Assessment of sanitation and water supply system based on longitudinal IFLS data
Abstrak:Kesehatan masyarakat belum banyak dihubungkan dengan properti fisik lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara data kesehatan masyarakat dengan data fisik infrastruktur dan kualitas sumber air dari IFLS dan data kualitas air tanah sebagai salah satu sumber air terbesar yang digunakan oleh masyrakat Indonesia, khususnya Bandung.Kami mengambil data kualitas air di sebanyak 70 titik sumur warga dengan kedalaman bervariasi antara 6 hingga 20 m. Konsentrasi tujuh ion utama dianalisis dengan tambahan pengukuran temperatur, TDS, dan pH di lapangan menggunakan peralatan jinjing yang ringan. Khusus di kawasan bantaran Sungai Cikapundung, kami melakukan identifikasi kandungan bakteriologi, dalam hal ini bakteri E coli. Kemudian di beberapa lokasi, kami dibantu mahasiswa S1, juga melakukan pengukuran berulang (time series) sebanyak empat kali dalam sehari, untuk melihat fluktuasi parameter temperatur, TDS, dan pH pada air sungai.Hasilnya cukup menarik, saat data IFLS dan data penderita diare di Puskesmas, menunjukkan adanya korelasi positif antara kualitas infrastruktur sumber air dengan jumlah penderita diare. Hal ini didukung dengan peningkatan kandungan E coli di air S. CIkapundung sebesar hampir 2 kali lipat antara kawasan hulu dengan kawasan hilir. Kondisi ini berimbas kepada air tanah, karena pada daerah selatan (dari Viaduct ke Dayeuhkolot), air sungai meresap ke dalam akuifer. Dari sini, kami berpendapat bahwa akan terjadi interaksi yang sangat intensif antara air sumur warga di sekitar sungai (khususnya yang menggunakan pompa) dengan air sungai.Untuk meningkatkan kontribusi kepada ITB dan Kota Bandung pada umumnya, kami mengusulkan adanya portal data hidrologi yang dikelola bersama antara Pemkot Bandung dan ITB agar data didapatkan secara rutin dan dapat dianalisis kapanpun. Hal ini kami usulkan karena seringkali analisis tidak dapat dilakukan secara instan, karena perlu diawali dengan tahapan mencari data.Selain itu, riset ini juga menambah contoh riset terbuka kepada para dosen/peneliti dengan cara: membuat repositori data dan repositori riset yang terbuka (selain Simlitabmas yang masih tertutup), membuat artikel blog yang diperbarui mengikuti perkembangan riset, serta membudayakan konsep open access, yang mana seluruh luaran riset ini bebas untuk dibaca, digunakan/dianalisis ulang, dan dipadukan dengan hasil yang lain (free to read, reuse, remix), untuk berbagai keperluan pembaca.Abstract:Public health has not been connected closely to physical environment. This research looks for the connections between public health using sum of diarrhoea case in Bandung area (using kecamatan puskesmas data) with water quality, water source quality (especially groundwater quality) and sanitation system quality. As we know, groundwater is the main water supply in Indonesia.We took 70 samples from community and private dug wells with depth varied from six to 20 m underground. We measured field parameters using portable equipments: groundwater depth, temperature, TDS, pH, to support lab analysis on seven major ions. In the Cikapundung riverbank, the team had sampled bacteriology content, E coli. Next, at some points, we also brought some undergraduate and master students to measure temperature, TDS, and pH readings in the river water, four times a day for 5 months to see the fluctuation and daily, weekly, and monthly variations.The initial results is interesting, when IFLS data matches with data from puskesmas in the sum of diarrhoea case. We also note a possitive correlation between water supply infrastructure with the diarrhoea case. The concentration of E coli in the river stream increases nearly two times between upstream and downstream. This condition contributes to the groundwater quality given the close connection between both unconfined groundwater and surface water, especially in the southern part with losing stream type. We could expect an intensive mixing between dug wells in the riverbank with river water.To extend our contribution to ITB and Bandung, we also initiate a open data portal for hydrological records that can be managed both my ITB and Bandung government to provide a routine data collecting. We convince this step could solve data sharing problem between governmental unit with data users. We also need to showcase a model of open research implementation among researchers by providing open data repository, project blog, aside to only use close-system Simlitabmas portal. The blog project is the one that take the most of our interest with the increasing number of readers. This research shows another open access way to run a research program, where all of the research outputs are free to read, reuse, and remix by the readers.