scholarly journals Keanekaragaman Arthropoda dan Intensitas serangan pada Tanaman Cabai (Capsicum Annum L,) Di Desa Tanjung Pering Kecamatan Indralaya Utara

Author(s):  
Arsi Arsi ◽  
Andika Tiara Sukma ◽  
Kevin Christian BP ◽  
M Rafii F ◽  
Fitra Gustiar ◽  
...  
Keyword(s):  
2018 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 353
Author(s):  
Muhammad Arifianto ◽  
Juang Gema Kartika
Keyword(s):  

Proses pemanenan yang dilakukan dalam perusahaan yang diteliti sudah baik. Hal ini terlihat dari produksi yang mencapai lebih dari 95 % dengan kehilangan hasil panen tidak lebih dari 4,06 %. Paprika kerucut mini dengan produksi tertinggi adalah varietas Tribeli mini merah (E20S4191). Paprika kerucut mini dengan produktivitas tertinggi adalah varietas Tribeli mini oranye (E20S4216). Berdasarkan perbandingan seluruh data ketiga varietas yang terkumpul, menunjukkan bahwa ketiga varietas tersebut memiliki kualitas yang baik dan dapat mencukupi kebutuhan masyarakat serta dapat saling menggantikan apabila terjadi kelangkaan pada salah satu varietas tersebut. Kegiatan penelitian di negara eksportir paprika kerucut mini terbesar kedua di dunia, dilaksanakan untuk meningkatkan pengalaman dan kemampuan teknis serta kemampuan manajerial dalam pengelolaan perusahaan pertanian dan mempelajari proses pemanenan serta mengamati kualitas produksi dari perbandingan tiga varietas paprika kerucut mini yang terdapat di perusahaan. Metode yang digunakan adalah metode langsung dan tidak langsung. Pengamatan yang dilakukan meliputi data hasil panen, kriteria panen, bobot panen, umur panen, jumlah buah per tanaman, kehilangan hasil, dan prestasi kerja.


2017 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 74-77
Author(s):  
Imelda J Lawalatta ◽  
Francina Matulessy ◽  
Meitty L Hehanussa

Chili (Capsicum annum L.) often experience the highest price fluctuations in Indonesia. This is caused by the production that is often disrupted in certain months, especially in the months in the rainy season due to flowers and fruits that fall before the harvest. Since agricultural land has changed its function for infrastructure development, marginal land (Ultisol) is used. The ultisol problem is: high acidity, low organic matter content, nutrient deficiency important for plants (eg N, P, Ca, Mg and Mo) and high solubility of Al, Fe and Mn. The provision of organic materials such as manure and marine mud will overcome the problem of acid-rich mineral soil and play an important role in improving, increased and maintaining sustainable land productivity. Research results for chili flower significantly. the highest number of flowers found in the treatment of L0P3, L1P2, L1P3 and L2P3 that is > 60 flower/plant. There was a single factor effect for the amount of fruit, mostly found in L3 treatment (600 ton/ha marine mud) that is 22.36 fruit/plant. The treatment of manure significantly influenced the formation of the most fruit set in the treatment of P0 and P2 (without manure and manure 20 ton/ha) that is 77.60% and 70.,45%. Keywords: Ultisol, Marine mud, Manure, Flowers and Fruit sets   ABSTRAK Tanaman cabai besar (Capsicum annum L.) sering mengalami fluktuasi harga paling tinggi di Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh produksi yang sering terganggu pada bulan tertentu terutama pada bulan-bulan di musim penghujan dikarenakan bunga dan buah yang rontok sebelum panen. Karena lahan pertanian banyak beralih fungsinya untuk pembangunan infrastuktur, maka digunakan lahan marginal (Ultisol). Masalah ultisol ialah: kemasaman tinggi, kadar bahan organik yang rendah, kekurangan unsur hara penting bagi tanaman (contoh: N, P, Ca, Mg dan Mo) serta tingginya kelarutan Al, Fe dan Mn. Pemberian bahan organik seperti pupuk kandang dan Lumpur laut akan mengatasi persoalan tanah mineral masam berkadar Al tinggi dan berperan penting dalam memperbaiki, meningkatkan serta mempertahankan produktifitas lahan secara berkelanjutan Hasil Penelitian untuk jumlah bunga cabai berpengaruh signifikan. jumlah bunga terbanyak terdapat pada perlakuan L0P3, L1P2, L1P3 dan L2P3 yaitu > 60 bunga/tanaman. Terjadi pengaruh faktor tunggal untuk jumlah buah, terbanyak terdapat pada perlakuan L3 ( 600 ton/ha lumpur laut) yaitu 22,36 buah/tanaman. Perlakuan pupuk kandang berpengaruh signifikan Pembentukan fruit set terbanyak pada perlakuan P0 dan P2 (tanpa pupuk kandang dan pupuk kandang 20 ton/ha) yaitu 77,60% dan 70,45%. Kata kunci: Ultisol, Lumpur Laut, Pupuk Kandang, Bunga dan Fruit set


Author(s):  
Sukarman Hadi Jaya Putra ◽  
Maria Stefina Asriyani

Cabai merah besar memiliki nilai ekonomi tinggi, namun cabai merah besar termasuk dalam jenis buah yang mudah rusak. Perlakuanpascapanen yang tepat dibutuhkan, salah satunya melalui proses pengeringan yang sering digunakan secara mekanis dengan waktu pengeringan dan suhu yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berapa lama pengeringan dengan suhu yang berbeda melalui perubahan karakteristik cabai merah besar (Capsicum annum L.). Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga kali pengulangan. Temperatur pengeringan yang digunakan adalah S1 (50 °C), S2 (55 °C), S3 (60 °C) dan S4 (65 °C). Waktu pengeringan yang digunakan L1 (20 jam), L2 (23 jam), dan L3 (26 jam). Pengamatan parametrik terdiri dari warna, tekstur, dan rasa. Analisis data yang digunakan adalah analisis varians (ANOVA) 95% (α=0,95) dan uji lanjut dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT)5%. Observasi digunakan dengan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengeringan dengan suhu yang berbeda berpengaruh terhadap perubahan warna dan rasa cabai merah besar.


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 55-60
Author(s):  
Dikayani Dikayani ◽  
Sintia Septiani ◽  
Suryaman Birnadi

Tanaman cabai (Capsicum anuum L.) termasuk dalam family Solanaceae, bentuknya berupa tanaman perdu dan termasuk tanaman semusim. Cabai mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi diantaranya protein, lemak, karbohidrat, kalium, fosfor, besi dan vitamin yang sangat dibutuhkan bagi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya interaksi antara pemberian ZPT Ethephon dan Pupuk Kandang Ayam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah hibrida hot beauty. Metode yang digunakan adalah metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial 2 Faktor yaitu, faktor pertama adalah konsentrasi ZPT Ethephon (0 ppm, 500 ppm, 1000 ppm, dan 1500 ppm) sedangkan faktor kedua adalah dosis pupuk kandang ayam (0 t ha-1, 20 t ha-1, dan 40 t ha-1) sehingga terdapat 12 kombinasi perlakuan dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada konsentrasi 20 t ha-1 berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, luas daun, berat segar brangkasan dan berat buah cabai.


2017 ◽  
Vol 04 ◽  
Author(s):  
Sandhya Parmeshwara ◽  
Naidu Trupti

The article has been withdrawn on the request of the authors and the editor of the journal Current Traditional Medicine Bentham Science apologizes to the readers of the journal for any inconvenience this may have caused. BENTHAM SCIENCE DISCLAIMER: It is a condition of publication that manuscripts submitted to this journal have not been published and will not be simultaneously submitted or published elsewhere. Furthermore, any data, illustration, structure or table that has been published elsewhere must be reported, and copyright permission for reproduction must be obtained. Plagiarism is strictly forbidden, and by submitting the article for publication the authors agree that the publishers have the legal right to take appropriate action against the authors, if plagiarism or fabricated information is discovered. By submitting a manuscript, the authors agree that the copyright of their article is transferred to the publishers if and when the article is accepted for publication.


2021 ◽  
Vol 85 ◽  
pp. 104658
Author(s):  
Ashil Joseph ◽  
Abhilash Maliakkal Balakrishnan ◽  
Johannah Natinga Mulakal ◽  
Syam Das Sivadasan ◽  
Ratheesh Mohan ◽  
...  

2021 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 107-114
Author(s):  
Diyana Lestari ◽  
Luqman Qurata Aini

Penyakit virus kuning dan bercak daun Cercospora merupakan dua penyakit penting yang menjadi kendala dalam budidaya cabai merah besar. Penelitian ini bertujuan untuk menguji konsorsium bakteri antagonis Pseudomonas aeruginosa dan Bacillus cereus dalam mengendalikan penyakit virus kuning dan bercak daun Cercospora pada cabai merah besar serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman cabai merah besar sendiri. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2020 - Desember 2020 di lahan tumpangsari bawang merah dan cabai, Desa Ubalan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Persiapan penelitian meliputi survei lokasi, persiapan alat dan bahan, pengacakan perlakuan, dan penentuan tanaman sampel. Pelaksanaan penelitian meliputi pengaplikasian larutan isolat bakteri antagonis di lapang, pengamatan mingguan, dan pengolahan data. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 9 perlakuan dan 3 ulangan. Data dianalisis menggunakan sidik ragam ANOVA dan uji lanjut DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5% menggunakan software DSAASTAT. Konsorsium P7 (Pseudomonas aeruginosa + Bacillus cereus 13) lebih efektif dalam menekan penyakit virus kuning, sedangkan perlakuan konsorsium P8 (Bacillus cereus 12 + Bacillus cereus 13) lebih efektif dalam menekan penyakit bercak daun Cercospora. Perlakuan konsorsium tidak memberikan pengaruh terhadap tinggi dan jumlah daun. Namun, konsorsium P7 mampu meningkatkan bobot tanaman cabai meskipun secara statistik tidak berbeda dengan perlakuan lainnya.


2012 ◽  
Vol 21 (4) ◽  
pp. 969-978 ◽  
Author(s):  
Sachidananda Swain ◽  
D. V. K. Samuel ◽  
Lalit M. Bal ◽  
Abhijit Kar ◽  
G. P. Sahoo

2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 43

Huge amounts of feathers are discarded as wastage, and it has always been environmentally concerned as they are difficult to destroy. Feather establishes over 90% protein, which gives it a rigid structure. Biotechnological techniques can help to degrade the feathers and use as biofertilizer. The best strategy is by utilizing keratinase producing keratinolytic microorganisms from the poultry waste to deteriorate the feathers. The poultry sample was collected at the local poultry farm. Using skimmed milk agar, enriched proteolytic bacteria were isolated, and the colony morphology assessed. The isolated bacteria were assessed for keratinolytic ability by using carbon and nitrogen sources. Liquid protein hydrolysate (LPH) was prepared and added as fertilizer to determine the growth effect on Capsicum annum. The antibacterial and antioxidant activity was assessed. The isolated Proteus sp. from the poultry waste has the ability to disintegrate the feathers completely on the 10th day. The enzymatic activity from Proteus sp. was observed increased with the presence of fructose (1.435 U/mL) and yeast extract (2.045 U/mL). The optimum temperature was at 40 °C (0.664 U/mL), pH value 7 (0.871 U/mL), and feather concentration at 1.5% (1.2 U/mL). LPH promoted the growth of Capsicum annum and increased total chlorophyll content (5.7341mg/g) in test plants. The antimicrobial activity displayed that Escherichia coli is susceptible to LPH, and also increased antioxidant activity was demonstrated in the test plants. Thus, the addition of liquid protein hydrolysate exhibited that it has the capability to aid plant development.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document