scholarly journals Pengelolaan sampah berbasis masyarakat di era new normal (Pendampingan pengelolaan bank sampah Puri Berlian Kelurahan Air Putih di era normal)

2020 ◽  
Vol 2 ◽  
pp. 329-334
Author(s):  
Titi Antin ◽  
Darusman Darusman ◽  
Yefni Yefni

Puri Berlian waste bank is located in RT.04/RW.02 of Air Putih Village, Tampan District. Based on the FGD result (focus group discussion) with the waste bank management, several issues can be identified, namely: waste bank is inactive during the Covid-19 Pandemic that causes the piling of the customers wastes; lack of literacy regarding waste, most of the customers have yet to understand the impacts caused by waste as well as the management of waste banks. The goal to be achieved is re-activating the activity of the waste bank during this new normal era while providing the general knowledge about waste towards the members. The methods used for this study are giving socialization and education regarding the benefit of waste banks, supporting the reactivation of waste bank activities, and formulating the development plan for the waste bank. The results of this study show that the activity of waste storing is recommenced gradually, local people who have not become the member are persuaded to be the customer, and the development of a bank subunit of used cooking oil (minyak jelantah) is explored.

2021 ◽  
Vol 58 (1) ◽  
pp. 3735-3741
Author(s):  
Phra Watchara Devasirinago Et al.

The purposes of this research were 1) to study the condition of learner development activity arrangement for students in schools under the secondary educational service area office, 2) to develop a model of learner development activity arrangement according to the Buddhist principles for students, and 3) to propose a developed model. Mixed methods research was used for research design. Data were collected by using documentary study, in-depth interview with ten school administrators and focus group discussion with nine experts. The research instruments used in this study were questionnaires, interview form and issue for focus group discussion. The samples of quantitative study were 388 administrators and teachers under the office of the secondary educational service area selected by the multistage sampling. Quantitative data analysis was to validate the structural equation model with the empirical data whereas qualitative data was analyzed by content analysis and analytic induction. Result indicated that 1) the overall problems to organize the learner development activities were (1) learner development activities, (2) assessment of learner development activities, and (3) the prototype model of learner development activity arrangement according to the new normal, respectively. 2) A developed model consisted of four components which were (1) the learner development activities, (2) Self-training with Tri-sikkha (The Threefold Training), (3) the prototype of learner development activity arrangement according to the new normal, and (4) the assessment of the learner development activity. 3) The developed model was fit with the empirical data based on the statistical values, chi-square= 73.13, df = 55, p=.052, RMSEA = .029. From the casual relationship model, it was consistent with the actual situation of learner development activity rearrangement according to the Buddhist principles for students will result to a happy coexistence that was necessary to have the components of training content according to the threefold training principles consisted of practicing oneself. It was used as an important part in determining the scope of the learning content or content in designing the learning process for students to practice through practical activities that links to the learner development activity.  


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 71-80
Author(s):  
Afni Zulkifli ◽  
Fara Merian Sari ◽  
Prihati Prihati

Pandemi Covid-19 mempengaruhi sektor pariwisata, terutama bagi masyarakat yang mengelola ekowisata mangrove kawasan pesisir secara swadaya. Seperti persoalan yang dialami mitra masyarakat Ekowisata Mangrove Sungai Bersejarah Kayu Ara Permai, yang disebabkan rendahnya aksesibilitas mitra terhadap kebijakan ekosistem mangrove dan ekowisata kawasan pesisir, baik dari kebijakan pemerintah maupun pihak swasta. Selain itu masalah mitra lainnya, masih melakukan promosi dan penyebarluasan informasi potensi ekowisata secara tradisional, tidak memahami manajemen tata kelola ekowisata yang baik, tidak tersedianya sarana infrastruktur pendukung, termasuk masih rendahnya pengetahuan danpeningkata kesadaran masyarakat untuk mengelola ekowisata menyikapi kebijakan pariwisata masa new normal. Pengabdian dilakukan dengan memberikan pendampingan tata kelola administratif, sosialisasi, pelatihan, dan FGD (focus group discussion) guna memaksimalkan potensi ekowisata mangrove untuk alternatif ekonomi masyarakat sekitar. Pelaksanaan kegiatan menggunakan pertemuan tatap muka dan daring bersama pengurus kelompok pengelola ekowisata, perangkat desa, masyarakat, dan pihak swasta. Hasil kegiatan berupa peningkatan pemahaman dan keterampilan masyarakat mengembangkan ekowisata di masa pandemi peningkatan kualitas pelayanan ekowisata, peningkatan ketenteraman atau kesehatan masyarakat umum, dan akses dana melalui kebijakan padat karya di masa pandemi Covid-19 senilai Rp 230 juta dari pemerintah (KLHK) dan swasta, untuk pembangunan infrastruktur ekowisata, sehingga mitra memiliki tambahan modal guna meningkatkan pendapatan dari berbagai potensi Ekowisat Mangrove Kayu Ara Permai. Mitra dan masyarakat sekitar menjadi sadar tahu dan ikut terlibat aktif dalam menggerakkan perekonomian melalui sektor ekowisata, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19. 


Inovasi ◽  
2018 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 153-162 ◽  
Author(s):  
Wanda Kuswanda

Salah satu habitat gajah yang masih tersisa adalah Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), terutama di wilayah Besitang. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi, kepemilikan lahan, pemetaan wilayah dan mitigasi konflik manusia dengan gajah di Resort Besitang, TNGL. Metode pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, wawancara dan Focus Group Discussion (FGD). Analisis data menggunakan tabel frekuensi dan analisa deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah yang memiliki potensi konflik gajah di Resort Besitang adalah Daerah Halaban, Aras Senapal, Sekundur, Bukit Selamat dan Bukit Mas dengan intensitas konflik rendah sampai tinggi. Penyebab utama konflik manusia dengan gajah adalah fragmentasi kawasan hutan,  ketidakpastian status lahan di daerah penyangga, pertumbuhan penduduk yang tinggi dan meningkatnya pendatang di wilayah Besitang, perambahan dan ilegal logging yang terus terjadi, minimnya kesadaran masyarakat dan peranan lembaga desa dalam mendukung konservasi gajah. Rekomendasi resolusi mitigasi konflik gajah diantaranya: 1) memperbaiki habitat gajah yang sudah terfragmentasi di dalam kawasan TNGL; 2) meningkatkan peran Tim CRU (Conservation Response Unit); 3) membentuk unit reaksi cepat penanganan konflik gajah dengan melibatkan para pihak; 4) menanam jenis tanaman yang tidak disukai dan dijauhi oleh gajah; 5) mereduksi ketergantungan masyarakat akan sistem pertanian yang membutuhkan lahan yang luas; 6) mengembangkan program untuk membantu peningkatan hasil panen; dan,  7) penyuluhan untuk meningkatkan pemahaman bahwa gajah merupakan bagian dari ekosistem yang harus lestari.   Kata kunci: gajah, konflik, habitat, Besitang, Taman Nasional Gunung Leuser


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 14-21
Author(s):  
Rili Windiasih

Perkembangan Teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi, demokratisasi dan desentralisasi sudah menjadi kebutuhan sekaligus tantangan khususnya bagi pemerintah daerah dalam komunikasi pembangunan untuk pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat. Penelitian menggunakan metode kualitatif studi kasus, dengan pengumpulan data melalui dokumentasi, wawancara, pengamatan dan Focus Group Discussion (FGD). Subjek penelitian dipilih secara purposif yaitu pemerintah daerah di Eks-KaresidenanBanyumas Jawa Tengah, akademisi dan civil society. Penelitian dianalisis dengan analisis interaktif melalui reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpuan dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pentingnya komunikasi pembangunan dengan media teknologi informasi dan komunikasi melalui e-Government untuk meningkatkan pelayanan publik yang baik, cepat dan responsif, adanya partisipasi aktif dari publik dan transparansi baik anggaran serta program pembangunan. (2) Perlunya mengantisipasi adanya kesenjangan teknologi informasisehingga membutuhkan peningkatan kompetensi sumber daya manusia di pemerintahan daerah dan publik, serta memperluas fasilitas akses jaringan informasi.Kata kunci: komunikasi pembangunan, pelayanan publik, partisipasi, teknologi informasi, transparansi 


Widyaparwa ◽  
2017 ◽  
Vol 45 (2) ◽  
pp. 151-164
Author(s):  
Novita Sumarlin Putri

Tindak tutur komisif merupakan salah satu aspek pragmatik yang harus diperhatikan oleh penerjemah ketika menerjemahkan teks. Hal itu dilakukan agar menghasilkan terjemahan yang berkualitas dari aspek keakuratan dan keberterimaan. Berdasarkan alasan tersebut, penelitian ini bertujuan mendiskripsikan tingkat keakuratan dan keberterimaan terjemahan kalimat yang mengakomodasi tindak tutur komisif dengan pendekatan pragmatik. Data yang digunakan ialah tuturan komisif dan hasil penilaian kualitas terjemahan. Data bersumber dari novel Insurgent karya Veronica Roth dan informan. Data dikumpulkan dengan cara analisis dokumen, kuesioner dan Focus Group Discussion. Selanjutnya, data dianalisis dengan cara analisis domain, taksonomi, komponensial, dan tema budaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjemahan dalam novel Insurgent mempunyai nilai keakuratan dan keberterimaan yang cukup tinggi. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tingkat keakuratan dan keberterimaan pada setiap jenis tindak tutur komisif memiliki dampak terhadap kualitas keseluruhan terjemahan kalimat yang mengandung tindak tutur komisif.Commissive speech act is one of the pragmatic aspects to regard by the translator in translating the text. It aims to produce a qualified translation in regarding accuracy and acceptability aspects. According to the aspects, this research aims to describe accuracy and acceptability of translation in sentences which accommodate commissive speech act using pragmatic approach. The data used is commissive speech and qualitative translation value result. The sources of the data are an Insurgent novel by Veronica Roth and informants. The data were collected through document analysis, questionnaire, and Focus Group Discussion then analyzed the domain, taxonomic, componential analysis, and cultural theme. The result shows that translation in the Insurgent novel has high accuracy and acceptability values. This research concludes that the accuracy and acceptability level in each commissive speech act has an impact on quality of whole translated sentences which contain commissive speech act.


2018 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 53
Author(s):  
Bejo Danang Saputra

Perencanaan pengembangan uji kompetensi perawat Indonesia akan dikembangkan  dengan metode OSCE.. Pelaksanaan uji OSCE membutuhkan persiapan yang matang, terutama kesiapan sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini adalah dosen untuk melaksanakan uji OSCE. Mengetahui kesiapan SDM dalam pengembangan uji OSCE di Prodi D3 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan rancangan studi kasus. Informan penelitian adalah 6 orang dosen dan Kepala Program Studi D3 keperawatan. Data diperoleh melalui, focus group discussion, wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan constant comparative method. Penelitian menunjukan bahwa pengetahuan dosen tentang OSCE dan kompetensi berdasarkan pendidikan memenuhi persyaratan untuk pengembangan uji OSCE, namun masih membutuhkan pelatihan mengenai OSCE. Uji OSCE dapat diselenggarakan dengan melibatkan dosen dari prodi lain karena jumlah dosen di Prodi D3 Keperawatan  STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap belum memenuhi kebutuhan pelaksanaan uji OSCE. Hambatan penyelenggaraan OSCE adalah SDM belum terkoordinasi, belum terlatih dan keterbatasan sarana pendukun. Pengetahuan dan kompetensi dosen berdasarkan tingkat pendidikan memenuhi syarat dalam pengembangan OSCE dan OSCE dapat diselenggarakan dengan melibatkan dosen prodi lain.


Author(s):  
Dewi Novianti ◽  
Siti Fatonah

Social media is a necessity for everyone in communicating and exchanging information. Social media users do not know the boundaries of age, generation, gender, ethnicity, and religion. However, what is interesting is the user among housewives. This study took the research subjects of housewives. Housewives are chosen as research subjects because they are pillars or pillars in a household. If the pillar is strong, then the household will also be healthy. Thus, if we want to build a resilient and robust generation, we will start from the housewives. A healthy household starts from strong mothers too. This study aims to find out the insights of the housewives of Kanoman village regarding the content on smartphones and social media and provide knowledge of social media literacy to housewives. This study used a qualitative approach with data collection techniques using participant observation, interviews, focus group discussion (FGD), and documentation. The results of the study showed that previously housewives had not experienced social media literacy. Then the researchers took steps to be able to achieve the desired literacy results. Researchers took several steps to make them become social media literates. They become able to use social media, understand social media, and even produce messages through social media.


2018 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
Author(s):  
Theresia Martina Marwanti

Abstrak Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran ketahanan sosial dalam menghadapi perubahan sosial pada komunitas adat Kampung Pulo, yang meliputi profil komunitas, perlindungan sosial, partisipasi komunitas dan penyelesaian konflik terkait dengan perubahan sosial. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, studi dokumentasi dan focus group discussion (FGD). Penentuan sumber data ada 6 informan dilakukan secara purposive. Pemeriksaan keabsahan data, melalui uji kredibilitas dan uji konfirmabilitas. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan reduksi data, kategorisasi dan penyajian data. Hasil penelitian menunjukkan perlindungan sosial warga komunitas ini  bersifat tradisional maupun kontemporer. Dalam hal partisipasi, hampir semua warga masyarakat adat ikut berpartisipasi aktif dalam menghadapi perubahan sosial. Konflik yang terjadi diantara warga komunitas adat dalam menghadapi perubahan masih ditemukan, namun tidak sampai ke permukaan dan tidak menimbulkan gejolak. Secara umum komunitas adat Kampung Pulo, memiliki ketahanan sosial yang sudah baik, sehingga mampu menjadi benteng pengamanan bagi perubahan sosial dalam kehidupannya. Kata kunci: ketahanan sosial, komunitas adat, perubahan sosial


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 263-274
Author(s):  
Zein Mufarrih Muktaf ◽  
Budi Santoso

Yogyakarta adalah sebuah wilayah di selatan pulau Jawa yang rawan bencana alam. Maka diperlukan adanya peningkatan kapasitas masyarakat Yogyakarta dalam usaha pengurangan resiko bencana. Permasalahan terjadi saat komunikasi lembaga instansi yang berkaitan dengan penanganan bencana tidak terkoordinasi dengan baik. Penelitian ini mencoba melihat bagaimana komunikasi koordinasi setiap instansi dalam penanganan bencana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa permasalahan yang terjadi dan bagaimana solusinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan pengambilan data menggunakan pendekatan focus group discussion (FGD). Kesimpulan dari penelitian adalah kurangnya komunikasi koordinasi antar instansi dalam tanggap bencana di Yogyakarta, dan perlu meningkatkan komunikasi koordinasi antar instansi.


Author(s):  
Sapar Sapar

Penyuluh pertanian yang berkinerja baik adalah dambaan bagi petani. Penyuluh yang berkinerja baik dilihat pada petani yang mampu memecahkan masalahnya. Peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dalam usahatani ditentukan oleh kualitas kerja penyuluh pertanian dalam membantu petani. Rumusan masalah penelitian ini adalah: (1) kompetensi penyuluh pertanian apa yang memengaruhi kinerja mereka? (2) berapa besar hubungan kompetensi penyuluh pertanian terhadap kinerja mereka?, sehingga tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui kompetensi penyuluh pertanian apa yang memengaruhi kinerja mereka dan (2) mengetahui besar hubungan kompetensi penyuluh pertanian terhadap kinerja mereka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, dengan menjadikan angket sebagai bahan utama mengumpulkan data. Untuk memperkaya data yang diperoleh, maka juga diadakan wawancara mendalam dan pengamatan di lapangan. Focus Group Discussion (FGD) akan membantu memperkaya informasi yang diperlukan. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan program SPSS 16.0 Hasil penelitian menunjukkan bahwa peubah kompetensi penyuluh pertanian berpengaruh nyata terhadap kinerja mereka. Kompetensi penyuluh pertanian ikut menentukan baik buruknya kinerja mereka dengan koefisien pengaruh sebesar 0,779 satuan pada α 0,05. Pengaruh kompetensi pada kinerja penyuluh pertanian tersebut tampak pada baik buruknya perencanaan penyuluhan, melaksanakan penyuluhan pertanian, evaluasi dan pelaporan penyuluhan, pengembangan penyuluhan, mengembangkan profesi penyuluhan, kemampuan kepemimpinan penyuluhan pertanian,diseminasi teknologi, kemampuan komunikasi penyuluh pertanian, kemampuan kemitraan usaha dan mengembangkan teknis budidaya kakao. Jika terjadi peningkatan satu satuan kompetensi penyuluh pertanian akan meningkatkan kinerja penyuluh sebesar 0,779 satuan pada α 0,05. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa: (1) kompetensi yang berpengaruh terhadap kinerja penyuluh pertanian adalah: kemampuan merencanakan penyuluhan pertanian, kemampuan melaksanakan penyuluhan pertanian, kemampuan mengevaluasi dan melaporkan penyuluhan pertanian, kemampuan mengembangkan penyuluhan pertanian, kemampuan mengembangkan profesi penyuluhan pertanian, kemampuan kepemimpinan penyuluh pertanian, kemampuan diseminasi teknologi, kemampuan komunikasi penyuluh pertanian, kemampuan kemitraan usaha, kemampuan teknis budidaya kakao, (2) peubah kompetensi penyuluh pertanian berpengaruh nyata dan signifikan terhadap kinerja penyuluh pertanian kakao di Kota Palopo, Kabupaten Luwu, Luwu Utara dan Luwu Timur, maka disarankan kepada Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian untuk terus meningkatkan kinerja penyuluh pertanian kakao dengan berfokus pada peningkatan kompetensi mereka dengan melakukan berbagai macam pelatihan tentang teknis kakao terhadap penyuluh – penyuluh pertanian agar dapat meningkatkan pengetahuan mereka tentang teknis kakao dan dapat di salurkan kepada seluruh petani kakao binaan penyuluh.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document