The Indonesian Journal of Infectious Diseases
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

76
(FIVE YEARS 30)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

2599-1698, 2354-6077

2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 30
Author(s):  
Anita Puspitasari Dyah Nugroho ◽  
Herlina Herlina ◽  
Nunung Hendrawati ◽  
Siti Maemun ◽  
Intan Pertiwi ◽  
...  
Keyword(s):  
Rt Pcr ◽  

Latar Belakang: Tenaga kesehatan yang berada di garis depan penanganan COVID-19 berisiko tinggi terinfeksi COVID-19 sehingga hasil surveilans menjadi dasar strategi untuk melindungi tenaga kesehatan, menghambat penyebaran infeksi dan mengurangi risiko transmisi. Tujuan: Mengetahui gambaran pegawai yang terkonfirmasi COVID-19 di RSPI Sulianti Saroso tahun 2020 berdasakan data surveilans. Metode: Desain deskriptif cross-sectional, total sampel 173 sampel, data sekunder bersumber dari data hasil RT-PCR dan data surveilans epidemiologi. Hasil: Kejadian infeksi COVID-19 dimulai pada bulan Maret 2020, puncak kasus pegawai tertinggi minggu ke-35, terbesar pada pegawai perempuan (60%), rentang umur 29-38 tahun (38%), terbesar pada tenaga kesehatan perawat (38%). Pegawai yang mengalami tanda & gejala (58%), melaksanakan isolasi mandiri (63%) dan sembuh (98%). Kesimpulan: Gambaran pegawai yang terkonfirmasi COVID-19 di RSPI Sulianti Saroso tahun 2020 dilihat berdasarkan jenis kelamin, umur, jenis ketenagaan, tanda dan gejala, tindak lanjut penanganan dan luaran


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 42
Author(s):  
Herlina Herlina ◽  
Anita Puspitasari Diah Nugroho ◽  
Siti Maemun ◽  
Intan Pertiwi ◽  
Farida Murtiani ◽  
...  

Latar Belakang: Surveilans epidemiologi adalah pengamatan terus menerus terhadap perkembangan kasus dan kematian melalui analisis dan intervensi epidemiologi yang terstandar dengan tujuan untuk membatasi penyebaran penyakit, sebagai bahan bagi pemerintah daerah, otoritas Kesehatan masyarakat dan rumah sakit untuk mengelola kasus penyakit (dalam hal ini COVID-19), surveilans juga dibutuhkan untuk memantau tren jangka panjang penularan COVID-19 dan perubahan virus. Metode: surveilans pasif dan aktif Surveilans pasif adalah surveilans dengan cara mengambil data dari sumber status pasien (rekam medik) dan laporan dari ruang perawatan, sementara surveilans aktif  adalah mencari data langsung ke pasien (menanyakan langsung kepada pasien dengan cara menelpon ataupun melalui  whatsapp ).  Hasil: Jumlah pasien rawat inap COVID-19 tahun 2021 sebanyak 1065 pasien, sebagian besar kasus antara lain laki-laki (573 pasien), kelompok umur >18 tahun (1028 pasien), domisili Jakarta Utara (288 pasien), datang sendiri (35%)., sebagian besar pasien keluar hidup (911 pasien) dan hasil PCR terkonfirmasi (880 pasien). Kesimpulan: Pelaksanaan surveilans epidemiologi kasus COVID-19 di RSPI Sulianti Saroso  berdasarkan orang , tempat dan waktu ( variable jumlah kasus,  umur, jenis kelamin, asal domisili, pemeriksaan , luaran pasien dan asal rujukan).  Surveilans sangat dibutuhkan untuk evaluasi pelayanan dan program penanggulangan penyakit, oleh karena itu dibutuhkan dukungan kelengkapan data dan ketepatan waktu pelaporan untuk mendapatkan data yang valid.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Eustachius Hagni Wardoyo ◽  
Ida Bagus Alit ◽  
Monalisa Nasrul ◽  
Didit Yudhanto ◽  
Prima Belia Fathana ◽  
...  

Background: Negative pressure room is recommended for the treatment of COVID-19 patients. Aim this study to describe physical measurement analysis of isolation room Universitas Mataram Teaching Hospital. Methods: Newly developed negative pressure isolation room was physical measure using following instruments: anemometer, moisture meter, hygrometer and pressure gauge.  Results: This study showed physical measurement as follow: 1) ACH (air change per hour) 23.3 / hour [minimum: 12+ ACH]; 2) the difference in pressure gradient between the inpatient room and anteroom -30 Pa [minimum -15 Pa]; 3) the mean of air temperature 24.8°C [21-24]; 4) air humidity 58% [maximum 65%] and 5) concrete moisture 22.45%. Conclusion: The COVID-19 isolation room at the Universitas Mataram Teaching Hospital meets the standard criteria.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 20
Author(s):  
Novita Agustina ◽  
Nani Nurhaeni ◽  
Dessie Wanda

Latar belakang: Demam pada anak  menyebabkan orangtua membawa anaknya ke pelayanan kesehatan dan menjadi penyebab utama anak dirawat di rumah sakit. Warm water sponge adalah satu mekanisme menurunkan demam pada anak dimana keberhasilannya bisa mencapai 100 %, namun penggunaannya di Indonesia baru sebatas kompres dengan teknik tepid water sponge. Oleh karena itu tujuan dari study ini adalah untuk melihat efektifitas kompres menggunakan teknik warm water sponge pada anak dengan peningkatan suhu tubuh. Metode: Desain yang digunakan adalah quasi eksperimental pre-posttest with control group design. Responden berjumlah 36 pasien anak yang mengalami demam yang dipilih menggunakan teknik consecutive sampling, terdiri dari 18 pasien anak menerima perlakuan warm water sponge dan 18 pasien anak menerima perlakuan kompres sesuai standar rumah sakit. Analisis yang dilakukan adalah uji T Independent. Hasil: Intervensi warm water sponge efektif menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami demam dengan hasil uji T Dependent diperoleh  Pvalue =0,000 < α (0,05). Kesimpulan: Warm water sponge efektif menurunkan suhu tubuh pasien anak yang demam dan pasien anak lebih merasa nyaman dibandingkan dengan terapi penurunan panas yang biasa dilakukan di rumah sakit.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 9
Author(s):  
Paskaliana Hilpriska Danal ◽  
Nani Nurhaeni ◽  
Dessie Wanda
Keyword(s):  
T Test ◽  
P Value ◽  

Latar Belakang: Masalah pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada anak sering disebabkan oleh ketidakpatenan jalan napas sehingga modifikasi posisi tubuh salah satunya posisi lateral untuk meningkatkan kelancaran oksigenasi pada anak merupakan intervensi yang efektif. Study ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pemberian posisi lateral terhadap perubahan saturasi oksigen dan frekuensi pernapasan pada anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang rawat infeksi anak. Metode: Desain kuasi eksperimen. Responden dalam study ini berjumlah 36 orang yang dibagi ke dalam kelompok pemberian posisi lateral dan kelompok yang diberikan posisi sesuai standar perawatan rumah sakit sebagai kontrol, masing-masing 18 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur saturasi oksigen dan frekuensi pernapasan sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Analisis data menggunakan uji paired t-test dan Wilcoxon untuk menilai adanya perbedaan saturasi oksigen dan frekuensi pernapasan anak sebelum dan sesudah intervensi. Uji independent t-test dan Mann Whitney digunakan untuk menganalisis perbedaan saturasi oksigen dan frekuensi pernapasan antar kelompok. Hasil: analisis statistik menunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara saturasi oksigen (p value < 0,05) dan frekuensi pernapasan (p value < 0,05) sebelum dan sesudah diberikan posisi lateral. Kesimpulan: posisi lateral dapat dijadikan salah satu intervensi keperawatan mandiri yang dapat diterapkan dalam memberikan asuhan pada anak dengan masalah pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang rawat.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 10
Author(s):  
Septian Andriyani ◽  
Upik Rahmi ◽  
Afianti Sulastri1 ◽  
Dadang Darmawan

Latar Belakang : Corona virus 2019 (COVID-19) merupakan salah satu jenis virus yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2), telah muncul sebagai ancaman kesehatan global Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena dampak dari pandemi COVID-19. Selama masa pandemi banyak orang menunjukkan respon yang terkait dengan stres atau kecemasan. Anak –anak dan remaja mengalami kecemasan, takut, merasa tertekan, merasa tidak tenang, dan khawatir sehingga dapat menyebabkan gangguan emosi. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi geografi emosi tentang COVID-19 pada siswa SMPN VIII di Kota Cimahi. Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan google form yang disebar secara online kepada siswa. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah mengacu kepada instrumen standar COVID Stress Scales (CSS) 2020 dengan 36 item pernyataan. Hasil : geografi emosi siswa paling tinggi berada pada domain Xenophobia dengan nilai rata-rata sebesar 3,394, selanjutnya adalah domain danger dengan nilai rata-rata 3,327. Untuk nilai rata rata yang paling rendah yaitu berada pada domain Compulsive Checking dengan nilai rata-rata 2,107. Selama pandemi nilai rata-rata geografi emosi tertinggi berada pada domain ketakutan (xenophobia). Kesimpulan : Xenophobia dalam ancaman penyebaran COVID-19 dapat meningkatkan ketakutan membawa penyakit sehingga mengarah pada penurunan kesejahteraan secara emosi. Pentingnya dapat meningkatkan kesejahteraan di masa pandemic COVID-19.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 26
Author(s):  
Nuraidah Nuraidah ◽  
Nani Nurhaeni ◽  
Dessie Wanda
Keyword(s):  

Latar belakang: Keseimbangan cairan sangat penting untuk kelangsungan hidup  sehingga pengawasan cairan perlu diperhatikan. Pencatatan keseimbangan cairan diperlukan untuk menjadi dasar penilaian yang akurat dari status keseimbangan cairan pasien anak dan menjadi dasar pertimbangan pemberian terapi selanjutnya. Untuk memudahkan perawat melakukan pencatatan keseimbangan cairan yang akurat diperlukan inovasi menggunakan teknologi berbasis smartphone. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektifitas pengawasan cairan menggunakan lembar observasi dengan aplikasi smartphone. Metode: Penelitian ini diawali dengan pengembangan aplikasi smartphone bernama SIMBaCaAn berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan menggunakan pendekatan PICO (Population, Intervention, Comparison,Outcome). Uji efektifitas aplikasi SIMBaCaAn dilakukan pada 48 pasien anak yang dirawat di salah satu rumah sakit rujukan di DKI Jakarta. Analisis data dilakukan menggunakan uji statistik Kappa Test. Hasil: Pengawasan keseimbangan cairan yang menggunakan lembar observasi menghasilkan pencatatan data tidak lengkap sebesar 14,6%, data lengkap tidak tepat 20,8% dan data lengkap tepat sebanyak 64,4 %. Sedangkan pengawasan keseimbangan cairan menggunakan aplikasi SIMBaCaAn didapatkan hasil data tidak lengkap 18,7% dan hasil data lengkap tepat 81,3%. Dari hasil uji statistik, ditemukan perbedaan yang signifikan antara pengawasan keseimbangan cairan menggunakan aplikasi dan lembar observasi. Kesimpulan: Aplikasi smartphone lebih efektif terhadap pencatatan keseimbangan cairan secara lengkap tepat dibandingkan dengan lembar observasi manual.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 18
Author(s):  
Epi Wulandani ◽  
Nina Mariana ◽  
Teguh Sarry Hartono ◽  
Muhammad Taufik Sugianto ◽  
Chandra Wijaya ◽  
...  

Latar Belakang: Kejadian infeksi pada kasus bedah orthopedidapat mempengaruhi morbiditas dan mortalitas. Ketepatan penggunaan antibiotik baik profilaksis maupun empirik pada tindakan pembedahan sangat penting untuk mengurangi risiko  resistensi bakteri dan Healthcare Associated Infections (HAIs) contohnya Infeksi Luka Operasi (ILO). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan antibiotik  sebagai profilaksis dan empirik pada pasien bedah orthopedi. Metode: Penelitian observational deskriptif dengan desain cross sectional terhadap data rekam medis pasien bedah orthopedi RSPI Prof.Dr. Sulianti Saroso periode Januari-Juli 2019 yang diambil dengan teknik total sampling dengan pendekatan retrospektif. Hasil: Diperoleh 52 rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi dengan 84 peresepan antibiotik. Pasien perempuan sebanyak 55,77% sedangkan laki-laki 44,23% ; jenis operasi bersih 71%, kotor 17% dan bersih-terkontaminasi 12%; pasien tanpa penyakit penyerta sebanyak 55,77%, satu penyakit penyerta 32,70% dan ≥ 2 penyakit penyerta 11,53%. Penggunaan antibiotik terapi empirik 72,62% dan profilaksis 27,38%. Antibiotik empirik dan profilaksis yang paling banyak digunakan adalah ampicillin sulbactam (42,65% dan 52,17%). Jenis kasus ortopedi terbanyak adalah kasus infeksi sebanyak 53 %. Kesimpulan: Penggunaan antibiotik empirik maupun profilksis bedah terbanyak pada pasien bedah orthopedi di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso adalah ampicillin/sulbactam.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Upik Rahmi ◽  
Septian Andriyani
Keyword(s):  

Latar Belakang : COVID-19 menjadi masalah kesehatan didunia. Penanda inflamasi yang dapat digunakan sebagai predictor prognosis COVID-19. Tujuan untuk melihat peran biomarker sel T pada penyakit COVID-19.  Metode: Pencarian literatur utama PubMed  dan Cinahl  untuk artikel yang diterbitkan antara Tahun 2015  hingga 2021 dan telah memenuhi syarat, artikel dipilih setelah evaluasi judul, abstrak, dan referensi. Sebanyak 7 artikel termasuk dalam ulasan ini. Hasil:  Analisis artikel ini ditemukan faktor sel T limfosit yang berperan dalam biomarker dalam diagnosis COVID-19 adalah CD4+, CD8+ dan CD3+ dan hasil yang meningkat secara signifikant adalah CD8+. Kesimpulan: Analisis artikel menunjukkan bahwa ada bukti yang jelas bahwa biomarker Limfosit T  dapat berubah sesuai dengan tingkat keparahan Infeksi COVID-19. Ini dapat digunakan sebagai tambahan dalam praktik klinis.  


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 35
Author(s):  
M Rifaldi Nabiu ◽  
Adinta Anandani ◽  
Nico Perdana Hardiansyah

Latar Belakang: Osteomielitis merupakan suatu proses inflamasi yang terjadi pada tulang dan strukturnya, proses inflamasi yang terjadi digolongkan berdasarkan durasi waktu mulai dari akut, subakut sampai dengan kronis. Bakteri penyebab infeksi osteomielitis yang paling sering adalah Staphylococcus aureus. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung bahwa laki-laki memiliki risiko lebih tinggi mengalami osteomielitis dibandingkan dengan perempuan yaitu 4:1. Faktor risiko yang paling sering menyebabkan terjadinya osteomielitis adalah trauma dan diabetes melitus. Tujuan: Untuk mengetahui karakteristik pada pasien osteomielitis di RSPI. Prof. Dr. Sulianti Saroso sunter periode 2018 sampai 2019.Metode: Penelitian ini dengan desain deskriptif observasional dengan mengambil sampel rekam medik pada pasien pasien penderita osteomielitis periode 2018 sampai 2019.Hasil: Dari 22 kasus osteomyelitis, rentang usia terbanyak adalah 50-59 tahun (31,8%) dan jenis kelamin laki-laki 54,5%. Sebagian besar pasien menjalani perawatan lebih dari 7 hari (54,5%). Manifestasi klinis yang tampak adalah nyeri (100%), nyeri tekan (77.3%), ulkus (36.4%), gangguan mobilitas fisik (40.9%). Faktor risiko terbanyak adalah DM (54.5%) diikuiti oleh trauma (54.5%). Gambaran radiologis menunjukkan (59,1%) kesan osteomyelitis. Hasil laboratorium memperlihatkan lekositosis (40.9%), peningkatan LED (90.9%) dan peningkatan CRP (36.4%). Dari 22 kasus ostemielitis tersebut hanya 8 yang dilakukan pemeriksaan kultur dan terdapat pertumbuhan bakteri pada empat kasus yaitu (Staphylococcus aureus). Sebagian besar terapi empirik menggunakan metronidazole (20.6%). Terapi definitif sesuai hasil kultur. Semua kasus memperlihatkan prognosis yang baik. Rata-rata lama rawat di rumah sakit adalah >7 hari (54.5%).Kesimpulan: Osteomielitis terjadi pada rentang usia terbanyak 50-59 tahun dengan karakteristik klinis dominan nyeri dan peningkatan LED.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document