scholarly journals PERAN PERAWAT DALAM PENERAPAN KESELAMATAN PASIEN

2019 ◽  
Author(s):  
Haira kaniara

Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan di Indonesia mayoritas masih kurang puas. Penyebab ketidakpuasan pasien diantaranya faktor kesalahan identifikasi, komunikasi, pemberian obat, dan risiko jatuh. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan penerapan keselamatan pasien dengan kepuasan pasien di Rumah Sakit X. Desain penelitian menggunakan pendekatan cross sectional dengan menyebarkan kuesioner kepada 143 pasien. Pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling dengan cara menetapkan jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi, kemudian diberikan kuesioner hingga terpenuhi jumlah sample, dan melakukan penelitian pada setiap sampel yang terpilih. Data dianalisis menggunakan independent t-test dan uji chi-square. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan penerapan keselamatan pasien dengan kepuasan pasien (p= 0,001; OR=1,216; α= 0,05). Karakteristik pasien berupa umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan kelas rawat tidak berhubungan dengan kepuasan pasien (p= 0,331; 0,818; 0,949; 1,000; dan 0,382; α= 0,05). Hasil penelitian juga didapatkan bahwa penerapan aspek keselamatan pasien berupa reassessment pasien risiko jatuh dan dimensi kehandalan (memberi petunjuk, memberi penjelasan) ketika akan melakukan tindakan keperawatan masih belum optimal sehingga menjadi saran untuk ditingkatkan agar kepuasan pasien di rumah sakit X semakin meningkat.

2013 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 11-17
Author(s):  
Putu Ayu Sani Utami ◽  
Junaiti Sahar ◽  
Widyatuti Widyatuti

Kunjungan rumah merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang dilakukan di rumah lansia, berfungsi untuk mengendalikan faktor risiko hipertensi pada agregat lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengendalian faktor risiko hipertensi pada agregat lansia yang sudah dan belum mendapatkan kunjungan rumah di sebuah Kelurahan di Depok. Jenis penelitian menggunakan desain deskriptif komparatif dengan pendekatan cross sectional. Melalui teknik cluster random sampling diperoleh 176 lansia yang terbagi dalam kelompok yang mendapatkan kunjungan rumah dan yang tidak. Data dianalisis dengan chi square, independent t-test dan Mann Withney test. Hasil penelitian membuktikan bahwa pengaturan diet, pembatasan perilaku merokok, manajemen stres, pengendalian tekanan darah, pengaturan perilaku berolahraga dan status gizi lansia yang mendapatkan kunjungan rumah lebih baik dibandingkan lansia yang tidak. Tingkat stress, tekanan darah sistolik dan diastolik pada agregat lansia dengan hipertensi yang belum mendapatkan kunjungan rumah lebih tinggi dibandingkan lansia yang mendapatkan kunjungan rumah. Upaya promotif dan preventif yang dilakukan perawat komunitas melalui kunjungan rumah dapat mengendalikan faktor risiko hipertensi pada agregat lansia.


2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 13-19
Author(s):  
Sumi Anggraeni ◽  
Marlinda . ◽  
Antika .

Angka kejadian dan kematian diare pada anak-anak di negara berkembang masih tinggi terutama pada anak yang mendapat susu formula. Pemberian susu formula dengan botol yang tidak sesuai prosedur meningkatkan risiko diare karena kuman dan moniliasis mulut yang meningkat, sebagai akibat dari pengadaan air dan sterilisasi yang kurang baik. Kondisi yang demikian perlu sangat diperhatikan sebab bayi sangat rentan terhadap bakteri yang dapat menyebabkan sakit diare. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui hubungan cara pemberian susu formula dengan kejadian diare pada balita di Desa Podorejo Tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian survey deskritif analitik dengan pendekatan cross sectional dengan pengambilan sampel secara cluster random sampling. Besar sampel sebanyak 165 responden dari populasi para ibu yang mempunyai balita dan masih menyusui di Desa Podorejo Kecamatan Pringsewu dari bulan Januari – Juni tahun 2015 sebanyak 280 responden, adapun instrumen penelitian adalah kuisioner dan lembar observasi, serta menggunakan uji statistik chi square. Hasil uji statistik yang dilakukan dengan menggunakan komputerisasi diperoleh p-value = 0,025 α < 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak, dan Ha diterima, yang artinya terdapat hubungan cara pemberian susu formula dengan kejadian diare pada balita di desa podorejo tahun 2015. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kejadian diare yang dialami balita di Desa Podorejo disebabkan ibu memberikan susu formula tidak sesuai prosedur. Oleh karena itu disarankan bagi para ibu mencari informasi tentang tata cara ibu dalam menyajikan susu formula, bagaimanakah sisi sterilisasi botol tempat menyajikan, proses penyiapan dan proses penyimpanan botol susu itu sendiri.


Author(s):  
Sitti Zakiyyah Putri ◽  
Dahniar ◽  
Sumantri

Stunting merupakan pertumbuhan fisik tinggi badan yang tidak normal sesuai dengan umur.  Stunting dipengaruhi oleh multifactor diantaranya adalah pemberian ASI eksklusif, berat badan lahir rendah, dan status imunisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif, berat badan lahir rendah, dan status imunisasi dengan kejadian stunting pada balita. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observational dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh balita usia 25-60 bulan yang ada diwilayah kerja Puskesmas Banggae I yang berjumlah 96 balita. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu, yang pertama menggunakan cluster random sampling untuk pemilihan puskesmas kemudian yang kedua menggunakan consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 77 balita. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data mengunakan analisis person chi-square dan fisher’s exact test dengan ?=0.05. Balita usia 25-60 bulan sebagian besar mendapatkan ASI eksklusif, lahir dengan berat badan normal, dan mempunyai status imunisasi yang lengkap. Kesimpulan: hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif, berat badan lahir rendah, dan status imunisasi dengan kejadian stunting pada balita usia 25-60 bulan. Saran: meninngkatkan pelayanan kesehatan bagi Puskesmas melalui kegiatan deteksi dini dengan mengukur tinggi badan anak balita secara rutin tiap bulan.      


2020 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 48
Author(s):  
Hardiningsih Hardiningsih ◽  
Sri Anggarini ◽  
Fresthy Astrika Yunita ◽  
Agus Eka Nurma Yuneta ◽  
Nur Dewi Kartikasari ◽  
...  

<p><strong>Latar Belakang:</strong> Pola pemberian makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan berat badan bayi. ASI saja tidak bisa memenuhi semua kebutuhan energi dan zat gizinya, karena pemenuhan gizi bayi dari ASI hanya sebesar 65 – 80 %. Pola pemberian makanan pada bayi sangat berhubungan dengan berat badan bayi, karena pola tersebut memberikan gambaran frekuensi pemberian makan, jenis/ bentuk makanan maupun jumlah takaran yang diberikan. Tujuan penelitian ini yaitu<strong> </strong>enganalisis hubungan pola pemberian makanan pendamping ASI dengan berat badan bayi usia 6-12 bulan.</p><p><strong>Metode </strong><strong>penelitian:</strong> Desain penelitian adalah <em>cross sectional</em>. Penelitian dilakukan di posyandu kelurahan Wonorejo Kabupaten Karanganyar. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi berusia 6-12 bulan di posyandu kelurahan Wonorejo. Teknik <em>cluster random sampling</em>. Alat ukur kuesioner, lembar wawancara, timbangan bayi dan KMS. Analisis data dengan uji statistik <em>Chi Square</em>.</p><p><strong>Hasil penelitian:</strong> Mayoritas responden yang diteliti memberikan MP-ASI secara tepat, baik dalam hal bentuk MP-ASI (65%), frekuensi pemberian (72.2%), dan jumlah takaran (70%).  Pada variabel berat badan yaitu mayoritas berat badan bayi meningkat (17.5%). Selanjutnya, terdapat hubungan bentuk MP-ASI terhadap berat badan (OR= 18.75; p=0.02); terdapat hubungan frekuensi pemberian MP-ASI terhadap berat badan (OR= 11.25; p=0.04); serta terdapat hubungan jumlah takaran MP-ASI<em> </em>terhadap berat badan (OR= 27; p&lt;0.001).</p><p><strong>Kesimpulan:</strong> Pada penelitian ini, mayoritas responden yang diteliti telah memberikan MP-ASI sesuai pola yang dianjurkan.  Pada variabel berat badan yaitu mayoritas berat badan bayi meningkat. Selanjutnya, terdapat hubungan bentuk, frekuensi, serta jumlah takaran MP-ASI terhadap berat badan.</p>


Author(s):  
Indarwati Indarwati ◽  
Alivia Ayu Kurniawati ◽  
Endah Sri Wahyuni ◽  
Maryatun Maryatun

Latar Belakang; Kehamilan merupakan sesuatu yang wajar pada wanita produktif. Kesehatan kehamilan dapat dijaga salah satunya dengan melakukan aktivitas fisik yang diperbolehkan untuk ibu hamil sesuai dengan kemampuan dan waktu yang sudah ditetapkan. Berdasarkan studi pendahuluan bahwa ibu hamil melakukan aktivitas fisik hanya dengan jalan sehat dan aktivitas rumah tangga. Ibu hamil kurang memahami waktu yang tepat serta jenis aktivitas fisik kehamilan. Tujuan; menganalisis karakteristik ibu, pengetahuan, sikap dan praktik aktivitas fisik ibu hamil dalam menjaga kesehatan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Karangtengah Kabupaten Wonogiri. Metode; jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan cross sectional tekhnik pengambilan sample menggunakan cluster random sampling serta dengan sampel sebanyak 74 responden. Instrumen penelitian ini menggunakan lembar kuisioner. Analisa bivariat menggunakan uji Chi Square dengan taraf signifikansi 95%. Hasil; pengetahuan baik sebesar (35.1%), sikap positif sebanyak (64.9%), sebagian ibu hamil cukup dalam praktik aktivitas fisik ibu hamil sebesar (68.9%). Analisa bivariat pengetahuan dengan sikap memiliki nilai ρ = 0.65, pengetahuan dengan paktik aktivitas fisik memiliki nilai ρ = 0.96 dan sikap dengan praktik aktivitas fisik ibu hamil yaitu dengan nilai ρ = 0.000. Simpulan; tidak ada keterkaitan antara pengetahuan dengan sikap, tidak ada keterkaitan antara pengetahuan dengan praktik dan ada keterkaitan antara sikap dengan praktik aktivitas fisik ibu hamil.


Sari Pediatri ◽  
2020 ◽  
Vol 21 (5) ◽  
pp. 302
Author(s):  
Nurul Istiqomah ◽  
Retno Sutomo ◽  
Sri Hartini

Latar belakang. Anak usia sekolah dengan masalah perilaku akan memperlihatkan kerusakan keterampilan sosial dan mengalami penolakan dari teman sebayanya. Pola asuh yang diberikan oleh orang tua kepada anak juga akan memengaruhi kepribadian anak. Anak akan sulit bersosialisasi dan berkembang apabila terdapat kesalahan pola asuhorang tua.Tujuan. Mengetahui hubungan antara pola asuh Ibu dengan perilaku pada anak sekolah dasar.Metode. Penelitian ini menggunakan rancangan studi cross-sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2018. Subjek penelitian berjumlah 110 bu dari anak SD yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang dipilih secara multistage cluster random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner pola asuh orang tua, Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ), Brief Family Relationship Scale (BFRS), dan kuesioner demografi. Analisis data bivariat dengan Chi-square atau Fisher’s dan dilanjutkan dengan Coefficient Contingency. Hasil. Anak yang mengalami masalah perilaku secara keseluruhan sebesar 43,7%. Pola asuh demokratis merupakan pola asuh terbanyak yang diterapkan oleh ibu (78,2%). Terdapat hubungan antara pola asuh ibu dengan perilaku anak (p<0,05). Kesimpulan. Terdapat hubungan antara pola asuh ibu dengan perilaku anak SD. Peneliti selanjutnya diharapkan meneliti pola asuh dan perilaku anak tidak hanya menggunakan laporan ibu saja, tetapi menggunakaan metode observasi serta melibatkan lebih dari satu informan.


2018 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 559
Author(s):  
Aulia Ulfa ◽  
Ariadi Ariadi ◽  
Elmatris Elmatris

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling sering dialami selama kehamilan. Anemia ibu hamil diketahui sebagai salah satu faktor risiko persalinan preterm. Penelitian sebelumnya tahun 2012 di RSUP Dr. M. Djamil Padang mendapatkan dari seluruh pasien persalinan preterm sebagian besar (76,39%) memiliki riwayat anemia dalam kehamilan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan antara hubungan anemia pada ibu hamil dan kejadian persalinan preterm di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain cross sectional. Berdasarkan kriteria sampel yang telah ditentukan, didapatkan sampel 30 ibu persalinan preterm sebagai kelompok kasus dan 30 ibu persalinan aterm yang diambil secara simple random sampling sebagai kelompok kontrol. Data dianalisis dengan Chi-square test dan Independent t-test (α=0.05). Hasil penelitian menunjukan bahwa ibu yang melakukan persalinan di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2013, terbanyak berusia 20-35 tahun (71,7%) dan multipara (55,0%). Ibu yang melakukan persalinan 40% mengalami anemia. Hasil uji statistik Chi-square  menunjukan terdapat hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian persalinan preterm (nilai p= 0,018,  OR=  4,297).  Rata-rata kadar Hb pada kelompok persalinan preterm (10,62 ± 1,42) g/dl lebih rendah dibandingkan kelompok persalinan aterm (11, 51 ± 1,06) g/dl dan bermakna secara statistik (p = 0,007). Simpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan bermakna antara kejadian anemia dan persalinan preterm.


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 53-61
Author(s):  
Eva Yuliani ◽  
Immawanti Immawanti

Stunting atau terhambatnya pertumbuhan tubuh merupakan salah satu bentuk kekurangan gizi yang ditandai dengan tinggi badan menurut usiadibawah standar deviasi (-2 SD). Dampak dari stunting tidak hanya dirasakan oleh individu yang mengalaminya tetapi juga berdampak terhadap roda perekonomian dan pembangunan bangsa. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia yang stunting memiliki kualitas yang lebih rendah dibandingkan dengan sumber daya manusia normal.Tujuan penelitian mengidentifikasi Determinan kejadian Stunting pada usia 25-60 bulan di Kabupaten Majene. Metode penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh anak balita usia 25-60 bulan di kabupatenMajenedengan jumlah sampel 573 responden dengan menggunakan cluster random sampling untuk memilih desa. Hasil Analisis bivariat dilakukan dengan pengujian statistic uji Chi square diperoleh bahwa yang memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian stunting adalah Usia mulai makan ikan, pemberia, tinggi badan ibu dan pemberian kolostrumya itu p ≤0.05 (0.0001, 0.003 dan 0.047). Hasil analisis multivariate regresi logistic disimpulkan bahwa variable  yang  paling  berpengaruh terhadap kejadian stunting adalah Usia mulai makan ikan. Rekomendasi: Dinas kesehatan beserta instansi terkait sebaiknya meningkatkan pemberian informasi kepada masyarakat mengenai stunting, melakukan deteksi dini risiko stunting dengan melalui upaya peningkatan pengetahuan dan kemampuan kader posyandu, memberikan informasi tentang pentingnya pemberian kolostrum pada anak semasa menyusu serta memberikan informasi kepada masyarakat agar memberikan ikan sejak dini kepada anak


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 105-111
Author(s):  
Desiani Rizki Purwaningtyas

Kualitas sumber daya manusia (SDM) pertanian merupakan faktor penting dalam keberhasilan pembangunan Indonesia sebagai negara agraris. Pembangunan kualitas SDM pertanian erat kaitannya dengan status gizi dan morbiditas penyakit infeksi yang juga berhubungan dengan perilaku gizi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perilaku gizi, status gizi, dan morbiditas penyakit infeksi pada petani dan buruh tani padi perempuan di Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Penelitian ini merupakan studi kuantitatif dengan desain cross-sectional. Subyek pada penelitian ini adalah 97 petani dan buruh tani pada perempuan di Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah dengan teknik sampling cluster random sampling. Pengumpulan data melalui pengukuran antropometri dan wawancara dengan menggunakan kuesioner. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar contoh memiliki pengetahuan gizi yang kurang, sikap gizi positif, praktek gizi dan keamanan pangan sedang, status gizi normal berdasarkan IMT dan LLA, dan morbiditas penyakit infeksi yang rendah. Uji Chi-Square menunjukkan pengetahuan gizi berhubungan nyata dengan status gizi berdasarkan IMT. Morbiditas penyakit infeksi tidak berhubungan nyata dengan status gizi berdasarkan IMT, tetapi berhubungan nyata dengan status gizi berdasarkan lingkar lengan atas (LLA).


Author(s):  
Irma Yunawati ◽  
Hamam Hadi ◽  
Madarina Julia

<p><strong>ABSTRACT</strong></p><p><em><strong>Background</strong>: School age children are the future generation. Improvement the quality of human resources should be done early. One of factors affecting the quality of human resources is the nutritional status. Breakfast contributes in nutritional intake (15-25% RDA). Skipping of breakfast makes the body decreasing of glucose. It makes body to unload supplies of energy from fat tissue and cause of weight reduction.</em></p><p><em><strong>Objectives</strong>: To determine the relationship between breakfast habits with the nutritional status of elementary school children in Nusa Tenggara Timur Province.</em></p><p><em><strong>Methods</strong>: This was an observational study with cross-sectional design. This study used the secondary data of Alma Ata Centre for Healthy Life and Food (ACHEAF) 2013. The subjects were children from elementary school of classes between II-VI in Amanuban Barat and Kie Subdistrict, Timor Tengah Selatan</em><br /><em>District with total sample of 313 students. Sample were selected by cluster random sampling technique using computer generated random number software. Data analysis used chi-square test with a confidence interval (CI) of 95% to the level of significance of p&lt;0.05. Analysis by logistic regression was done if it</em><br /><em>showed significance result.</em></p><p><em><strong>Results</strong>: The proportion of breakfast habits of school children was 82.11%. Most widely consumed breakfast type (78,32%) was rice (rice porridge and rice) and the other (21.68%) were non-rice eating breakfast (bose corn, yam/cassava, boiled bananas, instant noodles, corn porridge, bread/cooky). The contribution of breakfast energy intake is 13.94% RDA and protein intake was 14.4% RDA. There was no relationship between breakfast habits and nutritional status of elementary school children.</em></p><p><em><strong>Conclusions</strong>: Breakfast habits was not related with the nutritional status of school children in Amanuban Barat and Kie Sub-district.</em></p><p><strong>KEYWORDS</strong><em>: breakfast habits, nutritional status, school children</em></p><p><strong>ABSTRAK</strong></p><p><em><strong>Latar belakang</strong>: Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) harus dilakukan sejak dini. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas SDM yaitu status gizi. Sarapan memiliki kontribusi dalam memenuhi asupan gizi, menyumbangkan 15-25% </em><em>AKG. Melewatkan sarapan membuat tubuh kekurangan glukosa sehingga tubuh membongkar persediaan tenaga dari jaringan lemak tubuh dan menyebabkan penurunan berat badan.</em></p><p><em><strong>Tujuan</strong>: Mengetahui hubungan kebiasaan sarapan terhadap status gizi anak sekolah dasar di Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur.</em></p><p><em><strong>Metode</strong>: Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder Alma Ata Centre for Healthy Life and Food (ACHEAF ) 2013. Subjek penelitian adalah anak sekolah dasar kelas II-VI di Kecamatan Amanuban Barat dan Kie, Kabupaten Timor Tengah Selatan dengan total sampel sebanyak 313 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling menggunakan software computer generated random number. Analisis data menggunakan uji chi-square dengan confi dence interval (CI) 95% pada tingkat kemaknaan p&lt;0,05 dan hasil analisis data yang bemakna dilanjutkan dengan uji regresi logistik.</em></p><p><em><strong>Hasil</strong>: Proporsi kebiasaan sarapan anak sekolah adalah 82,11%. Jenis sarapan yang paling banyak dikonsumsi adalah sarapan beras (bubur nasi dan nasi) sebesar 78,32% dan sebanyak 21,68% mengonsumsi sarapan non-beras (jagung bose, ubi/singkong, pisang rebus, mie instan, bubur jagung, roti/kue). Kontribusi asupan energi sarapan sebesar 13,94% AKG dan asupan protein sarapan sebesar 14,4% AKG. Tidak ada hubungan antara kebiasaan sarapan dengan status gizi pada anak sekolah.</em></p><p><em><strong>Kesimpulan</strong>: Kebiasaan sarapan tidak berhubungan dengan status gizi anak sekolah di Kecamatan Amanuban Barat dan Kie.</em></p><p><strong>KATA KUNCI</strong><em>: kebiasaan sarapan, anak sekolah, status gizi</em></p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document