EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

46
(FIVE YEARS 46)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Pusat Pengembangan Pendidikan Dan Penelitian Indonesia

2775-2593, 2775-2585

2021 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 215-221
Author(s):  
SUHARTA SUHARTA

Memorizing the verses of the Qur'an is a difficult competency for students to achieve in public schools, unattractive learning methods trigger students' difficulties in mastering this competency. This research focuses on the study of the application of the drill model in an effort to improve students' memorization skills of selected verses. This Classroom Action Research was conducted in two cycles, and it appears that the increase in the scores of the variables studied was quite significant in the second cycle. The average score of student activities that are relevant to learning has increased from the first cycle of 80.00% to 90.77%, an increase of 10.77%. While the average score of student activities that are less relevant to learning has decreased by 9.40%, in the first cycle the average score is 17.09%, while in the second cycle it is 7.69%. The ability of students to memorize surah an-Nisa verse 59 in the first cycle was 74.03 and in the second cycle was 83.36, classified as good, as well as mastery learning in the first cycle was 58.97% and in the second cycle was 87.18%. Based on the findings of this study, it can be concluded that the drill model can improve students' ability to memorize Surah an-Nisa verse 59 in Islamic Religious Education lessons for students in class XI IPA 1 SMA Negeri 1 Cikande Serang. ABSTRAKMenghfalkan ayat-ayat al-Qur’an adalah kompetensi yang sulit untuk dicapai para siswa di sekolah umum, metode pembelajaran yang tidak menarik menjadi pemicu kesulitan siswa dalam menguasai kompetensi ini. Penelitian ini fokus pada kajian penerapan model drill dalam upaya meningkatkan kemampuan hafalan siswa terhadap ayat-ayat pilihan. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam dua siklus, dan tampak kenaikan skor variabel yang diteliti cukup signifikan pada siklus kedua. Skor rata-rata aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus pertama sebesar 80,00 % menjadi 90,77 %, mengalami kenaikan sebesar 10,77%. Sedangkan skor rata-rata aktivitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran mengalami penurunan sebesar 9,40%, pada siklus pertama rata-rata skor 17,09%, sedangkan pada siklus kedua sebesar 7,69%. Kemampuan siswa menghafal surah an-Nisa ayat 59 pada siklus pertama sebesar 74,03 dan pada siklus kedua sebesar 83,36, tergolong baik, demikian juga ketuntasan belajar pada siklus pertama 58,97% dan pada siklus kedua menjadi 87,18%. Berdasarkan temuan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model drill dapat meningkatkan kemampuansiswa dalam menghafal surah an-Nisa ayat 59 pada pelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Cikande Serang.


2021 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 186-199
Author(s):  
RATNANINGSIH RATNANINGSIH

The method applied by the teacher in Civics learning is still conventional, tends to use the verbalistic lecture method, resulting in passive students, lack of enthusiasm, and low student learning outcomes. To improve the learning process and results, the teacher responded by applying the Jigsaw cooperative learning model and applying it in the form of Classroom Action Research (CAR). The purpose of this Classroom Action Research is to increase the activeness and learning outcomes of Civics. The action is carried out through three cycles. Each cycle includes four activities, namely (1) Planning, (2) Acting, (3) Observing, and (4) Reflection. One cycle is carried out in two to three meetings. Based on the results of data analysis, findings, and discussions that have been carried out, it can be concluded that the actions taken in class VIIIA to increase the activity and learning outcomes of Civics through the Jigsaw cooperative learning model were successful because the research performance indicators were met. Before the action using the Jigsaw cooperative learning model, the activeness of class VIIIA students was 73.43 in the active category and at the end of the third cycle of 79.10 in the very active category, an increase of 5.67 (an increase of 8%). Before the action, the KKM achievement in the class was 10%, after the first cycle of action it became 54.33% (an increase of 43.33%), after the second cycle of action it became 76.67% (an increase of 23.34% from the first cycle), and after the third cycle of action it increased to 93.33% (an increase of 16.66% from cycle II). ABSTRAKMetode yang diterapkan guru dalam pembelajaran PKn masih bersifat konvensional, cenderung menggunakan metode ceramah yang verbalistik, sehingga mengakibatkan siswa pasif, kurang bersemangat, dan hasil belajar siswa rendah. Untuk memperbaiki proses dan hasil belajar disikapi guru dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dan mengaplikasikannya dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar PKn. Tindakan dilaksanakan melalui tiga siklus. Setiap siklus meliputi empat kegiatan yaitu (1) Perencanaan (Planning), (2) Pelaksanaan (Acting), (3) Pengamatan (Observing), dan (4) Refleksi (Reflection). Satu siklus dilaksanakan dalam dua sampai tiga kali pertemuan. Berdasarkan hasil análisis data, temuan, dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan pada kelas VIIIA untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar PKn melalui model pembelajaran kooperatif Jigsaw berhasil karena indikator kinerja penelitian terpenuhi. Sebelum tindakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw, keaktifan siswa kelas VIIIA sebesar 73.43 dalam katagori aktif dan pada akhir siklus III sebesar 79.10 dalam katagori sangat aktif, meningkat sebesar 5.67 (meningkat 8%). Sebelum dilakukan tindakan ketercapaian KKM pada kelas tersebut adalah 10%, setelah tindakan siklus I menjadi 54.33% (meningkat 43.33%), setelah tindakan siklus II menjadi 76.67% (meningkat 23.34% dari siklus I), dan setelah tindakan siklus III meningkat menjadi 93.33% (meningkat 16.66% dari siklus II).


2021 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 208-214
Author(s):  
ANIK ANDRIYANI

This classroom action research generally aimed to improve the quality of learning for 11th grade students of SMAN 2 Jember in the 2018-2019 school year, and especially aimed to improve student learning results through cooperative learning with Group to Group Exchange model on the Hydrocarbon Compounds subject. This research is conducted in two cycles, which each cycle composed of planning, implementation, observation, and reflection. The results of affective value of students were taken from observation sheet, while data of student’s learning outcomes were taken from learning outcomes test. The results of this research showed that (l) The results of affective value of class XI MIPA 4 SMAN 2 Jember on the Hydrocarbon Compounds in cycle 2 experienced an increase, (2) The student learning outcomes of students in 11th grade (XI MIPA 4) SMAN 2 Jember on the Hydrocarbon Compounds increased if compared to the previous year after Group to Group Exchange model was applied. ABSTRAKPenelitian tindakan kelas ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa kelas XI SMAN 2 Jember tahun pelajaran 2018-2019, dan secara khusus untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Group to Group Exchange pada pokok bahasan Senyawa Hidrokarbon. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dimana masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Data nilai afektif siswa digali dengan lembar observasi, sementara data nilai hasil belajar siswa diambil dari tes hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) hasil nilai afektif dari siswa kelas XI MIPA 4 pada pokok bahasan Senyawa Hidrokarbon pada siklus 2 mengalami peningkatan, (2) nilai hasil belajar siswa kelas XI MIPA 4 pada pokok bahasan Senyawa Hidrokarbon mengalami peningkatan dibanding tahun pelajaran sebelumnya setelah menggunakan pembelajaran kooperatif model Group to Group Exchange.


2021 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 200-207
Author(s):  
ENI PURWANTI

This study aims to determine the application of problem solving learning models in improving chemistry learning outcomes in redox reaction material for students of Class X MIPA 3 SMA Negeri 1 Kembangbahu Lamongan, East Java province. The research was carried out in the even semester of the 2019/2020 school year. This type of research is classroom action research (CAR) which consists of four stages, namely planning, implementing actions, observing and reflecting. This study uses 2 cycles of action. Data collection techniques used: observation, tests, field notes and documentation. Problem solving learning model is applied in a way, students are faced with a problem, then asked to solve it in groups. Students' ability to understand lessons through problem solving models can be seen from the test results. The test was administered in two stages, namely the first cycle test and the second cycle test. Based on the results of student tests, classical completeness was 75% in the first cycle and 85% in the second cycle. Based on the results of the study, it can be concluded that using a problem solving learning model can improve chemistry learning outcomes for Class X MIPA 3 students at SMA Negeri 1 Kembangbahu Lamongan in the even semester of the 2019/2020 school year on redox reaction material. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran problem solving dalam meningkatkan hasil belajar kimia pada materi reaksi redoks siswa Kelas X MIPA 3 SMA Negeri 1 Kembangbahu Lamongan provinsi Jawa Timur. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2019/2020. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini menggunakan 2 siklus tindakan. Teknik pengumpulan data menggunakan: observasi, tes, catatan lapangan dan dokumentasi. Model pembelajaran Problem solving diterapkan dengan cara, siswa dihadapkan pada suatu masalah, kemudian diminta untuk memecahkannya secara berkelompk. Kemampuan siswa dalam memahami pelajaran melalui model problem solving dapat dilihat dari hasil tes. Pemberian tes dilakukan dua tahap yaitu tes siklus I, dan tes siklus II. Berdasarkan hasil tes siswa diperoleh ketuntasan secara klasikal sebesar 75% pada siklus I dan 85% pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran problem solving dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa Kelas X MIPA 3 SMA Negeri 1 Kembangbahu Lamongan semester genap tahun pelajaran 2019/2020 pada materi reaksi redoks.


2021 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 178-185
Author(s):  
DWI ARI SETIAWATI

This study aims to determine the increase in student learning outcomes after using the Contextual Teaching and Learning learning model. Based on student learning outcomes in the previous school year, it was seen that the learning outcomes were low, especially on Mawaris material. Therefore, the authors conducted classroom action research by changing the learning model that previously used lectures and discussions into Contextual Teaching and Learning. CTL (Contextual Teaching and Learning) learning is a learning concept that emphasizes the relationship between learning materials and the real world of students' lives, so that students are able to connect and apply learning outcomes competencies in everyday life. This study uses two cycles of action research consisting of four steps, namely: planning, implementing, observing and reflecting. The subjects of this study were students of class XII.IPA.1 for the academic year 2020/2021. Data were obtained from formative test results, activity observation sheets, and interview sheets. From the results of the analysis, it was found that the learning outcomes of Mawaris material increased from 69.23% in cycle 1 to 92.30% in cycle 2. The conclusion of this study is that Contextual Teaching and Learning learning can improve student learning outcomes. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Berdasarkan hasil belajar siswa pada tahun pelajaran sebelumnya terlihat rendahnya hasil belajar terutama pada materi Mawaris. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian tindakan kelas dengan mengganti model pembelajaran yang tadinya menggunakan ceramah dan diskusi menjadi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan siswa secara nyata, sehingga siswa mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan sebanyak dua siklus yang terdiri dari empat langkah yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII.IPA.1 tahun pelajaran 2020/2021. Data diperoleh dari hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan, dan lembar wawancara. Dari hasil analisis didapatkan bahwa hasil belajar materi mawaris mengalami peningkatan ketuntasan belajar dari 69,23% pada siklus 1 menjadi 92,30% pada siklus 2. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pembelajaran Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 169-177
Author(s):  
NUR SA'IDU
Keyword(s):  

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendiskrpsikan persepsi tingkat kepuasan masyarakat pengguna jasa pendidikan terhadap kulaitas layanan Pendidikan serta dimensi-dimensi yang yang berpengaruh terhadap kepuasan orang tua siswa di Madrasah binaan kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Pengukuran terhadap kualitas Pendidikan menggunakan SERVQUAL yang meliputi dimensi Tangible, Reliability, Responsevenes, Assurance, Empathy. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptip dengan teknik survey secara Daring (dalam jaringan/online). Jenis penelitian ini adalah penelitian ex post de Facto yaitu tidak perlu memberikan perlakuan lagi terhadap variabel bebas tapi tinggal melihat efeknya pada varibel terikat, dengan menggunakan pendekatan historis ,penelitian korelasional, dan penelitian kausal dengan korelasi. Teknik pengambilan sample menggunakan stratified sampling random berdasarkan jumlah orang tua siswa pada madrasah binaan.Instrumen penelitian yang digunakan adalah Angket dengan bentuk pilihan yang menggunakan skala linkert 5 alternatif jawaban dan sebagai data pembanding menggunakan wawancara dengan komite dan guru kelas 6, kepala madrasah. Hasil yang dtemukan dalam penelitian ini tentang persepsi masyarakat terhadap madrasah binaan adalah sebagai berikut : dimensi Tangible 69,47 %, Reliability 75,67%., Responsevenes 70,32%., Assurance 72,48%, Empahty 76,37%.


2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 162-168
Author(s):  
LULUK AZIZATUL MA’RIFAH

Penelitian ini bertujuan menerapkan model pembelajaran knisley berbasis kontekstual pada materi lingkaran untuk siswa kelas VIII MTsN 7 Kediri Tahun Pelajaran 2019/2020. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dan subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C MTsN 7 Kediri Tahun Pelajaran 2019/2020, dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa pada materi lingkaran. Objek penelitian ini adalah keseluruhan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran  Knisley berbasis kontekstual. Instrumen penelitian ini yaitu lembar observasi, dan tes. Langkah penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Knisley meliputi: 1) Konkret-Reflektif, guru menjelaskan konsep berdasarkan pengetahuan yang telah diketahui siswa; (2) Konkret-Aktif, guru memberikan tugas dan dorongan agar siswa melakukan percobaan, mengukur, atau membandingkan untuk menemukan konsep; (3) Abstrak-Reflektif, siswa membuat atau memilih pernyataan yang terkait dengan konsep baru, dan juga menyangkal pernyataan yang salah; (4) Abstrak-Aktif, siswa latihan memecahkan masalah menggunakan konsep baru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peneliti dapat menerapkan model pembelajaran Knisley berbasis kontekstual pada materi lingkaran dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis penelitian yang diperoleh peneliti pada hasil lembar observasi dan tes akhir siklus. Hasil observasi menunjukkan bahwa prosentase aktivitas guru mencapai 92,26% dengan kategori sangat baik, dan hasil observasi aktivitas siswa prosentasenya 89,88% dengan kategori baik. Sedangkan secara klasikal ketuntasan yang dicapai siswa pada tes akhir siklus adalah 90.625% yakni dari 32 siswa kelas VIII C MTsN 7 Kediri, ada 29 siswa yang nilainya memenuhi Kriteria Ketuntasan Klasikal (KKM) ?76. Sehingga penelitian dengan Penerapan Model Pembelajaran Knisley berbasis kontekstual pada materi lingkaran, pada siswa kelas VIII C MTsN 7 Kediri dikatakan berhasil.


2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 138-145
Author(s):  
KHOIRIYATUL FARIDA

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di lembaga pendidikan SMP Negeri 5  Ponorogo Jawa Timur , salah satunya adalah  dengan menggunakan model pembelajaran Discovery . Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil  pembelajaran Pendidikan Agama Islam . Pembelajaran yang aktif dan menarik sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan  kemauan dan konsentrasi peserta didik untuk mengikuti pembelajaran. Di sisi lain hasil  belajar peserta didik juga  perlu untuk terus ditingkatkan dalam upaya  memenuhi Kriteria Ketuntasan belajar klasikal . Hasil Penelitian Tindakan Kelas dengan dua siklus ini telah menunjukkan  bahwa model Pembelajaran Discovery  sangat efektif dalam  meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terutama dalam Kompetensi Dasar Memahami Cara Berbakti dan Taat Kepada Orang Tua dan Guru pada Peserta Didik Kelas IX G SMP Negeri 5 Ponorogo Tahun Pelajaran 2019 / 2020 . Hal ini didasarkan pada pengamatan proses pembelajaran yang mengalami peningkatan keaktifan peserta didik dari siklus-1 ke siklus-2 dan juga adanya peningkatan nilai hasil belajar peserta didik sehingga ketuntasan secara klasikal dapat tercapai dari siklus -1sebesar 76 % ke siklus – 2 sebesar 86% .   


2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 153-163
Author(s):  
NINIK QODAR ISMAWARNI

Tujuan yang diharapkan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar menulis siswa kelas VII/A MTsN Tarakan tahun pembelajaran 2020/2021 setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan pembelajaran model Learning Community (masyarakat belajar). Obyek penelitian ini adalah aktifitas dan hasil belajar siswa. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Tindakan yang di gunakan sebanyak dua siklus, yang tiap siklusnya terdiri dari: 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) pengamatan tindakan dan refleksi tindakan. Data dikumpulkan dengan menggunakan observasi dan tes selanjutnya dianalisis dengan teknik deskriptif dari data kualitatif dan kuantitatif. Hasil aktivitas dan nilai belajar siswa kelas VII/A MTsN Tarakan dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Nilai rata-rata hasil aktivitas siswa dari pra siklus, siklus I dan siklus II adalah 50.5%, 70.4% dan 88.0%, sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat mulai pra siklus (72.1) ke siklus I (78.1) dan siklus II (83.2) dari 36 siswa atau sebanyak 100 % siswa telah mencapai standar ketuntasan minimal yang ditetapkan yaitu 75.0. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran Learning Community pada materi menulis jati diri pembelajaran Bahasa Inggris bisa meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII/A MTsN Tarakan tahun pembelajaran 2020/2021.


2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 164-169
Author(s):  
SUNJONO SUNJONO
Keyword(s):  

Data best practice yang diperoleh dari hasil observasi dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran daring pada siklus I, hasilnya termasuk katagori “baik” dengan  rata-rata skor 6,75. Hal  ini  menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran daring sudah baik, akan tetapi perlu peningkatan. Sedangkan untuk kemampuan guru dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran daring pada siklus II juga  ada peningkatan ke arah yang lebih baik yaitu: penilaian pelaksanaan evaluasi pembelajaran daring berada pada katagori  “sangat baik”. Dengan   melihat   hasil   pada siklus  II,  maka  refleksi  terhadap  hasil yang  diperoleh  penulis  pada  siklus  II  ini adalah  adanya  peningkatan  kemampuan guru dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran daring. Hal ini dibuktikan  dengan rata-rata skor yang diperoleh dalam pendampingan  pelaksanaan evaluasi pembelajaran daring pra siklus : 4,1, siklus I : 6,75 dan siklus II : 10,75. Sedangkan  dari jumlah guru, 100 % sudah   mencapai kriteria yang ditetapkan..


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document