scholarly journals Pendekatan Health Belief Model (HBM) untuk Menganalisis Kepatuhan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dalam Menggunakan Insulin

Author(s):  
Yunti Fitriani ◽  
Liza Pristianty ◽  
Andi Hermansyah

Ketidakpatuhan penggunaan insulin pada pasien Diabetes Melitus (DM) dapat mengakibatkan kegagalan terapi. Pada pasien DM tipe 2, tingkat kegagalan berpotensi meningkat karena dipengaruhi oleh perilaku pasien yang awam dalam menggunakan insulin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepatuhan pasien DM tipe 2 dalam menggunakan insulin yang benar dengan pendekatan teori Health Belief Model (HBM). Metode yang digunakan adalah survei kepada pasien DM Rawat Jalan di suatu Rumah Sakit (RS) di Surabaya dengan responden dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Data dianalisis dengan uji regresi linier berganda untuk mengukur pengaruh lima komponen HBM yaitu (1) perceived susceptibility, (2) perceived severity, (3) perceived benefit, (4) perceived self-efficacy, dan (5) perceived barrier terhadap kepatuhan pasien dalam menggunakan insulin yang benar. Hasil penelitian menunjukkan lima komponen memiliki pengaruh yang simultan terhadap kepatuhan penggunaan insulin. Empat komponen awal (1-4) memiliki pengaruh positif (semakin tinggi semakin patuh) sedangkan komponen 5 memiliki pengaruh negatif (semakin rendah semakin patuh). Perlu adanya upaya terstruktur dan berkelanjutan dari pihak RS untuk meningkatkan komponen 1-4 dan menurunkan komponen 5.

2019 ◽  
Vol 49 (1) ◽  
pp. 24-33
Author(s):  
Dwi Indah Lestari

Efek buruk asap rokok lebih besar bagi perokok pasif dibandingkan perokok aktif. Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah pengamanan rokok bagi kesehatan, diantaranya melalui penetapan Kawasan Tanpa Rokok. Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II adalah bandara internasional dan salah satu tempat Kawasan Tanpa Rokok yang memiliki sejumlah promosi kesehatan tentang Kawasan Tanpa Rokok. Penelitian ini bertujuan Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dampak promosi kesehatan kawasan tanpa rokok di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode in-depth interview (wawancara mendalam) dan observasi. Informan penelitian ini sebanyak 7 orang ditentukan secara purposive sampling. Analisis dampak promosi kesehatan menggunakan konsep Health-Belief Model (perceived susceptibility, perceived seriousness/severity, perceived benefit, perceived barriers, cues to action, self-efficacy). Penelitian ini dilakukan dengan metode in-depth interview (wawancara mendalam) dan observasi. Analisis dampak promosi kesehatan menggunakan konsep Health-Belief Model. Terdapat dampak dari promosi kesehatan kawasan tanpa rokok di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II pada pekerja dan pengunjung. Persepsi kerentanan pada pekerja yaitu merasa rentan terkena sanksi KTR. Persepsi kerentanan pada pengunjung yaitu merasa rentan membahayakan kesehatan orang lain dan lingkungan. Persepsi keseriusan/keparahan pada pekerja dan pengunjung yaitu merasa berbahaya kebakaran dan mengganggu penerbangan. Persepsi manfaat pada pekerja yaitu keselamatan bandara dan penerbangan. Persepsi manfaat pada pengunjung yaitu dapat terhindar dari asap rokok. Persepsi hambatan pada pekerja dan pengunjung yaitu kecanduan, kurang kesadaran, dan kurang pemahaman mengenai KTR. Pemicu untuk bertindak pada pekerja dan pengunjung adalah teguran dari petugas. Kemampuan diri pada pekerja dan pengunjung karena memahami peraturan dan menaatinya.


2017 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 71-82
Author(s):  
Juliette Pepita Felicia ◽  
Weny Savitry S. Pandia

Penelitian ini bertujuan memberikan deskripsi persepsi guru taman kanak-kanak Islam (TKI) terhadap pendidikan seksual anak usia dini berdasarkan teori Health-Belief Model (HBM). Penelitian dilakukan di TKI XYZ menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuesioner dan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara. HBM mengandung berbagai persepsi individu yang berkaitan dengan perilaku kesehatan. Perilaku kesehatan dalam penelitian ini adalah penerapan pendidikan seksual anak usia dini. Hasil data kuantitatif menunjukkan sebagian besar guru memiliki persepsi netral dalam setiap variabel HBM yaitu 50% guru pada Perceived Susceptibility, 62.5% guru pada Perceived Severity, 62.5% guru pada Perceived Benefit, 68.75% guru pada Perceived Barrier, 62.5% guru pada Cues to Action, 81.25% guru pada Self-Efficacy, dan 56.25% guru pada Perilaku Kesehatan. Data kualitatif menunjukkan guru TKI XYZ belum melakukan Perilaku Kesehatan secara komprehensif. Informasi terkait pendidikan seksual yang disampaikan pada siswa tidak sistematis, bersifat situasional, belum merata kepada seluruh siswa, dan belum dapat di evaluasi keefektifannya. Hal ini disebabkan pemahaman guru yang kurang mengenai kekerasan seksual, perkembangan seksual, dan pendidikan seksual anak usia dini. Hambatan guru dalam menerapkan Perilaku Kesehatan adalah kemampuan diri, faktor budaya, dan persetujuan orangtua siswa. Kata Kunci: persepsi, guru, health-belief model, pendidikan seksual, anak usia dini 


Author(s):  
◽  
Eti Poncorini Pamungkasari ◽  
Bhisma Murti ◽  
◽  

ABSTRACT Background: In the field of health-care education, theories and models help us to explain and predict behaviors to conduct effective health-care educational programs for changing behaviors. The Health Belief Model (HBM) contains several primary concepts by which individuals evaluate themselves to take action to change their behaviors, including antenatal care uptake in pregnant women. This study aimed to examine factors affecting the use of antenatal care. Subjects and Method: A cross sectional study was carried out in Semarang, Central Java, from June to August 2020. A sample of 250 pregnant women was selected by simple random sampling. The dependent variable was antenatal care. The independent variables were attitude, knowledge, information, self-efficacy, perceived seriousness, perceived susceptibility, perceived barrier, perceived benefit, cues to action, husband support, and facilities. The data were collected by questionnaire and analyzed by a multiple logistic regression. Results: Complete antenatal care increased with strong support (OR= 38.97; 95% CI= 3.19 to 476.53; p= 0.004), high knowledge (OR= 16.44; 95% CI= 2.54 to 106.60; p= 0.003), positive attitude (OR= 29.88; 95% CI= 2.88 to 309.92; p= 0.004), high information toward antenatal care (OR= 31.42; 95% CI= 4.07 to 242.41; p= 0.001), strong self-efficacy (OR= 7.85; 95% CI= 1.50 40.99; p= 0.015), strong cues to action (OR= 11.97; 95% CI= 2.01 to 71.36; p= 0.006), high perceived seriousness (OR= 32.99; 95% CI= 3.93 to 276.98; p= 0.001), high perceived susceptibility (OR= 24.29; 95% CI= 2.50 to 235.78; p= 0.006), high perceived benefit (OR= 30.43; 95% CI= 2.99 to 308.80; p= 0.004), high perceived barrier (OR= 0.07; 95% CI= 0.01 to 0.57; p= 0.013) and complete facilities (OR= 63.52; 95% CI= 3.62 to 1115.08; p= 0.005). Conclusion: Complete antenatal care increases with strong support, high knowledge, positive attitude, high information toward antenatal care, strong self-efficacy, strong cues to action, high perceived seriousness, high perceived susceptibility, high perceived benefit, high perceived barrier and complete facilities. Keywords: antenatal care, health facility, Health Belief Model Correspondence: Widyawati. Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret. Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126, Central Java. Email: [email protected]. Mobile: +6285742919076. DOI: https://doi.org/10.26911/the7thicph.03.117


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 94
Author(s):  
Minarni Wartiningsih ◽  
Danoe Soesanto ◽  
Hanna Tabita Hasianna Silitonga ◽  
Gianina Angelia Santoso

Di Surabaya pada tahun 2017, Incidence penyakit diare sebesar 76,602 kasus yang sebelumnya sebanyak 77,617 suspek kasus (98,69%). Kota Surabaya memiliki 63 Puskesmas dan dari tahun 2016 hingga tahun 2018, terdapat 12 Puskesmas yang  inciden penyakit diare pada balita meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh persepsi ibu yang mengasuh balita terhadap perilaku gaya hidup bersih dan sehat berdasarkan Health Belief Model. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Terdapat 120 ibu yang mengasuh balitanya dari 12 Puskesmas ikut terlibat dalam penelitian ini. Responden mengisi kuesioner tentang karakteristik, perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefit, cues to action and perilaku gaya hidup sehat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei tahun 2019. Analisis variabel dilakukan dengan uji analisis bivariat dengan regresi binomial. Karakteristik responden yang terdiri dari (usia, tingkat pendidikan dan tingkat sosio ekonomi) pada penelitian ini berpengaruh terhadap perceived susceptibility, perceived severity and perceived benefits. Perceived susceptibility dan perceived severity berpengaruh terhadap perceived barriers, tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap perceived benefits. Cues to action berpengaruh terhadap perceived barriers dan perceived barrier dan perceived benefits berpengaruh terhadap perilaku hidup bersih dan sehat. Kata kunci: Diare, Persepsi, Health Believe Models, PHBS


2020 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 119-134
Author(s):  
Hadyan Dhiozandi

Pendidikan seksualitas pada dasarnya bermanfaat untuk membekali anak agar lebih siap menjalani perkembangan seksual, serta sigap menghadapi kekerasan seksual. Namun melalui wawancara kepada orangtua di SD X, mayoritas orangtua enggan menyampaikan informasi seksualitas kepada anak. Mereka ragu menjawab pertanyaan anak seputar seksualitas, bahkan beberapa orangtua mempertanyakan manfaat pendidikan seksualitas. Dapat disimpulkan kesadaran orangtua di SD X untuk menerapkan pendidikan seksualitas kepada anak masih kurang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kontribusi persepsi orangtua terhadap penerapan pendidikan seksualitas kepada anak. Peneliti menggunakan Health-Belief Model yang terdiri dari perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefit, perceived barrier, dan cues to action untuk menggali pandangan orangtua mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dirinya untuk menerapkan pendidikan seksualitas. Data diperoleh melalui kuesioner kepada 127 orangtua di SD X yang memiliki anak kelas 4-6 SD. Hasil analisis menunjukkan hanya perceived barrier (persepsi akan adanya hambatan) yang dapat memprediksi perilaku orangtua dalam menerapkan pendidikan seksualitas kepada anaknya (t = -.4.894, p < .05). Berdasarkan hasil penelitian, orangtua perlu difasilitasi untuk menghilangkan hambatan (barrier) dalam menyampaikan informasi seksualitas pada anak.  


Author(s):  
Kiyat Sudrajad ◽  
◽  
RB. Soemanto RB. Soemanto ◽  
Hanung Prasetya ◽  
◽  
...  

Background: Depression is common among adolescents that have been victims of bullying at school or through social media. However, numerous cases of bullying are never reported. Several studies have shown that suicidal ideation is associated with depression in adolescents with bullying. The purpose of this study was to examine the effect of bullying on depression in adolescents in Surakarta using Health Belief Model. Subjects and Method: A cross sectional study was carried out in Surakarta, Central Java, in December 2019. A sample of 250 adolescents was selected for this study randomly. The dependent variable was depression. The independent variables were bullying, perceived susceptibility, perceived severity, and self-efficacy. The data were collected by questionnaire and analyzed by a multiple logistic regression. Results: Depression increased with bullying (OR= 3.5; 95% CI= 1.70 to 7.25; p= 0.001), strong perceived susceptibility (OR= 2.86; 95% CI= 1.32 to 6.19; p= 0.008), strong perceived severity (OR= 2.65; 95% CI= 1.20 to 5.88; p= 0.016), and weak self-efficacy (OR= 5.26; 95% CI= 2.49 to 11.09; p<0.001). Conclusion: Depression increases with bullying, strong perceived susceptibility, strong perceived severity, and weak self-efficacy. Keywords: bullying, depression, health belief model Correspondence: Kiyat Sudrajad. Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret. Jl. Ir. Sutami 36 A, Surakarta 57126, Central Java. Email: [email protected]. Mobile: +6285647116834. DOI: https://doi.org/10.26911/the6thicph.02.56


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 40
Author(s):  
Rebbeca Christianty ◽  
Risva Risva ◽  
Siswanto Siswanto

Latar Belakang & Tujuan: Penyalahgunaan narkoba telah mencapai situasi yang mengkhawatirkan, pada tahun 2015 terdapat 63.873 kasus penyalahgunaan dan pada tahun 2017 provinsi Kalimantan Timur berada diposisi ke empat pada tingkat nasional dengan prevalensi 2,5% penyalahguna terbanyak. Narkoba memiliki dampak negatif bagi kersehatan mental, fisik, psikologis. Oleh sebab itu diadakan upaya pencegahan yaitu rehabilitasi untuk memulihkan  kemampuan fisik, mental dan sosial penyalahguna narkoba yang bersangkutan.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi residen dalam menjalani rehabilitasi dengan pendekatan Health Belief Model Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional . Dianalisis dengan uji korelasi rank spearman. Responden penelitian ini adalah residen yang menjalani rehabilitasi sebanyak 30 responden. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat komponen HBM yang berhubungan dengan perilaku patuh residen dalam menjalani rehabilitasi yaitu perceived susceptibility (p value= 0,007), perceived severity (p value=0,043), perceived benefit (p value=0,045), selfefficacy (p value=0,006). Kemudian perceived barrier tidak memiliki hubungan dengan perilaku patuh residen dalam menjalani rehabilitasi (p value= 0,218). Kesimpulan: Infromasi tentang dampak narkoba masih dibutuhkan bagi residen serta melakukan kontak ke orang terdekat residen agar memberikan dukungan emosional, pujian dan penghargaan.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 153-165
Author(s):  
Muhammad Imam Mulia ◽  
Rizma Adlia Syakurah ◽  
Asmarani Ma’mun

Sekitar 1.9 milyar dewasa muda di dunia memiliki kelebihan berat badan. Ketidakseimbangan antara pemasukan dan pemakaian energi menyebabkan obesitas. Pesan Umum Gizi Seimbang yang dikeluarkan Kemenkes untuk menanggulanginya adalah membaca label informasi makanan. Hanya 6,7% konsumen di Indonesia yang memperhatikan label informasi makanan kemasan. Pemahaman mahasiswa kesehatan dan dokter praktek tentang label informasi makanan sangat rendah. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perilaku membaca label informasi makanan dikalangan mahasiswa kedokteran. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara focus group discussion (FGD). Informan penelitian adalah 35 mahasiswa kedokteran Universitas Sriwijaya yang dipilih dengan teknik purposive sampling dan dibagi dalam empat kelompok FGD. Gambaran perilaku membaca label informasi makanan pada penelitian ini dideskripsikan dengan konsep Health Belief Model. Pada perceived susceptibility, mahasiswa mengadopsi perilaku ini karena merasa rentan terhadap penyakit metabolik yang mungkin terjadi. Pada perceived seriousness, mahasiswa tahu bahaya penyakit yang ditimbulkan dari tidak membaca label. Pada perceived benefit, mahasiswa mau membaca label karena paham akan manfaatnya. Pada perceived barrier, mahasiswa tidak membaca karena merasa tidak pernah disosialisasikan pemerintah. Pada cue to action, mahasiswa mau mulai membaca ketika diberi pelajaran di kuliah. Mahasiswa kedokteran Universitas Sriwijaya cenderung tidak melakukan kebiasaan membaca label informasi makanan


2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 65
Author(s):  
Lidia Septianingtias Setiari ◽  
Muji Sulistyowati

Dental caries is one of the serious health problem in school age children. The maintenance of dental and oral health need to be done early in the prevention of dental caries. This study was conducted to analyze  the application of Health Belief Model theory on dental caries prevention  in elementary school students. This research was quantitative study with a cross-sectional approach. Sample were fifth grade student at SDN Kedurus 1 Surabaya amount to 53 students and taken by simple random sampling. The independent variable were perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barriers, self-efficacy and cues to action. The dependent variable of this study was action in the prevention of dental caries. Quantitative data was analyzed using Spearman correlation test and logistic regression. The respondent action to prevent dental caries was good. There was a correlation between perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barriers, self-efficacy and cues to action with action in preventing dental caries. This research concluded that perceived susceptibility was the most influencing factor in preventing dental caries. It was suggested to increase the effort of  promotive and preventive in school so that the students can more diligent in doing dental caries prevention action. Keyword: health belief model, dental caries, behavior of students


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 71-79
Author(s):  
Ellia Ariesti ◽  
Felisitas A. Sri S ◽  
Elizabeth Y. Y. Vinsur ◽  
Kristianto D. N

ABSTRAK Proses menua sering dikaitkan dengan insiden penyakit kronik seiring dengan penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial serta berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh luar dari ketahanan tubuhnya. Banyak permasalahan timbul dari kondisi kronis di lansia karena meningkatnya jumlah lansia. Pengontrolan maupun pencegahan menuju kondisi lebih parah dapat dilakukan melalui gaya hidup sehat. Salah satu model yang dikembangkan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan seseorang untuk mencari upaya hidup sehat adalah model kepercayaan kesehatan atau Health Belief Model. Tujuan penelitian mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku lansia dengan penyakit kronis dalam mengatasi penyakitnya berdasarkan Health Belief Model di Puskesmas. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang mengalami penyakit kronis di Puskesmas Bareng Kota Malang. Jumlah sampel sebanyak 76 responden. Hasil analisis menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa variabel perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barriers yang berhubungan dengan perilaku lansia (p<0.05). Hasil model akhir analisis multivariat, variabel perceived barriers merupakan variabel yang berhubungan dengan perilaku lansia yang menderita penyakit kronis. Dukungan individu lain terhadap lansia mulai dari mereka yang tinggal bersama maupun oleh aparat penduduk setempat untuk meminimalkan atau menghilangkan rintangan mesti dilakukan agar kualitas hidup lansia dengan penyakit kronis dapat optimal. Kata Kunci       : Health Belief Model, Penyakit Kronis, Perilaku Lansia


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document