Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

106
(FIVE YEARS 67)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Akademi Fisioterapi Widya Husada Semarang

2599-2791, 2548-8716

2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 42-47
Author(s):  
Rindu Febriyeni Utami ◽  
Siti Munawarah ◽  
Hatifa Khairunissa

ABSTRAK Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan neuropati tekanan terhadap nervus medianus dalam terowongan karpal pada pergelangan tangan. Carpal Tunnel Syndrome (CTS) dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu gerakan repetitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gerakan repetitif terhadap kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada pemetik daun teh di PT. Mitra Kerinci Kabupaten Solok Selatan Tahun 2021.Desain penelitian ini adalah kuantitatif dengan study cross sectional. Tekhnik pengambilan sampel menggunakan metode accedental sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2021 terhadap 40 orang pekerja pemetik daun teh di PT. Mitra Kerinci Kabupaten Solok Selatan Tahun 2021.Hasil uji statistik chi-square didapatkan angka kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada pemetik daun teh adalah 31 orang (77,5%), dan gerakan repetitif yang beresiko sebanyak 33 orang (82,5%). Nilai signifikan kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) dengan gerakan repetitif didapatkan p=0,000.Disimpulkan terdapat hubungan gerakan repetitif terhadap kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada pemetik daun teh di PT. Mitra Kerinci Kabupaten Solok Selatan Tahun 2021.   Kata kunci : Gerakan Repetitif, Carpal Tunnel Syndrome (CTS)


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 35-41
Author(s):  
Muh Hidayat Ashari ◽  
Yudi Hardianto ◽  
Riskah Nur Amalia

Proses menua merupakan suatu proses yang terjadi pada tubuh yang menyebabkan terjadinya penurunan berbagai fungsi tubuh, seiring semakin bertambahnya usia seseorang, akan menyebabkan bebagai perubahan pada struktur dan fungsi sel, jaringan, maupun sistem organ. Perubahan tersebut dapat menyebabkan menurunnya kekuatan otot yang berikutnya akan memengaruhi aktivitas fisik sehingga dapat menurunkan kualitas tidur seseorang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kualitas tidur pada lansia di Desa Nisombali Kabupaten Maros. Penelitian ini merupakan korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yakni purposive sampling sehingga diperoleh sampel 90 lansia. Subjek penelitian ini adalah lansia di Desa Nisombalia Kabupaten Maros yang berusia 60ᵗʰ keatas. Pengukuran aktivitas fisik menggunakan kuesioner Physical Activity Scale for Elderly (PASE) sedangkan pengukuran kualitas tidur menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Berdasarkan hasil analisis uji hubungan dengan menggunakan uji Chi Square didapatkan nilai signifikansi hasil uji statistik didapatkan p-value 0,000 < 0,05 yang berarti ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kualitas tidur pada lansia di Desa Nisombalia Kabupaten Maros.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 24-30
Author(s):  
Mardiansyah Mardiansyah ◽  
Yudi Hardianto ◽  
Riskah Nur'amalia
Keyword(s):  

Pada proses penuaan terjadi penurunan berbagai fungsi tubuh, seiring dengan bertambahnya usia akan menyebabkan perubahan pada struktur dan fungsi sel, jaringan, maupun sistem organ. Perubahan tersebut dapat menurunkan kekuatan otot yang berikutnya akan memengaruhi kemampuan aktivitas fungsional sehingga dapat menurunkan keseimbangan dan dapat meningkatkan risiko jatuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kemampuan aktivitas fungsional dan risiko jatuh pada lansia di Yayasan Batara Hati Mulia Kabupaten Gowa dengan menggunakan indeks Berthel dan pengukuran time up and go test . Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan pendekatan cross-sectional . Penelitian ini melibatkan sampel dalam 60 tahun ke atas melalui teknik pengambilan sampelpurposive sampling sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 53 orang lansia. Berdasarkan hasil analisis uji hubungan dengan menggunakan Spearman Rho memperoleh nilai signifikansi (p) sebesar 0,000 dengan derajat kekuatan hubungan antar variabel kedua yang dinyatakan dengan koefisien korelasi (r) sebesar -,579 yang berarti adanya hubungan negatif antara kemampuan aktivitas fungsional dan risiko jatuh dengan derajat kekuatan hubungan bersifat kuat. Dapat dikatakan bahwa meningkatkan kemandirian kemampuan aktivitas fungsional maka semakin rendah risiko yang terjadi, begitupun sebaliknya.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 31-34
Author(s):  
Suci Amanati ◽  
Akhmad Alfajri Amin ◽  
Dwi Nur Astuti

Sistem kardiorespiratori bertanggung jawab atas pembagian oksigen dan bahan makanan bagi otot yang sedang bekerja, serta menyingkirkan gas asam arang dan zat yang tidak berguna bagi otot yang tidak sedang aktif.Daya tahan pada banyak kegiatan dibatasi oleh kapasitas sistem sirkulasi darah dan sistem respirasi dalam mengantarkan oksigen otot. Maka sangat penting untuk memberikan perhatian mendalam terhadapsistemkardiovaskular (Windiar,2014;Listyanto, 2105). Kebiasaan merokok dapat mempengaruhi         daya    tahan kardiovaskuler, karena asap rokok yang dihirup akan masuk dalamparu- paru dan menghambat kinerja jantung. Hal ini akan menyebabkan berkurangnya volume oksigen yang dihirup tubuh (Windiar, 2014; Prayoga,2013). Merokok merupakan salah satu perilaku yang berisiko menimbulkan gangguan kesehatan dan kebugaran fisik seseorang, Saat ini bahkan perilaku merokok sudah dianggap sebagai kebiasaan di kalangan anak muda dan remaja.Merokok yang merupakan penyebab dari kematian hingga 6 juta orang meninggal dalam setahun. Lebih dari 5 juta orang meninggal karena menghisap langsung rokok, sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal karena terpapar asap rokok (WHO, 2013). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik, yang terdiri dari 2 kelompok mahasiswa, yaitu (perokok aktif dan bukan perokok) dengan desain studi Cross Sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan merokok dengan Cardiorespiratory fitness, yang dapat dilihat lamanya menjadi perokok aktif  dan banyak nya rokok yang dihisap dalam satu hari melalui wawancara menggunakan kuesioner yang dipadukan dengan tes kebugaran pada remaja. Tes yang digunakan pada remaja adalah Harvard StepTest, dimana responden akan diminta untuk naik-turun stool (tangga kecil) dengan tinggi kurang lebih 70 cm, yang dilakukan berulang ulang selama 5, 10 dan 15 menit. Kata Kunci : Merokok, Cardiorespiratory fitness, Harvard Step Test


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 9-15
Author(s):  
Nahdiah Purnamasari

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran keluarga  degan kemampuan motorik kasar anak disabilitas intelektual. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan jumlah responden tiga puluh delapan orang (n=38). Terdapat beberapa data primer yang dikumpulkan diantaranya peran keluarga, kemampuan motorik kasar, Pengambilan data tersebut menggunakan kuisioner Family Role Questionnaire (FRQ) dan Form Test Gross Motor Development 2 (TGMD-2). Berdasarkan hasil analisis uji hubungan dengan Spearman Rho test didapatkan nilai signifikansi (p) sebesar 0,000(p< 0.05) yang berarti adanya hubungan antara peran keluarga dengan kemampuan motorik kasar anak disabilitas intelektual, dengan nilai r =0.062 yang berarti adanya hubungan yang kuat antara peran keluarga dengan kemampuan motorik kasar anak disabilitas intelektual. Kata kunci : motorik kasar, peran keluarga, disabilitas intelektual.   Abstract This study aims to see the relationship between family and gross motor skills of children with intellectual disabilities. This study used a cross-sectional design with thirty-eight respondents (n = 38). Some of the primary data collected included the role of the family, gross motor skills, data collection using the Family Role Questionnaire (FRQ) questionnaire and the Gross Motor Development 2 Test Form (TGMD-2). Based on the results of the analysis of the relationship test with the Spearman Rho test, it was obtained a significance value (p) of 0.000 (p <0.05), which means that there is a relationship between family roles and gross motor skills of children with intellectual disabilities, with a value of r = 0.062, which means that there is a strong relationship. between the role of the family and gross motor skills of children with intellectual disabilities. Key words: gross motor skills, family roles, intellectual disabilities.  


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 1-8
Author(s):  
Ni Putu Riantini ◽  
Indah Pramita ◽  
I made Astika Yasa
Keyword(s):  
T Test ◽  

Lansia akan mengalami perubahan pada sistem muskuloskeletal khususnya pada otot, seperti penurunan pada massa otot dan kekuatan otot. Adanya penurunan kekuatan otot pada esktremitas bawah akan menyebabkan gerakan menjadi lambat dan kaku, langkah yang menjadi pendek, dan saat berdiri tubuh tidak stabil sehingga aktivitas sehari-hari lansia mengalami hambatan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui latihan body weight squat dapat meningkatkan kekuatan otot tungkai bawah lansia wanita di Lingkungan Banjar Bangah, Kabupaten Tabanan. Populasi penelitian berjumlah 35 orang dengan sampel 11 orang yang telah didapatkan berdasarkan kriteria penelitian.  Alat ukur penelitian menggunakan five times sit to stand test. Rancangan penelitian ini menggunakan metode Pre-eksperimental dengan one grup pre-test and post- test. Penelitian dilakukan selama 4 minggu. Hasil analisis deskriptif kekuatan otot tungkai bawah pre-test diperoleh nilai rata-rata 13,11 detik dan post-test nilai rata-rata 10,34 detik. Selanjutnya dilakukan dilakukan uji normalitas dengan Shapiro Wilk Test dan uji hipotesis dengan uji Paired Sampel T Test. Hasil Shapiro Wilk Test berdistribusi normal dengan nilai signifikan pre test 0,575 dan post test 0,259 serta adanya peningkatan presentase sebesar 21,12%. Hasil uji Paired Sampel T Test menunjukan nilai signifikan yaitu 0,000 yang artinya terdapat peningkatan pada kekuatan otot tungkai bawah pada lansia wanita. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terjadinya peningkatan kekuatan otot tungkai bawah setelah diberikan latihan body weight squat pada lansia wanita. Kata kunci : Lansia Wanita, Kekuatan Otot Tungkai Bawah, Latihan Body Weight Squat


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 16-23
Author(s):  
Aditya Denny Pratama ◽  
Naufal Rafi Raihan ◽  
Aisyah Aji Furqonah

Background. Stroke is a disease caused by the death of tissues in the brain. Clinical problems arise such as motor, sensory, cognitive, language, and emotional disorders. Motor disorders experienced by stroke patients are a decrease in functional ability. Virtual reality training is one of the physiotherapy exercises in handling stroke cases and is estimated to be able to modulate neuroplasticity so as to improve the functional capabilities of the extremities of stroke patients. Materials and Methods. This study is a literature review study with narrative methods. Purpose.  Know how effective virtual reality exercises against improving the functional ability of the upper extremities in case of stroke. Result. The provision of virtual reality exercises is proven to improve the functional capabilities of the upper extremities in stroke patients. Virtual reality exercises for stroke provide audio and visual stimulation that triggers neuro-rehabilitation resulting in cortical re-mapping. And also provide motivation that triggers stroke patients to do exercises with a lot of reps so that neuroplasticity occurs. with various parameters such as Fugl-Meyer Upper Extremity Scale (FMA-UE), Wolf Motor Function Test (WMFT), and Box and Block Test (BBT). Conclusion. The administration of physiotherapy exercises using virtual reality can be an interventional solution to rehabilitate and improve the function of the upper extremities if paying attention to several things, such as virtual reality methods, dosages, and the availability of therapeutic tools.   Keywords: Stroke, Virtual Reality training, Functional Abilities


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 165-173
Author(s):  
Safun Rahmanto ◽  
Kurnia Putri Utami ◽  
Asma' Izzatul Madani

Latar Belakang : Koreografi merupakan salah satu unsur penunjang dalam tarian yang seringkali memperlihatkan gerakan ekstrim atau bukan merupakan gerakan normal. Sama halnya dengan kegiatan olahraga, gerakan tari juga dapat menyebabkan sebuah cedera terhadap penarinya salah satunya musculoskeletal pain. Tiap-tiap tarian memiliki teknik dan gerakan yang berbeda, hal inilah yang akan mempengaruhi jenis dan lokasi musculoskeletal pain yang dirasakan. Metode Penelitian : Penelitian yang dilakukan berbentuk penelitian kuantitatif dengan responden sebanyak 50 orang. Responden didapatkan secara acak denagn teknik pengumpulan data sendiri berupa survei yang disebar dalam bentuk kuesioner. Hasil : Sebanyak 50 penari dhadhak merak yang menjadi responden mengalami keluhan musculoskeletal pain paling banyak pada area bahu dan paha belakang  dimana sebanyak 41 responden (82%) melaporkannya. Kemudian pada punggung atas yang dilaporkan oleh 40 responden (80%). Dimana kategori nyerinya antara munculnya nyeri yang tidak mengganggu sampai dengan munculnya nyeri yang masih dapat ditoleransi. Kesimpulan : Keluhan musculoskeletal pain yang dialami oleh pada penari dhadhak merak banyak terjadi di area bahu pada kategori upper extremity, kemudian pada area paha belakang pada kategori lower extremity, dan di area punggung atas pada kategori neck and spine. Sedangkan untuk kategori nyeri yang paling sering muncul pada setiap area adalah kemunculan nyeri yang tidak mengganggu. Kata Kunci : musculoskeletal pain, lokasi nyeri, kategori nyeri, penari dhadhak merak reog Ponorogo.


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 119-124
Author(s):  
Siti Nadhir Ollin ◽  
Rosa Arika Sari

Pra Lansia merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, dimana lansia mengalami proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar . Perubahan yang terjadi pada hampir seluruh organ tubuh, termasuk organ berkemih adalah dampak dari proses menua, lemahnya otot dasar panggul yang menyangga kandung kemih dan sfringter uretra, timbulnya kontraksi yang tidak terkontrol pada kandung kemih yang menimbulkan rangsangan untuk berkemih sebelum waktunya dan pengosongan kandung kemih yang tidak sempurna. Akibat dari kelemahan panggul akan terjadi inkontinensia urin. Inkontinensia urin adalah pengeluaran urin tanpa disadari dalam jumlah dan frekuensi yang cukup sehingga mengakibatkan masalah gangguan kesehatan dan sosial. Variasi dari inkontinensia urin dapat berupa pengeluaran urin yang terkadang hanya beberapa tetes atau sebaliknya benar-benar banyak. Latihan untuk peningkatan kekuatan otot panggul dengan kegel exercise. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi analitik, yaitu mempelajari hubungan dua variabel atau lebih untuk menemukan hubungan apabila ada, berapa erat hubungannya atau tidak ada hubungan.


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 141-151
Author(s):  
R Gusti Haryo Budi Pangestu ◽  
Made Hendra Satria Nugraha ◽  
Putu Ayu Sita Saraswati

Forward head posture adalah salah satu kelainan postur dimana kepala mengarah ke depan pada bidang sagital menjauhi dari garis vertikal bahu, ini dapat ditandai dengan tidak segarisnya kepala dengan bahu. Forward head posture sangat memengaruhi kehidupan manusia dimana dalam jangka panjang dapat menyebabkan nyeri leher kronis, gangguan ketegangan otot dan berpengaruh juga pada keseimbangan. Oleh karena itu identifikasi lebih lanjut terkait faktor dari forward head posture diperlukan untuk mengurangi angka kejadian di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko dari terjadinya forward head posture. Metode penelitian yang digunakan adalah literature review dengan menggunakan data dari jurnal-jurnal ilmiah yang didapat dari berbagai database jurnal ilmiah yang ada di internet.  Jurnal ilmiah yang ditinjau adalah jurnal yang membahas topik tentang forward head posture, seperti definisi, faktor-faktor risiko dan prevalensi pada populasi. Berdasarkan hasil telaah jurnal didapatkan hasil bahwa forward head posture dapat terjadi apabila seseorang melakukan pekerjaan dengan postur atau sikap yang salah yaitu menekuk leher dan mencondongkan leher ke depan saat bekerja dan berulang kali dalam jangka waktu yang lama, dengan rerata durasi pekerjaan lebih dari 1 – 2,8 jam per hari. Jenis pekerjaan yang banyak menimbulkan forward head posture adalah penggunaan gawai, bekerja di depan komputer, membawa tas yang berat, dan pengoperasian mesin jahit.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document