PEMIMPIN RUMAH TANGGA DALAM TAFSIR (Kaji Ulang Pendapat Feminis dengan Metode Ta’wīl)
This paper aims to explain the opinion of some traditionalist Muslim scholars who refute feminist opinions of verse 34 of an-Nisā’ about household leaders. This study takes the form of a library with the content analysis method. Utilizing qawāʿid al-lughawi'ah (linguistic rules) like the ta'wīl method which is inherited uṣūliyyīn (Islamic law expert, scholars such as Rasyīd Riḍā ‘Alī aṣ-Ṣābūnī, and aṭ-Ṭabāṭabāʿī argued that men are more superior than women in some aspect such as intellectual. Therefore, it is men who have a duty to become the leader. Tulisan ini menjelaskan tentang pendapat beberapa sarjana Muslim tradisional yang menolak pendapat kaum feminist tentang kesejajaran laki-laki dan perempuan dalam menafsirkan surat Nisā’ ayat 34. Dengan menggunakan data literer dan analisis isi, tulisan ini menunjukkan bahwa beberapa sarjana Muslim Rasyīd Riḍā ‘Alī aṣ-Ṣābūnī, and aṭ-Ṭabāṭabāʿī berpendapat bahwa laki-laki berbeda dengan perempuan. Laki-laki mempunyai kemampuan intelektual lebih dibandingkan dengan perempuan. Oleh karena itu, maka kepemimpinan ada di punggung laki-laki.