scholarly journals Psychological Capital dan Job Resources Sebagai Prediktor Terhadap Work Engagement

2019 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
Author(s):  
Rifanji Reza Anatama

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh self-efficacy, hope, optimism, resiliency, social support, relationship with supervisor, autonomy dan performance feedback terhadap work engagement. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 202 Guru. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling. Uji alat ukur menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Multiple Regression Analysis pada taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan self-efficacy, hope, optimism, resiliency, social support, relationship with supervisor, autonomy dan performance feedback terhadap work engagement. Hasil uji hipotesis minor menunjukkan bahwa self-efficacy dan optimsm memiliki pengaruh yang signifikan terhadap work engagement. Sementara itu, hope, resiliency, social support, relationship with supervisor, autonomy dan performance feedback tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap work engagement. Hasil penelitian juga menunjukkan proporsi varians dari work engagement yang dijelaskan oleh seluruh variabel independen adalah 65,2%, sedangkan 34,8% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Dialog ◽  
2020 ◽  
Vol 42 (1) ◽  
pp. 69-80
Author(s):  
Imam Noviantoro ◽  
Gazi Saloom

Psychological well-being adalah keadaan dimana individu mampu menerima keadaan dirinya secara positif, baik keadaan yang sedang dijalaninya saat ini maupun pengalaman hidupnya termasuk pengalaman yang dianggapnya tidak menyenangkan dan menerima semua itu sebagai bagian dari dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk untuk melihat apakah self esteem, optimisme dan social support secara bersama-sama mempengaruhi psychological well-being guru honorer SDN Kabupaten Serang. Populasi penelitian ini adalah 221 guru honorer SDN Kabupaten Serang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 210 guru honorer. Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tekhnik purposive sampling. Metode penelitian ini menggunakan kuantitatif. Validitas alat ukur dalam penelitian ini diuji dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA). Analisis data menggunakan multiple regression analysis (regresi berganda). Hasil penelitian menunjukkan bahwa self esteem, optimisme dan social support secara bersama-sama mempengaruhi psychological well-being. Variabel self esteem dan optimisme berpengaruh signifikan terhadap psychological well-being. Sedangkan variabel dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasi, dukungan kelompok, tidak terbukti secara statistik berpengaruh terhadap psychological well-being. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memilih populasi  di suatu tempat atau beberapa area saja agar lebih terarah.


2012 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
Author(s):  
Rintar Agus Simatupang

This research aims to analyze the influence of trust, consumer satisfaction, perceived value, and commitment in loyalty and to analyze the influence of trust, consumer satisfaction, and the perceived value toward commitment.There are 500 respondents used in this research. They were taken using convenience sampling. The confirmatory factor analysis is employed to find out the validity and reliability of the data. The multiple regression analysis is used to analyze the data.The result of this research shows that in the first analysis, the trust, the perceived value and the commitment positively influences the loyalty, whereas consumer satisfaction had no significancy influence on the loyalty; the second analysis shows that consumer satisfaction and the perceived value positively influence the commitment, whereas the trust had no significant positively influence on the commitment.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 339
Author(s):  
Rosyeni Chan ◽  
Zamralita Zamralita ◽  
Rita Markus

This study discussed about work engagement of nurses who experienced work-life imbalance and how the support from supervisor, coworker, organization, and family impacting it. This study aims to examined the moderating effect of social support in relation of work-life imbalance and nurses’ engagement and also evaluate the role of social support’s dimensions. A total of 120 nurses with a diploma in nursing participated in this study. They were working in nursing activities and lived with family as daily basis. The study was using adapted form of UWES-9, Industrial Society’s Work-Life, and CESS questionnaires. Measurement being done with Structural Equation Modeling (SEM) method and measurement model using Confirmatory Factor Analysis (CFA) with Lisrel 10.0. Structural model testing showed that work-life imbalance significantly correlated with work engagement (r=-0.24, normed c2<2.00, RMSEA<0.05), and no significant moderating effect of social support was found. Only support from coworker moderated the work-life imbalance and work engagement of nurses (r=0.20, normedc2<2.00, RMSEA<0.05), and neither support from supervisor, organization, and family show any significant correlations as moderating variables. As conclusion, hypotheses was tested and confirmed. The findings showed work-life imbalance negatively correlated with work engagement, and support from coworker can help buffer the impact of imbalanced work-life condition on nurses’ engagement. The other dimensions of social support show no significant correlations. Perawat dalam melaksanakan tugasnya rentan menghadapi kondisi ketidakseimbangan kerja yang dapat mempengaruhi keterikatan kerja mereka. Untuk mengatasi pengaruh tersebut diperlukan sumber daya seperti dukungan sosial dari atasan, rekan kerja, organisasi, dan keluarga perawat yang dapat memberi dukungan pekerjaan bagi perawat. Tujuan dari penelitian adalah untuk melihat peranan dukungan sosial dan masing-masing dimensinya sebagai moderator pada pengaruh ketidakseimbangan kehidupan kerja terhadap keterikatan kerja perawat. Partisipan penelitian adalah perawat (N=120) yang sedang aktif bekerja di bidang keperawatan dan berstatus tinggal dengan keluarga. Data diperoleh dengan kuesioner UWES-9, Industrial Society’s Work-Life, dan CESS yang telah diadaptasi. Pengolahan data menggunakan metode SEM dan pengujian model pengukuran menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan bantuan program Lisrel versi 10.0. Hasil pengujian structural model menunjukkan bahwa ketidakseimbangan kehidupan kerja berkorelasi signifikan terhadap keterikatan kerja (r=-0.24, normedc2<2.00, RMSEA<0.05), sementara peran dukungan sosial sebagai variabel moderator tidak signifikan berkorelasi. Hanya satu dimensi dukungan sosial, yaitu dimensi coworker, secara signifikan berperan sebagai moderator (r=0.20, normedc2<2.00, RMSEA<0.05), sementara dimensi supervisor, organization, dan family tidak menunjukkan korelasi yang signifikan sebagai moderator. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ketidakseimbangan kehidupan-kerja berpengaruh negatif terhadap keterikatan kerja perawat, dan hanya dukungan sosial dari rekan kerja yang dapat berperan sebagai moderator dalam hubungan tersebut. Sementara dukungan sosial dari atasan, organisasi, dan keluarga tidak berperan sebagai moderator antara ketidakseimbangan kehidupan-kerja dan keterikatan kerja pada perawat.


2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 176-186
Author(s):  
Santi Handayani ◽  
Rena Latifa

AbstractChildren’s school readiness includes ready school, ready family and ready children themselves. This research aims to observe whether a mother’s support, mother-child attachment and demographic factor could affect an elementary grader’s school readiness. The subjects in this research are 202 students’ mothers. This research used purposive sampling and quantitative method.  The validity of the instrument was tested by Confirmatory Factor Analysis (CFA).  Meanwhile, the data was analyzed by using multiple regression analysis.  The results of this research were shown that mother’s support and gender together influence school readiness. Whereas the variable of mother-child’s attachment, school entry age, working mother status, child’s birth order were not statistically proven to be influential on school readiness.  Keywords: Mother support, mother-child attachment, children’s school readiness AbstrakKesiapan bersekolah meliputi kesiapan lingkungan sekolah, kemampuan keluarga serta masyarakat untuk mendukung perkembangan anak secara optimal serta kesiapan individu anak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah dukungan ibu, kelekatan ibu dan anak serta faktor demografi secara bersama-sama memengaruhi kesiapan bersekolah anak Sekolah Dasar. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 202 orang. Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Metode penelitian ini menggunakan kuantitatif. Validitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA). Analisis data menggunakan multiple regression analysis (regresi berganda). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan ibu dan jenis kelamin anak mempengaruhi secara signifikan terhadap kesiapan bersekolah. Sedangkan kelekatan ibu-anak, usia masuk sekolah, status pekerjaan ibu serta urutan kelahiran anak tidak terbukti secara statistik berpengaruh terhadap kesiapan bersekolah anak.Kata kunci: Dukungan ibu, ikatan ibu-anak, kesiapan sekolah anak-anak


2020 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
pp. 25
Author(s):  
Fitriani Surayya Lubis ◽  
Annisa Putri Rahima ◽  
Muhammad Isnaini Hadiyul Umam ◽  
Muhammad Rizki

Kualitas pelayanan pada umumnya akan selalu mendapat perhatian besar dari perusahaan penyedia layanan/ jasa sebab mempunyai hubungan langsung dengan kemampuan bersaing dan tingkat keuntungan perusahaan. Pada penelitian ini akan dibahas kualiatas pelayanan jasa pada perusahaan ekspedisi wilayah Kota Pekanbaru yang bergerak di bidang pengiriman barang/ paket dengan tujuan  wilayah Pekanbaru, Provinsi Riau, dan Kota-Kota Besar di Indonesia. Penelitian ini masih berupa usulan penggunaan metode/ pendekatan pengukuran kualitas pelayanan dengan tujuan yang diharapkan adalah untuk mendapatkan kriteria faktor prioritas utama kualitas pelayanan serta kesesuaian antara harapan konsumen terhadap kualitas layanan yang ada. Faktor-faktor kualitas pelayanan dalam hal ini terdiri dari Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy. Metode Service Quality (SERVQUAL) dan Structural Equation Modelling (SEM) diusulkan untuk menganalisis faktor-faktor tersebut. Metode SERVQUAL akan membangun model kualitas jasa melalui pengukuran perbedaan antara harapan konsumen mengenai kinerja (pelayanan) dari perusahaan dan penilaian konsumen mengenai kinerja aktual pada kelima faktor kualitas pelayanan. Sementara itu, analisis dengan metode SEM  menggunakan model pengukuran Confirmatory Factor Analysis (CFA) dan Multiple Regression Analysis dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara faktor kriteria kepuasan pelanggan terhadap kinerja (pelayanan) perusahaan.


2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 136-144
Author(s):  
Dhio Adityawarman

AbstractThe study aims to determine whether there is a link between optimism and social support for self-efficacy in street children. 103 adventure samples of street children taken from seven open houses spread in DKI Jakarta and Tangerang. This study uses a non-probability sampling technique, using a purposive sampling method. Test the validity of measuring instruments using confirmatory factor analysis (CFA) techniques, while the data analysis in this study uses multiple regression analysis techniques in SPSS. The results showed that there was a significant influence of optimism and social support on the self-efficacy of street children with R-square 0.729. Hypothesis test results found that there is one dimension of optimism that is needed significantly to self-efficacy of street children, which is permanent, and there is one dimension of social support that is significantly related to self-efficacy of street children, namely search and instrumental assistance.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara optimisme dan dukungan sosial terhadap self-efficacy pada anak jalanan. Sampel berjumlah 103 anak jalanan yang diambil dari tujuh rumah singgah yang tersebar di DKI Jakarta dan Tangerang. Penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling, dengan menggunakan metode purposive sampling. Uji validitas alat ukur menggunakan teknik confirmatory factor analysis (CFA), sementara analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda dalam SPSS. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari optimisme dan dukungan sosial terhadap self-efficacy anak jalanan dengan R-square 0,729. Hasil uji hipotesis minor ditemukan bahwa terdapat satu dimensi dari optimisme yang berpengaruh secara signifikan terhadap self-efficacy anak jalanan, yaitu permanence, dan terdapat satu dimensi dari dukungan sosial berpengaruh secara signifikan terhadap self-efficacy anak jalanan, yaitu dukungan nyata atau instrumental.


2018 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 64
Author(s):  
Komang Agus Suara ◽  
I Wayan Widia ◽  
Ida Bagus Putu Gunadnya

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman petani terhadap budidaya kopi dan pengaruhnya terhadap produktivitas. Aspek budidaya yang diamati meliputi persiapan lahan, pengatur intensitas cahaya, teknik tanam, pemuliaan tanaman, aplikasi pupuk, pengendalian hama tanaman, peremajaan tanaman dan aspek pemanenan kopi. Penelitian ini melibatkan 45 responden yang dipilih dengan menggunakan simple random sampling dari petani anggota kopi MPIG Kintamani Bali. Hasil wawancara indikator dari variabel penelitian nilai tertinggi diperoleh peremajaan tanaman dan panen kopi terendah. Hasil analisis data dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dan Multiple Regression Analysis (MRA) menunjukkan bahwa ada tiga faktor budidaya yang relevan berkontribusi terhadap pencapaian produktivitas tanaman, yaitu persiapan lahan, teknik penanaman dan peremajaan tanaman. Teknik persiapan lahan dan penanaman memberikan efek positif pada produktivitas kopi arabika tetapi, peremajaan tanaman memberikan efek negatif. Teknik penanaman memiliki pengaruh paling dominan terhadap produktivitas tanaman kopi arabika. Diharapkan bahwa produksi panen kopi arabika di Bali (0,5 ton / Ha) kopi dapat ditingkatkan produksi kopi nasional. The aims of this study were to determine level of understanding of farmers on coffee cultivation and its effect on productivity. Observed cultivation aspect include land preparation, light intensity regulator, planting techniques, plant breeding, fertilizer application, plant pest control, plant rejuvenation and coffee harvesting aspect. This research involved 45 respondents selected by using simple random sampling from coffee member farmers of MPIG Kintamani Bali. The results of the indicator interviews of the highest value research variables obtained plant rejuvenation and lowest coffee harvest. The results of data analysis with Confirmatory Factor Analysis (CFA) and Multiple Regression Analysis (MRA) showed that there were three relevant cultivation factors contributing to the achievement of crop productivity, namely land preparation, planting techniques and plant rejuvenation. Land preparation and planting techniques gave a positive effect on productivity of arabica coffee but, plant rejuvenation gave negatively effect. Planting techniques have the most dominant influence on the productivity of arabica coffee crops. It was expected that the production of arabica coffee harvest in Bali (0.5 ton / Ha) of coffee could be improved the national coffee production.


2020 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 32-41
Author(s):  
Liany Luzvinda ◽  
Abdul Rahman Saleh

AbstractNowadays the fenomenon of emigrate (Hijrah) becoming a trend in Indonesia. Hijrah means to change ourselves for the better, in accordance with the religion guidance. Deciding to change and get out of  the comfort zone it is not an easy task. Individual who try to emigrate often feel doubts, feel lonely due to being left behind by friends, facing cornering questions and comments. This research was conducted to find out the well-being emigrate women caused by gratitude and social support, using 200 young mothers who decided to Hijrah. The questionnaires for measuring subjective well-being using Flourishing Scale by Diener, Oishi, et al., (2009) and SPANE (Scale of Positive and Negative Experience) by Diener, Wirtz, et al., (2009), gratitude using GRAT (The Gratitude Resentment and Appreciation Test) by Watkins et al., (2003), and social support using MSPSS (Multidimensional Scale of Perceived Social Support) by Dahlem et al., (1991). Confirmatory Factor Analysis (CFA) was used to test the validity of each item in the questionnaire. Data analysis technique used in this study is multiple regression analysis (multiple regression analysis) of SPSS for windows. In this study we hypothesized that there would be significant influence of gratitude and social support on emigrate woman. Our result shows that, only sense of abundance has a significant effect to well-being of woman who emigrate but there is no social support that has  a significant effect to well being on them.AbstrakSaat ini fenomena hijrah menjadi tren di Indonesia. Hijrah mengandung pengertian merubah diri menjadi lebih baik sesuai dengan tuntunan agama. Memutuskan untuk berubah dan keluar dari zona nyaman adalah hal yang tidak mudah. Individu yang mencoba hijrah sering merasa ragu, merasa kesepian karena ditinggal oleh teman, menghadapi pertanyaan dan komentar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kesejahteraan wanita yang berhijrah disebabkan oleh rasa terima kasih dan sosial, menggunakan 200 ibu muda yang memutuskan untuk Hijrah. Kuesioner yang digunakan untuk mengukur subjective well-being menggunakan Flourishing Scale oleh Diener, Oishi, et al., (2009) dan SPANE (Scale of Positive and Negative Experience) oleh Diener, Wirtz, et al., (2009), gratitude diukur menggunakan GRAT (The Gratitude Resentment and Appreciation Test) oleh Watkins et al., (2003), dan social support diukur menggunakan MSPSS (Multidimensional Scale of Perceived Social Support) oleh Dahlem et al., (1991). Uji validitas alat ukur menggunakan teknik Confirmatory Factor Analysis (CFA) untuk menguji validitas tiap-tiap item kuesioner. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda (multiple regression analysis) dengan software SPSS. Dalam penelitian ini kami berhipotesis bahwa akan ada pengaruh yang signifikan terhadap gratitude dan social support pada wanita yang berhijrah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, hanya sense of abundance yang benar-benar memberikan efek signifikan bagi kesejahteraan wanita yang berhijrah, tetapi tidak ada dukungan sosial yang memberikan efek signifikan pada perempuan yang berhijrah.


2019 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 173-186 ◽  
Author(s):  
Mia Pépin ◽  
Linda Kwakkenbos ◽  
Marie-Eve Carrier ◽  
Sandra Peláez ◽  
Ghassan El-Baalbaki ◽  
...  

Peer-facilitated support groups are an important source for receiving disease-related information and support for people with systemic sclerosis (or scleroderma). A recent survey explored reasons for attending systemic sclerosis support groups in Europe and Australia and used exploratory factor analysis to group reasons for attendance into three main themes: (1) interpersonal and social support, (2) disease treatment and symptom management strategies, and (3) other aspects of living with systemic sclerosis. The objective of the present study was to replicate this study in a sample of patients from North America using confirmatory factor analysis. A 30-item survey was used to assess reasons for attendance and organizational preferences among systemic sclerosis patients in Canada and the United States. In total, 171 members completed the survey. In the confirmatory factor analysis, the three-factor model showed good fit to the data (χ2(399) = 646.0, p < 0.001, Tucker–Lewis index = 0.97, comparative fit index = 0.97, root mean square error approximation = 0.06). On average, respondents rated 22 (73%) of 30 items as “important” or “very important” reasons for attending support groups. Among organizational preferences, respondents emphasized the importance of the ability to share feelings and concerns, as well as educational aspects. Findings of our study suggest that reasons for attending support groups are similar for patients from Europe, Australia, and North America and that support groups should facilitate social support as well as disease education. These results inform the development of training programs for current and future systemic sclerosis support group leaders across the globe.


2016 ◽  
Vol 19 ◽  
Author(s):  
Vicente Morell-Mengual ◽  
María Dolores Gil-Llario ◽  
Jesús Castro-Calvo

AbstractSome studies have concluded there is a relationship between perceived self-efficacy and behaviors that prevent HIV transmission. This paper presents the construction and validation of the latex barrier use self-efficacy scale (LBSS), which 480 participants filled out. Exploratory factor analysis yielded two components: positive expectations of self-efficacy (ES-POS) and negative expectations of self-efficacy (ES-NEG), which together accounted for 65.59% of total variance. That structure was later verified through confirmatory factor analysis. Internal consistency was .80 for the total scale, and .78 for each of the two factors. Moreover, the instrument had adequate convergent validity and was positively related with condom use self-efficacy, attitudes toward condom and latex barrier use, and ability to refuse sex if the partner refuses to use preventive methods. In conclusion, this instrument is a useful measure of self-efficacy in latex barrier use.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document