scholarly journals Usulan Perbaikan Lintasan Produksi Minyak Herba Sinergi Menggunakan Value Stream Mapping (Studi Kasus: PT Herba Emas Wahidatama)

2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 55-65
Author(s):  
Reza Trisnani ◽  
Amanda Sofiana ◽  
Tigar Putri Adhiana

PT HEW merupakan perusahaan manufacture yang bergerak dalam bidang industri obat tradisional dan pangan olahan. Dalam proses produksinya, MHS melalui 3 tahapan proses yaitu pengolahan, pengemasan primer dan pengemasan sekunder. Permasalahan yang terjadi adalah target produksi dari proses pengemasan, baik primer maupun sekunder belum tercapai. Tidak tercapainya target produksi tersebut disebabkan oleh terdapatnya waste yang menyebabkan aktivitas produksi berjalan kurang optimal. Waste yang ditemukan selama observasi awal yaitu unnecessary inventory berupa WIP, defect, unnecessary motion, inappropriate processing, excessive transportation dan waiting time. Penelitian ini menggunakan value stream mapping untuk memetakan seluruh aliran informasi dan material guna mengidentifikasi waste yang ada di dalam proses produksi. Setelah diidentifikasi, akan ada usulan perbaikan untuk mereduksi waste yang ada. Penelitian dimulai dengan pengambilan data waktu menggunakan stopwatch time study. Waktu proses digunakan dalam value stream mapping untuk mengetahui alur proses dan lead time produksi. Penelitian ini menghasilkan usulan perbaikan yang terdiri atas 5 tindakan. Pada future state mapmenghasilkan production lead time berkurang sebanyak 34.57%, total cycle time berkurang sebanyak 51.85%, line efficiency meningkat sebanyak 11.07% dan aktivitas non value added berkurang sebanyak 61.53% serta target produksi meningkat menjadi 140%.

2021 ◽  
pp. 1451
Author(s):  
Ahmad Ahmad ◽  
Helena JK ◽  
Andrean Yonathan

PT. IE is engaged in the business of making Lighting and Lampposts. Based on observations and interviews, there are still some wastes that arise in the flow of the production process, among which there are still many wastes of waiting time, transportation, movement and inventory. These wastes cause the product completion time to be longer and the resulting quality decreases. To eliminate or reduce waste, it is necessary to apply Lean Manufacturing. Lean Manufacturing is a systematic approach to eliminating waste and changing processes by identifying and reducing waste with continuous improvement and striving to create a production flow along the value stream by eliminating all forms of waste and increasing the added value of products to customers. From the Pareto diagram, it is found that transportation waste has the highest percentage of 26.21%, waiting time is 21.38%, motion waste is 19.31% and waste inventories are 15.17%. while the results of the Value Stream Mapping Current State Map mapping obtained a production lead time of 7,680 seconds and a total cycle time of 6,660 seconds and a PCE Current State Map value of 53.09%. Identify the root causes of waste using Fishbone diagrams, 5 Why Analysis, 5W+1H, Fault Tree Analysis and FMEA. After corrective actions have been taken, based on the Value Stream Mapping Future mapping there is a decrease in production lead time to 5,220 seconds and a decrease in total cycle time to 4,860 seconds and an increase in PCE Future State Map to 68.10% so that there is an increase of 15.01% which shows The company's production process has become more Lean.PT. IE bergerak dalam bisnis pembuatan Lighting dan Tiang Lampu. Berdasarkan observasi dan wawancara, masih terdapat beberapa pemborosan (waste) yang timbul di aliran proses produksi di antaranya masih banyak terjadi pemborosan-pemborosan waktu tunggu, transportasi, gerakan dan inventori. Pemborosan-pemborosan tersebut menyebabkan waktu penyelesaian produk menjadi lebih lama dan kualitas yang dihasilkan menurun. Untuk menghilangkan atau mengurangi pemborosan diperlukan adanya penerapan Lean Manufacturing.Lean Manufacturing merupakan pendekatan sistematik untuk mengeliminasi pemborosan dan mengubah proses dengan cara mengidentifikasi dan mengurangi pemborosan dengan perbaikan kontinu dan berupaya untuk menciptakan aliran produksi sepanjang value stream dengan menghilangkan segala bentuk pemborosan serta meningkatkan nilai tambah produk kepada pelanggan. Dari diagram Pareto ditemukan waste transportasi memiliki persentase paling tinggi sebesar 26,21%, waktu tunggu  21,38%, waste motion 19,31% dan waste inventories 15,17%. sedangkan hasil pemetaan Value Stream Mapping Current State Map diperoleh production lead time selama 7.680 detik dan total cycle time selama 6.660 detik serta nilai PCE Current State Map sebesar 53,09%. Identifikasi akar permasalahan pemborosan menggunakan diagram Fishbone, 5 Why Analysis, 5W+1H, Fault Tree Analysis dan FMEA. Setelah dilakukan tindakan–tindakan perbaikan, berdasarkan pemetaan Value Stream Mapping Future ada penurunan production lead time menjadi 5.220 detik dan penurunan total cycle time menjadi 4.860 detik serta ada peningkatan PCE Future State Map menjadi 68,10% sehingga ada peningkatan 15,01% yang menunjukan proses produksi perusahaan telah menjadi lebih Lean.


2017 ◽  
Vol 4 (02) ◽  
pp. 170
Author(s):  
Kuntari Puspa Sari ◽  
Agus Alex Yanuar ◽  
Meldi Rendra

CV. Gradient merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi plastik menggunakan mesin injection molding. Produk pada penelitian ini fokus pada produk spring guide dengan tipe XXX. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan kuesioner terdapat beberapa waste yang ditemukan dalam proses produksinya, salah satunya adalah waste yang menjadi fokus penelitian yaitu waste waiting time. Metode untuk meminimasi waste tersebut adalah dengan menggunakan konsep lean manufacturing. Penelitian dimulai dengan melakukan observasi dan wawancara untuk memperoleh data-data yang menunjang pemetaan proses produksi spring guide yang terjadi dengan menggunakan value stream mapping (VSM) dan process activity mapping (PAM) sehingga diketahui total waktu non-value added akibat waste waiting time adalah 7161.87 detik atau 57.8% dari lead time. Setelah itu, dilakukan analisis akar penyebab waste waiting time dengan menggunakan 5 whys dan fishbone diagram. Hasil dari analisis akar penyebab waste dapat digunakan untuk menentukan usulan rancangan yang akan dibuat berupa jadwal pemeliharaan mesin injection molding menggunakan preventive maintenance untuk mengurangi aktivitas non-value added. Pada kondisi yang akan datang, usulan rancangan dapat menghilangkan waktu menunggu dan waktu perbaikan yang menyebabkan waste waiting time. Berdasarkan future state total waktu non-value added dapat dikurangi menjadi 721.87 detik atau 12.12% dari lead time yang diperoleh dari penghilangan aktivitas menunggu dan aktivitas perbaikan.


2018 ◽  
Vol 7 (2.29) ◽  
pp. 219
Author(s):  
Zulfa Fitri Ikatrinasari ◽  
Dan Kosasih

PT. AEMI is one of the growing electronic component manufacturing company. By this time, Kaizen project has been run and managed to become a culture in PT AEMI. However, the project has not integrated, comprehensive and not yet has a long-term goals. Implementation of value stream mapping (VSM) in PT AEMI is expected to make Kaizen projects more focused and to produce increasing of the maximum efficiency. In addition, VSM Kaizen is believed to make the those programs more integrated, effective and comprehensive. This study aims to: (1) create a current state mapping in the Department of Quality Control PT. AEMI, (2) identify wastes in the Department of Quality Control PT.AEMI, (3) create a future state mapping at the Department of Quality Control PT. AEMI, (4) make a plan of improvement and analyzing the application. Stages of the study were as follows: (1) identification of work processes, (2) collect and analysis of work process time, (3) analysis of the current state mapping, (4) calculate of lead time and process time, (5) analysis of value added and non value-added activities, (6) analysis of wastes, (7) make a plan of future state mapping, (8) improvement design (improvement planning), (9) implementation of improvement, (10) analysis of the implementation of improvements. The results of this study are: 1) current state mapping at QC Department shows that the total lead time of 848 minutes where there is non-value added activity of 778 minutes. 2) identify waste on the handling process where the product movement from assembly to QC for 2 minutes, movement transactions from assembly to QC for 479 minutes and the waiting time at  inspection area for 727 minutes. 3) future state mapping at QC Department shows that the total lead time of 516.5 minutes where there is non-value added activity of 446.5 minutes. 4) the improvement to do is to change the lay out where final inspection is moved from QC to manufacturing so as to result in reduce of non-value added activity by 46%. 


Author(s):  
Renu Yadav ◽  
Ashish Shastri ◽  
Mithlesh Rathore

To survive in today’s competitive business world, companies require small lead times, low costs and high customer service levels. As such, companies pay more effort to reduce their manufacturing lead times. Value stream mapping (VSM) technique has been used on a broad scale in big companies such as Toyota and Boeing. This paper considers the implementation of value stream mapping technique in manufacturing helical springs by railway spring manufacturing company. It focuses on product family, current state map improvements and the future state map. The aim is to identify waste in the form of non value added activities & processes and then removing them to improve the performance of the company. Current state map is prepared to describe the existing position and various problem areas.. Future state map is prepared to show the proposed improvement action plans. The achievements of value stream implementation are reduction in lead time, cycle time and inventory level. It was found that even a small company can make significant improvements by adopting VSM technology. It was concluded that if we adopt the VSM technique the company could reduce the manufacturing lead time from 36.86 days to 34.06 days.


2021 ◽  
Vol 06 (09) ◽  
Author(s):  
Engr. Joefil C. Jocson ◽  

Productivity plays a vital role for business because it controls the real income that is needed to meet obligations to customers, employees, shareholders, and government through taxes and still remain competitive in the marketplace. An effective way to increase productivity is to eliminate waste in the manufacturing process, therefore using lean methodology. This study aims to use one of the lean tools which are value stream mapping (VMS) to identify wastes and improve the efficiency of the sachet filling process in manufacturing company. In conjunction with state mapping, re-engineering of the manufacturing setup was also developed. The future state map shows that after the streamlining process non value added time was reduce by 43.13%. Total lead time was also reduced from 118.63 hrs to 64.96 hrs and total man-hours were reduced from 189.26 hrs to 105.93 hrs which provide significant savings to the organization with respect to labor cost.


2020 ◽  
Vol 2 (02) ◽  
pp. 47-51
Author(s):  
Nurhidayat Nurhidayat ◽  
Firman Firman ◽  
Adi Utarini

Latar Belakang: Penerapan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan cakupan kesehatan semesta meningkatkan jumlah kunjungan pasien ke rumah sakit, termasuk di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Peningkatan di IGD ini menyebabkan waktu tunggu pemindahan pasien dari IGD ke ruang rawat inap pun semakin lama. Untuk mempersingkatnya, digunakan metode lean management. Tujuan: Menurunkan lama waktu tunggu pemindahan pasien dari IGD ke ruang rawat inap dengan cara mengidentifikasi pemborosan waktu tunggu, dan melakukan perbaikan faktor-faktor penyebab pemborosan. Metode: Diterapkan empat tahapan penelitian action research. Pertama, pengumpulan data awal pada diagnosing action, diikuti dengan identifikasi penyebab pemborosan dan solusinya pada tahap kedua, planning action. Ketiga, dilakukan perbaikan cepat pada tahap taking action, meliputi sosialisasi rencana implementasi, update ketersediaan ruang rawat inap, perakitan rekam medis di ruang rawat inap, penulisan resep dokter hanya untuk obat penggunaan di IGD. Penelitian diakhiri dengan evaluasi waktu tunggu dan tindak lanjut pada tahap evaluating action. Hasil: Terdapat delapan tahapan utama dalam alur proses pelayanan pasien IGD hingga pemindahan ke rawat inap. Pemborosan yang utama adalah: waste of overprocessing, waste of motion, dan waste of waiting. Beberapa penyebab utama pemborosan adalah kasus false emergency, kekurangan sumber daya (ruang tunggu dan SDM, papan informasi). Hasil pemetaan dengan Value Stream Mapping adalah rerata 69,9 menit lead time, yang turun menjadi 51,5 menit setelah pasca intervensi. Demikian pula terdapat penurunan waiting time dari 39,9 menit menjadi 28,5 menit, dan cycle time dari 30 menit menjadi 23 menit. Kesimpulan: Lean management dapat mengidentifikasi waste dan menurunkan lama waktu pemindahan pasien IGD ke ruang rawat inap. Lean management perlu dijadikan budaya sebagai salah satu proses dalam upaya perbaikan mutu. Diharapkan hasil intervensi cepat ini dapat dipertahankan oleh rumah sakit, agar menjadi berkelanjutan.


2016 ◽  
Vol 860 ◽  
pp. 74-80 ◽  
Author(s):  
Antor Habib Chowdhury ◽  
Sakib Shahriar ◽  
Tanvir Hossen ◽  
Pallab Mahmud

The research is designed to reduce production lead time using Value Stream Mapping (VSM). The purpose of this lean tool is to uncover the wastes in supply and production process by separating value-adding and non-value-adding steps first and then reduce non-value added steps. A map shows the current state of the operation is drawn first using the time and flow data. By this non-value added actions are recognized and the waste of time and resources between the steps are also identified. To reduce lead time and streamline the process the map is analyzed. The lead time can be reduced by taking some actions or applying some lean tools. Value adding time in the whole process increases and the process production lead time decreases after reducing the wastes. A future state map is made with new and improved processes. Future state map makes the reformed process more effective and more efficient. It comprises the developments through some value stream symbols used only for this mapping. Bata, a leading shoe company was selected for this research work. To draw the current state map, data was collected from the floor. The wastes identified then which were waiting, motion, inventory & transport. The lean tools that were suggested to apply for reducing these wastes were Kanban, Kaizen, Safety Stock and some manpower adjustment. Kanban is a method to achieve JIT, a system to control the logistical chain from a production point of view and also an inventory control system. Safety stock represents an inventory hedge against problems such as downtime, to protect the system against sudden fluctuations in customer orders or system failures. And Kaizen is the small and continuous improvement methods. The result of the research was quite remarkable as this decreases the lead time by around 8% and increases the capacity by 8.8%. It is feasible to use value stream map in the current situation.


2016 ◽  
Vol 3 (02) ◽  
pp. 52
Author(s):  
Qolli Kusuma ◽  
Pratya Poeri Suryadhini ◽  
Mira Rahayu

PT Agronesia (Divisi Industri Teknik Karet) merupakan perusahaan manufaktur industri pengolahan yang memproduksi berbagai jenis produk karet teknik untuk keperluan industri, salah satunya adalah rubber step. Penelitian ini difokuskan pada rubber step Aspira Belakang yang memiliki gap ketidaktercapaian produksi tertinggi. Pada proses produksi rubber step Aspira Belakang ditemukan waktu menunggu yang mempengaruhi tingkat pencapaian target produksi. Tahap awal dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data primer yang diolah untuk menggambarkan value stream mapping (VSM) dan process activity mapping (PAM) current state sehingga diketahui lead time dari proses produksi rubber step Aspira Belakang sebesar 5915.07 detik dengan waktu aktivitas value added sebesar 1131.47 detik atau 19.13% dari lead time. Tahap berikutnya adalah mengidentifikasi penyebab akar masalah waiting time menggunakan peta pekerja-mesin, fishbone diagram dan 5 why. Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis 5W1H untuk memaparkan detail masalah dan menentukan rancangan usulan perbaikan menggunakan metode lean manufacturing seperti Quick Changeover dan Display. Rancangan usulan perbaikan berupa perancangan alat potong, pembagian lot pengerjaan compound, pengadaan instruksi kerja, perancangan display, pembuatan batch/stock siap cetak, dan perancangan rak penyimpanan khusus sebagai upaya dalam meminimasi waiting time pada proses produksi rubber step Aspira Belakang. Berdasarkan rancangan usulan yang diberikan didapatkan lead time sebesar 3142.10 detik dengan waktu aktivitas value added sebesar 1131.47 detik atau 36.01% dari lead time.


Author(s):  
Ahmad Shalihin ◽  
Juliza Hidayati ◽  
Khairunnisa

Di dalam dunia persaingan global persaingan antar kompetitor semakin ketat sehingga dalam faktanya bisnis usaha yang dijalankan perlu terus untuk dikembangkan dan dilakukan perbaikan sehingga perusahaan mampu tumbuh dan bersaing. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang sertifikasi halal mempunyai beberapa kriteria usaha yang disertifikasi meliputi industri pengolahan, restaurant dan rumah potong hewan. Fokus utama objek yang diteliti adalah industri pengolahan. Berdasarkan data historis sertifikasi halal selama 2 periode mengalami kenaikan secara terus menerus sehingga proses pelayanan dan penanganan dalam sertifikasi halal menjadi bertumpuk dan menjadikan aliran informasi dan aliran dokumen pada supply chain menjadi panjang dikarenakan sistem baru yang digunakan merupakan sistem sertifikasi secara online yang belum lama di adopsi. Proses sertifikasi halal memakan waktu sehingga kualitas pelayanan pada aliran informasi dan dokumen tidak maksimal dan berbedabeda, aliran informasi dan aliran dokumen yang tidak efisien waktu yang pada akhirnya membuat lead time proses sertifikasi menjadi panjang dan tidak efektif. Analisis menggunakan value stream mapping (VSM). Hasil yang dicapai berupa (1)big picture mapping current state map dan future state map, (2) mengetahui value added dan non value added pada proses aliran supply chain sertifikasi halal, (3) membuat skala prioritas terhadap 7 waste untuk meminimalisir pemborosan diproses sertifikasi, kemudian jenis pemborosan yang paling sering terjadi pada jenis pembororsan waiting (28%) dan proporsi waktu aktifitas value added (VA) sebesar (54%) dengan non value added (NVA) sebesar (46%). Setelah perbaikan didapatkan hasil proporsi waktu aktivitas menjadi sebesar value added (88%) non value added (NVA) berkurang menjadi sebesar (12%) berdasarkan rancangan aktivitas yang telah di operasikan berkurang dari 30 aktivitas menjadi 28 aktivitas dengan perbaikan waktu proses mencapai 37 hari dari 50 hari.   In the world of global competition, competition among competitors is getting tougher, so in fact, businesses that are run need to be continuously developed and improved so that companies are able to grow and compete. A company engaged in halal certification has several business criteria that are certified covering the processing industry, restaurants and abattoirs. The main focus of the object under study is the processing industry. Based on the historical data of halal certification for 2 periods, it has been continuously increasing so that the service and handling process in halal certification has accumulated and makes the flow of information and document flow on the supply chain lengthy because the new system used is an online certification system that has not been recently adopted. . The halal certification process takes time so that the quality of service in the flow of information and documents is not optimal and varies, the information flow and document flow are not time efficient which ultimately makes the lead time of the certification process to be long and ineffective. Analysis using value stream mapping (VSM). The results achieved in the form of (1) big picture mapping of the current state map and future state map, (2) knowing the value added and non value added in the halal certification supply chain flow process, (3) making a priority scale of 7 waste to minimize the waste of certification processing , then the type of waste that most often occurs in the type of waiting (28%) and the proportion of time value added activities (VA) of (54%) with non value added (NVA) of (46%). After the improvement, the result shows that the proportion of activity time is equal to value added (88%). Non-value added (NVA) is reduced to equal to (12%) based on the activity design that has been operated. 50 days. 


2017 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Tri Widodo ◽  
Ismail Ferdiansyah

PT X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penyedia pelayanan logistik, salah satu divisinya adalah contract logistic, yang mengurusi kontrak warehousing dengan para pelanggannya. Operasional yang ada di warehouse meliputi inbound, storaging, dan outbound.agar dapat bersaing dan memenuhi keinginan pelanggannya, PT.X harus mampu melaksanakan operasionalnya secara efektif dan efisien. Salah satu upaya untuk terlaksananya proses yang efektif dan efisien adalah dengan mengimplementasikan lean. Penelitian ini membahas mengenai implementasi lean pada proses outbound di PT.X. implementasi lean dengan menggunakan value stream mapping.Penggunaan value stream mapping pada proses outbound untuk mengidentifikasi pemborosan mandapatkan hasil antara lain : total lead time yang dibutuhkan untuk proses outbound saat ini sebesar 13.286 detik dengan value added ratioyang didapat sebesar 6,68%. Berangkat dari kondisi saat ini, maka dirancang future state mapping untuk mendapatkan kondisi ideal. Berdasarkan perancangan future state mapping yang dibuat, maka diketahui lead time yang didapat adalah sebesar 1.192 detik dengan value added ratio sebesar 23,08%.Untuk dapat merealisasikan future state mapping yang dirancang atau kondisi ideal, perusahaan memerlukan upaya-upaya penghilangan pemborosan pada setiap aktivitas yang ada di proses outbound.Kata Kunci :Current state Mapping, Future State Mapping, Value added ratio


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document