[ID] Persimpangan tak bersinyal Pasar Sibuhuan berlokasi di Desa Sibuhuan, Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara. Persimpangan ini merupakan simpang tak bersinyal yang memiliki 4 (empat) lengan, dengan 2 (dua) jalur 2 (dua) lajur tanpa median. Tingginya derajat kejenuhan (DS) yang disebabkan oleh volume arus arus lalu lintas yang mengalami peningkatan serta hambatan samping yang tinggi. Dan hal tersebut sulit diimbangi dengan ketersediaan sarana dan prasarana jalan yang ada. Sehingga keadaan ini mengakibatkan munculnya permasalahan di persimpangan tak bersinyal Pasar Sibuhuan tersebut, terutama kemacetan atau penumpukan kendaraan di persimpangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai derajat kejenuhan (DS) pada kondisi eksisting, alternatif apa yang dilakukan dalam mengoptimalisasi persimpangan tak bersinyal Pasar Sibuhuan, berapa derajat kejenuhan (DS) yang dihasilkan dari hasil optimalisasi, dan bagaimana perbandingan nilai derajat kejenuhan (DS) sebelum dan sesudah dilakukan optimalisasi.
Teknik penelitian yang dilakukan yaitu dengan melakukan survei langsung dilapangan pada saat jam puncak selama 3 (tiga) hari, 2 (dua) hari sibuk dan 1 (satu) hari tak sibuk untuk mendapatkan data data-data yang diperlukan seperti volume lalu lintas, geomterik simpang dan data lainnya. Kemudian data-data yang telah didapat tersebut diolah dan di analisis menggunakan acuan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dalam penilaian terhadap kinerja lalu lintas pada persimpangan.
Hasil yang didapatkan dari analisa kondisi eksisting pada persimpangan tak bersinyal Pasar Sibuhuan diperoleh nilai Derajat Kejenuhan (DS) = 0,86, nilai Derajat Kejenuhan (DS) pada simpang empat Pasar Sibuhuan telah melewati nilai yang disarankan oleh MKJI 1997, yaitu DS ≤ 0,75. Langkah alternatif yang dilakukan untuk mengoptimalkan kinerja persimpangan ada 4 (empat) alternatif, yaitu dengan meminimalisirkan hambatan samping nilai DS = 0,78, pelebaran jalan minor menjadi 5,10 m nilai DS = 0,78, meminimalisirkan hambatan samping dan pelebaran jalan minor menjadi 5,10 m nilai DS = 0,77, dan merubah simpang tak bersinyal menjadi simpang bersinyal nilai DS = 0,58. Hasil alternatif didapat dari analisa yang dilakukan dapat mengurangi Derajat Kejenuhan (DS) yang diinginkan sesuai dengan yang disarankan oleh MKJI 1997.
[EN] An intersection is a part of a road a where currents from different directions of direction meet. That is why at the instersection there is conflict between current from opposite directions and and intersecting each other, resulting in congestion along the arms of the intersection. Likewise, at the intersection of four arms without a signal at Sibuhuan Market, Padang Lawas Regency, North Sumatra, there was a congestion caused by the reduction in the effective width of the road due to parking on the road. At the intersection of four arms without a signal at Sibuhuan Market, Padang Lawas Regency, North Sumatra, there is a congestion caused by side obstacles, a high vehicle population that is not matched by the availability of adequate infrastructure (infrastructure) so that this study aims to analyze the performance of the four-arm intersection. based on the Indonesian Road Capacity Manual (MKJI) 1997 and analyzes intersections to improve the performance of these unmarked intersections. The analysis of the results showed that the intersection performance for the unsigned intersection conditions in the existing condition with the parking on the side of the road which reduced the effective width, the maximum total flow was 2341 pcu / hour, capacity (C) = 2707.06 pcu / hour, and the degree of saturation ( DS) = 0.86, intersection delay (D) = 14.62 seconds / pcu and queuing opportunity (QP) 30.03 - 59.32%. Therefore it is necessary to recalculate with various alternatives so that the DS value meets the requirements of the Indonesian Road Capacity Manual, which is <0.75.