Remote literature review with emphasis on critical appraisal and clinical applicability

Author(s):  
Satheesh Elangovan ◽  
Megumi Williamson ◽  
Gustavo Avila‐Ortiz
2019 ◽  
Vol 170 ◽  
pp. 33-45 ◽  
Author(s):  
Igor Popovic ◽  
Ricardo J. Soares Magalhaes ◽  
Erjia Ge ◽  
Guy B. Marks ◽  
Guang-Hui Dong ◽  
...  

2020 ◽  
Author(s):  
Andria Pragholapati

Divorce in Indonesia is increasing every year. Divorce occurs because of manyfactors, and every individual is different. The effects of divorce on spouses,families, and children vary. The purpose of this study is to identify the impact ofdivorce in Indonesia in 2019-2020. The method used was a systematic literaturereview using the PRISMA protocol. The results obtained are 11 articles that fit theinclusion criteria and with critical appraisal tools from JBI. Discuss the causes ofdivorce in Indonesia, the impact of divorce that occurred in Indonesia, and how toovercome the impact of divorce in Indonesia


e-GIGI ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 217
Author(s):  
Dwita N. Halim ◽  
Vonny N. S. Wowor ◽  
Dinar A. Wicaksono

Abstract: Tooth loss which is often found among elderly may cause problems in mastication. Chewing efficiency may decrease if the elderly do not replace the function of the missing teeth by using dentures. This can further affect their nutritional intake and nutritional status. This study was aimed to explore scientific information regarding differences in elderly nutritional status of removable denture wearers and non-denture wearers. This was a literature review study by searching data on three databases, namely Pubmed, ScienceDirect, and Google Scholar using keywords and a combination of boolean operators. After being selected based on inclusion and exclusion criteria, a critical appraisal was performed, and 10 literatures were obtained consisting of cross-sectional, cohort, and randomized controlled trial design studies. The results showed that the percentage of the elderly with normal nutritional status was higher in denture wearers than in non-denture wearers. There was an increase in nutritional status based on MNA and MNA-SF scores in the elderly after wearing removable dentures. Among elderly, the nutritional status of denture wearers was relatively at risk of malnutrition, while of non-denture wearers was at risk of malnutrition and experienced malnutrition. In conclusion, risk of malnutrition and the occurrence of malnutrition are greater in non-denture wearer elderly.Keywords: nutritional status; elderly; tooth loss; denture wearers; removable dentures  Abstrak: Kehilangan gigi yang banyak ditemukan pada lansia dapat menyebabkan timbulnya gangguan dalam pengunyahan. Efisiensi kunyah dapat menurun bila lansia tidak menggantikan fungsi gigi asli yang hilang dengan menggunakan gigi tiruan. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap asupan nutrisi dan status gizi lansia. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah mengenai perbedaan status gizi pada lansia pengguna dan bukan pengguna gigi tiruan lepasan. Jenis penelitian ialah suatu literature review dengan pencarian data pada tiga database yaitu Pubmed, ScienceDirect, dan Google Scholar menggunakan kata kunci dan kombinasi boolean operator. Setelah diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, dilakukan critical appraisal, dan didapatkan 10 literatur dengan desain studi cross sectional, cohort, dan randomized controlled trial. Hasil penelitian mendapatkan persentase lansia dengan status gizi normal lebih besar ditemukan pada lansia pengguna gigi tiruan daripada lansia bukan pengguna gigi tiruan. Terdapat peningkatan status gizi berdasarkan skor MNA dan MNA-SF pada lansia setelah pemakaian gigi tiruan lepasan. Status gizi lansia pengguna gigi tiruan relatif berisiko malnutrisi, sedangkan pada lansia bukan pengguna gigi tiruan berisiko malnutrisi dan mengalami malnutrisi. Simpulan penelitian ini ialah risiko malnutrisi dan terjadinya malnutrisi lebih besar ditemukan pada lansia bukan pengguna gigi tiruan.Kata kunci: status gizi, lansia; kehilangan gigi; pengguna gigi tiruan; gigi tiruan lepasan


2010 ◽  
Vol 19 (6) ◽  
pp. 449-457 ◽  
Author(s):  
Paulo Henrique Orlato Rossetti ◽  
Wellington Cardoso Bonachela ◽  
Leylha Maria Nunes Rossetti

2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 300-308
Author(s):  
Asrori Yudha Prawira ◽  
Eko Prabowo ◽  
Fajar Febrianto

Tujuan penelitian ini adalah memperoleh pengetahuan dan penemuan baru. Kedua sebagai pembuktian atau pengujian tentang kebenaran dari pengetahuan yang sudah ada dan yang ketiga untuk mengetahui pengembangan model Olahraga renang pada anak usia dini. Penelitian ini merupakan penelitan kepustakaan (library research). Data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode analisis yang digunakan menggunakan analisis isi artikel. Artikel penelitian yang sesuai dengan kriteria kemudian dikumpulkan dan dibuat ringkasan jurnal meliputi nama peneliti, tahun terbit jurnal, rancangan studi, tujuan penelitian, sampel, instrument (alat ukur) dan ringkasan hasil atau temuan. Terdapat 10 literatur yang membahas tentang model pembelajaran renang pada anak usia dini, semua jurnal tersebut adalah jurnal nasional yang dilakukan pencarian diportal google scholar dengan mengetik kata kunci “model pembelajaran renang” yang kemudian dianalisis menggunakan analisis critical appraisal untuk menganalisis dari inti jurnal, hasil studi sehingga mengetahui persamaan dan perbedaan dari jurnal-jurnal tersebut. Dari 10 jurnal tersebut ada 5 jurnal tidak dilakukan pemeriksaan permainan renang secara langsung ada yang membahas motoric kasar , permainan modifikasi dan kemampuan. Beberapa hal penting yang didapat dari beberapa jurnal diantaranya identifikasi metode pembelajaran Olahraga renang anak usia dini dengan menjabarkan metode yang efektif dari beberapa penelitian terkait secara runtut agat dapat dijadikan sebagai sebuah acuan pembelajaran olahraga Olahraga renang anak usia dini. Kedua, model pembelajaran Olahraga renang pada anak usia dini dapat meningkatkan semangat dan mencegah kebosanan pada anak usia dini. Ketiga, memberikan pengaruh yang positif terhadap kemampuan motorik kasar dan kognitif anak usia dini serta proses pembelajaran lebih menyenangkan dan partisipatif.


e-GIGI ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 223
Author(s):  
Serena D. V. Dondokambey ◽  
Damajanty H. C. Pangemanan ◽  
Johanna A. Khoman

Abstract: Smoking is a bad habit that has become a necessity of life for some people. Moreover, smoking is found almost everywhere regardless of age, gender, and occupation. One of the consequences of smoking is the formation of stain on the teeth. This study was aimed to obtain the effect of smoking on the formation of stain on teeth. This was a literature review using various databases, such as Google Scholar, PubMed, and Wiley. The most frequent smoking frequency found was light smokers with the number of cigarettes smoked 1-4 cigarettes per day. All literatures showed that more stain formation occurred than no stain formation. Based on the frequency of smoking, the formation of stain on the teeth was most common in smokers with light category. In conclusion, smoking habits can affect the formation of stain on teeth. Based on the frequency of smoking the formation of stain on teeth is most commonly found in light-category smokers.Keywords: smoke; stain; discoloration  Abstrak: Merokok merupakan salah satu kebiasaan buruk yang sudah menjadi kebutuhan hidup oleh sebagian orang. Selain itu, merokok banyak ditemukan tanpa memandang usia, jenis kelamin, dan pekerjaan. Salah satu akibat dari kebiasaan merokok yaitu terjadinya pembentukan stain pada gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebiasaan merokok terhadap pembentukan stain pada gigi. Jenis penelitian ialah suatu literature review menggunakan database Google Scholar, PubMed, dan Wiley dengan topik terkait. Terdapat tujuh literatur yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi serta telah melewati tahap penilaian jurnal menggunakan instrumen critical appraisal. Hasil penelitian mendapatkan frekuensi merokok yang paling banyak ditemukan ialah perokok kategori ringan dengan jumlah rokok yang dihisap 1-4 batang per hari. Pembentukan stain gigi secara keseluruhan pada semua literatur menunjukkan bahwa lebih banyak terjadinya pembentukan stain dibandingkan dengan yang tidak terjadi pembentukan stain. Berdasarkan frekuensi merokok, pembentukan stain pada gigi paling banyak terjadi pada perokok dengan kategori ringan. Simpulan penelitian ini ialah kebiasaan merokok dapat berpengaruh terhadap pembentukan stain pada gigi. Berdasarkan frekuensi merokok pembentukan stain pada gigi paling banyak ditemukan pada perokok dengan kategori ringan.Kata kunci: merokok; stain; pewarnaan gigi


2020 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Lia Jeremia Rumahorbo ◽  
Rieke Suzana Fanggidae ◽  
Martina Pakpahan ◽  
Dora Irene Purimahua

<p>Hypertension takes the first place as a health problem for the elderly. Hypertension in the elderly comes as a part of aging where blood vessels become stiff and fragile. The purpose of this research was to identify factors that can not be modified and factors that can be modified that affect the incidence of hypertension in the elderly. Literature review used articles from Indonesia OneSearch, Google Shoolar and PubMed databases was then selected using PRISMA Flow Diagrams to produce eight articles according to the inclusion and exclusion criteria. Critical appraisal was done to see the feasibility and quality of the article. Data analysis in this literature review used a simplified approach method. The results of the literature study found that factors that can not be modified that affect the incidence of hypertension in elderly including; family history, race and age. While the factors that can be modified that affect the incidence of hypertension in elderly among others; obesity, physical activity, stress and nutrition. Health workers with family and the elderly can make effort to prevent hypertension against factors that can be changed by routinely checking blood pressure, controlling body weight, exercising regularly, regulating diet, good stress management and optimizing the function of Posbindu (service post of Community Health Centre for the elderly) preventing and managing hypertension in the elderly in the community. Future studies can examine the correlation of each risk factor that influences the incidence of hypertension in the elderly.</p><p><strong>BAHASA INDONESIA ABSTRAK: </strong>Hipertensi menempati urutan pertama sebagai masalah kesehatan yang diderita lansia. Hipertensi pada lansia muncul sebagai bagian dari penuaan dimana pembuluh darah menjadi kaku dan rapuh. Tujuan Penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor-faktor yang dapat dimodifikasi yang memengaruhi kejadian hipertensi pada lansia. Kajian literatur menggunakan artikel yang berasal dari <em>database</em> Indonesia <em>OneSearch</em>, <em>Google Shoolar</em> dan <em>PubMed</em> kemudian diseleksi dengan menggunakan<em> Flow </em><em>Diagram </em>PRISMA<em> </em>sehingga menghasilkan delapan artikel sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Dilakukan <em>critical appraisal</em> untuk menganalisis artikel. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan <em>simplified approach method</em>. Hasil penelitian didapatkan bahwa faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi yang memengaruhi kejadian hipertensi pada lansia yaitu; riwayat keluarga, ras dan usia. Faktor-faktor yang dapat dimodifikasi yang memengaruhi kejadian hipertensi pada lansia yaitu; obesitas, aktivitas fisik, stres dan nutrisi.  Petugas kesehatan bersama keluarga dan lansia dapat melakukan upaya pencegahan Hipertensi terhadap faktor-faktor yang dapat diubah dengan rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah, mengontrol berat badan, berolahraga teratur, mengatur diet, manajemen stress yang baik serta optimalisasi fungsi Posbindu dalam pencegahan dan penanganan Hipertensi pada lansia dikomunitas. Penelitian selanjutnya dapat meneliti hubungan tiap faktor risiko yang memengaruhi dengan kejadian hipertensi pada lansia.</p>


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 1915-1924
Author(s):  
Rendra Setiawan ◽  
I Irnawati

AbstractLong treatment for tuberculosis, which is 6 months, often makes patients feel bored and forgets to take medicine and causes non-compliance. The development of increasingly high use of smartphones, along with the use of information technology in health, especially for tuberculosis patients, makes many things accessible to patients. By using smartphones, the patients can access the MHealth application, DCC (Drugs Consumption Calendar), SMS gateway, voice calls, and video calls which provide health information and care for tuberculosis patients. It also can make patients obedient to taking medication to increase the TB cure rate. To describe the use of health information technology in pulmonary tuberculosis patients. The design of this study used a literature review of five articles from the PubMed database and Google Scholar. The instrument critical appraisal in this research used Strobe. There were 791 tuberculosis patients (76%) who used information technology in the form of mobile phones. The types of information used included Short Massage Service (SMS) (31% or 246 patients), using the telephone (17.4% or 221 tuberculosis patients), and using video calls (25, 1% or 199 patients). The health information. generally, were a schedule for taking medication and control, reminder to take medication, reporting if there were side effects that occur during treatment, prevention, transmission, food, and patient diet and counseling. The use of health information technology is very helpful in the treatment of TB patients starting from text messages, video calls, and voice calls to improve medication adherence in tuberculosis patients.Keywords: Mobile Health App, SMS, Tuberculosis, Information Technologv, Video Call AbstrakPengobatan tuberkulosis yang lama yaitu 6 bulan sering membuat pasien jenuh dan lupa untuk meminum obat serta menimbulkan ketidak patuhan. Perkembangan pengunaan smartphone yang semakin tinggi, diiringi dengan teknologi informasi dalam kesehatan khususnya pada pasien tuberculosis mulai banyak bermunculan yang dapat diakses menggunakan smartphone diantaranya adalah aplikasi M-Health, DCC (Drugs Consumption Calender), SMS gateway, pangilan suara, video call yang dapat memberikan informasi kesehatan serta perawatan bagi pasien tuberkulosis dan dapat membuat pasien TB patuh minum obat sehingga meningkatkan angka kesembuhan TB. Untuk mengetahui gambaran pengunaan teknologi informasi kesehatan pada pasien tuberculosis paru. Desain penelitian ini menggunakan literature review terhadap lima artikel dari data database PubMed dan Google Scholarinstrument critical appraisal penelitian ini menggunakan Strobe. Sebanyak 791 pasien tuberkulosis (76%) menggunakan teknologi informasi berupa handphone. Jenis informasi yang digunakan antara lain Short Massage Service (SMS) 246 pasien tuberkulosis (31%), penggunaan telefon 221 atau (17,4 %) pasien tuberkulosis, dan yang menggunkan video call sebanyak 199 pasien tuberculosis paru (25,1%). Informasi kesehatan yang diperoleh dari masing-masing artikel umumnya berisi jadwal pengambilan obat dan kontrol, menginggatkan minum obat, melaporkan jika ada efek samping yang timbul pada saat pengobatan, pencegahan, penularan, makanan dan diet pasien serta penyuluhan.Pengunaan teknologi informasi kesehatan sangat membantu dalam pengobatan pasien TB mulai dari pesanteks, pangilan video dan pangilan suara meningkatkan kepatuhan pengobatan pada pasien Tuberkulosis.Kata kunci: Mobile Health App; SMS, Tuberkulosis; Teknologi Informasi; Video Call


e-GIGI ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 256
Author(s):  
Yobel R. Woran ◽  
Lydia E. N. Tendean ◽  
Christy N. Mintjelungan

Abstract: The COVID-19 outbreak is caused by SARS-CoV-2 that spread rapidly throughout the world. The most common clinical manifestations of COVID-19 are fever, fatigue, and dry cough. Some patients experience nasal congestion, runny nose, headache, conjunctivitis, sore throat, diarrhea, skin rash, loss of smell and taste. Oral manifestations of COVID-19 infection are also reported. Dentists are prone to cross-infections of several infectious diseases because they are often exposed to saliva and blood. These viruses are transmitted through inhalation of aerosols and droplets containing the viruses or direct contact with mucous membranes, oral fluids, dental instruments, and surfaces contaminated with the virus. This study was aimed to determine the oral manifestations of COVID-19 infection. This was a literature review study searching three databases, namely Pubmed, ClinicalKey and Google Scholar. The keywords used were oral AND manifestations AND COVID-19. Selection based on inclusion and exclusion criteria was carried out by critical appraisal. There were eight literatures in the form of case reports. The results showed that oral manifestations commonly found in patients with clinical COVID-19 were ulcers, petechiae, macules, and plaques with variations in quantity, color appearance, and localization. Lesions were found on the palate, tongue, labial mucosa, gingiva, lips, and oropharynx. In conclusion, oral manifestations could be found in clinical COVID-19 patients, however, it is not certain whether these manifestations are directly caused by SARS-CoV-2 or are as secondary manifestations.Keywords: oral manifestations; COVID-19 Abstrak: Wabah COVID-19 disebabkan oleh SARS-CoV-2 yang menyebar dengan cepat hingga ke seluruh dunia. Infeksi COVID-19 mempunyai manifestasi klinis paling umum seperti demam, rasa lelah, dan batuk kering. Beberapa pasien mengalami hidung tersumbat, pilek, nyeri kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare, ruam kulit, hilang penciuman dan pengecapan. Bahkan terdapat laporan penemuan manifestasi oral pada infeksi COVID-19. Dokter gigi sebagai profesi yang rentan terjadi infeksi silang beberapa penyakit menular karena sering terpapar dengan saliva dan darah. Virus ini memungkinkan terjadinya penularan lewat terhirupnya aerosol dan droplet yang mengandung virus atau kontak langsung dengan membran mukosa, cairan mulut, instrumen kedokteran gigi dan permukaan yang terkontaminasi virus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manifestasi oral infeksi COVID-19. Jenis penelitian ialah suatu literature review dengan pencarian menggunakan tiga database yaitu Pubmed, ClinicalKey dan Google Scholar. Kata kunci yang digunakan yaitu oral AND manifestations AND COVID-19. Setelah seleksi berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi dilakukan critical appraisal dan didapatkan delapan literatur yang berupa laporan kasus.Hasil penelitian mendapatkan bahwa manifestasi oral pada pasien klinis COVID-19 yang sering ditemukan, seperti ulkus, petekie, makula, dan plak dengan variasi kuantitas, penampakan warna, dan lokalisasi. Lokasi lesi ditemukan pada palatum, lidah, mukosa labial, gingiva, bibir dan orofaring. Simpulan penelitian ini ialah manifestasi oral dapat ditemukan pada pasien klinis COVID-19 tetapi belum diketahui pasti apakah secara langsung disebabkan oleh SARS-CoV-2 atau merupakan manifestasi sekunder.Kata kunci: manifestasi oral; COVID-19


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document