Journal of Health Education and Literacy
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

35
(FIVE YEARS 26)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Sulawesi Barat

2621-9301

2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 81-86
Author(s):  
Rahmaniah

Stunting pada baduta merupakan masalah gizi kronis yang masih menjadi perhatian di Indonesia. Stunting mengindikasikan efek kumulatif dari kekurangan atau ketidakcukupan asupan energi, zat gizi makro dan mikro dalam jangka panjang atau hasil dari infeksi kronis atau infeksi yang terjadi berulang kali. Diantara faktor yang mempengaruhi kejadian stunting adalah frekuensi pemberian makanan dan riwayat ASI eksklusif. Di Indonesia Prevalensi stunting tahun 2013 sebesar 37,2%, di Sulawesi Barat sebesar 47,0% dan Sulawesi Barat menempati prevalensi kedua tertinggi setelah Nusa Tenggara Timur. Di Polewali Mandar jumlah stunting sebanyak 300 balita. Wilayah kerja Puskesmas Campalagian berada diurutan kedua tertinggi stunting setelah Tutar dengan jumlah balita stunting 53 balita, yang terdiri dari 35 baduta dan 18 diatas baduta. Di Kecamatan Campalagian dari 13 desa yang ada, Desa Parappe merupakan desa dengan persentase tertinggi stunting baduta. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan frekuensi pemberian makanan dan riwayat Asi eksklusif dengan kejadian stunting pada baduta. Jenis penelitian observasional dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh baduta sebanyak 193 di wilayah kerja Puskesmas Campalagian. Sampel penelitian adalah baduta di Desa Parappe sebanyak 65. Data frekuensi pemberian makanan dan riwayat ASI eksklusif didapatkan menggunakan kuesioner, sedangkan data stunting didapatkan dari hasil pengukuran. Tekhnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisis data dengan uji chi-square. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa frekuensi pemberian makanan dengan stunting (p=0.12) dan riwayat ASI eksklusif dengan stunting (p=0.10). Berarti p>α= 0,05, sehingga disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara frekuensi pemberian makanan dan riwayat ASI eksklusif dengan kejadian stunting baduta. Disarankan terhadap petugas gizi di Puskesmas Campalagian agar meningkatkan penyuluhan kesehatan kepada ibu yang memiliki anak usia 6-23 bulan tentang pentingnya pemberian Makanan Pendamping ASI (MP ASI) dari segi kualitas maupun kuantitas dan pola pemberian MP ASI yang sesuai dengan umur anak.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 61-68
Author(s):  
Nourmayansa Vidya ◽  
Efa Apriyanti ◽  
Ayunda Nia Agustina ◽  
Maharaufa Fathmanda

  ABSTRAK Salah satu indicator derajat kesehatan suatu Negara adalah angka kematian ibu dan bayi. 52.4% ibu-ibu di Indonesia memiliki akses ke pelayanan maternal. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tahun 2008 menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup, jauh dari target yang seharusnya yaitu 110 per 100.000 kelahiran hidup. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor berhubungan dengan keputusan ibu memilih tempat bersalin, diantaranya adalah pelayanan kesehatan, fasilitas kesehatan, biaya persalinan, dan kebijakan di tempat bersalin. Sample penelitian adalah ibu-ibu yang berada di kelurahan Kemiri Muka – Depok berjumlah 125 orang. Penelitian ini menggunakan kuesioner dan Return rate = 100%. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dan analisa data univariat menggunakan distribusi frekuensi serta bivariat menggunakan chi-square. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan bermakna antara dan fasilitas kesehatan (p Value = 0.033; = 0.05) dengan pilihan tempat bersalin. Kata Kunci: faktor, ibu, Kemiri Muka, pemilihan tempat bersalin   ABSTRACT One indicator of a country's health status is the maternal and infant mortality rate. 52.4% of mothers in Indonesia have access to maternal services. Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia in 2008 according to the Demographic Health Survey of Indonesia is 307 per 100,000 live births, its far from the supposed target of 110 per 100,000 live births. The general objective of this study was to determine the factors associated with mother's decision when choosing a birth place, including the choice of giving birth. The factors that affect mother's decision when choosing a birth place are characteristic of the respondents and distance delivery and home place. Research sample is mothers residing in RW 03 Kelurahan Kemiri Muka - Depok totaling 125 people. This study uses a questionnaire and return rate = 100%. This study uses cross sectional data analysis using univariate and bivariate frequency distribution using the chisquare test. The results showed that there was a significant relationship between respondent’s education (p-value = 0.009; = 0.05), the husband's income & (pvalue = 0.046; = 0.05), and health facilities (p -value = 0.033; = 0.05) with a choice of place of birth. Key words: factor, mother, Kemiri Muka, choosing a birth place


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 74-80
Author(s):  
Eva Yuliani

Kolostrum adalah cairan tahap pertama Air Susu Ibu (ASI) yang dihasilkan selama massa kehamilan. Kolostrum mengandung  protein yang tinggi, vitamin yang larut dalam lemak serta mineral. Selain itu, dalam kolostrum juga terdapat zat imunoglobin yang merupakan antibody dari ibu  untuk bayi yang berfungsi sebagai imunitas pasif untuk bayi. Imunitas pasif ini yang akan berfungsi melindungi bayi dari bakteri dan virus yang merugikan pada tahun pertama kelahiran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat adakah hubungan pemberian kolostrum dengan kejadian stunting pada balita usia 25-60 bulan di Posyandu Desa Bonde. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional study dengan metode Simpel Random Sampling dan instrumen  yang digunakan  adalah microtoise dan grafik serta Kuesioner tentang pemberian kolostrum. Sampel yang digunakan adalah balita umur 25-60 bulan sebanyak 75 responden. Hasil analisis uji Chi Square menunjukkan bahwa nilai p sebesar 0,137 yang berarti lebih besar dari 0,05 (p > 0,05). Sehingga Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kejadian pemberian kolostrum dengan kejadian stunting pada balita usia 25-60 bulan. Saran bagi peneliti selanjutnya agar dapat menambahkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian stunting dan disarankan untuk memilih tempat yang lain.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 103-109
Author(s):  
Nasriani Nasriani

Pendahuluan :Sehubungan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030, menyusui merupakan salah satu langkah pertama bagi seorang manusia untuk mendapatkan kehidupan yang sehat dan sejahtera. Sayangnya, tidak semua orang mengetahui hal ini.PemerintahIndonesiatelah melakukanupaya peningkatanpemberianASI eksklusif dengan berbagaicara.Menerbitkanperaturan dan perundang- undangan mengenai pemberian ASI eksklusif pun sudah dilakukan, namun pelaksanaannya belum sesuai dengan Standar nasional Indonesia (SNI).Rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif ini dapat berdampak pada kualitas hidup generasi penerus bangsa dan juga pada perekonomian nasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan larangan pemberian dot/kempeng dan larangan pemberian makanan/minuman selain ASI Dengan Cakupan ASI Eksklusif Di Kabupaten Pangkep Metode :Penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangn cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala puskesmas /penanggung jawab program dan ibu post partum yang berada di seluruh puskemas Kabupaten Pangkep yaitu sebanyak 23 puskesmas. Penarikan sampel dari populasi penelitian dilakukan dengan carapurposive sampling yaitu puskesmas yang memiliki rawat inap di kabupaten pangkep sebanyak 22 puskesmas. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melihat laporan ASI Eksklusif Dinas Kesehatan kabupaten  Pangkep, pembagian kuesioner, wawancara kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS dengan uji chi square. Teknik analisa data dengan menggunakan uji univariat, bivariat dan multivariate dengan metode forward stepwice (conditional). Hasil :menunjukkan bahwa p=1,000 (p>0,05)yang berarti H0 diterima. Dengan demikian tidak ada hubungan larangan pemberian dot/kempeng  dan larangan pemberian makanan/minuman selain ASI berhubungan dengan cakupan ASi eksklusif. Rekomendasi :Pemberian informasi serta edukasi kepada Ibu-Ibu menyusui tentang pentingnya pemberian ASI dan dampak negatif dari penggunaan dot/kempeng.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 69-73
Author(s):  
Irwan Kambu

Abstrak Penyakit jantung koroner secara klinis ditandai dengan nyeri dada akibat sumbatan di arteri coroner. Akupresur merupakan bagian terapi komplementer yang mampu meningkatkan kadar endorfin untuk merangsang penurunan nyeri. Pelaksanaan evidence based nursing akupresur ini diberikan pada 8 pasien dengan teknik pemilihan purposive sampling. Instrument penerapan menggunakan skala penilaian nyeri visual analog scale. Penerapan akupresur diberikan selama 20 menit pada titik akupresur L14 dengan skala nyeri 0 sampai 5. Hasil dari 8 sampel yang diberikan akupresur semua pasien mengalami penurunan skala nyeri. Penekanan atau sentuhan pada titik akupresur dapat meningkatkan kadar endorfin dalam darah maupun sistemik. Endorfin merupakan opiat tubuh secara alami dihasilkan oleh kelenjar pituitary yang berguna untuk mengurangi nyeri, mempengaruhi memori dan mood yang kemudian akan memberikan perasaan relaks. Terapi akupresur terbukti mampu menurunkan nyeri sehingga bermanfaat untuk diterapkan pada pasien akut koroner sindrom dengan keluhan nyeri dada.   Abstract Coronary heart disease is clinically characterized by chest pain due to a blockage in the coronary arteries. Acupressure is part of complementary therapy that is able to increase endorphin levels to stimulate pain reduction. The implementation of evidence based nursing acupressure was given to 8 patients with a purposive sampling technique. The application instrument uses a visual analog pain scale rating scale. The application of acupressure was given for 20 minutes at the L14 acupressure point with a pain scale of 0 to 5. The results of the 8 samples given acupressure all patients experienced a decrease in pain scale. Emphasis or touch on the acupressure point can increase blood and systemic endorphin levels. Endorphins are the body's opiates naturally produced by the pituitary gland which are useful for reducing pain, affecting memory and mood which will then relax. Acupressure therapy has been proven to reduce pain so it is useful to apply to acute coronary syndrome patients with chest pain.  


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 87-92
Author(s):  
Muh fauzar Hijrah

  Abstract: Personal hygiene is an action to maintain the cleanliness and health of a person for his welfare, both physical and psychological. If someone is sick, usually the health problem is less attention. This happens because it considers the problem of cleanliness is a trivial problem, even though if it is not paid attention to can affect general health. This study aims to determine the factors associated with personal hygiene in young women at SMP Negeri 4 Majene. This study used an analytic survey design with a cross sectional study approach. This research was conducted at SMP Negeri 4 Majene, Majene Regency with a total sample of 47 young women. Sampling is done by total sampling method. The results showed sufficient personal hygiene behavior of 31 people (65.1%) and less by 16 people (34.9%). Chi-Square test results showed no relationship between the level of knowledge of young women with personal hygiene with Fisher Exact values ​​obtained p = 1.00 and there was no relationship between the level of confidence of young women with personal hygiene with continuity correction values ​​obtained p = 0.533. The conclusion of this study is that there is no relationship between the factors of knowledge and belief in personal hygiene of teenage girls at Majene Neg 4 Middle School.  


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 93-98
Author(s):  
Irfan Irfan

Efektifitas Video Tutorial Berbasis Smartphone Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Keluarga dalam Merawat Aktivity Daily Living (ADL) Pasien Gangguan Jiwa Irfan1, Aswar2, 1STIKES Marendeng Majene, 2STIKES Marendeng Majene Email: [email protected]          Activities Daily Living (ADL) merupakan permasalahan yang paling umum terjadi pada pasien skizofrenia. Pasien skizofrenia membutuhkan bantuan dan dukungan dari keluarga dalam pemenuhan Activities Daily Living (ADL). Pemberian pendidikan kesehatan pada keluarga dapat meningkatkan pengetahuan keluarga dalam proses perawatan. Penggunaan media pendidikan berbasis video tutorial yang dapat memberikan informasi pendidikan kesehatan melalui demonstrasi video animasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Efektifitas video tutorial berbasis smartphone terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap keluarga dalam merawat aktivity daily living (ADL) pasien gangguan jiwa Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi eskperiment dengan pendekatan pretest and posttes with control group. Populasi 341 anggota keluarga skizofrenia dengan jumlah sampel 40 responden, terbagi 2 kelompok, kelompok intervensi 20 responden dan kelompok kontrol 20 responden. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengetahuan responden diukur menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh peneliti dan telah dilakukan uji content dan uji construct dengan nilai Crombach’s Alpa 0,954. Data dianalisis menggunakan Uji T-Tes. Hasil menunjukkan bahwa terdapat peningkatan skor rata-rata pengetahuan setelah pemberian intervensi menggunakan media video tutorial dengan nilai p= 0,000, terdapat peningkatan signifikan skor rata-rata pengetahuan pada kelompok kontrol dengan nilai p= 0,000, dan terdapat perbedaan rata-rata pengetahuan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi dengan nilai p= 0,000. Selanjutnya hasil rata-rata skor sikap setelah pemberian intervensi menggunakan media video tutorial dengan nilai p= 0,000, terdapat peningkatan signifikan skor rata-rata pengetahuan pada kelompok kontrol dengan nilai p= 0,000, dan terdapat perbedaan rata-rata pengetahuan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi dengan nilai p= 0,000.        Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pemberian intervensi pendidikan kesehatan menggunakan media audiovisual video tutorial berbasis smartphone menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap keluarga tentang activities daily living (ADL) pada pasien Skizofrenia. Peneliti merekomendasikan media tersebut pada pelayanan kesehatan sebagai salah satu pilihan dalam meningkatkan pengetahuan.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 99-102
Author(s):  
Harmawati

Latar Belakang :Gastritis atau secara umum dikenal dengan istilah sakit “maag” atau ulu hati adalah peradangan pada dinding lambung terutama pada selaput lendir lambung. Penyakit ini sering dijumpai dengan rasa mual dan muntah, nyeri, perdarahan, rasa lemah, nafsu makan menurun atau sakit kepala. Tujuan : Menerapkan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Nn. M dengan Gastritis dalam pemenuhan kebutuhan Nutrisi. Metode yang digunakan : Menggunakan tehnik wawancara, observasi dan pengamatan. Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari pada pasien Nn.M dengan masalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan intake oral yang tidak adekuat telah teratasi. Kesimpulan :Berdasarkan dari hasil tindakan yang dilakukan pada Nn. M dapat disimpulkan bahwa masalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan intake oral yang tidak adekuat dapat teratasi dengan baik Saran : Diharapkan kepada perawat agar kiranya melakukan asuhan keperawatan sesuai keluhan klien


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 35-40
Author(s):  
Aslinda Aslinda

Anak sangat rentang terhadap berbagai penyakit yang bisa disebabkan oleh kuman, virus dan migroorganisme lain. Penyakit yang sering terjadi pada anak yaitu penyakit pada saluran pernafasan. Oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling vital. Oksigen dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga kelangsungan metabolisme sel sehingga dapat mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai sel, jaringan atau organ. Salah satu penyakit yang sering terdapat pada anak adalah Bronchopneumonia. Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrate yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda asing. Menggambarkan Asuhan Keperawatan pada pasien An “R” dengan Bronchopneumonia dalam pemenuhan kebutuhan Oksigenasi. Studi kasus ini menggunakan rancangan analisis deskriptif. Dengan pendekatan proses keperawatan. terhadap pasien anak bronchopneumonia dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan format pengkajian, format wawancara dan lembar observasi. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x12 jam pada pasien An. R dengan masalah oksigenasi telah teratasi. Berdasarkan dari hasil tindakan yang dilakukan  pada  An.  R  dapat  disimpulkan  bahwa  masalah  bersihan jalan nafas tidak efektif dapat teratasi dengan baik sesuai hasil yang diharapkan.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 41-46
Author(s):  
Harmawati

Tuberkulosis merupakan penyakit yang sangat diperhitungkan di negara berkembang, diperkirakan sepertiga populasi di dunia sudah terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis. Di Sulawesi Selatan penderita tuberkulosis mengalami peningkatan pada tahun 2015 sebanyak 13.029 kasus dibandingkan pada tahun 2014 sebanyak 12.454 kasus. Angka Case Notification Rate menunjukkan Kota Makassar merupakan kabupaten/kota dengan angka CNR tuberkulosis tertinggi yaitu 254 per 100.000 penduduk. Penyakit ini dapat mempengaruhi kebutuhan dasar manusia yaitu oksigenasi, jika tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan komplikasi salah satunya yaitu efusi pleura, pleuritis serta obstruksi jalan napas. Untuk penanganan bersihan jalan napas dapat dilakukan dengan pemberian tehnik batuk efektif. Penelitian ini bertujuan menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien TN. F dengan tuberkulosis paru dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi di Ruang Sakura TK II Pelamonia Makassar. Pengumpulan data dan instrument dengan menggunakan format pengkajian yang didalamnya berisi pedoman wawancara, lembar observasi, dan lembar ceklis. Didapatkan selama tiga hari, masalah bersihan jalan napas teratasi, mampu mengeluarkan sekret dengan batuk efektif dan frekuensi pernapasan 24x/menit.  Pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada Tn. F dapat terpenuhi dengan memberikan tindakan mandiri dan pemberian obat, sehingga bersihan jalan napas kembali efektif. Kepada perawat agar melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document