyek masuk kriteria eksklusi dan terdapat 74 subyek yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil: Telah terjadi pemanjangan interval QTc rata- rata 31,31±43,471 ms dari baseline, nilai interval QTc terpanjang 756 ms dengan rata-rata 468,54±33,565   ms, sebanyak 52 (70,3%) subyek mengalami efek samping interval QTc memanjang. Kesimpulan: Telah terjadi pemanjangan interval QTc pada pasien TB MDR dengan regimen terapi jangka pendek.


2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 1-7
Author(s):  
Muthiara Praziandite

Latar Belakang: Fussy Eating merupakan gangguan makan yang umum terjadi pada anak tetapi memilki dampak buruk bagi kesehatan, termasuk kesehatan gigi dan mulut. Early Childhood Caries (ECC) adalah penyakit jaringan keras gigi yang paling banyak terjadi pada anak dengan prevalensi mencapai 90% (Riskesdas, 2018) . Tujuan: peneltian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Fussy Eating dan Early Chidhhood Caries (ECC) pada anak.  Metode: penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 165 orang berusia 3-5 tahun beserta ibunya. Children Eating Behaviour Qutionnaire (CEBQ) subskala Food Fussiness digunakan untuk mengukur Fussy Eating pada anak. ECC diukur dengan index def-t. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil: Prevalensi anak dengan Fussy Eating adalah 50,9%. Terdapat hubungan bermakna antara Fussy Eating dan kejadian ECC pada anak (p-value = 0,010; OR = 2,380; 95% CI 1,273-4,450). Kesimpulan: Fussy Eating berkontribuasi dalam kejadian ECC.


2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 27-36
Author(s):  
Riana Versita ◽  
Dedy Almasdy ◽  
Zaini Dahlan

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kerasionalan penggunaan obat dan pola penggunaan pada pasien malaria di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu. Penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan Cross-Sectional menggunakan data rekam medik. Hasil penelitian menunjukan dari 101 pasien malaria yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi 23 orang diantaranya mengalami perubahan diagnosa dan 78 pasien yang tidak mengalami perubahan diagnosa. Selanjutnya dilakukan uji karakteristik demografi dan klinis serta evaluasi kerasionalan dengan pendekatan Gyssen dan DRP, juga hubungan antar variable menggunakan uji Chie-square dan Independent T Test dengan tingkat kepercayaan (confidence interval) 95%. Hubungan karakteristik sosial demografi terhadap perubahan diagnosa, kelompok usia lebih berisiko dan berpengaruh 4,314 kali terhadap terjadinya perubahan diagnosa dibandingkan jenis kelamin dan pendidikan. Pada pola penggunaan obat terhadap lama rawatan diperoleh obat tunggal dan kombinasi tidak berbeda secara bermakna terhadap lama rawatan (p>0,05) secara statistik penggunaan obat tunggal lebih efektif tetapi perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kejadian relaps pada pasien malaria yang menggunakan obat tunggal. Hubungan kerasionalan obat terhadap lama rawatan perawatan berbeda secara bermakna (p<0.05), obat yang rasional mempunyai lama rawatan yang lebih singkat dibandingkan dengan obat tidak rasional, sehingga lebih efektif dan lebih efisien dapat menghemat anggaran belanja obat jika digunakan obat secara rasional. Hasil pengkajian antimalaria yang sudah tepat atau sesuai (34,26%).


2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 46-53
Author(s):  
Ni Komang Sri Ariani ◽  
Ni Made Ayu Yulia Raswati Teja
Keyword(s):  

Pendahuluan: Setiap keluhan yang dialami wanita menopause, dapat menyebabkan kualitas hidup menurun. Kualitas hidup adalah suatu persepsi individual yang unik tentang harkat dan martabatnya di dalam konteks budaya dan sistem nilai, dimana individu berada serta berhubungan dengan tujuan hidup dan target individu. Keadaan tersebut sebagai gambaran dari kepuasan, rasa sejahtera, dibanding dengan keadaan ideal atau yang seharusnya bisa dicapai dan direfleksikan dalam aktifitas sehari-hari. Kualitas hidup wanita menopause menurun disebabkan karena wanita menopause belum siap menerima masa menopause tersebut. Tujuan penelitian: untuk mengetahui apakah ada hubungan tingkat pengetahuan tentang menopause terhadap kualitas hidup wanita perimenopause di Desa Sakti Kecamatan Nusa Penida Bali. Metode: deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, sampel berjumlah 100 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil: Tingkat pengetahuan yang dimiliki wanita perimenopause di Desa Sakti Nusa Penida sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan yang baik (54%) mengenai menopause, sedangkan kualitas hidup yang dimiliki wanita perimenopause di Desa Sakti adalah baik yaitu sebesar 55%. Hasil tabulasi silang data menunjukkan sebagian besar responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik yaitu 31 (31%) orang, mempunyai kualitas hidup yang baik juga. Sementara 22 (22%) ibu perimenopause yang memiliki tingkat pengetahuan kurang mengalami mempunyai kualitas hidup yang kurang. Sementara itu, hasil pengujian hipotesis memperoleh nilai sig yaitu 0,600 (sig > 0,05). Ini berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kualitas hidup wanita perimenopause di Desa Sakti Kecamatan Nusa Penida.


2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 37-45
Author(s):  
Risda Hartati ◽  
Novianti Yoyo Simega ◽  
Meidy J. Imbi ◽  
Indra Taufik Sahli ◽  
Asrianto Asrianto

Problem: Helminthiasis is generally caused by the group of Soil Transmitted Helminth (STH) worms, namely Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura and hookworm. Worms have an impact on health problems such as diarrhea, malnutrition and anemia. Risk factors for helminthic infection including poor personal hygiene care, nail biting habits, the habit of not wearing footwear, contact with soil media, will increase the transmission of eggs that inhabit the intestines. The Aim Of The Research: To determine the prevalence of helminthiasis and risk factors for STH intestinal worms in children living in an orphanage in Jayapura. Research Method: Fecal samples were collected from orphanage children (n= 63) using saturated salt solution to detect the presence of STH worm eggs between months August-October 2020. The Results: The prevalence of STH worm infection in orphanages in Jayapura was 12.69% in the highest age group, 6-11 years old with Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura and hookworm infections. The dominant risk factors represented among the most infected children include sharing of towels, the habit of biting fingernails and the habit of not wearing footwear while playing were very significant factors for the incidence of STH worm infection (p<0.05). Conclusion: The prevalence of STH worm infection in orphanage children in Jayapura was 12.69% in the highest age group 6-11 years with the most dominant risk factors are the habit of not wearint footwear while playing, the habit of biting fingernails and sharing towel together.


2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 54-65
Author(s):  
Ekajayanti Kining ◽  
Dina Marsella Br. Ginting ◽  
Sogandi Sogandi
Keyword(s):  

Penggunaan masker dan menjaga kebersihan tangan menjadi pilihan utama dalam usaha penurunan penularan Covid-19 saat berkegiatan di luar rumah. Berbagai upaya dilakukan pemerintah dalam sosialisasi anjuran ini kepada seluruh lapisan masyarakat termasuk mahasiswa. Mahasiswa sebagai lapisan dengan tingkat pendidikan yang tinggi diharapkan memiliki kepatuhan terhadap himbauan yang diberikan termasuk mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran kepatuhan penggunaan masker dan hand sanitizer mahasiswa di Universitas 17 Agustus 1945 saat pandemi Covid-19. Metode yang digunakan deskriptif kuantitatif dengan desain studi potong lintang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner daring yang berisi pertanyaan tertutup. Total 309 orang berpartisipasi dalam survey ini dan menjawab penggunaan masker dan hand sanitizer. Mahasiswa Universitas 17 Agustus menggunakan masker dan hand sanitizer selama pandemi Covid-19. Tingkat kepatuhan penggunaan masker 68,6% dan hand sanitizer 78,3% selama pandemi Covid-19. Laki-laki lebih patuh menggunakan masker 73,6% dan hand sanitizer 84,3% dibandingkan dengan perempuan menggunakan masker 64,5% dan hand sanitizer 73,4%.


2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 18-26
Author(s):  
Riana Versita ◽  
Ikhsan Ikhsan ◽  
Maria Herliana Esa Kristiani

Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada Apoteker, baik dalam bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku. Resep yang baik harus memuat cukup informasi yang memungkinkan ahli farmasi yang bersangkutan untuk mengerti obat apa yang akan diberikan kepada pasien. Penulisan dan pengisian blangko resep yang jelas perlu diperhatikan untuk menghindari medication error. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kelengkapan penulisan resep pasien di Instalasi Farmasi RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu Sebelum Akreditasi dan Sesudah Akreditasi berdasarkan aspek administratif dan aspek farmasetik. Sampel pada penelitian ini diambil dengan teknik Quota Sampling menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan sebesar 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa deskripsi kelengkapan penulisan berdasarkan aspek kelengkapan administartif sebelum akreditasi sebesar 73,25%dan sesudah akreditasi sebesar 81,21%, sedangkan deskripsi aspek kelengkapan farmasetik sebelum akreditasi sebesar 91,05%dan sesudah akreditasi sebesar 99% Dari 4444 sampel yang diteliti di tahun 2017 dan 2019 didapatkan terjadi peningkatan kelengkapan dalam penulisan resep baik secara aspek administrasi yaitu 7,96% dan 7,95% aspek farmasetik


2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 66-74
Author(s):  
Muliani Joewono

Background: The Coronavirus mostly attacks people with low immune systems and can results in death. Adequate vitamin D can increase immunity. Most of the Indonesian population is deficient in vitamin D. Exposure to sunlight can increase vitamin D however inappropriate and long hours causes many health problems. Aim Of This Paper: is to determine the best sunbathing time to increase vitamin D in the prevention of Coronavirus Disease 2019 (covid-19). Discussion: Optimal sun exposure in various areas, influenced by environmental and human factors. Most of the Indonesian population needs 1 minimal erythemal dose (MED) which can be obtained by sunbathing at 11:00 a.m. to 14:00 p.m. for 37.5 – 64.5 minutes a day but is more risky causing health problems than before 10:00 a.m. According to Perdoski, sunbathe started from 9 to 10 a.m. for 15 minutes a day or until the skin turns pink, 2-3 times a week with at least 22.5 % area of the body exposed is sufficient and safer. Conclusion: sunbathing from 9:00-10:00 a.m., maximum 15 minutes or skin starts pink, 2-3 times a week is sufficient to increase vitamin D and prevent Covid-19. Wearing a hat and sunscreen is still recommended.


2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 88-95
Author(s):  
Oktoviani Oktoviani ◽  
R Pertiwi ◽  
D. Notriawan ◽  
B. A. N. Putri ◽  
Y. D. Karlina

Daun nangka kuning (Vincetoxicum villosum Blume) banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional namun penelitian mengenai daun nangka kuning masih sangat terbatas sehingga memiliki potensi besar untuk pengembangan obat herbal. Penelitian ini menggunakan dua bakteri yang mewakili kelompok gram positif dan gram negatif. Dari golongan gram positif, digunakan salah satu bakteri tersering yang dapat menyebakan penyakit yaitu bakteri Enterococcus faecalis.  Kemudian dari golongan gram negatif digunakan Pseudomonas aeruginosa yang merupakan penyebab paling umum dari infeksi oportunistik pada pasien rawat inap. Untuk menguji daya aktivitas antibakteri pada ekstrak etanol, bakteri dibagi menjadi 8 kelompok, yaitu kelompok kontrol positif dengan pemberian kloramfenikol, kelompok kontrol negatif dengan pemberian pelarut Dimethyl Sulfoxide (DMSO) 10% dan 6 kelompok perlakuan dengan menggunakan ekstrak etanol konsentrasi 12,5%; 15%; 17,5%; 20%; 22,5%; 25%. Kultur bakteri dilakukan dengan menggunakan media dan dinkubasi selama 24 jam dengan suhu 370C. Bakteri Enterococcus Faecalis menggunakan media Trypticase Soy Both (TSB) dan bakteri Pseudomonas Aeruginosa menggunakan media Trypticase Soy Agar (TSA). Penghambatan optimal untuk bakteri Enterococcus faecalis adalah pada ekstrak etanol Vincetoxicum Villosum Blume konsentrasi 25% dan untuk bakteri Pseudomonas aeruginosa adalah pada ekstrak etanol Vincetoxicum Villosum Blume konsentrasi 15%.


2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 75-87
Author(s):  
Luh Yenny Armayanti ◽  
Putu Ayu Ratna Damayanti ◽  
Putu Ayu Ratna Damayanti

Menstrual disturbance in adolescense often related with reproductive health problem. Nearly 75% of adolescents experience menstrual-related disorders such as irregular menstrual cycles. This study aims to analyze the factors that affect the regularity of the menstrual cycle in adolescent girls, including body mass index, hemoglobin levels, physical activity, stress levels, and age of menarche. This research is a correlational analytic study with a cross sectional approach. A total of 65 young women became respondents in this study, which were determined using stratified simple random sampling technique. The data collection tools used were questionnaires, weight scales, height gauges and HBmeter. Data were analyzed using descriptive and correlational statistics with a confidence level of 95%. Based on the results of data analysis, it was found that in general the majority of respondents had a normal BMI (50.8%), 18 years old (60%), low Hb (52.3%), light physical activity (50.8%), stress levels. moderate (44.6%), and the age of menarche was at the age of 13 years (36.9%). The results of the correlation analysis showed that the relationship between body mass index, hemoglobin levels, physical activity, stress levels, and age of menarche was respectively (p = 0.219; r - 0.155, p = 0.007; r = -0.330, p = 0.047 ; r = -0.232, p = 0.005; r = 0.334, p = 0.696; r = -0.044). There is a relationship between Hb levels, physical activity and stress levels on menstrual cycle regularity. There is no relationship between BMI and age of menarche with menstrual cycle regularity in adolescent girls.  


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document