Media Arsitektur dan Kota Jurnal Ilmiah Penelitian
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

36
(FIVE YEARS 32)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Matana

2580-8745

2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 1-14
Author(s):  
Wiyoga Triharto

The need for burial land in the City of Banjarbaru is increasing along with the population growth every year. On the other hand, the availability of land for public cemeteries that does not increase is a problem. The way to overcome this problem is to develop a cemetery in a suitable new location. In achieving the objectives, the authors first collect and summarize primary and secondary data and conduct a literature review and applicable laws and regulations, followed by collecting data on the physical condition / environmental baseline. Second, determine the location of the public cemetery based on the land suitability score. The analysis on this target uses land suitability analysis using GIS. Third, analysis of population and mortality predictions. The analysis uses an analysis of the number of occupations and the size of the area. From the analysis, it is known that several new locations for burial development are still possible. Namely located in Sungai Tiung Village and Cempaka Village, Cempaka District and Gantung Manggis Village and East Landasan Ulin Village, Landasan Ulin District.   Keywords : Banjarbaru City, Development of Public Cemeteries, Location Determination Analysis min.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 61-66
Author(s):  
Muhammar Khamdevi

The Anak Dalam tribe (Suku Anak Dalam or Suku Kubu or Orang Rimba) is one of the tribes in Central Sumatra. This tribe still lives simply and depends on nature in the forest. This tribe has its own very simple traditional house, which indicates the earliest vernacular houses in Sumatra, especially in the "Malay" or Malayic-speaking areas of Central Sumatra. However, a comprehensive study of the architectural characteristics of Rumah Godong is still not well available. What are the characteristics of Rumah Godong? Suku Anak Dalam This research uses a qualitative method approach to descriptively analyze case objects in the field. The results of this study provide a description of the architectural characteristics of Rumah Godong.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 27-38
Author(s):  
Ai Siti Munawaroh ◽  
Christina Christina

A school is a place where all learning activities are carried out by students. In learning activities in the classroom, it must meet a good standard of comfort, especially the noise factor. Classroom noise can be caused by external and internal factors. The audial comfort level for classrooms is standard 55 Dba. The purpose of this study was to determine and analyze the comfort level of noise in the classroom at Xaverius Pringsewu High School. The research methods were field measurement using sound level meter. In addition survey was conducted on building users with questionnaire to know about perception of audio comfort.The classrooms studied have a classroom design where the wall vents of the two classes have different heights. With a different ventilation design, it will certainly affect the noise conditions in the classroom. The study resulted that classroom RK 1 was noisier than the classroom RK 2 due to the different class design where the classroom RK 1 had wide ventilation on the wall, while the classroom RK 2 had a closed room with vents on the door and window.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 39-60
Author(s):  
Azahar Purwanto ◽  
Revianto Budi Santosa

Lorong, halaman dan rumah yang berada di Kampung-kampung Kotagede saling berkaitan dan terhubung dengan pola teritorialitas. Namun akibatnya sering terjadinya tumpang tindih ketika personal space menjadi communal space. Selain itu, terjadinya perubahan sosial dengan adanya kunjungan wisatawan ke Kotagede mengakibatkan adanya perubahan perilaku yang berkaitan dengan gaya hidup masyarakat Kotagede. Interaksi masyarakat Kotagede antara penghuni sebagai pemilik yang melakukan interaksi dengan tamu ataupun wisatawan menghadirkan pola teritorialitas yang unik untuk dikaji lebih lanjut. Satu cara untuk mengkaji adalah menggunakan metode space syntax. Namun dalam penggunaan metode space syntax perlu diuji sehingga dapat menghasilkan kajian yang mendalam, yang mana analisa space syntax terbatas oleh sosial dan konfigurasi ruang, tidak pada interaksi yang terjadi di Kotagede. Makalah ini bertujuan untuk mendapatkan jawaban berupa terujinya relavansi metode space syntax untuk mengkaji aspek teritorialitas di Kotagede berdasarkan rumusan state of the art. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kepustakaan dengan mencari penelitian terdahulu berkaitan dengan Kotagede, teritorialitas dan space syntax dengan dua teknik pengolahan data berupa teknik dokumentasi dan konten analisi. Hasil kajian menemukan, metode space syntax relevan untuk digunakan mengkaji pola teritorialitas di Kotagede namun memerlukan pendekatan pendamping agar mampu menjawab secara komprehensif.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 15-26
Author(s):  
Andiyan Andiyan ◽  
Wima Alkad Albadira

Cihampelas Street Bandung is one of the main tourist destinations in Bandung; besides that, Cihampelas is also a residential area with a high population density. Jalan Cihampelas has many residential places, one of which is the Jardin Cihampelas Apartment. The Jardin Cihampelas Apartment is a building consisting of 4 building towers, namely towers A, B, C, and D. Each tower has 23 floors, and a U shape, Tower A - B and C - D are located close to each other on the inside of the "U" shaped mass surrounding the swimming pool. The approach used is geometry, and basic shapes, geometry, and basic shapes show that architecture is an expression of humans and is a basic principle always present from a work of architecture. This research aims to study the relationship between geometric shapes that affect the Jardin Cihampelas apartment building mass. The method used is a descriptive qualitative method using field surveys; the research study is the shape of the building mass in geometric shapes. The research variables discussed include basic form, unity, proportion, balance, rhythm, and emphasis. This research is expected to get useful results from studying the mass shape of the building in the Jardin Cihampelas apartment with the residential typology of tall buildings with geometric shapes in the processing of space in structures.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 67-72
Author(s):  
Muhammar Khamdevi

The Sakai Tribe or Oghang Daghek (Orang Darat) live simply and depend on nature in the forest and on the banks of rivers. This tribe is one of the tribes in the Central Sumatra region that has ties to the Minangkabau Tribe. The traditional house itself is very simple, which has the characteristics of an early vernacular house in Sumatra. However, a clear and scientific study of the architectural characteristics of this house is still incomplete. What are the characteristics of the Sakai Tribe House? This research was conducted using a qualitative method approach to analyze the object of the case directly in the field descriptively. The purpose of this study is to find the characteristics of this tribal traditional house. This research resulted in the architectural characteristics of the Sakai Tribe.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 88-99
Author(s):  
Farhan Giano Indrakesuma ◽  
Ai Siti Munawaroh

Ruang kelas merupakan tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar siswa dan guru yang selalu rutin dilaksanakan setiap hari sehingga perlunya pencahayaan yang ideal untuk kegiatan belajar yang baik. Namun kenyataan di lapangan masih banyak ruang kegiatan belajar mengajar yang tidak memenuhi syarat standar pencahayaan ruang kelas yaitu 250 lux. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan ruang kelas yang ada di SMKN 2 Bandar Lampung. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif secara deskriptif. Hasilnya ditemukan ruang kelas tersebut masih di bawah standar dan diperlukan penelitian lanjutan untuk mencari tahu solusi lainnya.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 126-137
Author(s):  
Muhammar Khamdevi

Desa Bonjeruk di Lombok Tengah berdiri pada tahun 1800-an ini sekilas memiliki banyak potensi dan peluang bisnis pariwisata, baik dari segi sejarah, budaya, pertanian, dan kuliner. Desa Wisata Bonjeruk sendiri ditetapkan oleh pemerintah daerah pada tahun 2019. Karena analisis dan perencanaan yang belum optimal, desa wisata ini memerlukan perencanaan yang perlu diperbarui, agar tercipta wisata yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat. Oleh karena itu kegiatan ini sangat diperlukan untuk menghasilkan analisis dan perencanaan Desa Wisata Bonjeruk yang lebih kongkrit. Bagaimanakah perencanaan dan konsep Desa Bonjeruk yang sesuai? Kegiatan ini dilaksanakan antara Program Studi Arsitektur Universitas Matana dan Pokdarwis Bonjeruk untuk mendapatkan kolaborasi yang berbasis masyarakat. Disepakati masterplan yang disesuaikan dengan spririt of place desa.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 114-125
Author(s):  
Muhammar Khamdevi

Berbeda dengan wilayah Banten Kidul (Banten Selatan) yang didiami oleh etnis Sunda Banten, wilayah Banten Lor (Banten Utara) justru didiami oleh suku Jawe (Jawa) yang ada sejak jaman Kesultanan Banten. Kesultanan ini merupakan wilayah bawahan dari Kesultanan Cirebon dan selain itu juga memiliki kedekatan hubungan politik dengan Kesultanan Palembang. Di wilayah ini terdapat beberapa rumah tradisional yang bernama Omah Sengen (Rumah Dulu) atau Omah Panggang Pe, terutama di Cilegon dan di Serang. Sayangnya rumah tradisional ini tidak begitu mendapat perhatian lebih dari kajian arsitektur dan sebentar lagi jumlahnya akan semakin menyusut bahkan lenyap. Maka penelitian ini menjadi penting untuk mencoba meneliti dan mendokumentasikan karakter arsitekturnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, dengan cara menganalisis karakteristik bangunannya secara arsitektural; spasial, fisik dan figural, dan stilistik. Bagaimanakah karakteristik rumah tradisional di Banten Lor? Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan melengkapi referensi-referensi keilmuan, terutama mengenai rumah tradisional di wilayah Banten.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 76-87
Author(s):  
Aria Zabdi Alias Dian Pandu ◽  
LMF Purwanto

Perkembangan teknologi digital beberapa dasawarsa terakhir secara signifikan mengubah cara arsitek bekerja. Revolusi digital dalam beberapa dekade terakhir ini memungkinkan kita untuk tidak hanya mengkonstruksi bangunan secara fisik, tetapi juga secara virtual. Presentasi merupakan tahap penting dalam sebuah pekerjaan arsitektur. Presentasi yang dilakukan arsitek adalah upaya untuk mengkomunikasikan sebuah informasi, yang berupa ide-ide dari sang arsitek. Klien sebagai penerima infomasi berasal dari berbagai kalangan dan latar belakang serta kemampuan spasial (spatial intelligence) yang berbeda. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan agar presentasi yang dilakukan oleh arsitek lebih mudah diterima oleh klien Perkembangan presentasi arsitek ini dipengaruhi oleh perkembangan teknologi digital. Arsitektur adalah salah satu bidang yang rutin menjadi pengguna temuan-temuan teknologi. Teknologi-teknologi terkini diaplikasikan dalam berbagai perangkat lunak arsitektur, salah satunya adalah penggunaan teknologi Virtual Reality dan Augmented Reality yang semula diaplikasikan dalam konsol permainan kini diintegrasikan dalam Builidng Information Modelling (BIM). Di masa mendatang, penggunaan teknologi dalam penyajian karya arsitektur terus akan berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi digital yang ada.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document