scholarly journals Profil Lipid Tikus Putih Setelah Pemberian Teh Kombucha Kadar 50% Waktu Fermentasi 6, 9 Dan 12 Hari

2017 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 80
Author(s):  
Sri Isdadiyanto

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian teh kombucha kadar 50% sebagai drinking water dengan variasi waktu fermentasi. Penelitian ini menggunakan Tikus putih (Rattus norvegicus) jantan  sebanyak 16 ekor umur 2 bulan, dengan perlakuan Teh kombucha yang difermentasi selama 6, 9 dan 12 hari pada suhu 25oC per oral. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan (selama 28 hari) dan 4 ulangan, yaitu : P0 = kontrol, tanpa tambahan teh kombucha, P1 = air minum + 1,8 ml teh kombucha pagi dan sore fermentasi 6 hari, P2 = air minum + 1,8 ml teh kombucha pagi dan sore fermentasi 9 hari, P3 = air minum + 1,8 ml teh kombucha pagi dan sore fermentasi 12 hari. Variabel yang diukur adalah kadar kolesterol, HDL dan LDL. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA yang dilanjutkan dengan Uji Duncan dengan taraf kepercayaan 95% dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 10,0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian teh kombucha dapat menaikkan kadar HDL, menurunkan kadar kolesterol dan LDL serum darah tikus putih (Rattus norvegicus). Kata kunci : Rattus norvegicus, teh kombucha kadar 50%, kolesterol, HDL, LDL

2018 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 97
Author(s):  
Sri Isdadiyanto

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian teh kombucha kadar 100% sebagai drinking water dengan variasi waktu fermentasi. Penelitian ini menggunakan Tikus putih (Rattus norvegicus) jantan  sebanyak 16 ekor umur 2 bulan, dengan perlakuan Teh kombucha yang difermentasi selama 6, 9 dan 12 hari pada suhu 25oC per oral. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan (selama 28 hari) dan 4 ulangan, yaitu : P0 = kontrol, tanpa tambahan teh kombucha, P1 = air minum + 1,8 ml teh kombucha pagi dan sore fermentasi 6 hari, P2 = air minum + 1,8 ml teh kombucha pagi dan sore fermentasi 9 hari, P3 = air minum + 1,8 ml teh kombucha pagi dan sore fermentasi 12 hari. Variabel yang diukur adalah kadar kolesterol, HDL dan LDL. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA yang dilanjutkan dengan Uji Duncan dengan taraf kepercayaan 95% dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 10,0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian teh kombucha tidak mempengaruhi tebal dinding dan diameter lumen arteria koronaria tikus putih (Rattus norvegicus). Kata kunci: Rattus norvegicus, teh kombucha kadar 100%, tebal dinding, diameter lumen, arteri koronaria


2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 30
Author(s):  
Sri Isdadiyanto ◽  
Silvana Tana

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian teh kombucha kadar 75% sebagai drinking water dengan variasi waktu fermentasi. Penelitian ini menggunakan Tikus putih (Rattus norvegicus) jantan  sebanyak 16 ekor umur 2 bulan, dengan perlakuan Teh kombucha yang difermentasi selama 6, 9 dan 12 hari pada suhu 25oC per oral. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan (selama 28 hari) dan 4 ulangan, yaitu : P0 = kontrol, tanpa tambahan teh kombucha, P1 = air minum + 1,8 ml teh kombucha pagi dan sore fermentasi 6 hari, P2 = air minum + 1,8 ml teh kombucha pagi dan sore fermentasi 9 hari, P3 = air minum + 1,8 ml teh kombucha pagi dan sore fermentasi 12 hari. Variabel yang diukur adalah kadar kolesterol, HDL dan LDL. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA yang dilanjutkan dengan Uji Duncan dengan taraf kepercayaan 95% dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 10,0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian teh kombucha dapat menaikkan kadar HDL, menurunkan kadar kolesterol dan LDL serum darah tikus putih (Rattus norvegicus). Kata kunci: Rattus norvegicus, teh kombucha kadar 75%, kolesterol, HDL, LDL


2018 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 195-202
Author(s):  
Sri Isdadiyanto

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian teh kombucha kadar 75% sebagai drinking water dengan variasi waktu fermentasi. Penelitian ini menggunakan Tikus putih (Rattus norvegicus) jantan  sebanyak 16 ekor umur 2 bulan, dengan perlakuan Teh kombucha yang difermentasi selama 6, 9 dan 12 hari pada suhu 25oC per oral. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan (selama 28 hari) dan 4 ulangan, yaitu : P0 = kontrol, tanpa tambahan teh kombucha, P1 = air minum + 1,8 ml teh kombucha pagi dan sore fermentasi 6 hari, P2 = air minum + 1,8 ml teh kombucha pagi dan sore fermentasi 9 hari, P3 = air minum + 1,8 ml teh kombucha pagi dan sore fermentasi 12 hari. Variabel yang diukur adalah kadar kolesterol, HDL dan LDL. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA yang dilanjutkan dengan Uji Duncan dengan taraf kepercayaan 95% dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 10,0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian teh kombucha tidak mempengaruhi tebal dinding dan diameter lumen arteria koronaria tikus putih (Rattus norvegicus).


2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
Author(s):  
Ari Viandri ◽  
Fathiyah Safithri ◽  
Dwi Nurwulan Nurwulan Pravitasari

Latar  Belakang:  Demam  dapat  diatasi  dengan  menggunakan  parasetamol.  Pemberian parasetamol lebih dari dosis yang dianjurkan pada anak usia kurang dari 2 tahun selama ± 1 hari  telah  terbukti  sebagai  risiko  hepatotoksisitas.  Rimpang  jahe  merah  mengandung gingerol   dapat   memberikan   efek   antipiretik   dengan   cara   menghambat   pembentukan prostaglandin dan menstimulasi produksi IL-10.Tujuan: Untuk mengetahui apakah air perasan rimpang jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum) dapat memberikan efek antipiretik pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur wistar yang diinduksi ragi roti.Metode:  Penelitian  true  experimental  menggunakan  24  ekor  tikus  yang  dibagi  menjadi  4 kelompok. Setelah 4 jam diinduksi ragi roti, kelompok pertama diberikan aquades per oral. Kelompok kedua, ketiga, dan keempat diberikan dosis perasan rimpang jahe merah sebesar 70 mg/kgBB, 140 mg/kgBB, dan 210 mg/kgBB per oral.Hasil Penelitian dan Diskusi:  Perasan rimpang jahe merah dosis 140 mg/kgBB dan 210 mg/kgBB  menunjukkan  hasil  yang  signifikan  dalam  menghambat  peningkatan  suhu  rektal tikus  dan  menurunkan  suhu  rektal  tikus  yang  diinduksi  ragi  roti  (p<0,05).  Dosis  yang memberikan efek antipiretik paling besar adalah 210 mg/kgBB.Kesimpulan: Air perasan rimpang jahe merah dapat memberikan efek antipiretik pada tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi ragi roti. Kata Kunci: Antipiretik, perasan rimpang jahe merah, ragi roti.


2017 ◽  
Vol 3 (6) ◽  
pp. 702 ◽  
Author(s):  
Dwi Gayatri Nurcahyawati ◽  
Hani Plumeriastuti ◽  
Lilik Maslachah

The purpose of this study was to know the effect of Dayak onion tuber extract (Eleutherine palmifolia) given by per oral in lowering levels of histophatology damage kidney of albino male rat (Rattus norvegicus) strain Wistar which was induced by alloxan. Animals which were used in this research were 24 white male rats (Rattus norvegicus) strain Wistar, and then divided into 6 groups. The negative control group K (-) were given with aquabidest and CMC-Na 1% during the therapy period, the positive control group K (+) were given with alloxan 110 mg / kgbw, the group of drug control K (O) were given with alloxan and oral therapy  with metformin 9 mg / 200g bw / day, the treatment group 1 (P1) were given with alloxan and per oral therapy with extract of  Dayak onion tuber 100 mg / kgbw, the treatment group 2 (P2) were given with alloxan and per oral therapy with extract of Dayak onion tuber 200 mg / kgbw and the treatment group 3 (P3) were given with alloxan and per oral therapy with extract of Dayak onion tuber 400 mg / kgbw. The therapy was given for 14 days, then the animals were sacrificed with ketamine and then its kidney was taken for examination of hisphatology in kidney. Observations based on their depiction of renal histopathology tubular degeneration and necrosis, glomerular necrosis, intestitial infiltration and glomerular sclerosis. Data obtained from the scoring of histopathological appearence albino rat kidneys were analyzed by test Kruskal-Wallis and if there is a real difference followed by Mann-Whitney test using SPSS 20.0 for windows. The results showed that the extract of Dayak onion tuber 400 mg/ kgbw  can reduce the degree of kidney damage in albino male rat exposed to alloxan significantly.  Key words: Eleutherine palmifolia, alloxan, kidney, histhopathology


Author(s):  
M. Hanafiah ◽  
Wisnu Nurcahyo ◽  
Sumartono S

 The purpose of the research was to study a tissue cyst formation time Toxoplasma gondiiexperimentally. A number of 84 mice were divided randomly into four groups. Each group consisted of 21mice. The mice of the group I were infected with 101, II with 102 and III with 10 tachyzoites respectivelyintraperitoneally, whereas the group IV as a control (not infected with tachyzoites). All infected micewere treated with sulfadiazine, 15 mg/mouse per oral diluted in drinking water, for 5 days. On first untiltwenty first day after treatment one mouse of each group was necropsied. Liver, lymph, kidney, lung,heart, brain, or diaphragm muscle were then taken for histological preparations. Data on tissue cystformation time was analysed descriptively. The research revealed that innoculation with tachyzoites 103cyst could be found on day 14th after infection of liver, 102 cyst was found on the 6 day of liver, in day7th in heart and brain on day 10th of after infection, 103 cyst was found on day 4th inheart and brain in day 7thth in liver, day 6 after infection, while in the control dosage there is no formation similar to cyst found.Keywords: cyst, tissue, T. gondii, mice th1


2018 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 219
Author(s):  
FAIS ZATUN INDINA

<p><strong>Latar Belakang :</strong> Parasetamol adalah obat analgesik dan antipiretik, bila digunakan dalam dosis berlebihan atau dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan efek toksik pada hepar dan dapat menyebabkan kematian sel atau nekrosis sel hepar. Ekstrak biji petai (Parkia speciosa) memiliki senyawa flavonoid yang merupakan antioksidan</p><p> </p><p><strong>Tujuan :</strong> Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak biji petai (Parkia speciosa) terhadap gambaran histopatologi  hepar tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur wistar yang diinduksi paracetamol. </p><p> </p><p><strong>Metode :</strong> Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan desain post-test only control group menggunakan 24 ekor tikus yang dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok kontrol positif yang diberi diet pakan standart, aquades dan  paracetamol 9 mg/ ekor/ hari secara sonde per oral; kelompok perlakuan 1 yang diberi ekstrak biji petai; dan kelompok perlakuan 2 yang diberi ekstrak biji petai (Parkia   speciosa ) 7,2 mg/ ekor/ hari dengan paracetamol 9 mg/ ekor/ hari 45 menit setelahnya. Penelitian dilakukan selama 14 hari, kemudian hepar diambil pada hari ke 15 dan dilakukan pemeriksaan secara mikroskopik.Selanjutnya data dianalisa menggunakan IBM SPSS versi 23 dengan metode Kruskal-Wallis.</p><p> </p><p><strong>Hasil :</strong> Uji Kruskal-Wallis menunjukkan hasil yang signifikan, uji Mann Whitney menunjukkan adanya pasangan yang memiliki pengaruh yaitu kontrol positif terhadap perlakuan 1 dan kontrol positif terhadap perlakuan 2, hal ini bisa dilihat dari nilai signifikansi p&lt; α (0,05). Namun juga terdapat perbandingan yang menunjukkan tidak adanya pengaruh yaitu pada perlakuan 1 terhadap perlakuan 2.</p><p> </p><p><strong>Kesimpulan:</strong> Pemberian ekstrak biji petai (Parkia speciosa)  berpengaruh menurunkan skala kerusakan sel hepar  pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur wistar yang diinduksi paracetamol.</p><p> </p><p><strong>Kata kunci : </strong>Biji petai (Parkia speciosa), Paracetamol, Gambaran</p><p>Histopatologi Hepar.</p>


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 219-223
Author(s):  
Rosa Mutianingsih ◽  
Khairil Pahmi

A B S T R A C TBackground The use of plants as natural medicinal ingredients isincreasingly in demand by the public because the plants are consideredto have lower negative effects than chemical drugs. The effect of mineranherbs extract (Phyllanthus niruri Linn) on the histological spectrum of theuterus and oviduct rat (Rattus Norvegicus) had been studied.Aim ofStudy Aim of this study to explore the effect of meniran herbs extract(Phyllanthus niruri Linn) on the histological spectrum of the uterus andoviduct rat (Rattus Norvegicus) Methods Wistar rats have been challengedwith 2% NaCl in drinking water to result in fibrotic uterus and oviduct.Phyllanthus niruri extract (200 mg/Kg) turned into given orally for 4weeks. Matrix extracellular abundance turned into decided via way ofmeans of HE Staining and measured via way of means of METAVIRFibrosis Score. The result of this examine have been assayed via way ofmeans of SPSS 16. Results P. niruri extract was potent to reduce thematrix extracellular in 2% NaCl-induced rats compared to control group(p<0.05) in uterus. Meanwhile, P. niruri extract was not able to decreasethe matrix extracellular in 2% NaCl-induced rats compared to controlgroup (p>0.05) in oviduct. Conclusion P. niruri extract was potent todecrease the matrix extracellular in the uterus of the rats, but in oviduct.


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 6
Author(s):  
Ana Silvi Ni'ma ◽  
Gadis Meinar Sari ◽  
Lucky Prasetyowati

Pendahuluan: Kafein adalah zat utama yang terkandung dalam kopi yang merupakan minuman yang digemari oleh masyarakat di seluruh dunia. Pengaruh kafein terhadap kadar gula dalam darah masih belum jelas apakah dapat menaikkan atau menurunkan kadar gula darah. Beberapa penelitian membuktikan bahwa kafein dapat meningkatkan kadar gula darah melalui efeknya terhadap penurunan sensitivitas insulin. Sebaliknya, penelitian lain membuktikan bahwa kafein dapat memberikan efek perlindungan tubuh terhadap diabetes mellitus melalui pengaruhnya dalam meningkatkan sensitivitas insulin. Tujuan: Untuk mengetahui efek pemberian kafein per oral terhadap kadar gula darah pada tikus normal maupun tikus hiperglikemia. Metode: Penelitian ini menggunakan 36 tikus (Rattus norvegicus) yang dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok tikus hiperglikemia yang diberi perlakuan (K1), kelompok tikus hiperglikemia kontrol (K2), kelompok tikus normal yang diberi perlakuan (K3) dan kelompok tikus normal kontrol (K4). Kelompok perlakuan (K1 dan K3) diberi kafein dengan dosis 3,22 mg/200 gram BB per oral setiap hari selama 3 hari. Kadar gula darah diukur sebelum dan setelah perlakuan. Analisis data menggunakan paired t-test dan effect size yang memberikan hasil signifikan apabila       p < 0,05. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa pemberian kafein secara oral memberikan efek yang signifikan terhadap kadar gula darah tikus normal dan hiperglikemia. Kesimpulan: Efek pemberian kafein terhadap kadar gula darah pada tikus normal dan hiperglikemia sebesar 81,1% dan 97,7%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian kafein per oral terhadap kadar gula darah tikus normal dan hiperglikemia dapat meningkatkan kadar gula darah pada tikus normal dan hiperglikemia.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 348
Author(s):  
Endah Wijayanti ◽  
Tatit Nurseta ◽  
Eviana Norahmawati

Abstract Monosodium glutamate is one of the additives used a food flavoring and is widely known by society. The consumption of MSG in large quantities leads to the lesions of the hypothalamus nucleus, leading to some changes in the reproductive system. The aim of this study is to find out the influence of green tea extract against Apoptosis cells Granulose ovarian follicle Rattus norvegicus Dipajan MSG. The research method of using a true experimental research approach post test only control group Design. The sample used was a female white rat (Rattus norvegicus) the number of 25 tails divided into 5 groups. Exposure of monosodium glutamate administered at a dose of 0.7 mg/grBB per oral and green tea extract a variety of doses administered 2 hours thereafter during 30 days after the rats were obtained in the Proestrus phase. Apoptosis examination uses In Situ Cell Death Detection Kit, POD catalog number 11684817910 of Roche brand with Tunnel method. Data were analyzed using the One Way ANOVA test. Results showed that the lowest average apoptosis rate was seen in the MSG Administration treatment group and green tea extract dose 1.4 mg/tail/day (18,686 ± 2,247) but increased again on the group's MSG administration treatment and green tea extract dose 2.8 mg/tail/day (23,752 ± 3,206). So the administration of green tea extract of varying doses can decrease apoptosis in the Rattus norvegicus that is Dipajan MSG.   Keywords: green tea extract, monosodium glutamat, Apoptosis     Abstrak Monosodium glutamat, merupakan salah satu zat aditif yang digunakan sebagai penyedap makanan dan dikenal secara luas oleh masyarakat. Konsumsi MSG dalam jumlah besar menyebabkan lesi bagian nucleus arkuata hipotalamus sehingga menimbulkan beberapa perubahan pada sistem reproduksi. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak teh hijau terhadap Apoptosis Sel Granulosa Folikel Ovarium Rattus norvegicus yang dipajan MSG. Metode Penelitian menggunakan penelitian true eksperimental pendekatan post test only control group design. Sampel yang digunakan adalah tikus putih betina (Rattus norvegicus) sejumlah 25 ekor yang terbagi menjadi 5 kelompok. Paparan monosodium glutamat diberikan dengan dosis 0,7 mg/grBB per oral dan ekstrak teh hijau berbagai dosis diberikan 2 jam setelahnya selama 30 hari setelah didapatkan tikus berada pada fase proestrus. Pemeriksaan Apoptosis menggunakan In Situ Cell Death Detection Kit, POD nomor katalog 11684817910 merk Roche dengan metode Tunel. Data dianalisis menggunakan uji One Way Anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai rerata apoptosis terendah tampak pada kelompok perlakuan pemberian MSG dan ekstrak teh hijau dosis 1,4 mg/ekor/hari (18.686± 2.247) namun meningkat lagi pada kelompok perlakuan pemberian MSG dan ekstrak teh hijau dosis 2,8 mg/ekor/hari (23.752± 3.206). Sehingga pemberian ekstrak teh hijau berbagai dosis dapat menurunkan apoptosis pada Rattus norvegicus yang dipajan MSG   Kata Kunci : ekstrak teh hijau, monosodium glutamat,  dan Apoptosis


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document