scholarly journals Ekstrak Etanol Moringa Oleifera Lam Terhadap Folikulogenesis Pada Mencit Model Endometriosis

2017 ◽  
Vol 19 (3) ◽  
pp. 246
Author(s):  
Rila Rindi Antina

Endometriosis didefinisikan sebagai adanya jaringan endometrium di luar rahim.Peningkatan konsentrasi sitokin inflamasi dan faktor pertumbuhan di dalam cairanperitonium berkontribusi pada pembentukan lesi peritonium. Faktor pertumbuhanberperan selama folliculogenesis. Moringa oleifera kaya akan flavonoid. Kuercetin dankaempferol adalah flavonoid, senyawa dengan gugus hidroksil fenolik dengan aksiantioksidan yang memiliki kegunaan potensial terapeutik. Penelitian ini untukmembuktikan adanya pengaruh pemberian ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleiferaLam) terhadap folikulogenesis pada mencit (Mus musculus) model endometriosis.Metode penelitian menggunakan mencit (Mus musculus) 20-25g yang dibagi menjadi duakelompok, yaitu kelompok kontrol endometriosis dan kelompok perlakuan diberi ekstraketanol daun kelor 0,35 mg/gBB selama 14 hari. Jaringan ovarium dilakukan pemeriksaanhistopatologi dengan pengecatan hematoxylin-eosin. Hasil penelitian menunjukkanterdapat perbedaan yang signifikan (ρ<0,05) jumlah folikel primer, jumlah folikelsekunder, jumlah folikel tersier, jumlah folikel de graaf pada kelompok kontrol dankelompok perlakuan. Kesimpulan Penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun kelormeningkatkan folikulogenesis pada mencit model endometriosisKata kunci—Ekstrak etanol daun kelor, folikulogenesis, endometrosis 

2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 44-52
Author(s):  
Musthamin Balumbi ◽  
Fachruddin Fachruddin ◽  
Muhammad Risman

Ovarium merupakan organ reproduksi utama dalam sistem reproduksi betina yang berperan dalam menghasilkan sel ovum. Kualitas folikel yang dihasilkan ovarium dipengaruhi oleh nutrisi yang dikonsumsi suatu individu. Kelor (Moringa oleifera LAM) telah lama dikenal sebagai tanaman dengan kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Nutrisi yang terdapat di dalam kelor adalah vitamin, mineral, antioksidan, asam amino esensial dan senyawa fitosterol. Kandungan nutrisi pada kelor paling banyak ditemukan di daun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas ovarium setelah pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera LAM). Metode yang digunakan adalah penelitian eksperimental. Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 60 ekor mencit betina (Mus musculus) umur 14-15 minggu dengan rerata bobot badan 30-35 g. Ekstrak daun kelor yang diberikan dengan dosis 0 mg kg-1 BB, 300 mg kg-1 BB, 400 mg kg-1 BB, 500 mg kg-1 BB. Pengamatan dilakukan setelah pemberian 5, 10, 15, 24, dan 34 hari. Parameter penelitian meliputi siklus estrus dan morfometri ovarium. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa tingkat konsentrasi dan lamanya pemberian ekstrak daun kelor memberi pengaruh terhadap panjang, lebar, dan bobot ovarium mencit. Konfirmasi siklus estrus bertujuan untuk mengetahui bahwa siklus reproduksi dalam ovarium mencit berlangsung normal. Siklus estrus pada mencit penelitian rata-rata berlangsung normal, yakni terjadi selama 4-5 hari.


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 39-45
Author(s):  
Rindita - Rindita ◽  
Kriana Efendi ◽  
Tiska Dwi Armelia

Diabetes selama kehamilan merupakan kondisi yang sangat berpengaruh terhadap janin, di antaranya menyebabkan keguguran, kecacatan, berat badan bayi berlebih, lahir prematur, serta kematian. Maka perlu dilakukan pencegahan dampak buruk tersebut bagi janin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol 70% daun kelor terhadap perkembangan fetus serta mengetahui efektivitasnya dalam menurunkan kadar glukosa darah pada mencit putih bunting hiperglikemia. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL), menggunakan 30 ekor mencit betina yang dibagi menjadi 6 kelompok. Seluruh kelompok diinduksi aloksan kecuali kelompok kontrol normal. Kelompok kontrol normal dan kontrol negatif hanya diberi Na-CMC. Sebagai bahan pembanding digunakan metformin dengan dosis 65 mg/KgBB pada kelompok kontrol positif. Sediaan ekstrak diberikan secara oral pada hari ke-6 hingga ke-15 kehamilan dengan 3 variasi dosis, yaitu: dosis 300 mg/KgBB, 600 mg/KgBB, dan 1200 mg/KgBB. Mencit dilaparatomi pada hari ke-18 kehamilan. Efek teratogenik dilihat dari jumlah fetus (hidup, mati, dan resorpsi), berat, panjang, dan kelainan morfologi. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak etanol 70% daun kelor tidak menimbulkan kecacatan pada fetus yang dilahirkan, serta mampu menurunkan kadar glukosa darah mencit sebesar 50,50%, 51,68%, dan 56,56% berturut-turut pada mencit putih (Mus musculus) bunting hiperglikemia.


2018 ◽  
Vol 20 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Yusri Dwi Lestari

ABSTRAKEndometriosis adalah suatu kondisi inflamasi kronis dan terdapat jaringan endometrium yang  tumbuh diluar kavum uteri. Jaringan endometrium ini berkaitan dengan nyeri kronis, radang panggul, dan infertilitas yang sering diderita perempuan usia reproduksi. Apoptosis sel granulosa yang meningkat pada endometriosis menyebabkan folikel tidak dapat berkembang menjadi folikel de graf sehingga menyebabkan infertilitas. Daun kelor mengandung flavonoid yang dapat menghambat NFkβ kemudian menghambat apoptosis melalui jalur TNF-α. Tujuan dari penelitian ini  untuk membuktikan apoptosis sel granulosa pada mencit model endometriosis yang diberi ekstrak etanol daun kelor lebih rendah dari pada yang tidak diberi. Jenis penelitian ini true eksperimental dengan desain randomized post test only kontrol group design. Sampel 24 mencit betina yang dibagi 2 kelompok terdiri kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Kelompok kontrol dan perlakuan dijadikan endometriosis selama 14 hari, kemudian 14 hari berikutnya  kelompok kontrol diberi plasebo (Na-CMC) dan kelompok perlakuan yang diterapi dengan ekstrak etanol daun kelor selama 14 hari dengan dosis 0,35 mg/gBB. Hari ke 29 mencit di terminasi dengan dislokasio os cervikalis dan diambil organ ovarium untuk dilakukan pemeriksaan imunohistokimia. Hasil penelitian di uji menggunakan U Mann Whitney didapatkan nilai signifikan 0,001, p<0,005. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak etanol daun kelor dapat menekan jumlah apoptosis sel granulosa pada mencit model endometriosis. Kata kunci : endometriosis, sel granulosa, daun kelor


2017 ◽  
Vol 19 (3) ◽  
pp. 260
Author(s):  
Dina Novarita Kusuma Wardani

Sel mast memainkan peran penting dalam respon imun bawaan dan secara signifikanmeningkat pada endometriosis. Protease yang disekresi oleh sel mast memainkanperan penting dalam fibrogenesis. CRH dan akumulasi estrogen dapat mengaktifkan selmast untuk melepaskan tryptase, mengaktifkan PAR-2, yang menyebabkan peningkatansekresi VEGF, IL-8, dan IL-6 dan proliferasi jaringan ektopik. Daun kelor mengandung46 antioksidan dan 36 antiinflamasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmembuktikan pengaruh daun kelor terhadap penurunan jumlah sel mast pada mencit(Mus musculus) model endometriosis. Jenis penelitian ini adalah eksperimentallaboratoris. Pembuatan model endometriosis dengan diinduksi oleh siklosporin A,jaringan endometrium, dan etinil estradiol dan dilakukan pada 24 ekor mencit betinaumur 2-3 bulan dengan berat 20-30 gram. Subjek penelitian dibagi menjadi 2 kelompokyaitu kontrol dan perlakuan. Kedua kelompok menjadi model endometriosis pada harike-14. Selanjutnya pada hari ke-15, kelompok kontrol diberi NaCMC 0,5%, sedangkankelompok perlakuan diberikan terapi ekstrak etanol daun kelor dengan dosis 0,35 mg/gBB/ hari. Hari ke-29 mencit diterminasi dengan dislokasio os cervikalis dan melakuaknpemeriksaan jumlah sel mast dengan pewarnaan Hematoxillin Eosin. Hasil penelitianmenunjukkan rerata jumlah sel mast pada kelompok kontrol adalah 8.13 + 2.97kelompok perlakuan adalah 1.90 + 1.88. Pada uji Mann Whitney didapatkan nilai p =0,00. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak etanol daun kelor(Moringa oleifera Lam.) terbukti dapat menurunkan jumlah sel mast pada mencit (Musmusculus) model endometriosis. Kata Kunci : sel mast, endometriosis, daun kelor, mencit 


2017 ◽  
Vol 6 (10) ◽  
pp. 5535
Author(s):  
Sachin Umesh Dubey ◽  
Madhu Kanta Kapoor

Moringa oleifera Lam., commonly found tree in sub-Himalayan tracts of India, Pakistan, Bangladesh and Afghanistan has a high nutrition value. The leaves, flowers and immature pods of Moringa are used as a vegetable in many countries. The leaves are highly nutritious and medicinal in nature. They are a rich source of iron, calcium, vitamin A, vitamin C, proteins, and essential amino acids. Hence Moringa leaves can be a good source of protein for the vegetarians and the under-nourished population. Present investigation deals with the study of monthly variation in the nutritional value of Moringa leaves from the month of June 2015 to January 2016. Impact of urban sewage pollution and roadside vehicular pollution on the amount of reducing and total sugars, chlorophylls (a, b and total), proteins, vitamin-C and pH of the leaves, was also studied. Results revealed that the highest amounts of reducing sugars, total sugars, chlorophyll b and total chlorophyll during October 2015 whereas proteins, chlorophyll a, vitamin C and pH were highest during January 2016. Leaf samples collected from all the study sites exhibited minimum amounts of reducing sugars, chlorophylls (a, b and total) and pH during July 2015 whereas total sugars were lowest during December 2015. Proteins and vitamin C values were lowest during August and June 2015 respectively. Sewage and vehicular pollution showed an adverse effect on the nutritional contents of Moringa oleifera leaves. Of the two polluted sites, samples from near the sewage flow showed higher impact.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document