scholarly journals CCR5Δ32 POLYMORPHISM NOT DETECTED IN HIV PATIENTS IN VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING MOEWARDI GENERAL HOSPITAL SURAKARTA, INDONESIA

2015 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 481
Author(s):  
Yulia Sari ◽  
Sri Haryati ◽  
Dhani Redhono ◽  
Afiono Agung Prasetyo

<p>Background: The CCR5.32 polymorphism (a naturally occurring 32-bp deletion in CCR5) influences the ability of HIV-1 to infect the target cells. Homozygosity for CCR5.32 prevents infection of HIV-1 R5 strain, while the heterozygous is associated with lower plasma viral load and delayed progression to acquired immune deficiency syndrome (AIDS). However, there is no report about the presentation of CCR5.32 polymorphisms in Indonesian HIV patients. The aim of this study is to detect CCR5.32 polymorphisms in Indonesian HIV patients, especially in Voluntary Counseling and Testing Moewardi General Hospital Surakarta, Indonesia. In an ongoing molecular epidemiology study of blood borne virus, 154 HIV patients in Moewardi General Hospital Surakarta were used for the study. The blood samples were collected during November – December 2011. The blood samples were aliquoted and fractionated. The DNA was extracted from all blood samples, and subjected for the PCR assay to detect the presentation of CCR5.32 polymorphisms. Internal amplification control was included in all assays. PCR products were analyzed in 3% agarose. The results showed that CCR5.32 polymorphism was not detected in all blood samples. So it can be concluded that all patients in this study had the CCR5 wild type.</p><p><br /><strong>Keywords</strong>: CCR5.32, HIV, Indonesia.</p>

2020 ◽  
Vol 5 (4A) ◽  
pp. 1519
Author(s):  
Yuda Prawira ◽  
Willy Brodus Uwan ◽  
Muhammad In’am Ilmiawan

Latar Belakang: Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan jenis retrovirus dari genus lentivirus, yang menginfeksi sel-sel kekebalan tubuh dan menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan sekumpulan gejala penyakit yang disebut dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). HIV merupakan salah satu penyakit infeksi utama penyebab kematian bagi seluruh dunia yang terus mengalami peningkatan secara signifikan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif observasional.Variabel penelitian ini adalah karakteristik sosiodemografi dan klinis penderita HIV/AIDS yang terdaftar di Klinik Voluntary Counseling and Testing (VCT) Lazarus Rumah Sakit Santo Antonius Pontianak sepanjang tahun 2017. Hasil: Terdapat 29 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Karakteristik penderita HIV/AIDS ditemukan kelompok usia terbanyak 25-49 tahun (82.76%), jenis kelamin laki-laki (62.07%), tingkat pendidikan sedang (37.93%), orientasi heteroseksual (96.55%), pekerjaan karyawan swasta (31.03%), status menikah (58.62%), asal daerah Kota Pontianak (55.17%), faktor risiko terbanyak heteroseksual (96.55%), infeksi oportunistik terbanyak kandidiasis (55.10%), kadarsel CD4+ terbanyak pada nilai <200 sel/mm3 (68.97%), stadium II (79.31%), lama terapi ARV selama 6-18 bulan (41.39%), dengan jenis ARV lini 1 (100%), efektoksisitas (-) sebesar 72.41% sedangkan sisanya efek toksisitas ARV terbanyak berupa mual (50%). Kesimpulan. Karakteristik penderita infeksi HIV/AIDS di Klinik VCT Lazarus Rumah Sakit Umum Santo Antonius berdasarkan karakteristik sosiodemografi terbanyak pada usia 25-49 tahun, jenis kelamin terbanyak pada laki-laki, tingkat pendidikan sedang, orientasi heterokseksual, pekerjaan karyawan swasta, berstatus menikah, dan berasal dari Kota Pontianak. Pada karakteristik klinis terbanyak memiliki faktor risiko heteroseksual, infeksi oportunistik kandidiasis, penderita terbanyak dengan kadar sel CD4+ <200 sel/mm3, dengan stadium II, lama terapi ARV selama 6-18 bulan dengan jenis ARV lini 1, lebih banyak penderita tidak mengalami efek toksisitas ARV, dan gejala mual yang lebih sering dialami penderita.


2020 ◽  
Vol 8 (4) ◽  
Author(s):  
Rihaliza Rihaliza ◽  
Arina Widya Murni ◽  
Alfitri Alfitri

AbstrakInfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius yang dapat menimbulkan masalah yang cukup luas yakni meliputi masalah fisik, sosial dan emosional. Permasalahan yang dihadapi oleh Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) akan mempengaruhi fisik dan psikologis ODHA itu sendiri sehingga akan berdampak terhadap kualitas hidup. Tujuan: Menganalisis hubungan kepatuhan minum obat dan jumlah CD4 terhadap kualitas hidup (ODHA) di Poliklinik  Voluntary Counseling and Testing RSUP Dr. M. Djamil Padang. Metode: Jenis penelitian adalah analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 100 ODHA yang melakukan kontrol di Poliklinik VCT RSUP Dr M Djamil Padang. Instrumen penelitian menggunakan 2 kuesioner, yaitu WHOQOL-HIV BREF, Simplified Self- Report Measure of Adherence dan studi dokumentasi pada rekam medis pasien. Analisis data menggunakan uji Chi square. Hasil: Analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna dengan p<0,05 antara kepatuhan minum obat dan jumlah CD4 terhadap kualitas hidup ODHA. Simpulan: Diharapkan kepada petugas kesehatan agar selalu memberikan edukasi tentang pentingnya patuh minum obat ARV secara rutin, sehingga jumlah CD4 di dalam darah berada dalam batas normal sehingga ODHA memiliki fisik sehat yang berdampak pada kualitas hidupnya. 


Author(s):  
Anisa Azhaar Saraswati ◽  
Gatot Soeryo Koesomo ◽  
Nunuk Nugrohowati

Human Immunodeficiency Virus (HIV) had become global emergency problem. The number of HIV cases in Indonesia reported until 2017 had increased, while the number of acquired immune deficiency syndrome (AIDS) cases was relatively stable. This prevalence showed that the more HIV status were known at early stage, the possibility of worsening could be reduced. Voluntary counseling and testing (VCT) is an HIV testing and counseling service that is implemented at the initiative of the patients. Good knowledge of HIV and positive attitude towards HIV will increase the initiative to take HIV test, supported by awareness of HIV risk behaviors.  The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge, attitude, and behavior of PLHIV with the utilization of VCT services and to determine the most influencing factor of VCT service utilization. This study was an analytic observational cross-sectional design. The research samples were from a primary data which were questionnaires filled out by 43 HIV patients. The study was conducted at Depok Regional Public Hospital, the selection of this particular hospital was due to the high prevalence of HIV case in Depok. The sampling technique was consecutive sampling. This study proved that there was a significant relationship between knowledge (p-value: 0.008) and attitude (p-value: 0.000) with the utilization of VCT services. The utilization of VCT services increased with good knowledge of HIV and positive attitude towards HIV disease. Keywords: Attitude towards HIV; HIV risk behavior; Knowledge of HIV; Voluntary counseling and testin. AbstrakPenyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) telah menjadi masalah darurat global. Jumlah kasus HIV di Indonesia hingga tahun 2017 mengalami kenaikan, sedangkan jumlah acquired immune deficiency syndrome (AIDS) stabil. Prevalensi ini menunjukkan banyak orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang diketahui statusnya secara dini sehingga perburukan penyakit dapat dicegah. Voluntary counseling and testing (VCT) adalah layanan konseling dan tes HIV yang pelaksanaannya atas inisiatif pasien. Pengetahuan baik mengenai penyakit HIV dan sikap positif terhadap penyakit HIV akan meningkatkan inisiatif melakukan tes HIV, didukung oleh kesadaran perilaku berisiko terinfeksi HIV. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku pasien HIV/AIDS dengan pemanfaatan pelayanan VCT serta mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan VCT. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian berupa data primer yaitu pengisian kuesioner oleh 43 pasien HIV. Penelitian dilakukan di RSUD Depok, pemilihan di RSUD Depok karena tingginya prevalensi penyakit HIV di Depok. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini secara consecutive sampling. Penelitian ini membuktikan terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan (p-value: 0.008) dan sikap (p-value: 0.000) terhadap pemanfaatan pelayanan VCT. Pemanfaatan pelayanan VCT meningkat dengan pengetahuan baik mengenai HIV dan sikap positif terhadap penyakit HIV.


2019 ◽  
Author(s):  
Rahayu Lubis ◽  
Jemadi Jemadi ◽  
Surya Utama ◽  
Rasmaliah Rasmaliah

Abstract Background: The incidence of tuberculosis in HIV patients (TB-HIV) w as estimated at 126 per 100,000 in the world. The number of HIV infected patients in Indonesia around 190,000 to 400,00 0 and the prevalence of TB-HIV is 5%. Data TB-HIV still increase s and they are un aware of that until a late stage. Understanding the risk factors of people with TB-HIV co-infection is important to know. This study aims to know the predictors of TB-HIV patients in the clinic voluntary counseling and testing (VCT) in Medan city. Methods: This is a case-control study. The case is TB-HIV patients (aged > 20 years) seen at clinic VCT Medan in 2016. Control is HIV patients without TB (aged > 20 years) seen in the same clinic VCT. The number of cases was 120 and the number of control 120. Data were collected from the medical record. Data were analyzed using the chi-square test in SPSS software. Results: The t otal was 240 patients. The majority were in the age group 31-40 years old (52.9%), male (75.8%), married (71.7%), had tertiary education (85.4%), had employment (89.2%) . Significant factors were CD4 < 500 cells/ml (OR 3.92; 95% CI 2.13-7.22), BMI < 18.5 kg/m2 (OR 5.79; 95% CI 3.25-10.21), had history of TB family (OR 7.9; 95% CI 3.67-18.18), adherence ARV (OR 1.35; 95% CI 1.02-1.79). Conclusions: The predictors of incidence TB-HIV co-infection was low CD4, low BMI, and had a family history of TB. Pay the attention for the nutritional status of TB-HIV patients and provide appropriate nutritional intake needs and adherence ARV.


2017 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 112
Author(s):  
Maya Dinama ◽  
Supriyadi Supriyadi ◽  
Nurnaningsih Herya Ulfah

Abstract :The incidence of HIV/AIDS in Malang Regency in 2008-2014 hasincreased prevalence. The distribution of HIV/AIDS cases in Malang Regency is based on the risk factor of heterosexual 74%, 13% injecting drug users, 4% homosexuals, 5% from mother, 0%, 0% bisexual, and 3% unknown. Sumberpucung Sub-District was ranked second highest with 79 new cases. One of the prevention efforts of HIV / AIDS is through the service Voluntary Counseling and Testing (VCT). The study aims to find out the implementation of HIV/AIDS VCT service program at Sumberpucung CHC of Malang Regency. This research is descriptive research using quantitative method. Variables in research are input, process andoutput. Determination of research subjects using non probability samplingtechnique. Data collection is done by direct observation and documentation. The instrument used is a checklist. Data analysis uses descriptive statistics to calculate mean, median, mode. Categorization is done on each subvariabel using Paretto theory. The result of the research of the input variable on the availability of human resources is less good, the availability of facilities is less good, the availability of infrastructure is good, and the availability of the forms is good. The results ofresearch on the process variables in pre-testing counseling are less good and post-testing counseling is less good. The results of the output variables on sustainable support services are less good.Key Words :Implementation, VCT Services, HIV/AIDSAbstrak: Angka kejadian HIV/AIDS di Kabupaten Malang pada tahun 2008-2014 mengalami peningkatan prevalensi. Distribusi kasus HIV/AIDS di Kabupaten Malang berdasarkan faktor resikonya yaitu heteroseksual 74%, pengguna narkoba suntik 13%, homoseksual 4%, tertular ibunya 5%, mantan TKW 0%, biseksual 1%, dan tidak diketahui penyebabnya 3%. Kecamatan Sumberpucung menempati urutan kedua tertinggi dengan 79 kasus baru. Salah satu upaya preventif penanganan HIV/AIDS adalah melalui layanan Voluntary Counselling and Testing (VCT). Penelitian bertujuan untuk mengetahui implementasi program layanan VCTHIV/AIDS di Puskesmas Sumberpucung Kabupaten Malang. Penelitian inimerupakan penelitian deskriptif menggunakan metode kuantitatif. Variabel dalam penelitian adalah input, proses dan output. Penentuan subyek penelitian menggunakan teknik non probability sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah checklist. Analisis data menggunakan statistik deskriptif untuk menghitung mean,median, modus. Pengkategorian dilakukan pada setiap subvariabel menggunakan teori Paretto. Hasil dari penelitian variabel input pada ketersediaan SDM tergolong kurang baik, ketersediaan sarana tergolong kurang baik, ketersediaan prasarana tergolong baik, dan ketersediaan form-form tergolong baik. Hasil penelitian variabel proses pada konseling pra-testing tergolong kurang baik dan konseling pasca-testingtergolong kurang baik. Hasil penelitian variabel output pada pelayanan dukungan berkelanjutan tergolong kurang baik.Kata Kunci :Implementasi, Layanan VCT, HIV/AIDS


2010 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
Author(s):  
Carlos A Velasco de Castro ◽  
Beatriz Grinsztejn ◽  
Valdiléa G Veloso ◽  
Francisco I Bastos ◽  
José H Pilotto ◽  
...  

2016 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 178
Author(s):  
Yeni Tasa ◽  
Ina Debora Ratu Ludji ◽  
Rafael Paun

<em>Human Immunodeficiency Virus - Acquired Immuno Deficiency Syndrome </em>(HIV-AIDS)  merupakan penyakit menular yang jumlah penderitanya terus bertambah. Ibu rumah tangga merupakan penderita HIV/AIDS terbanyak di Kabupaten Belu. Pemanfaatan <em>Voluntary Counseling and Testing</em> (VCT) yang rendah oleh  orang dengan HIV/AIDS (odha) termasuk ibu rumah tangga terinfeksi HIV/AIDS menyebabkan  penyebaran HIV/AIDS sulit dikendalikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan umur, tingkat pendidikan, persepsi tentang penyakit, persepsi tentang pelayanan kesehatan, pekerjaan suami, pendapatan keluarga, keterjangkauan, persepsi keparahan penyakit dan persepsi stigma diri sendiri dengan pemanfaatan VCT oleh ibu rumah tangga terinfeksi HIV di Kabupaten Belu. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, disain <em>cross sectional.</em> Jumlah sampel adalah 90 orang yang merupakan total populasi<em>.</em> Penelitian dilakukan di Kabupaten Belu pada bulan Januari sampai Juli 2015. Analisa data secara deskriptif dan bivariat. Hasil analisis bivariat dengan uji <em>chisquare</em>menunjukkan adanya hubungan pendidikan (p=0,040), persepsi tentang penyakit (p=0,0001), persepsi tentang pelayanan kesehatan (p=0,0001), pendapatan keluarga (p=0,016), pekerjaan suami (0,037), keterjangkauan (p=0,038), persepsi keparahan penyakit (p=0,0001) dan persepsi stigma diri sendiri (p=0,0001) dengan pemanfaatan VCT. Persepsi tentang penyakit dan pelayanan kesehatan perlu ditingkatkan dengan memperluas penyebaran informasi tentang penyakit HIV/AIDS dan manfaat VCT.<p><strong>Kata kunci</strong> :  HIV/AIDS, ibu rumah tangga,  pemanfaatan VCT</p>


2015 ◽  
Vol 31 (6) ◽  
pp. 1327-1331 ◽  
Author(s):  
Kledoaldo Oliveira de Lima ◽  
Daniela Medeiros Salustiano ◽  
Ana Maria Salustiano Cavalcanti ◽  
Élcio de Souza Leal ◽  
Heloísa Ramos Lacerda

The HIV-1 epidemic in Brazil has displayed new characteristics over time, with an increase in heterosexual transmission and a decline in the male-to-female ratio in AIDS cases. HIV screening was offered to patients attending the Voluntary Counseling and Testing Center in Paulista, Greater Metropolitan Recife, Pernambuco State, in Northeast Brazil, to determine HIV-1 incidence. BED capture enzyme immunoassay (BED-CEIA) was used to measure HIV-1 incidence, comparing it to the AxSYM avidity index method (Ax-AI). From 2006 to 2009, 14,014 individuals were tested, and only 18 pregnant women were diagnosed with HIV infection, resulting in 0.15% annual incidence (95%CI: 0-0.33), significantly lower than in men (1.03; 95%CI: 0.45-1.61) and non-pregnant women (0.50; 95%CI: 0.11-0.89). Despite the low HIV-1 incidence in pregnant women, the high rate of recent infection detected during prenatal care emphasizes the need to increase measures to prevent vertical transmission.


2013 ◽  
Vol 89 (Suppl 1) ◽  
pp. A222.1-A222
Author(s):  
K O Lima ◽  
A Salustiano Cavalcanti ◽  
D M Salustiano ◽  
S P Silva ◽  
R S Diaz ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document