scholarly journals The Effect of Bullying on Depression in Adolescents in Surakarta: Application of Health Belief Model

Author(s):  
Kiyat Sudrajad ◽  
◽  
RB. Soemanto RB. Soemanto ◽  
Hanung Prasetya ◽  
◽  
...  

Background: Depression is common among adolescents that have been victims of bullying at school or through social media. However, numerous cases of bullying are never reported. Several studies have shown that suicidal ideation is associated with depression in adolescents with bullying. The purpose of this study was to examine the effect of bullying on depression in adolescents in Surakarta using Health Belief Model. Subjects and Method: A cross sectional study was carried out in Surakarta, Central Java, in December 2019. A sample of 250 adolescents was selected for this study randomly. The dependent variable was depression. The independent variables were bullying, perceived susceptibility, perceived severity, and self-efficacy. The data were collected by questionnaire and analyzed by a multiple logistic regression. Results: Depression increased with bullying (OR= 3.5; 95% CI= 1.70 to 7.25; p= 0.001), strong perceived susceptibility (OR= 2.86; 95% CI= 1.32 to 6.19; p= 0.008), strong perceived severity (OR= 2.65; 95% CI= 1.20 to 5.88; p= 0.016), and weak self-efficacy (OR= 5.26; 95% CI= 2.49 to 11.09; p<0.001). Conclusion: Depression increases with bullying, strong perceived susceptibility, strong perceived severity, and weak self-efficacy. Keywords: bullying, depression, health belief model Correspondence: Kiyat Sudrajad. Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret. Jl. Ir. Sutami 36 A, Surakarta 57126, Central Java. Email: [email protected]. Mobile: +6285647116834. DOI: https://doi.org/10.26911/the6thicph.02.56

Author(s):  
◽  
Eti Poncorini Pamungkasari ◽  
Bhisma Murti ◽  
◽  

ABSTRACT Background: In the field of health-care education, theories and models help us to explain and predict behaviors to conduct effective health-care educational programs for changing behaviors. The Health Belief Model (HBM) contains several primary concepts by which individuals evaluate themselves to take action to change their behaviors, including antenatal care uptake in pregnant women. This study aimed to examine factors affecting the use of antenatal care. Subjects and Method: A cross sectional study was carried out in Semarang, Central Java, from June to August 2020. A sample of 250 pregnant women was selected by simple random sampling. The dependent variable was antenatal care. The independent variables were attitude, knowledge, information, self-efficacy, perceived seriousness, perceived susceptibility, perceived barrier, perceived benefit, cues to action, husband support, and facilities. The data were collected by questionnaire and analyzed by a multiple logistic regression. Results: Complete antenatal care increased with strong support (OR= 38.97; 95% CI= 3.19 to 476.53; p= 0.004), high knowledge (OR= 16.44; 95% CI= 2.54 to 106.60; p= 0.003), positive attitude (OR= 29.88; 95% CI= 2.88 to 309.92; p= 0.004), high information toward antenatal care (OR= 31.42; 95% CI= 4.07 to 242.41; p= 0.001), strong self-efficacy (OR= 7.85; 95% CI= 1.50 40.99; p= 0.015), strong cues to action (OR= 11.97; 95% CI= 2.01 to 71.36; p= 0.006), high perceived seriousness (OR= 32.99; 95% CI= 3.93 to 276.98; p= 0.001), high perceived susceptibility (OR= 24.29; 95% CI= 2.50 to 235.78; p= 0.006), high perceived benefit (OR= 30.43; 95% CI= 2.99 to 308.80; p= 0.004), high perceived barrier (OR= 0.07; 95% CI= 0.01 to 0.57; p= 0.013) and complete facilities (OR= 63.52; 95% CI= 3.62 to 1115.08; p= 0.005). Conclusion: Complete antenatal care increases with strong support, high knowledge, positive attitude, high information toward antenatal care, strong self-efficacy, strong cues to action, high perceived seriousness, high perceived susceptibility, high perceived benefit, high perceived barrier and complete facilities. Keywords: antenatal care, health facility, Health Belief Model Correspondence: Widyawati. Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret. Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126, Central Java. Email: [email protected]. Mobile: +6285742919076. DOI: https://doi.org/10.26911/the7thicph.03.117


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 71-79
Author(s):  
Ellia Ariesti ◽  
Felisitas A. Sri S ◽  
Elizabeth Y. Y. Vinsur ◽  
Kristianto D. N

ABSTRAK Proses menua sering dikaitkan dengan insiden penyakit kronik seiring dengan penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial serta berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh luar dari ketahanan tubuhnya. Banyak permasalahan timbul dari kondisi kronis di lansia karena meningkatnya jumlah lansia. Pengontrolan maupun pencegahan menuju kondisi lebih parah dapat dilakukan melalui gaya hidup sehat. Salah satu model yang dikembangkan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan seseorang untuk mencari upaya hidup sehat adalah model kepercayaan kesehatan atau Health Belief Model. Tujuan penelitian mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku lansia dengan penyakit kronis dalam mengatasi penyakitnya berdasarkan Health Belief Model di Puskesmas. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang mengalami penyakit kronis di Puskesmas Bareng Kota Malang. Jumlah sampel sebanyak 76 responden. Hasil analisis menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa variabel perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barriers yang berhubungan dengan perilaku lansia (p<0.05). Hasil model akhir analisis multivariat, variabel perceived barriers merupakan variabel yang berhubungan dengan perilaku lansia yang menderita penyakit kronis. Dukungan individu lain terhadap lansia mulai dari mereka yang tinggal bersama maupun oleh aparat penduduk setempat untuk meminimalkan atau menghilangkan rintangan mesti dilakukan agar kualitas hidup lansia dengan penyakit kronis dapat optimal. Kata Kunci       : Health Belief Model, Penyakit Kronis, Perilaku Lansia


2018 ◽  
Vol 2018 ◽  
pp. 1-7 ◽  
Author(s):  
Azam Larki ◽  
Rahim Tahmasebi ◽  
Mahnoush Reisi

The aim of this study was to determine the factors influencing adherence to self-care behaviors among low health literacy hypertensive patients based on health belief model. A cross-sectional study was conducted among 152 hypertensive patients with low health literacy. Patients with limited health literacy were identified by S-TOFHLA. The data were collected using H-scale for assessing self-care behaviors and, HK-LS for assessing knowledge of hypertension. A researcher-made questionnaire was applied for collecting data of health belief model constructs. Data were analyzed by SPSS version 22 with using multiple logistic regression analyses. Perceived self-efficacy was associated with all self-care behaviors except medication regimens. There was a significant association between perceived susceptibility and adherence to both low-salt diet (OR = 3.47) and nonsmoking behavior (OR = 1.10). Individuals who had more perceived severity (OR = 1.82) had significantly greater adherence to their medication regimens. Perceived benefits and barriers were not significantly associated with either type of hypertension self-care behaviors. It seems that designing and implementation of educational programs to increase self-efficacy of patients and promote their beliefs about perceived susceptibility and severity of complications may improve self-care behaviors among low health literacy hypertensive patients.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 94
Author(s):  
Minarni Wartiningsih ◽  
Danoe Soesanto ◽  
Hanna Tabita Hasianna Silitonga ◽  
Gianina Angelia Santoso

Di Surabaya pada tahun 2017, Incidence penyakit diare sebesar 76,602 kasus yang sebelumnya sebanyak 77,617 suspek kasus (98,69%). Kota Surabaya memiliki 63 Puskesmas dan dari tahun 2016 hingga tahun 2018, terdapat 12 Puskesmas yang  inciden penyakit diare pada balita meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh persepsi ibu yang mengasuh balita terhadap perilaku gaya hidup bersih dan sehat berdasarkan Health Belief Model. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Terdapat 120 ibu yang mengasuh balitanya dari 12 Puskesmas ikut terlibat dalam penelitian ini. Responden mengisi kuesioner tentang karakteristik, perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefit, cues to action and perilaku gaya hidup sehat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei tahun 2019. Analisis variabel dilakukan dengan uji analisis bivariat dengan regresi binomial. Karakteristik responden yang terdiri dari (usia, tingkat pendidikan dan tingkat sosio ekonomi) pada penelitian ini berpengaruh terhadap perceived susceptibility, perceived severity and perceived benefits. Perceived susceptibility dan perceived severity berpengaruh terhadap perceived barriers, tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap perceived benefits. Cues to action berpengaruh terhadap perceived barriers dan perceived barrier dan perceived benefits berpengaruh terhadap perilaku hidup bersih dan sehat. Kata kunci: Diare, Persepsi, Health Believe Models, PHBS


2017 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 71-82
Author(s):  
Juliette Pepita Felicia ◽  
Weny Savitry S. Pandia

Penelitian ini bertujuan memberikan deskripsi persepsi guru taman kanak-kanak Islam (TKI) terhadap pendidikan seksual anak usia dini berdasarkan teori Health-Belief Model (HBM). Penelitian dilakukan di TKI XYZ menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuesioner dan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara. HBM mengandung berbagai persepsi individu yang berkaitan dengan perilaku kesehatan. Perilaku kesehatan dalam penelitian ini adalah penerapan pendidikan seksual anak usia dini. Hasil data kuantitatif menunjukkan sebagian besar guru memiliki persepsi netral dalam setiap variabel HBM yaitu 50% guru pada Perceived Susceptibility, 62.5% guru pada Perceived Severity, 62.5% guru pada Perceived Benefit, 68.75% guru pada Perceived Barrier, 62.5% guru pada Cues to Action, 81.25% guru pada Self-Efficacy, dan 56.25% guru pada Perilaku Kesehatan. Data kualitatif menunjukkan guru TKI XYZ belum melakukan Perilaku Kesehatan secara komprehensif. Informasi terkait pendidikan seksual yang disampaikan pada siswa tidak sistematis, bersifat situasional, belum merata kepada seluruh siswa, dan belum dapat di evaluasi keefektifannya. Hal ini disebabkan pemahaman guru yang kurang mengenai kekerasan seksual, perkembangan seksual, dan pendidikan seksual anak usia dini. Hambatan guru dalam menerapkan Perilaku Kesehatan adalah kemampuan diri, faktor budaya, dan persetujuan orangtua siswa. Kata Kunci: persepsi, guru, health-belief model, pendidikan seksual, anak usia dini 


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 71-79
Author(s):  
Ellia Ariesti ◽  
Felisitas A. Sri S ◽  
Elizabeth Y. Y. Vinsur ◽  
Kristianto D. N

ABSTRAK Proses menua sering dikaitkan dengan insiden penyakit kronik seiring dengan penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial serta berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh luar dari ketahanan tubuhnya. Banyak permasalahan timbul dari kondisi kronis di lansia karena meningkatnya jumlah lansia. Pengontrolan maupun pencegahan menuju kondisi lebih parah dapat dilakukan melalui gaya hidup sehat. Salah satu model yang dikembangkan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan seseorang untuk mencari upaya hidup sehat adalah model kepercayaan kesehatan atau Health Belief Model. Tujuan penelitian mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku lansia dengan penyakit kronis dalam mengatasi penyakitnya berdasarkan Health Belief Model di Puskesmas. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang mengalami penyakit kronis di Puskesmas Bareng Kota Malang. Jumlah sampel sebanyak 76 responden. Hasil analisis menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa variabel perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barriers yang berhubungan dengan perilaku lansia (p<0.05). Hasil model akhir analisis multivariat, variabel perceived barriers merupakan variabel yang berhubungan dengan perilaku lansia yang menderita penyakit kronis. Dukungan individu lain terhadap lansia mulai dari mereka yang tinggal bersama maupun oleh aparat penduduk setempat untuk meminimalkan atau menghilangkan rintangan mesti dilakukan agar kualitas hidup lansia dengan penyakit kronis dapat optimal. Kata Kunci       : Health Belief Model, Penyakit Kronis, Perilaku Lansia


2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 115
Author(s):  
Zernike Victoria Sakinah

The number of work accidents in Indonesia is still the highest in Southeast Asia. Accidents can be caused by several factors such as environmental, mechanical or human behavior. Work accident data at PT Lintech Duta Pratama Surabaya shows that accidents are still a lot of in this company. The dominant cause of work accidents in PT Lintech Duta Pratama Surabaya is the behavior of workers who do not use personal protective equipment  is safety glasses. Therefore, this study aims to determine the factors that affect the behavior of workers and use safety glasses according to the concept of HBM in order to reduce the high number of work accidents caused by unsafe behavior.This research is a Cross Sectional study where the research is done in a certain time. The sample of this study is the total of the working population in the production section of 74 people. Data analysis  this research is binary logistic regression test.The results showed that there was an influence between education(ρ = 0.015), knowledge (ρ = 0.047), self efficacy (ρ = 0.027), cues to action          (ρ = 0,000) with behavior in the use of safety glasses but. No correlation between ages        (ρ = 0.065 ), perceived susceptibility (ρ = 0.712), perceived seriousness (ρ = 0.208), perceived benefit (ρ = 0.063), perceived barrier (ρ = 0.565) with behavior in the use of safety glasses. The conclusions of this study are between knowledge education, self efficacy, cues to action to be associated with behavior in the use of safety glasses. Keywords: behavior, health belief model, work accident, PPE


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 40
Author(s):  
Rebbeca Christianty ◽  
Risva Risva ◽  
Siswanto Siswanto

Latar Belakang & Tujuan: Penyalahgunaan narkoba telah mencapai situasi yang mengkhawatirkan, pada tahun 2015 terdapat 63.873 kasus penyalahgunaan dan pada tahun 2017 provinsi Kalimantan Timur berada diposisi ke empat pada tingkat nasional dengan prevalensi 2,5% penyalahguna terbanyak. Narkoba memiliki dampak negatif bagi kersehatan mental, fisik, psikologis. Oleh sebab itu diadakan upaya pencegahan yaitu rehabilitasi untuk memulihkan  kemampuan fisik, mental dan sosial penyalahguna narkoba yang bersangkutan.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi residen dalam menjalani rehabilitasi dengan pendekatan Health Belief Model Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional . Dianalisis dengan uji korelasi rank spearman. Responden penelitian ini adalah residen yang menjalani rehabilitasi sebanyak 30 responden. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat komponen HBM yang berhubungan dengan perilaku patuh residen dalam menjalani rehabilitasi yaitu perceived susceptibility (p value= 0,007), perceived severity (p value=0,043), perceived benefit (p value=0,045), selfefficacy (p value=0,006). Kemudian perceived barrier tidak memiliki hubungan dengan perilaku patuh residen dalam menjalani rehabilitasi (p value= 0,218). Kesimpulan: Infromasi tentang dampak narkoba masih dibutuhkan bagi residen serta melakukan kontak ke orang terdekat residen agar memberikan dukungan emosional, pujian dan penghargaan.


2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 65
Author(s):  
Lidia Septianingtias Setiari ◽  
Muji Sulistyowati

Dental caries is one of the serious health problem in school age children. The maintenance of dental and oral health need to be done early in the prevention of dental caries. This study was conducted to analyze  the application of Health Belief Model theory on dental caries prevention  in elementary school students. This research was quantitative study with a cross-sectional approach. Sample were fifth grade student at SDN Kedurus 1 Surabaya amount to 53 students and taken by simple random sampling. The independent variable were perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barriers, self-efficacy and cues to action. The dependent variable of this study was action in the prevention of dental caries. Quantitative data was analyzed using Spearman correlation test and logistic regression. The respondent action to prevent dental caries was good. There was a correlation between perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barriers, self-efficacy and cues to action with action in preventing dental caries. This research concluded that perceived susceptibility was the most influencing factor in preventing dental caries. It was suggested to increase the effort of  promotive and preventive in school so that the students can more diligent in doing dental caries prevention action. Keyword: health belief model, dental caries, behavior of students


Author(s):  
Yunti Fitriani ◽  
Liza Pristianty ◽  
Andi Hermansyah

Ketidakpatuhan penggunaan insulin pada pasien Diabetes Melitus (DM) dapat mengakibatkan kegagalan terapi. Pada pasien DM tipe 2, tingkat kegagalan berpotensi meningkat karena dipengaruhi oleh perilaku pasien yang awam dalam menggunakan insulin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepatuhan pasien DM tipe 2 dalam menggunakan insulin yang benar dengan pendekatan teori Health Belief Model (HBM). Metode yang digunakan adalah survei kepada pasien DM Rawat Jalan di suatu Rumah Sakit (RS) di Surabaya dengan responden dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Data dianalisis dengan uji regresi linier berganda untuk mengukur pengaruh lima komponen HBM yaitu (1) perceived susceptibility, (2) perceived severity, (3) perceived benefit, (4) perceived self-efficacy, dan (5) perceived barrier terhadap kepatuhan pasien dalam menggunakan insulin yang benar. Hasil penelitian menunjukkan lima komponen memiliki pengaruh yang simultan terhadap kepatuhan penggunaan insulin. Empat komponen awal (1-4) memiliki pengaruh positif (semakin tinggi semakin patuh) sedangkan komponen 5 memiliki pengaruh negatif (semakin rendah semakin patuh). Perlu adanya upaya terstruktur dan berkelanjutan dari pihak RS untuk meningkatkan komponen 1-4 dan menurunkan komponen 5.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document