scholarly journals KEEFEKTIFAN KONSELING KELOMPOK RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR UNTUK MENINGKATKAN SELF ESTEEM SISWA SMA

2018 ◽  
Vol 32 (2) ◽  
pp. 127-135
Author(s):  
Khoiriyah Khoiriyah ◽  
Bakhrudin All Habsy

Self-esteem is an individual assessment that leads to self-evaluation of the results achieved, which are influenced by attitudes, interactions, rewards, and acceptance of others towards the individual. To measure self-esteem in this study using a questionnaire of self-esteem that has a value of total item validity with an R-value of 0.220, and reliability of 0.945, it can be concluded that the questionnaire is reliable and feasible to use as a research instrument. This study aims to determine the effectiveness of the rational emotive behavior group counseling to improve self-esteem of high-school students. This type of research is quantitative with the design of Experiment Pretest and Posttest Control Group Design. Data were analyzed by two nonparametric statistical test`s Independent Mann-Whitney U Sample Test. The results of the hypothesis obtained by the Z value of -2.120 and Asymp numbers. Sig. (2-tailed) which is 0.034, which meant it is smaller than the real level (α / 2 = 0.05), then Ho is rejected, meaning that the counseling of rational emotive behavior groups is effective to improve self-esteem of high-school students. The research was carried out starting from February to July 2018, which took place at SMA Negeri 1 Kutorejo. Based on the results of the research, researchers give suggestions for (1) teacher of Counseling Guidance could apply this rational emotive behavior group counseling as an alternative strategy to improve students’ self-esteem; (2) furthermore, researcher could apply rational emotive behavior counseling on the other psychological aspects or using different techniques for group counseling, so they could learn new knowledge.   References Coopersmith, S. (1967). Antecedents of self esteem. San Fransisco: W.H. Freeman and Company. Corey, G. (2013). Teori dan praktik konseling dan psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama. Geldrad, K., & Geldrad, D. (2011). Konseling keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Habsy. (2014). Keefektifan konseling kelompok untuk meningkatkan harga diri siswa SMK. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPs UM. Habsy, B. A. (2017a). Model konseling kelompok cognitive behavior untuk meningkatkan self esteem siswa SMK. Perspektif Ilmu Pendidikan, 31(1), 21-35. doi: https://doi.org/10.21009/PIP.311.4 Habsy, B. A. (2017b). Filosofi ilmu bimbingan dan konseling Indonesia. Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik), 2(1), 1-11. doi: http://dx.doi.org/10.26740/jp.v2n1.p1-11 Habsy, B. A. (2018a). Konseling rasional emotif perilaku: Sebuah tinjauan filosofis. Indonesian Journal of Educational Counseling, 2(1), 13-30. doi: https://doi.org/10.30653/001.201821.25 Habsy, B. A. (2018b). Model bimbingan kelompok PPPM untuk mengembangkan pikiran rasional korban bullying siswa SMK etnis Jawa. Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik), 2(2), 91-99. doi: http://dx.doi.org/10.26740/jp.v2n2.p91-99 Hasibuan, R.L. & Wulandari, L.H. (2016). Efektivitas rational emotive behavior therapy (REBT) untuk meningkatkan self esteem pada siswa SMP korban bullying. Jurnal Psikologi, 11, 103-110. Ikbal, M. & Nurjannah, N. (2016). Meningkatkan self esteem dengan menggunakan pendekatan rational emotive behavior therapy pada peserta didik kelas VIII di SMP Muhammadiyah Jati Agung Lampung Selatan tahun pelajaran 2015/2016. Jurnal Bimbingan dan Konseling, 3(1), 33-46. doi: http://dx.doi.org/10.24042/kons.v3i1.556 Jones, N. (2011). Teori dan praktik konseling dan terapi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kumalasari, G., Eka, W., & Karsih. (2011). Teori dan teknik konseling. Jakarta: PT Indeks. Maynawati, A. F. R. (2012). Penanganan kasus low self-esteem dalam berinteraksi sosial melalui konseling rational emotif teknik reframing. Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application, 1(1). 15-22. Nursalim, M., & Suradi, S. A. (2002). Layanan bimbingan dan konseling. Surabaya: UNESA University Press. Sari, E. K. W., & Soejanto, L. T. (2016). Keefektifan konseling kelompok REBT untuk meningkatkan self esteem mahasiswa. JKI (Jurnal Konseling Indonesia), 1(2), 101-106. http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JKI/article/view/1622 Suhron, M. (2016). Asuhan keperawatan konsep diri: Self esteem. Ponorogo: UMPO Press. Sukmadinata, N. S. (2003). Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Young, G. G. (2012). Membaca kepribadian orang. Yogyakarta: Diva Press.

2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 30-41
Author(s):  
Ifan Setiawan ◽  
Heru Mugiarso

This study aims to determine the effect of group counseling services based on rational emotive behavior therapy with cybercounseling approach on students' self-control. This research design is pre-experimental research with one group pre-test and post-test research design. The Participants of this study was 8 students recruited using the criteria of sampling technique. The data was collected using a psychological scale that was developed based on indicators from other studies which analyzed using the Wilcoxon analysis technique. The results showed that the level of self-control of students who were given group counseling services group counseling services based on rational emotive behavior therapy with cybercounseling approach increased by 23.36%. This study also proved that group counseling services based on group counseling services based on rational emotive behavior therapy with cybercounseling approach affect students' self-control.


2013 ◽  
Vol 40 (2) ◽  
pp. 179-184 ◽  
Author(s):  
Mahmoud Roghanchi ◽  
Abdul Rashid Mohamad ◽  
See Ching Mey ◽  
Khoda Morad Momeni ◽  
Mohsen Golmohamadian

2020 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 404-415
Author(s):  
Theodora Nurmalia ◽  
Dini Choirunnisa ◽  
Wirda Hanim ◽  
Happy Karlina Marjo

Individual differences in age backgrounds that are almost the same show a very diverse appearance, ability, temperament, interests and attitudes. Individual differences include physical and mental. Teachers need to know the individual differences of students who have intellectual, thinking, and personality abilities and other things related to psychomotor so that teachers can understand the various desires, needs, and problems of students. Self-efficacy is self-confidence in carrying out tasks responsibly, making efforts by considering one's abilities, planning for the future, and controlling oneself in accepting pressure, and controlling situations that cannot be predicted. Group counseling as one of the guidance and counseling services that can be relied upon in alleviating the problems faced by students, especially by using the Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) approach in increasing self-efficacy. This study aims to determine the self-efficacy of high school students through the Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) approach in group counseling. The results showed that self-efficacy had a very significant relationship between family social support and self-regulated learning, adolescent adjustment, learning motivation, mathematics learning achievement, and communication skills. Abstrak Perbedaan individual pada latar belakang usia yang hampir sama menunjukkan  penampilan, kemampuan, temperamen, minat dan sikap yang sangat beragam. Perbedaan individual mencakup jasmaniah dan mental. Guru perlu mengetahui perbedaan individual peserta didik yang memiliki kemampuan intektual, berpikir, dan kepribadian serta hal lain yang berkaitan dengan psikomotorik sehingga guru dapat memahami berbagai keinginan, kebutuhan, dan masalah peserta didik. Self efficacy merupakan keyakinan diri dalam menjalani tugas dengan penuh tanggung jawab, melakukan upaya dengan mempertimbangkan kemampuan diri, merencanakan masa depan, dan mengontrol diri dalam menerima tekanan, serta mengontrol situasi yang tidak dapat diprediksi. Konseling kelompok sebagai salah satu layanan bimbingan dan konseling yang dapat diandalkan dalam mengentaskan masalah yang dihadapi oleh peserta didik, khususnya dengan menggunakan pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) dalam meningkatkan self efficacy. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui self eficacy pada peserta didik SMA melalui pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) dalam konseling kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self eficacy memiliki hubungan yang sangat signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan self regulated learning, penyesuaian diri remaja, motivasi belajar, prestasi belajar matematika, serta keterampilan komunikasi.


2017 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 73-86
Author(s):  
Muhammad Ikbal ◽  
Nurjannah Nurjannah

Harga diri adalah penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri, baik dalam bentuk penilaian negatif dan penilaian positif yang pada akhirnya menghasilkan perasaan yang membawa kepercayaan dalam menjalani hidup. Harga diri yang rendah mempersulit siswa untuk berinteraksi secara sosial. Harga diri masih ditemukan pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah 3 Jati Agung sehingga diperlukan upaya untuk mengatasi harga diri rendah melalui konseling individu dengan pendekatan terapi perilaku emotif rasional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pra-eksperimen dengan satu kelompok pet-posttest dengan sampel 12 siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah Jati Agung pada tahun akademik 2015/2016 yang memiliki tingkat harga diri yang rendah. Berdasarkan uji Wilcoxon pada tabel 4.5, nilai Asymp.Sig (2-tailed) diperoleh 0,002 karena nilai sig 0,002 0,005, dengan perhitungan uji Wilcoxon yang diperoleh Zhitung -3,007 dan Ztable 0,05 = 0,0011, kemudian Zhitung Ztable (-3,007 0,0011)) dengan nilai tanda (2-tailed) sehingga berdasarkan uji Wilcoxon dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa harga diri rendah dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan Terapi Perilaku Emosional Rasional. Kemudian, dari data Ho dapat dilihat pada tolak dan Ha yang bertuliskan pendekatan terapi perilaku emotif rasional dapat meningkatkan harga diri siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Jati Agung Lampung Selatan pada tahun akademik 2015/2016. Saran untuk guru bimbingan konseling agar dapat menggunakan layanan individual melalui pendekatan terapi perilaku emotif rasional untuk meningkatkan harga diri siswa. 007 dan Ztable 0,05 = 0,0011, maka Zhitung Ztable (-3,007 0,0011)) dengan nilai tanda (2-tailed) sehingga berdasarkan uji Wilcoxon dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa harga diri yang rendah dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan Terapi Perilaku Emosional Rasional. Kemudian, dari data Ho dapat dilihat pada tolak dan Ha yang bertuliskan pendekatan terapi perilaku emotif rasional dapat meningkatkan harga diri siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Jati Agung Lampung Selatan pada tahun akademik 2015/2016. Saran untuk guru bimbingan konseling agar dapat menggunakan layanan individual melalui pendekatan terapi perilaku emotif rasional untuk meningkatkan harga diri siswa. 007 dan Ztable 0,05 = 0,0011, maka Zhitung Ztable (-3,007 0,0011)) dengan nilai tanda (2-tailed) sehingga berdasarkan uji Wilcoxon dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa harga diri yang rendah dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan Terapi Perilaku Emosional Rasional. Kemudian, dari data Ho dapat dilihat pada tolak dan Ha yang bertuliskan pendekatan terapi perilaku emotif rasional dapat meningkatkan harga diri siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Jati Agung Lampung Selatan pada tahun akademik 2015/2016. Saran untuk guru bimbingan konseling agar dapat menggunakan layanan individual melalui pendekatan terapi perilaku emotif rasional untuk meningkatkan harga diri siswa. 0011)) dengan nilai tanda (2-tailed) sehingga berdasarkan uji Wilcoxon dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa harga diri rendah dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan Terapi Perilaku Emotif Perilaku Emosional . Kemudian, dari data Ho dapat dilihat pada tolak dan Ha yang bertuliskan pendekatan terapi perilaku emotif rasional dapat meningkatkan harga diri siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Jati Agung Lampung Selatan pada tahun akademik 2015/2016. Saran untuk guru bimbingan konseling agar dapat menggunakan layanan individual melalui pendekatan terapi perilaku emotif rasional untuk meningkatkan harga diri siswa. 0011)) dengan nilai tanda (2-tailed) sehingga berdasarkan uji Wilcoxon dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa harga diri rendah dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan Terapi Perilaku Emotif Perilaku Emosional . Kemudian, dari data Ho dapat dilihat pada tolak dan Ha yang bertuliskan pendekatan terapi perilaku emotif rasional dapat meningkatkan harga diri siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Jati Agung Lampung Selatan pada tahun akademik 2015/2016. Saran untuk guru bimbingan konseling agar dapat menggunakan layanan individual melalui pendekatan terapi perilaku emotif rasional untuk meningkatkan harga diri siswa. dari data Ho dapat dilihat pada tolak dan Ha yang bertuliskan pendekatan terapi perilaku emotif rasional dapat meningkatkan harga diri siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Jati Agung Lampung Selatan pada tahun akademik 2015/2016. Saran untuk guru bimbingan konseling agar dapat menggunakan layanan individual melalui pendekatan terapi perilaku emotif rasional untuk meningkatkan harga diri siswa. dari data Ho dapat dilihat pada tolak dan Ha yang bertuliskan pendekatan terapi perilaku emotif rasional dapat meningkatkan harga diri siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Jati Agung Lampung Selatan pada tahun akademik 2015/2016. Saran untuk guru bimbingan konseling agar dapat menggunakan layanan individual melalui pendekatan terapi perilaku emotif rasional untuk meningkatkan harga diri siswa.


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 21-27
Author(s):  
Pradita Anggi Ayungingtyas ◽  
Sesya Dias Mumpuni ◽  
Achmad Suhud

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kondisi awal anggota difabel, Hubungan antara tingkat self-esteem dengan penampilan dan Proses konseling Rational Emotive Behavior Therapy dalam meningkatkan self-esteem pada penampilan difabel di Difabel Slawi Mandiri Kabupaten Tegal. Metode penelitian ini menggunakan mix methods (kuantitatif dan kualitataif). Sampel penelitian adalah 30-35 anggota difabel menggunakan teknik purposive sampling. Alat pengumpulan data berupa skala, observasi dan wawancara. Teknik analisa data Kuantitatif melalui Uji validitas dengan rumus Pearson Product moment, uji reliabilitas dengan rumus alpha cornbach�s dan analisis korelasi. Sedangkan analisis data kualitatif melalui triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai thitung 3,6373 > ttabel 2,042 (df=n-k | 32-2=30), maka ada hubungan antara variabel self-esteem dengan penampilan difabel. Kondisi awal self-esteem difabel dikategorikan sangat rendah (6%), (25%) dalam kategori rendah, (25%) dalam kategori cukup, (22%) dalam kategori sedang, (13%) dalam kategori tinggi, dan (9%) dalam kategori sangat tinggi. Peneliti mengambil satu responden dari dua responden yang memiliki self-esteem sangat rendah untuk di konseling. Dari hasil pengamatan konseling, terdapat perubahan positif dalam diri konseli untuk menjadi pribadi mandiri.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 245-260
Author(s):  
Purwati Purwati ◽  
Muhammad Japar ◽  
Laili Qomariyah

Along with the development of the times and culture's contact from outside, the moral boundaries that are firmly held by the community are increasingly unclear. At school, for example, many students experience a decline in moral reasoning. However, the limited literature that focuses on improving moral reasoning with a quasi-experimental approach, the author will examine psychological interventions Rational Emotive Behavior Counseling (REB) and Psychoeducation (PSE). This study aims to identify differences in effectiveness between group counseling interventions with PSE and REB in improving students' moral reasoning. The author uses a quasi-experiment with a pretest-posttest follow-up design. The study subjects were Sarbini Islamic Junior High School students who had low moral levels. The research subjects consisted of 22 students divided into 11 students in the PSE group and 11 students in the counseling group with the REB approach. The data analysis results showed differences in students' moral reasoning in the REB and PSE groups. The average increase in students' moral reasoning was higher in the REB group than in the PSE group. The author concludes that group counseling with REB and PSE approaches can be applied to improve moral reasoning in students in schools, especially those based on Islam. However, for more optimal results, the authors suggest using REB.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 25
Author(s):  
Mega Normanisa ◽  
Kasypul Anwar ◽  
Nurul Auliah

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya fenomena self injury yang ditemukan di SMP Negeri 21 Banjarmasin adalah beberapa individu yang mengiris lengan mereka dengan silet ataupun pecahan kaca dan membentuknya seperti sayatan-sayatan atau seperti huruf. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar perilaku Self Injury pada peserta didik sebelum dan sesudah diberikan layanan dan juga untuk mengetahui keefektifan layanan konseling kelompok dengan teknik Rational Emotive Behavior Therapy.Penelitian menggunakan pre-eksperimental design yaitu one-group pretest dan posttest design. Prosedur penelitian pretest-treatment-posttest. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sampel 8 responden dari 30 populasi. Teknik pengumpulan data menggunakan skala pengukuran melalui angket.Validitas angket menggunakan Pearson Correlation dan reliabilitas menggunakan alpha cronbach. Teknik analisis data menggunakan hitungan statistik deskriptif, dan uji wilcoxon dengan aplikasi IBM SPSS Statistik 25. Hasil pretest ditemukan 8 peserta didik dengan skor tinggi. Hasil posttest peserta didik ada penurunan skor dari 8 peserta didik. Perhitungan uji wilcoxon pada data keseluruhan diperoleh nilai signifikansi (Sig). Sebesar 0,005 kurang dari 0,05. Hal ini berarti ada pengaruh dari layanan konseling kelompok dengan teknik Rational Emotive Behavior Therapy. Saran, Bagi guru BK agar menerapkan konseling kelompok dengan teknik REBT. Bagi peserta didik agar tidak memendam masalah sendiri. Bagi peneliti agar menggunakan waktu sebaik-baiknya.  _________________________________________________________This research is motivated by the phenomenon of self injury found in SMP Negeri 21 Banjarmasin. Some individuals slice their arms with razor blades or broken glass and form them like cuts or letters. The purpose of this study was to determine how much self-injury behavior in students before and after services were provided and also to determine the effectiveness of group counseling services with Rational Emotive Behavior Therapy techniques. The study used a pre-experimental design namely one-group pretest and posttest design. Pretest-treatment-posttest research procedure. The sampling technique uses purposive sampling. Sample 8 respondents from 30 populations. Data collection techniques using a measurement scale through a questionnaire. Questionnaire validity using Pearson Correlation and reliability using alpha cronbach. Data analysis techniques used descriptive statistical calculations, and Wilcoxon test with the application of IBM SPSS Statistics 25. The results of the pretest were found 8 students with high scores. Posttest results of students there is a decrease in the score of 8 students. Wilcoxon test calculations on the overall data obtained significance value (Sig). For 0.005 is less than 0.05. This means that there is an influence of group counseling services with Rational Emotive Behavior Therapy techniques. Suggestion, for BK teachers to apply group counseling with REBT techniques. For students not to bury their own problems. For researchers to make the best use of time


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 1-7
Author(s):  
Ikke Yuliani Dhian Puspitarini ◽  
Rosalia Dewi Nawantara ◽  
Galang Surya Gumilang

The burnout’s phenomenon is experienced by many students on a full day school system. High School students who are on the task of adolescent development, often experience various conflicts and are vulnerable to experiencing stress. If prolonged will cause burnout. Burnout is a syndrome of physical and emotional exhaustion, feelings of depersonalization and a lack of respect for self-quality. Help efforts are needed to reduce burnout with cognitive-based counseling. One of the guidance and counseling media that can be used is a rational-emotive-behavior-based counseling package, which aims to enable individuals to change their beliefs to be rational. Disputing is one technique that can be used to identify and change the counselee's irrational beliefs that cause burnout. This counseling package includes stages with several techniques from Rational Emotive Behavior Counseling. This article discusses theoretical studies and the relationship between research variables with phenomena in the field, and not yet on research results.


2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 95
Author(s):  
Hadi Widodo

<p><em>Guidance and counseling have techniques and approaches to overcome anxiety, one of which is the Rational Emotive Behavior Therapy approach (hereinafter referred to as REBT). This type of research is quantitative research with experimental research design, using the design of the initial test (pretest) and final treatment (posttest). The experimental design used in this study was the experimental design of the Pre Experiment model, with the research design of The One Group Pretest-Posttest. The anxiety experienced by each group member at the pretest had a different score, with three categories of anxiety, namely high, medium, and low. The highest score was obtained 175 and the lowest score was 101. The anxiety experienced by each group member at the posttest had a different score, with two categories of anxiety, namely moderate and low.</em></p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document