scholarly journals PERBEDAAN KADAR KOLESTEROL LDL PENDERITA DISLIPIDEMIA PADA PEMBERIAN TEMPE KEDELAI HITAM DAN TEMPE KEDELAI KUNING

2013 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 262-276
Author(s):  
Della Ayuning Priastiti ◽  
Niken Puruhita

Latar Belakang: Dislipidemia sebagai faktor utama terbentuknya aterosklerosis dan dapat mengakibatkan terjadinya penyakit sirkulasi darah. Dislipidemia merupakan gangguan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lemak dalam plasma. Tempe mengandung  protein yang berpengaruh terhadap penurunan kolesterol LDL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemberian tempe kedelai hitam dan tempe kedelai kuning terhadap kolesterol LDL pada penderita dislipidemia.Metode : Penelitian ini merupakan quasi experiment dengan  pre test - post test with control group design. Subjek penelitian adalah wanita menopause yang berdomisili di kawasan Puskesmas wilayah Kabupaten Cirebon yang diambil secara consecutive sampling, besar sampel adalah 34 orang yang dibagi secara acak dalam tiga kelompok. Kelompok kontrol tidak diberi tempe, kelompok perlakuan 1 diberikan tempe kedelai hitam dan kelompok perlakuan 2 diberikan tempe kedelai kuning selama 14 hari. Selama intervensi, asupan makan ketiga kelompok diperoleh dengan metode food record dan food recall. Kadar kolesterol LDL diukur sebelum dan sesudah intervensi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Paired t-test, Wilcoxon, Kruskal Wallis serta uji korelasi Speearman pada derajat kemaknaan 5%.Hasil : Pada  pemberian tempe kedelai hitam terdapat penurunan kadar kolesterol LDL sebesar 6.1±16.45mg/dl dan pada pemberian tempe kedelai kuning terdapat penurunan kadar kolesterol LDL sebesar 4.9±9.91 mg/dl setelah diberikan intervensi selama 14 hari. Sedangkan pada kelompok kontrol terjadi peningkatan kadar kolesterol LDL sebesar 3.5±19.76 mg/dl. Namun penurunan maupun peningkatan yang terjadi tidak bermakna secara statistik (p<0.05)Simpulan: Terdapat penurunan kadar kolesterol LDL pada pemberian tempe kedelai hitam dan kuning sebesar 150 gram selama 14 hari pada wanita menopause dengan dislipidemia tetapi hasil tersebut tidak bermakna secara statistik.Kata kunci: Tempe kedelai hitam; tempe kedelai kuning; dislipidemia; kolesterol LDL

2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 15
Author(s):  
Dewi Astuti Pasaribu ◽  
Septian Mixrova Sebayang

Pentavalent immunization is an immunization developed from a combination of vaccines so that there are eight antigens that can be given to children, namely Hepatitis B, BCG, Oral Polio, Diphtheria, Pertussis, Tetanus, Hib and Measles. The act of immunization can cause pain in babies, so that the baby becomes fussy. The aim of this study is to determine the effectiveness of the 5 S Method (Swaddling, Side / Stomach Position, Shushing, Swinging, Sucking) on Pain Response in Infants aged 2-6 Months during Immunization. Pentavalent. The design of this research is experimental research with the design of Post Test Only Control Group Design. The total sample in this study was 36 babies. This research was conducted at Puskesmas Bestari, Medan. Sampling using consecutive sampling. Collecting data using a FLACC scale questionnaire. Data analysis using paired t-test. The results showed that the effect of the 5S method on the pain response of infants aged 2-6 months during pentavalent immunization was shown by the statistical t-test with p = 0.007 and significantly reduced the pain response of infants at 15 seconds, second. 30, 45 seconds, and can reduce the length of crying babies after injection of pentavalent immunization. The results of this study are expected that nurses can use the 5 S method in relieving the pain response and the duration of crying in infants during immunization or when inserting sharp objects into the baby's body.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 61-69
Author(s):  
Tamrin Tamrin ◽  
Tri Sakti Widyaningsih ◽  
Windiyastuti Windiyastuti

Latar Belakang: Adanya pergeseran pola penyakit dari penyakit yang menular menjadi penyakit tidak menular salah satunya adalah diabetes melitus. Di Indonesia diabetes merupakan penyebab kematian tertinggi setelah stroke dan jantung koroner, hampir 85 sampai 90% orang dengan diabetes tipe 2 penyakit yang paling banyak dialami oleh lansia. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi dzikir terhadap kadar gula darah sewaktu pada lansia diabetesi. Metode: Penelitian quasi experiment dengan desaign pre test dan post-test without control group design. Pengambilan sampel 36 responden, kemudian dianalisis menggunakan uji paired t-test. Hasil: Sebelum diberikan terapi dzikir rerata kadar gula darah sewaktu pada lansia diabetesi yaitu 176,25 mg/dl, sedangkan setelah diberikan terapi dzikir rerata kadar gula darah sewaktu pada lansia diabetesi 163,55 mg/dl. Hasil uji paired t-test menunjukkan bahwa nilai P value sebesar 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada penurunan kadar gula darah secara bermakna. Kesimpulan: Ada pengaruh terapi dzikir terhadap kadar gula darah pada lansia Diabetesi di Wilayah Kerja Puskesmas Lebdosari Semarang. Setelah mengetahui manfaat terapi dzikir diharapkan masyarakat dapat mengaplikasikan secara mandiri terutama bagi mereka yang terkena diabetes.


2014 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 554-564
Author(s):  
Nadya Syafa Nurhumaira ◽  
Hesti Murwani Rahayuningsih

Latar Belakang: Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya komorbid pada sistem kardiovaskular, ginjal dan otak. Peningkatan prevalensi hipertensi berbanding lurus dengan peningkatan usia. Salah satu upaya pengendalian hipertensi pada kelompok lansia adalah melalui pemilihan pola makan seperti pola diet DASH.Metode: Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan rancangan pre-post test control group design. Sebanyak 17 lansia dengan tekanan darah sistolik 120-200 mmHg dan tekanan darah diastolik 80-120 mmHg dibagi menjadi 2 kelompok. Intervensi berupa pemberian makanan sesuai pola diet DASH sebanyak 3 kali sehari selama 14 hari. Kelompok kontrol  mengkonsumsi pola makan sehari-hari. Tekanan darah diukur menggunakan sphygmomanometer aneroid satu hari sebelum dan setelah intervensi. Asupan makan selama intervensi diperoleh dengan metode food recall. Analisis data menggunakan Shapiro-Wilk, paired-t test dan Wilcoxon.                                 Hasil: Pada kelompok perlakuan, rerata tekanan darah sistolik dan diastolik awal sebelum dilakukan intervensi masing-masing adalah 138.57 mmHg dan 84.29 mmHg. Rerata tekanan darah sistolik dan diastolik setelah dilakukan intervensi masing-masing adalah 144.29 mmHg dan 82.86 mmHg. Tidak ada perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan setelah intervensi selama 14 hari.Kesimpulan: Tidak terdapat pengaruh penerapan pola diet DASH selama 14 hari terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok lansia.


Author(s):  
An'nisaa Heriyanti ◽  
Restuning Widiasih ◽  
Murtiningsih

Pemberian ASI kurang dan lambatnya perawatan terapi cahaya dapat memperberat akumulasiilirubin di dalam darah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas terapi caring support NEOBIL terhadap perubahan nilai kadar bilirubin serum total hyperbilirubinemia fisiologis pada neonatus di Rumah Sakit Dustira Kota Cimahi. Desain penelitian menggunakan quasi experiment dengan non-equivalent control group design pret-test post-test. Sampel diambil secara consecutive terbagi menjadi kelompok intervensi (29 responden) dan kelompok kontrol (29 responden) sesuai dengan kriteria inklusi. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar observasi tindakan dan alat mesin TMS 24i & 50i. Data dianalisa menggunakan paired t-test dan independent t-test. Hasil menunjukan rata-rata kadar bilirubin serum total setelah pemberian intervensi pada kelompok intervensi (9,17) sedangkan kelompok kontrol (11,23) antara kedua kelompok terdapat penurunan yang bermakna (p-value 0,002). Berdasarkan hasil penelitian terapi caring support NEOBIL lebih efektif secara statistik membantu terapi cahaya menurunkan nilai kadar bilirubin serum total.


2014 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 68-75
Author(s):  
Aryanti Setyaningsih ◽  
Adriyan Pramono

Latar Belakang: Kedelai (hitam dan kuning) mengandung antosianin dan isoflavon yang dapat menurunkan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan kadar kolesterol HDL. Selain itu ubi jalar ungu juga mengadung antosianin. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian snack bar ubi jalar ungu dicampur kedelai terhadap kadar kolesterol LDL dan HDL pada wanita hiperkolesterolemia. Metode: Desain peneitian ini  adalah quasi-experimental dengan pre-post test control group design. Subyek penelitian adalah wanita dewasa dengan kadar kolesterol LDL > 130 mg/dl dan kadar kolesterol HDL < 50 mg/dl yang dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok kontrol tidak diberi snack bar, kelompok 1 diberikan snack bar kedelai hitam, dan kelompok 2 diberikan snack bar kedelai kuning. Snack bar yang diberikan sebanyak 2 buah snack (40g) selama 28 hari. Asupan makan dipantau dengan metode food recall 24 jam. Kadar kolesterol LDL dan HDL diukur sebelum dan sesudah intervensi. Data yang diperoleh dianalaisis menggunakan paired t-test, fisher’s exact, dan annova . Hasil: Terdapat penurunan kadar kolesterol LDL 6,47% pada konsumsi snack bar kedelai hitam dan penurunan kadar kolesterol LDL 13,02% pada konsumsi snack bar kedelai kuning. Pada kelompok kontrol terjadi peningkatan kadar kolesterol LDL sebesar 2,25%. Tidak terdapat peningkatan kadar kolesterol HDL pada kedua kelompok perlakuan dan kontrol. Ada perbedaan penurunan kadar LDL hanya pada kelompok snack bar kedelai kuning (p=0,049).Kesimpulan: Penurunan kadar kolesterol LDL karena pemberian snack bar kedelai,  terutama snack bar kedelai kuning yang paling banyak menurunkan kadar kolesterol LDL dengan pemberian 80 g/hari selama 28 hari.


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 59
Author(s):  
Nailiy Huzaimah ◽  
Iva Gamar Dian Pratiwi

ABSTRAKPengukuran tekanan darah merupakan suatu komponen penting dalam penatalaksanaan hipertensi. Secara umum penatalaksanaan hipertensi di Fasilitas Kesehatan Tingkat I di Indonesia masih berfokus pada edukasi perubahan pola hidup dan pemberian terapi farmakologi, belum menerapkan pemberian terapi komplementer untuk menunjang efektifitas terapi farmakologi. Therapeutic touch (TT) merupakan salah satu terapi komplementer jenis terapi energi yang telah dibuktikan memberikan pengaruh yang baik pada kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pemberian TT terhadap tekanan darah sistolik (TDS) dan tekanan darah diastolik (TDD) penderita hipertensi. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain pre-post test nonequivalent control group design. Responden penelitian adalah penderita hipertensi di Wilayah Kabupaten Sumenep yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Sampel didapatkan secara consecutive sampling (n=39), selanjutnya dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol (n=19) dan kelompok perlakuan (TT) (n=20). Pengumpulan data dilakukan selama 3 hari pada siang dan malam hari yang meliputi pretest (T0) dan post-test (T1 dan T2). Uji T independen TDS siang T0 antara kelompok kontrol dan TT didapatkan nilai p=0,152. Uji T independen dengan hasil signifikan (p?0,05) ditemukan pada TDS malam T1 (p=0,026), TDS siang T2 (p=0,032), dan TDS malam T2 (p=0,026). Hasil uji komparatif 2 kelompok berpasangan kelompok TT dengan menggunakan Paired T Test didapatkan nilai signifikan hanya pada perbandingan TDD malam T0 dan TDD malam T1 (p=0,022 ? 0,05). Pada kelompok TT, rerata TDS siang T2 menurun dibandingkan TDS siang T1 (?= 4,2 mmHg), rerata TDS malam T2 juga menurun dibandingkan TDS malam T1 (?= 0,45 mmHg). TT memberikan pengaruh penurunan TDS dan TDD pada hari diberikan intervensi (T1) dan hari berikutnya (T2), akan tetapi hasil statistik secara keseluruhan tidak signifikan kecuali pada perbandingan antara TDD malam T0 dan TDD malam T1. Penurunan tekanan darah setelah intervensi TT terjadi secara perlahan dan bertahap selama dua hari sejak diberi intervensi, tidak memberikan efek penurunan yang besar dan drastis.Kata Kunci: therapeutic touch, terapi sentuh, tekanan darah, hipertensi, terapi energi


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 32
Author(s):  
Feilin Tanita ◽  
Teguh Budi Santosa ◽  
Debree Septiawan ◽  
Rochmaningtyas HS ◽  
Yusuf Subagio Sutanto

<p class="TextAbstract"><strong>Pendahuluan: </strong>Bronkoskopi adalah pemeriksaan yang dilakukan secara rutin dalam pulmonologi dan dianggap tidak nyaman oleh hampir 60% pasien. Salah satu ketidaknyamanan yang dirasakan pasien saat bronkoskopi adalah nyeri. Kenyamanan pasien saat dilakukan bronkoskopi sangat penting, sebab akan mempengaruhi keberhasilan bronskoskopi. Intervensi nonfarmakologis, seperti hipnoterapi telah efektif dalam mengendalikan nyeri selama prosedur bedah dan memperpendek durasi operasi. Sehingga hipnoterapi diharapkan dapat mengendalikan nyeri pada pasien yang dilakukan bronkoskopi.</p><p class="TextAbstract"><strong>Metode:</strong><strong> </strong>Penelitian menggunakan desain <em>experimental randomized pretest-post-test control group design</em>. Teknik pengambilan sampel dengan <em>consecutive sampling</em> yang dilakukan di bangsal rawat inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Diperoleh 37 subjek, 19 orang mendapat perlakuan hipnoterapi sebelum bronkoskopi dan 18 orang sebagai kontrol (tanpa hipnoterapi). Penilaian nyeri dengan menggunakan instrumen VAS (<em>Visual Analogue Scale</em>). Data dianalisis memakai <em>Paired t test</em>.</p><p class="TextAbstract"><strong>Hasil:</strong> Dari 37 subjek penelitian, didapatkan skor <em>pretest VAS</em> kelompok  perlakuan 39.47 ± 26.56 sedangkan pada kelompok kontrol 36.11 ± 26.60. Skor <em>post test VAS</em> pada kelompok perlakuan 28.95 ± 26.01 sedangkan pada kelompok kontrol 40.56 ± 25.08. Dari hasil analisis didapatkan perbedaan skor VAS nyeri (<em>pre-post</em>) antara kelompok perlakuan dan kontrol yang secara statistik bermakna dengan p= 0,006.<strong> </strong></p><p class="TextAbstract"><strong>Kesimpulan: </strong>Hipnoterapi efektif dalam mengendalikan nyeri selama bronkoskopi.</p><strong>Kata Kunci: <em>Hypnotherapy; pain; bronchoscopy; VAS</em></strong>


2022 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 157-167
Author(s):  
Siti Rohimah ◽  
Novia Puspita Dewi

Hipertensi merupakan faktor penyebab utama kematian akibat stroke dan jantung coroner. Salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah aktivitas fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas fisik jalan kaki terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi di Desa Sindangkasih Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen pre-test post-test control group design. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling lansia  hipertensi derajat 1 dan diperoleh 30 responden yang terbagi menjadi 2 kelompok. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan tensimeter. Analisis data menggunakan  paired t-test. Hasil penelitian menunjukan adanya penurunan rata-rata tekanan darah sistolik pada responden kelompok intervensi sebesar 15 mmHg, sedangkan untuk penurunan rata-rata tekanan darah diastolic sebesar 13 mmHg. Pada kelompok kontrol terjadi penurunan rata-rata tekanan darah sistolik sebesar 4,3 mmHg dan penurunan rata-rata tekanan darah diastolik sebesar 4 mmHg. Hasil analisa data  menggunakan uji Independen Sample T-test didapatkan nilai signifikan p-value kelompok intervensi = 0,000 dengan ? = 0,05 .Karena p-value < 0,05 maka ada pengaruh aktivitas fisik jalan kaki terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi di Desa Sindangkasih Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis Tahun 2021. Kesimpulan penelitian ini adanya pengaruh aktivitas jalan kaki selama 30 menit terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pada lansia hipertensi.


2019 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 131-137
Author(s):  
Chantika Lady ◽  
Fillah Fithra Dieny ◽  
Enny Probosari

Latar Belakang : Lebih dari 90% penderita diabetes mellitus berstatus gizi obesitas. Olahraga yang tepat dilakukan dan direkomendasikan oleh American Diabetes Association dalam mengontrol kadar glukosa darah dan profil lipid adalah olahraga dengan intensitas sedang, seperti yoga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan yoga terhadap kadar glukosa darah puasa (GDP) pada wanita dengan kelebihan berat badan. Metode: Penelitian quasi experiment dengan rancangan pre-post test with control group design sebanyak 22 subjek dan dipilih dengan menggunakan metode consecutive sampling, dibagi menjadi 2 kelompok dengan metode simple randomization. Subjek penelitian adalah 22 wanita usia 19-25 tahun yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok perlakuan mendapat latihan yoga 60 menit sebanyak 10 kali selama 20 hari dan edukasi gizi, dan kelompok kontrol hanya mendapatkan edukasi gizi. Data glukosa darah puasa diukur  2 kali yaitu sebelum dan sesudah penelitian dengan alat spektofotometri dengan metode Glucocard TM Test Strip; sedangkan data asupan makanan diambil sebanyak 5 kali selama intervensi berlangsung dengan menggunakan metode Food Recall. Data dianalisis dengan uji Wilcoxon, Uji Mann Whitney, dan regresi linier untuk variable perancu selama intervensi. Hasil :  Terdapat penurunan nilai Glukosa Darah Puasa yang bermakna (p = 0,01) pada kelompok perlakuan dengan nilai GDP dari 113,64 mg/dl ± 55,24 menjadi 102 mg/dl ± 52,69. Pada kelompok kontrol ada penurunan GDP namun tidak bermakna (p = 0,18) yaitu 117,73 mg/dl ± 60,32 menjadi 110,73 mg/dl ± 65,47. Berdasarkan selisih penurunan GDP antara kelompok perlakuan lebih besar (11,63 mg/dl ± 11,77) dibanding kelompok kontrol (7,00 mg/dl ± 17,07).Namun selisih GDP pada kedua kelompok setelah intervensi latihan yoga tidak bermakna (p = 0,18). Kesimpulan : Latihan yoga selama 10 kali pada wanita obesitas tidak signifikan berpengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah puasa.


2018 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
Author(s):  
Retno Kusuma Dewi ◽  
Yulia Adhisty ◽  
Nurul Ariningtyas ◽  
Fika Pratiwi

INTISARILatar Belakang: Perkawinan usia anak di seluruh dunia telah mengalami penurunan, namun secara keseluruhan prevelansi perkawinan usia anak tetap relatif konstan. Indonesia menempati peringkat kedua di Asia Tenggara dengan persentase pernikahan dini. Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi pernikahan dini salah satunya dengan penyuluhan. Penyuluhan dapat digunakan dengan berbagai macam metode dan media. Efektifitas metode dan media tersebut perlu diketahui untuk menentukan metode dan media mana yang lebih efektif dan efisien untuk digunakan.Metode Penelitian: Metode penelitian ini adalah Experiment dengan desain penelitian Pre test-Post test with control group Design. Populasi yang digunakan adalah siswa SMA Negeri I Baturetno Wonogiri sebanyak 1037 siswa dengan sampel 90 siswa. Teknik pengambilan sampel Stratified Random Sampling. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner sebanyak 25 pertanyaan yang telah valid dan reliabel. Tehnik analisis data menggunakan Simple Paired TTes dan Independent T-tes. Hasil: Hasil Simple Paired T-Test kelompok leaflet, ceramah, serta leaflet dan ceramah menunjukkan nilai signifikasi 0,000 sehingga terdapat perubahan antara sebelum dan sesudah diberikan materi. Hasil analisa dengan Independent T-test pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol menunjukkan p-value 0,000 sehingga terdapat perbedaan rata-rata antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document