DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

7
(FIVE YEARS 7)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By STAK DIASPORA WAMENA

2776-5415, 2776-5407

2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 12-24
Author(s):  
Hendrik Legi

ABSTRACTThe task of a Christian Religious Education teacher is not just to teach and prepare teaching materials, but a teacher is required to be able to create active, creative learning interactions and be able to design fun learning. Christian religious education teachers are not only tasked with transferring factual and conceptual knowledge to their students but Christian religious education teachers must think about how students can receive messages in their teaching and learning process. One of the reasons the learning process did not go as expected by the teacher was due to the inaccurate selection of teaching methods in the teaching and learning process. It cannot be denied that teaching methods also affect the ability of students to absorb learning material. Learning will be fun if the Christian Religious Education teacher chooses and uses various teaching methods in their teaching assignments. The research approach used is a descriptive approach, namely methods and research procedures that are Research Library by utilizing information sources from books and journals. This study aims to describe the implications of Christian religious education teaching methods for Christian religion teachers.Keywords: Christian Religion Teachers, Christian Religious Education, Teaching Methods. ABSTRAKTugas seorang guru Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekadar mengajar serta menyiapkan materi ajar, melainkan seorang guru dituntut untuk dapat menciptakan interaksi pembelajaran yang aktif, kreatif serta dapat mendisain pembelajaran yang menyenangkan. Guru pendidikan agama Kristen tidak hanya bertugas memindahkan pengetahuan faktual dan konseptual  kepada peserta didiknya tetapi guru pendidikan agama Kristen harus memikirkan bagaimana peserta didik dapat menerima pesan dalam proses belajar mengajarnya. Salah satu penyebab proses pembelajaran tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh guru karena pemilihan metode mengajar yang kurang tepat dalam proses belajar mengajar Belajar dari Sang guru Agung,  Tuhan Yesus Kristus selalu menggunakan metode yang berbeda-beda ketika mengajar para murid maupun orang banyak. Tidak dapat dipungkiri bahwa metode mengajar ikut memengaruhi kemampuan peserta didik dalam menyerap materi pembelajaran. Pembelajaran akan menjadi menyenangkan apabila guru Pendidikan Agama Kristen memilih dan menggunakan metode mengajar yang variatif dalam tugas mengajarnya. Pendekatan  penelitian  yang digunakan  adalah metode pendekatan deskriptif, yaitu  metode dan prosedur penelitian yang bersifat Research Library  dengan memanfaatkan sumber-sumber informasi dari buku maupun jurnal. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan implikasi metode mengajar pendidikan agama Kristen bagi guru Agama Kristen.Kata kunci:  Guru Agama Kristen, Pendidikan Agama Kristen, Metode Mengajar.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 38-52
Author(s):  
Indrianto Indrianto ◽  
Yonatan Alex Arifianto ◽  
Reni Triposa

Pornography is an audio-visual product, image or writing that can design the sexual lust of someone who reads or watches it. According to the Christian view, pornography depicts sex in a sinful way, degrades human dignity, destroys marital commitments, and engenders lust and adultery. The cause of pornography addiction is due to internal and external factors. Pornography is bad for teenagers because it causes addiction, damages the brain, the desire to try and imitate, and initiates sexual acts. Through a descriptive qualitative approach, it can be concluded that the role of the teacher and Christian religious education is a teaching and learning process that is based on the Bible, centered on Christ, and depends on the power of the Holy Spirit to guide each person at all levels of faith growth. The role of the Christian Religious Education teacher is not just to provide guidance and teaching in the field of Christian Religious Education to students, but the goal that the teacher wants to achieve is to develop and foster faith, attitudes, and actions in accordance with the testimony in the Bible and applied to them. daily life of students. So that it can seek to prevent pornography in all aspects within the scope of education. Abstract Pornografi adalah sebuah produk audio-visual, gambar ataupun tulisan yang bisa merancang nafsu birahi seksual seseorang yang membaca ataupun menontonnya. Menurut pandangan Kristen pornografi menggambarkan seks dalam cara berdosa, merendahkan martabat manusia, menghancurkan komitmen perkawinan, dan menanamkan hawa nafsu dan perzinahan. Penyebab kecanduan pornografi karena ada faktor internal dan eksternal. Pornografi berdampak buruk bagi remaja karena menyebabkan kecanduan, merusak otak, keinginan untuk mencoba serta meniru, dan mulai melakukan tindakan seksual. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif, maka dapat disimpulkan bahwa peran guru dan pendidikan agama Kristen adalah proses pengajaran dan pembelajaran yang berdasarkan Alkitab, berpusat pada Kristus, dan bergantung kepada kuasa Roh Kudus yang membimbing setiap pribadi pada semua tingkat pertumbuhan iman. Peran guru Pendidikan Agama Kristen bukan sekedar memberikan bimbingan dan pengajaran dalam bidang Pendidikan Agama Kristen kepada peserta didik, namun tujuan yang hendak di capai oleh guru yaitu untuk mengembangkan dan menumbuhkan iman, sikap, serta tindakan sesuai dengan kesaksian yang ada dalam Alkitab dan di aplikasikan kedalam kehidupan peserta didik sehari-hari. Sehingga dapat mengupayakan pencegahan pornografi dalam segala aspek dalam lingkup pendidikan. 


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 64-75
Author(s):  
Kosma Manurung

The purpose of this article's research is to examine the role of Christian parents in building the sacred ecosystem in the family during the new normal from the perspective of Pentecostal theology. The method used is descriptive and literature review. This article discusses how the Bible views joy, the importance of joy to believers in particular in the new normal, and the role of parents in building a joyful ecosystem in the Christian family. Through the research results of this article, there are six practical ways that parents can apply in building an ecosystem of joy in the family of believers, namely through behavior that does not like anger, avoiding fighting with partners, building a culture of joking, living by the moral standards that the Bible teaches, develop love language communication, and be role models.Maksud dari penelitian artikel ini ingin menelaah peran orang tua Kristen dalam membangun ekosistem sucakita di keluarga pada masa kenormalan baru dari sudut pandang teologi Pentakosta. Metode yang digunakan adalan deskriptif dan kajian literatur. Artikel ini membahas bagaimana pandangan Alkitab tentang sukacita, arti penting sukacita bagi orang percaya secara khusus dimasa kenormalan baru, dan peran orang tua dalam membangun ekosistem sukacita di keluarga Kristen. Lewat hasil penelitian artikel ini ada enam cara praktis yang orang tua bisa terapkan dalam membangun ekosistem sukacita di keluarga orang percaya yaitu melalui perilaku yang tidak suka marah-marah, menghindari bertengkar dengan pasangan, membangun budaya senda gurau, hidup dalam standar moral yang Alkitab ajarkan, mengembangkan komunikasi bahasa cinta, dan jadi teladan.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 53-63
Author(s):  
Semuel Rudy Angkouw ◽  
Simon Simon

This paper describes the efficiency of field-response leadership for church growth. The method used in the writing of this article is a qualitative method with a literature. The main idea was topic because it was found that there were shepherds who did not carry out their leadership duties as an efficient return. The impact on the growth of the church is minimal because there is no quantity increase. The growth of the church is due to being encouraged to be rewarded efficiently in shepherding the church. From the aspect of the reciprocal field manager, it can empower quickly, measurably and structurally what time, energy, and money has.Keywords: Efficiency, Pastor, Church Growth ABSTRAK Tulisan ini memaparkan tentang efisiensi kepemimpinan gembala sidang bagi pertumbuhan gereja. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan kepustakaan. Gagasan pokok lahirnya topik ini karena ditemukan fakta, adanya gembala-gembala yang tidak melakukan tugas kepemimpinanya sebagai gembala secara efisien. Dampaknya pertumbuhan gereja minim karena tidak tercipta pertambahan secara kuantitas. Pertumbuhan gereja terjadi karena didorong bila gembala efisien dalam menggembalakan jemaat. K-efisien kepempinan gembala sidang dapat dilakukan dengan memberdayakan memberdayakan secara tepat, terukur, dan terstruktur apa yang dimiliki baik waktu, tenaga, uang. Kata-kunci: Efisiensi, Gembala, Pertumbuhan Gereja


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1-11
Author(s):  
Tri Astuti Yeniretnowati ◽  
Yakub Hendrawan Perangin Angin

Penulis Kitab Kejadian menggambarkan penciptaan dunia oleh Allah sebagai kegiatan bekerja, dan umat manusia sebagai ciptaan Allah juga bekerja di firdaus.  Setiap anak Tuhan dimanapun berada dalam segala kegiatannya harus menjadi terang dan garam dunia. Misi bukan hanya sebagai usaha memberitakan keselamatan tetapi juga menghadirkan kerajaan Allah di tengah-tengah dunia. Setiap orang percaya harus turut menanggung beban dan terlibat dalam misi Allah atau pelayanan pekerjaan Tuhan, karena amanat agung Tuhan Yesus yang harus dikerjakan dengan setia, terus-menerus dan sampai akhir. Respon terhadap tanggung jawab misi ini adalah sesuai dengan panggilan masing-masing. Setiap orang memiliki fungsi dan peran yang berbeda – beda sesuai dengan panggilan Allah, setiap orang percaya harus menemukan secara tepat dimana dan bagaimana ia harus berkarya bagi Tuhan. Untuk menggenapi rencanaNya Tuhan menempatkan setiap orang percaya pada tempat yang spesifik dan unik, sehingga dalam menggenapi misi Allah semua orang percaya baik rohaniawan maupun pekerja sekuler/profesional memiliki panggilan yang sama dalam penggenapan misi Allah. 


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 25-37
Author(s):  
Paulus Kunto Baskoro

Holiness is a very serious matter before God and is not compromised at any price. Holiness is the most important part of a relationship between God and humans. However, it cannot be denied that because of sin, the quality of human holiness with God is destroyed. God cannot compromise sin. Sin severed man's relationship with God. Seeing how very important holiness is, it is necessary to seriously discuss the meaning of holiness before God. Because what is happening at this time, holiness has begun to fade with evidence of moral destruction and several principles of good life in the family, dating style, service standards and even in work, holiness is not a priority, because holiness remains the highest standard. Through descriptive qualitative method with literature study approach, it can be concluded that in order for people to believe in returning to the divine quality of life, that is, living in holiness according to God's heart. The book of Hosea becomes a reference for serious contemplation with the meaning of a holiness from the side of God's role. And the discussion of this context will focus on the theological understanding of the Book of Hosea by using the method of extracting literature and several sources of writings that strongly strengthen the theological concept. So that from exploring the theological concepts of God's role in the holiness of the Book of Hosea, we can get a reflection of life that holiness is the most important part in the standard of life forever. AbstrakKekudusan menjadi hal yang sangat serius dihadapan Tuhan dan tidak ada ditawar-tawar dengan harga apapun. Kekudusan menjadi bagian terpenting bagi sebuah hubungan antara Tuhan dengan manusia. Namun tidak bisa dipungkiri, karena dosa, maka kualitas kekudusan manusia dengan Allah menjadi hancur. Allah tidak bisa kompromi dengan dosa. Dosa membuat hubungan manusia dengan Allah menjadi terputus. Melihat betapa sangat pentingnya kekudusan, maka perlu dibahas secara serius arti sebuah kekudusan dihadapan Allah. Sebab yang terjadi saat ini, kekudusan sudah mulai luntur dengan terbuktinya kehancuran moral dan beberapa prinsip-prinsip kehidupan baik dalam keluarga, gaya pacaran, standart pelayanan bahkan dalam pekerjaan, kekudusan menjadi hal yang tidak diutamakan, sebab kekudusan tetap menjadi standart tertinggi. Melalui metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka dapat disimpulkan bahwa   supaya orang percaya kembali kepada kualitas hidup ilahi, yaitu hidup dalam kekudusan sesuai dengan hati Tuhan. Kitab Hosea menjadi acuan untuk perenungan secara serius dengan arti sebuah kekudusan dari sisi peran Tuhan. Dan pembahasan konteks ini akan difokuskan kepada pemahaman teologis dari Kitab Hosea dengan menggunakan metode  penggalian pustaka dan beberapa sumber penulisan-penulisan yang sangat menguatkan konsep teologisnya. Sehingga dari penggalian konsep-kosep teologis peran Tuhan dalam kekudusan dari Kitab Hosea, didapatkan refleksi kehidupan bahwa kekudusan menjadi bagian terpenting dalam standart kehidupan sampai selama-lamanya.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 76-88
Author(s):  
Maleachi Riwu

AbstractThe journal with the title The Phenomenon of Members of the Church Moving Church is a study based on the fact that many members of the congregation have changed churches. This becomes a reference for the author to research further with the aim of providing a clear picture to the congregation regarding church members changing churches. So that it does not become a negative perspective among the churches but instead becomes the best stimulant for positive perspectives to mutually improve. The research method used in this journal is a qualitative research method with descriptive methods. Descriptive research method is a research method in a human group, an object, a set of conditions, a system of thought, fact finding with the right interpretation. Descriptive research studies problems and compares certain phenomena in society and the procedures that apply in society so that it is a comparative study with indicators of primary and secondary reasons. And as a conclusion, it is both a secondary reason and a primary reason for members of the congregation to move churches but they are not motivated by hatred. ABSTRAKSIJurnal dengan judul Fenomena Anggota Jemaat Pindah Gereja merupakan suatu kajian yang dilatarbelakngi oleh banyaknya diantara anggota jemaat yang pindah gereja. Hal ini mejadi acuan bagi penulis untuk meneliti lebih jauh dengan tujuan untuk memberikan suatu gambaran yang gamblang kepada jemaat perihal anggota jemaat pindah gereja. Sehingga tidak menjadi perspektif negatif di antara gereja-gereja melainkan justru menjadi perangsang perspektif positif terbaik untuk sama-sama saling memperbaiki diri. Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian dalam suatu kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran, pencarian fakta dengan intepretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah  dan membandingkan fenomena-fenomena tertentu dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat sehingga merupakan suatu studi komparatif dengan indikator alasan primer dan sekunder. Dan sebagai kesimpulan adalah baik alasan sekunder maupun alasan primer aggota jemaat boleh pindah gereja namun tidak dilatarbelakangi oleh suatu kebencian. 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document