scholarly journals The influence of jasmonic acid on the amount and the distribution of cysteine proteinase PLCP-2 in healthy and PVYNTN infected potato plants (Solanum tuberosum L.)

2002 ◽  
Vol 38 (SI 1 - 6th Conf EFPP 2002) ◽  
pp. S95-S98
Author(s):  
M. Pompe-Novak ◽  
M. Tušek-Žnidarič ◽  
B. Štrukelj ◽  
M. Ravnikar

The localization of cysteine proteinase PLCP-2 was investigated in potato plants (Solanum tuberosum L.) cultivar Désirée by electron microscopy. Healthy and PVY<sup>NTN</sup> infected potato plants were grown in vitro on media with or without a supplement of jasmonic acid. We had already shown that PLCP-2 is present in leaves, stems, tips of shoots and tips of roots of healthy and PVY<sup>NTN</sup> infected plants. It was detected in various cell types in protein bodies in vacuoles, in cytoplasm and in cell walls. There were significantly larger amounts of PLCP-2 in plants grown on medium with a supplement of jasmonic acid in both healthy and virus infected plants. More protein bodies in vacuoles were found in plants grown on medium with addition of jasmonic acid.

2019 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 91
Author(s):  
Ghea Dotulong ◽  
Stella Umboh ◽  
Johanis Pelealu

Uji Toksisitas Beberapa Fungisida Nabati terhadap Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) secara In Vitro (Toxicity Test of several Biofungicides in controlling Fusarium wilt (Fusarium oxysporum) in Potato Plants (Solanum tuberosum L.) by In Vitro) Ghea Dotulong1*), Stella Umboh1), Johanis Pelealu1), 1) Program Studi Biologi, FMIPA Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115*Email korespondensi: [email protected] Diterima 9 Juli 2019, diterima untuk dipublikasi 10 Agustus 2019 Abstrak Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) adalah salah satu tanaman hortikultura yang sering mengalami penurunan dari segi produksi dan produktivitasnya, akibat adanya serangan penyakit layu yang salah satunya disebabkan oleh Fusarium oxysporum. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi toksisitas beberapa fungisida nabati dalam mengendalikan penyakit Layu Fusarium (F. oxysporum) pada tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) secara In Vitro. Metode Penelitian yang digunakan yaitu metode umpan beracun. Data dianalisis dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan Analisis Varian (ANAVA) yang dilanjutkan dengan menggunakan metode BNT (Beda Nyata Terkecil). Hasil Penelitian, diperoleh nilai toksisitas fungisida nabati tertinggi yaitu pada ekstrak daun sirsak dengan nilai HR (69,44%), kategori berpengaruh, ditandai dengan diameter koloni 2,75 cm (100ppm) dan yang terendah toksisitasnya yaitu pada ekstrak daun jeruk purut dengan nilai HR (49,81%), kategori cukup berpengaruh ditandai dengan diameter koloni 3,75 cm (25ppm). Semakin tinggi konsentrasi yang diujikan maka semakin tinggi toksisitas dari fungisida nabati yang diberikan.Kata Kunci: fungisida nabati, Fusarium oxysporum, tanaman kentang, In Vitro Abstract Potato plants (Solanum tuberosum L.) is one of the horticulture plants which often decreases in terms of production and productivity, due to the attack of wilt, one of which is caused by Fusarium oxysporum. The purpose of this study was to determine the toxicity of several biofungicides in controlling Fusarium wilt (F. oxysporum) in potato plants (Solanum tuberosum L.) in Vitro. The research method used was the In Vitro method with the poison bait method. Data were analyzed by Completely Randomized Design with Variant Analysis (ANAVA), followed by the BNT method. The results showed that the highest biofungicide toxicity value was soursop leaf extract with HR values (69.44%), influential categories, characterized by colony diameter 2.75 cm (100ppm) and the lowest toxicity, namely in kaffir lime leaf extract with a value of HR (49.81%), quite influential category was characterized by colony diameter of 3.75 cm (25ppm). The higher the concentration tested, the higher the toxicity of the biofungicide given.Keywords: biofungicides, Fusarium oxysporum, Potato Plants, In Vitro.


2017 ◽  
Vol 13 (24) ◽  
pp. 145
Author(s):  
Sadek Chahredine ◽  
Nadia Ykhlef

The aim of this study is to determine the effects of different concentrations and combinations of the phytohormones, 1-naphthaleneacetic acid (NAA), and 6-benzylaminopurine (BAP): M1 (0.5 mg / l +1 mg / l), M2 (1 mg / l + 0.5 mg / l) , M3 (2 mg / l +2 mg / l), M4 (0.5 mg / l + l mg / l, NAA), M5 (1.0 mg / l + l mg / l , NAA), and M6 (2.0 mg / l + l mg / l, NAA). This study was carried out in dark condition on callus induction of potato plants (Solanum tuberosum L.) cultivars from potato tuber bud so as to demonstrate the role of light. The callus initiation begins after 7 days of incubation for all studied media. After two months of incubation, the better development of callus was noted in Spunta variety by using medium M1, M2, M3, and M6. The calluses took a compact structure of brown-white color for both varieties with a callus induction rate of 20- 40%. This was collected with kondor variety for M2 and (M3, M4, M5) media respectively and 10-30% for M4 (M1, M2, M3) for Spunta variety also. The highest fresh weight was recorded on M2 medium with 0.26g for Kondor variety and 0.93g for Spunta variety.


2016 ◽  
Vol 7 (10) ◽  
pp. 4202-4212 ◽  
Author(s):  
Jovyn K. T. Frost ◽  
Bernadine M. Flanagan ◽  
David A. Brummell ◽  
Erin M. O'Donoghue ◽  
Suman Mishra ◽  
...  

Higher amount of 4 M KOH-soluble cell wall pectic galactan is associated with lowerin vitrodigestibility in three New Zealand potato lines.


2019 ◽  
Vol 488 (6) ◽  
pp. 685-689
Author(s):  
M. V. Efimova ◽  
E. A. Mukhamatdinova ◽  
I. S. Kovtun ◽  
F. Kabil ◽  
Y. V. Medvedeva ◽  
...  

The protective effect of jasmonic acid (JA) was evaluated under stress (100 mM NaCl) condition. The investigations were carried on potato plants (Solanum tuberosum L.) of the mid-season variety Lugovskoy. Plant-regenerants were grafted and cultured in test tubes on modified Murashige-Skoog agar medium in the absence (control) or in the presence of JA at concentrations of 0.001; 0.1 and 10 M under optimal growing conditions or with the addition of NaCl. After 28 days of cultivation, growth (length of stem and root, number of tiers and leaves, plant mass) and physiological (proline content and photosynthetic pigments, determination of the osmotic potential of cell exudate) of the plants were assessed. For the first time it has been shown that jasmonic acid (0.1 and 10 M) manifests a pronounced protective effect on potato plants under salt stress condition. The protective effect based on the partial removal of the salt negative effect on the main photosynthetic pigments and the maintenance of the osmotic status of cell contents during salinization.


Kultivasi ◽  
2018 ◽  
Vol 16 (3) ◽  
Author(s):  
Inneke Amalia ◽  
Anne Nuraini ◽  
Sumadi Sumadi ◽  
Syariful Mubarok ◽  
Erni Suminar

Permasalahan umum terkait pada produksi kentang adalah penggunaan benih sumber yang kurang bermutu dan mengalami kemunduran benih. Penelitian bertujuan untuk menentukan zat penghambat tumbuh coumarin,  jasmonic acid dan paklobutrazol yang tepat untuk pertumbuhan stek dan pembentukan ubi mikro kentang secara in vitrosehingga dapat digunakan untuk penyediaan bibit berkualitas. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Jatinangor, Sumedang, pada bulan Oktober 2015 sampai Mei 2016. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang merupakan kombinasi dari media, retardan coumarin (105 mg L-1 dan 120 mg L-1), paklobutrazol (0.4 mg L-1 dan 1 mg L-1) dan  jasmonic acid (0,4 mg L-1 dan 10 mg L-1), dan tambahan gula dengan komposisi 90 g L-1 dan 120 gL-1. Percobaan diulang sebanyak lima kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi media dasar dan zat retardan dapat berpengaruh terhadap peubahjumlah ubi mikro dan bobot ubi mikro. Kata Kunci: ubi mikro kentang,  zat penghambat tumbuh, paclobutrazol, jasmonic acid, coumarin


Kultivasi ◽  
2018 ◽  
Vol 16 (3) ◽  
Author(s):  
Inneke Amalia ◽  
Anne Nuraini ◽  
Sumadi Sumadi ◽  
Syariful Mubarok ◽  
Erni Suminar

Permasalahan umum terkait pada produksi kentang adalah penggunaan benih sumber yang kurang bermutu dan mengalami kemunduran benih. Penelitian bertujuan untuk menentukan zat penghambat tumbuh coumarin,  jasmonic acid dan paklobutrazol yang tepat untuk pertumbuhan stek dan pembentukan ubi mikro kentang secara in vitrosehingga dapat digunakan untuk penyediaan bibit berkualitas. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Jatinangor, Sumedang, pada bulan Oktober 2015 sampai Mei 2016. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang merupakan kombinasi dari media, retardan coumarin (105 mg L-1 dan 120 mg L-1), paklobutrazol (0.4 mg L-1 dan 1 mg L-1) dan  jasmonic acid (0,4 mg L-1 dan 10 mg L-1), dan tambahan gula dengan komposisi 90 g L-1 dan 120 gL-1. Percobaan diulang sebanyak lima kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi media dasar dan zat retardan dapat berpengaruh terhadap peubahjumlah ubi mikro dan bobot ubi mikro. Kata Kunci: ubi mikro kentang,  zat penghambat tumbuh, paclobutrazol, jasmonic acid, coumarin


2019 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 91
Author(s):  
Ghea Dotulong ◽  
Stella Umboh ◽  
Johanis Pelealu

Uji Toksisitas Beberapa Fungisida Nabati terhadap Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) secara In Vitro (Toxicity Test of several Biofungicides in controlling Fusarium wilt (Fusarium oxysporum) in Potato Plants (Solanum tuberosum L.) by In Vitro) Ghea Dotulong1*), Stella Umboh1), Johanis Pelealu1), 1) Program Studi Biologi, FMIPA Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115*Email korespondensi: [email protected] Diterima 9 Juli 2019, diterima untuk dipublikasi 10 Agustus 2019 Abstrak Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) adalah salah satu tanaman hortikultura yang sering mengalami penurunan dari segi produksi dan produktivitasnya, akibat adanya serangan penyakit layu yang salah satunya disebabkan oleh Fusarium oxysporum. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi toksisitas beberapa fungisida nabati dalam mengendalikan penyakit Layu Fusarium (F. oxysporum) pada tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) secara In Vitro. Metode Penelitian yang digunakan yaitu metode umpan beracun. Data dianalisis dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan Analisis Varian (ANAVA) yang dilanjutkan dengan menggunakan metode BNT (Beda Nyata Terkecil). Hasil Penelitian, diperoleh nilai toksisitas fungisida nabati tertinggi yaitu pada ekstrak daun sirsak dengan nilai HR (69,44%), kategori berpengaruh, ditandai dengan diameter koloni 2,75 cm (100ppm) dan yang terendah toksisitasnya yaitu pada ekstrak daun jeruk purut dengan nilai HR (49,81%), kategori cukup berpengaruh ditandai dengan diameter koloni 3,75 cm (25ppm). Semakin tinggi konsentrasi yang diujikan maka semakin tinggi toksisitas dari fungisida nabati yang diberikan.Kata Kunci: fungisida nabati, Fusarium oxysporum, tanaman kentang, In Vitro Abstract Potato plants (Solanum tuberosum L.) is one of the horticulture plants which often decreases in terms of production and productivity, due to the attack of wilt, one of which is caused by Fusarium oxysporum. The purpose of this study was to determine the toxicity of several biofungicides in controlling Fusarium wilt (F. oxysporum) in potato plants (Solanum tuberosum L.) in Vitro. The research method used was the In Vitro method with the poison bait method. Data were analyzed by Completely Randomized Design with Variant Analysis (ANAVA), followed by the BNT method. The results showed that the highest biofungicide toxicity value was soursop leaf extract with HR values (69.44%), influential categories, characterized by colony diameter 2.75 cm (100ppm) and the lowest toxicity, namely in kaffir lime leaf extract with a value of HR (49.81%), quite influential category was characterized by colony diameter of 3.75 cm (25ppm). The higher the concentration tested, the higher the toxicity of the biofungicide given.Keywords: biofungicides, Fusarium oxysporum, Potato Plants, In Vitro. 


2017 ◽  
Author(s):  
Yunita Prameswari ◽  
FNU Djenal ◽  
FNU Damanhuri

Kebutuhan kentang yang semakin tinggi menyebabkan permintaan semakin meningkat. Rendahnya produksi kentang mengakibatkan berbagai upaya untuk peningkatan produksi terus dilakukan. Penggunaan metode kultur jaringan yaitu metode untuk mengisolasi bagian tanaman seperti protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan dan organ dalam kondisi aseptik, sehingga dapat diperbanyak dan beregenerasi menjadi tanaman utuh dapat dijadikan alternatif pemenuhan kebutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan pembentukan umbi mikro kentang (Solanum Tuberosum L.) varietas granola kembang secarain vitro dengan menggunakan dua faktor dan 3 kali ulangan. Faktor pertama yaitu aspirin dengan tiga taraf (5,10,15) ppm. Faktor kedua yaitu kinetin dalam tiga taraf (8,10,12) ppm. Penelitian menggunakan seluruh propagul kentang yang berumur 30 hari setelah subkultur dan data yang didapat dianalisis menggunakan ANOVA. Hasil penelitian menunjukan bahwa interaksi aspirin dan kinetin tidak berpengaruh terhadap jumlah akar, kedinian umbi, dan bobot umbi. Interaksi perlakuan terbaik bagi pembentukan tunas yaitu A2K1 aspirin 10 ppm dan kinetin 8 ppm sedangkan Interaksi perlakuan terbaik pada parameter jumlah umbi yaituA3K2 aspirin 15 ppm dan kinetin 10.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document