scholarly journals Student Worksheets Based on HOTS in Elementary School

2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 352
Author(s):  
Dewi Sri Lestari ◽  
Intan Rahmawati ◽  
Diana Endah Handayani

The Importance of HOTS-Based Student Worksheets in Elementary Schools. High Order Thinking Skill (HOTS) in elementary schools can increase students' higher-order thinking skills. The purpose of this study was to analyze the high-grade HOTS-based Student Worksheets in Elementary Schools. This type of research is descriptive qualitative research. The method used to collect data are interviews, observation, and documentation. The instrument used to collect data is a questionnaire. The research subject is the fourth-grade teacher. The technique used to analyze the data is descriptive qualitative and quantitative analysis. This study indicates that the analysis of the high-grade HOTS-based Student Worksheets in elementary schools has been implemented by the teacher quite well. The Student Worksheets made by the teacher have led to higher-order thinking skills, namely C4 (analyzing), C5 (evaluating), and C6 (creating), according to the results of interviews and documentation data. It can be concluded that the analysis of the HOTS-based student worksheets has been realized well. Suggestions that can be given are to re-emphasize High order thinking skills (HOTS) into Student Worksheets so that learning can be maximized in applying HOTS.

2021 ◽  
Vol 2 (5) ◽  
pp. 652-664
Author(s):  
Mrs. Cik‘ani

Menurut peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan No. 103 tahun 2014 mengenai pembelajaran di tingkat pendidikan dasar dan menengah pasal 2 ayat 1, menjelaskan pelaksanaan pembelajaran pada Pendidikan dasar dan menengah harus berbasis aktivitas, kreatifitas dengan karakteristik. Amanat pemerintah mengharapkan peserta didik dapat mencapai berbagai kompetensi dengan penerapan pembelajaran HOTS (Higher Order Thinking Skills) dan Keterampilan abad 21, dan hasil observasi dan wawancara di SMPN 2 Sukorejo aktivitas pembelajaran IPA, aspek pembelajaran berbasis masalah, tingkat berpikir HOTS dan keterampilan abad 21 masih rendah. Penelitian ini merupakan penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan 2 siklus masing-masing siklus ada empat tahap dengan jenis diskriptif kualitatif, instrumen yang digunakan berupa : 1)lembar observasi, 2)lembar catatan lapangan dan 3)soal tes dan soal lembar kerja. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SMPN 2 Sukorejo ditemukan data bahwa pembelajaran berbasis aktifitas dengan karakteristik yang sesuai dengan amanat Permendikbud No 103 tahun 2014 pasal 2 ayat 1 pada proses pembelajaran masih belum maksimal sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitihan dengan tujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran PBL(Problem Based Learning) dapat meningkatkan aktifitas dengan karakteristik dengan berorientasi pada pembelajajaran HOTS dan keterampilan abad 21. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan rata-rata persentase aktivitas belajar siswa yakni 68,28% pada siklus 1 menjadi 83,8,% pada siklus II artinya ada peningkatan sebesar 15,52%, sedangkan untuk tingkat pemecahan masalah dari 63,8 % pada siklus 1 menjadi 78,975 % pada siklus II artinya ada peningkatan sebesar 15,175 %i Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem Base Learning dengan berorientasi HOTS dan keterampilan abad 21 dapat meningkatkan aktifitas belajar dan keterampilan pemecahan masalah dengan karakteristik siswa.


2017 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 22-33
Author(s):  
Yosi Laila Rahmi ◽  
Heffi Alberida

Curriculum occupies a central position in education. Curriculum changes guided by the times and technology. The main problems of implementation of curriculum change is to change the mindset of teachers. Prospective teachers should have high order thinking skills to face the times and technology. One of efforts could be made a lecturer for conditioning of learning to be able to develop higher order thinking skills of students by using the right assessment. One assessment that play a role in increasing the skills of thinking is portfolio assessment. This study aims to describe the increase in high order thinking skills of students applying portfolio assessment. This research is a classroom action research conducted on students who take courses in curriculum and biology textbook in biology Faculty UNP in the July to December semester of 2017. The results showed an increase in high order thinking skills of students using portfolio assessment.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 187-199
Author(s):  
Muhammad Saeed ◽  
Iqbal Ahmed

Modern educational pedagogies emphasize that teaching and learning frameworks should be designed to promote essential skills among students and develop their higher order thinking skills and the real-world application of those skills. In this milieu, service-learning is an emerging approach in education that best meets this need. Although much work exists on service-learning in developing students' social, moral, and citizenship potential, there is a lack of research that highlights the role of service-learning and its potential to promote high order thinking skills among pre-service teachers. This study attempts to extensively examine the role of service-learning in promoting high-order thinking skills among pre-service teachers. For this purpose, an integrated approach of Queensland University's higher order thinking guidelines was compared and contrasted as a framework with service-learning approach. The analysis and literature review showed that said the guidelines can be adopted using service-learning approach to promote higher order thinking skills of pre-service teachers. Therefore, the framework is proposed to be integrated into a service-learning course in higher education. The guidelines provide a five steps process for developing higher order thinking skills among teacher education students. The study results provide teacher educators with more practical ways to implement a more active and purposeful teaching and learning environment that encourages higher order thinking among pre-service teachers.


2020 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 130-135
Author(s):  
CORNELIA SIPAHELUT

This study aims to develop a problem-based biology module to improve higher-order thinking skills in Animalia material. The design used is an equivalent type of pre test post test design. The research sample consisted of 32 students of class X SMA Negeri 1 Sentani who used modules. The results showed that the use of modules can improve high-order thinking skills and the overall average n-Gain is 0.73 with high categories.


2020 ◽  
Vol 9 (4) ◽  
Author(s):  
Oktaviandi Bertua Pardede ◽  
Elia Ananda Sinaga ◽  
Ari Wina Br Depari ◽  
Rumiris Julianti B Gultom

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan awal matematis siswa terhadap penyelesaian soal-soal high order thinking yang ditinjau dari soal analisis, soal evaluasi dan secara umum. Penelitian ini pun bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal high order thinking serta untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa keliru dalam menyelesaikan soal-soal high order thinking. Penyempurnaan lainnya juga dapat dilakukan pada standar penilaian, dengan cara mengadaptasi secara bertahap melalui model-model penilaian standar internasional. Penilaian hasil belajar diharapkan dapat membantu para peserta didik untuk lebih meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi Higher Order Thinking Skills (HOTS). Karena melalui berpikir tingkat tinggi dapat mendorong peserta didik untuk dapat berpikir secara luas dan lebih mendalam mengenai materi pelajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Kualitatif dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif. Adapun tujuan dari model pembelajaran Kooperatif adalah untuk memberikan siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya dapat bisa menjadi seorang anggota masyarakat yang bahagia dan dapat memberikan kontribusi. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat pengaruh kemampuan awal matematis siswa terhadap penyelesaian soal high order thinking dalam segala aspek. Siswa dikategorikan mampu menyelesaikan soal-soal high order thinking. Aktivitas belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa masing-masing masih menunjukkan adanya ketidakseimbangan walaupun guru sudah mengoptimalkan fungsi perangkat pembelajaran dalam pengajarannya. Kata kunci: Berpikir kritis, metode kualitatif, Higher Order Thinking Skills (HOTS)


Author(s):  
Fahrurrozi Fahrurrozi ◽  
◽  
Nila Hayati ◽  
Sri Supiyati ◽  
◽  
...  

Kegiatan ini dilatar belakangi oleh hasil laporan mahasiswa tentang kondisi pembelajaran matematika dilapangan khususnya didaerah pesisir pantai labuhan haji, selain itu juga hasil kajian dan analisis beberapa dosen tentang fenomena ramainya siswa mengeluh dengan dimunculnya soal-soal kategori high order thinking skill (HOTS) pada ujian nasional tahun 2018 sehingga dirasa perlu untuk dilakukan pendampinga mengenali dan menyelesaikan Soal UN Matematik Kategori HOTS di MTs NW dan MA NW Selayar Kec. Sakra Timur. Adapun tujuan dari kegiatan ini 1) membantu siswa dan siswi MTs NW dan MA NW Selayar dalam mengenal dan menyelesaikan soal UN matematika kategori HOTS, 2) memberikan pengalaman langsung kepada beberapa mahasiswa tentang kondiri riil pendidikan di pesisir pantai Labuhan haji, dan 3) memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melatih diri dalam berogranisasi dan mengajarkan konsep matematika dengan benar. Proses kegiatan ini meliputi 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, dan 3) evaluasi dengan tim dosen dan mahasiswa dan pembuatan laporan. Hasil pendampingan program ini adalah 1) yayasan dan dewan guru merasa terbantu dalam memberikan pemahaman matematika yang benar kepada siswa, 2) 80% mahasiswa dapat mengenali soal UN Matematika kategori HOTS dan 65% dapat menyelesaikannya, dan 3) mahasiswa merasa percaya diri dan lebih semangat lagi untuk belajar karena diberikan kesempatan langsung merasakan bagaimana permasalahan dan pembelajaran di kelas. Dengan dilakukan pendampingan, kemampuan siswa MTs dan MA NW Selayar menyelesaikan soal UN Matematika berbasis HOTS mengalami peningkatan dari sebelumnya


Author(s):  
Firda Firda ◽  
Rizki Hadiwijaya ◽  
Fajar Nugraha

<p><em>This research was motivated by the low level of high-order thinking skills of students on the material of human respiratory organs at SDN Cibungbun, Tasikmalaya Regency, of 27 students only 9 students who completed getting high-order thinking skills scores, with very high criteria of 5 people, high criteria of 2 people. and the criteria are enough for 2 people. Based on this, the researcher applied the Problem Based Learning (PBL) learning model. This study used a Classroom Action Research (CAR) model. Data collection obtained through tests, observation, and documentation. The results obtained: 1) The application of the Problem Based Learning model increases Higher Order Thinking Skills. The results of the value of teacher activity in the first cycle increased from 78% in the good category, and in the second cycle to 93% in the very good category. 2) Increasing the results of students' higher order thinking skills. The results of students' high-order thinking skills in pre-cycle 63, then in cycle I with an average value of 72, while in cycle II with an average value of 83. The results of research on teacher activity, student activity, and results of Higher Order Thinking Skills have changed towards a better direction, it can be concluded that the use of the PBL learning model can increase Higher Order Thinking Skills in class V SDN Cibungbun, Rajapolah District.</em></p>


Author(s):  
Lilik Huriyah ◽  
Muhammad Fahmi ◽  
Rohaizan Baru ◽  
Wahyu Ilaihi

Input sumber daya manusia di perguruan tinggi dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skills, HOTS) yang meliputi kemampuan menganalisis, mengevaluasi dan mengkreasi materi. Dengan demikian, keberadaan tes masuk perguruan tinggi menjadi salah satu intrumen penting dalam melakukan seleksi sumber daya manusia. Artikel ini bertujuan  mengeksplorasi peta HOTS pada soal Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) materi Pendidikan Agama Islam (PAI) tahun 2018 dan perbandingan tingkat HOTS pada soal kelompok materi ujian PAI. Artikel ini juga didukung oleh hasil kajian kepustakaan. Hasil kajian menunjukkan bahwa item soal UM-PTKIN materi PAI berada pada kategori HOTS dan kemampuan berpikir tingkat rendah (Low Order Thinking Skill, LOTS). Materi Akidah Akhlak menjadi penyumbang terbanyak dan Al-Quran Hadith sebagai penyumbang paling sedikit pada soal kategori HOTS. Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah prodi yang sangat diminati sekaligus lulusannya sangat dinanti untuk dapat menyemai pemahaman keislaman untuk menjawab berbagai tantangan sosial, politik, dan keagamaan di Indonesia. Artikel ini memberikan rekomendasi bagi pemangku kebijakan UM-PTKIN untuk dapat meningkatkan jumlah komposisi soal HOTS dalam seleksi-seleksi selanjutnya agar dapat meningkatkan kualitas input mahasiswa PAI di periode-periode berikutnya.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 114-123
Author(s):  
Akmal Rijal ◽  
Tio Gusti Satria

Titik berat Kurikulum 2013 adalah bertujuan agar peserta didik atau siswa memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan. Soal yang dikembangkan menggunakan tiga kategori berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills) berdasarkan revisi taksonomi Bloom, yaitu, menganalisis (analyzing), mengevaluasi (evaluating), dan mencipta (creating), dimana setiap tingkatan tersebut memiliki kriteria masing-masing yang dapat diadopsi ke dalam soal maupun tujuan dari pembelajaran yang akan dicapai. Berdasarkan hasil identifikasi mitra ditemui permasalahan guru masih mengalami kesulitan dalam membuat soal yang mampu mendorong siswa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) dan belum membuat siswa mau menganalisis soal terlebih dahulu sebelum menjawab, guru memberikan soal latihan atau soal tes kepada siswa hanya terpaku pada kategori mengingat, memahami, dan menerapkan, dan sarana dan membutuhkan tambahan soal untuk siswa yang memiliki kemampuan berkpikir tingkat tinggi agar siswa mampu mengembangkan cara bernalar mereka. Pelaksanaan pelatihan dan pendampingan kegiatan pengabdian kepada masyarakat menggunakan metode metode ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan, berbasis proyek. Pelaksanaan PKM pelatihan pengembangan soal model asesmen High Order Thinking Skills (HOTS) untuk guru gugus 8 KKG SD Lubuklinggau timur II Kota Lubuklinggau berjalan dengan baik dan peserta sangat antusias mengikuti pelatihan. Kegiatan tersebut berdampak pada peningkatan keterampilan pelatihan pengembangan soal model (HOTS) untuk guru gugus 8 KKG SD Lubuklinggau Timur II Kota Lubuklinggau.   Kata Kunci : pelatihan, soal, HOTS, KKG, SD, Lubuklinggau.


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
Author(s):  
Edi Wahyudi ◽  
Samuel Rex Making Mulyadi

This research aims to describe the competence of Senior High School students at South West Sumba in doing the high order thinking skills test on math lesson. This research is a survey research with 274 students of eleven SMA/MA in South West Sumba as the samples of research. The instrument used in this research was high order thinking skills test which are divided into 1 analysis test, 1 evaluation test and 1 creating test. The instrument has been tested in terms of construct validation and reliability by doing the instrument testing. The percentage of students who answer correctly on higher order thinking skills at analysis aspect with the ability of problem solving which are understanding the problems, making plans and finding solutions are 85.8%, 68.2% and 65.7%. The percentage of students who answer correctly on evaluation aspect with the ability of problem solving which include understanding the problem, making plans and finding solutions are 61.3%, 13.0% and 24.5%. While the percentage of students who answer correctly on creating aspect with the ability of problem solving that include understanding the problem, making plans and finding solutions are 15.3%, 13.5% and 12%. The average score gained by the students on analysis, evaluation and creating aspect which are converted on score 0-100 are 54, 37 and 34. 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document