Literasi ekologi sosial Islam adalah interaksi manusia dengan lingkungan alam, teknologi, dan sosial yang didasarkan pada prinsip dasar Islam. Rekonstruksi literasi ekologi sosial Islam yang bisa direkonstruksi adalah prinsip dasar Islam yang menegaskan posisi manusia sebagai “pemimpin” yang diberi “amanah” untuk mengelola “bumi” atau “lingkungan alam dan sumber daya alam” sebaik-baiknya. Rekonstruksi literasi ekologis inilah yang kemudian akan diaktualisasikan pada masyarakat. Proses aktualisasi adalah kegiatan aktual dalam menanamkan kesadaran ekologi sosial Islam pada masyarakat yang mana dilakukan dalam ruang sosial keluarga, masyarakat, dan sekolah yang diorganisasi oleh negara melalui kebijakan dan peraturan per undang-undangan. Dengan proses rekonstruksi dan aktualisasi yang terstruktur ini, maka negara akan aktif membangun kesadaran ekologis sosial Islam dengan aktif dan terstruktur dengan baik guna mewujudkan basis kesadaran, ilmu pengetahuan, dan tata nilai ekologi sosial Islam pada masyarakat. Literacy on Islamic social ecology is the human interaction with the natural environment, technology, and social which is based on the basic principles of Islam. Reconstruction of literacy on Islamic social ecology that can be reconstructed is a basic tenet of Islam that affirms the human position as a "leader" by "mandate" to manage "Earth" or "natural environment and natural resources" as well as possible. Reconstruction of ecological literacy is then to be actualized in society. The process of actualization is actual activity in instilling awareness of the social ecology of Islam in the society which is done in the social space of families, communities, and schools organized by the state through policies and regulations. With the process of reconstruction and actualization, then the state will actively build social-ecological awareness of Islam in order to realize a base of awareness, knowledge, and values of Islamic social ecology in society.