scholarly journals Hubungan Perawatan Paliatif dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara

2020 ◽  
pp. 15-21
Author(s):  
Safruddin Safruddin ◽  
Maryunis ◽  
Suhermi ◽  
Sunarti Papalia

Pasien pendertita kanker payudara akan mengalami perubahan fisik, psikologis (seperti tingkat depresi dan kecemasan), fungsi sosial, seksual serta aktifitas sehari-hari. sehingga akan berpengaruh terhadap kualitas hidup atau quality of life (QOL)  penderita. Akan tetapi dengan adanya Perawatan paliatif yang baik diharapkan mampu merubah kualitas hidup pasien kanker menjadi lebih baik. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan  perawatan paliatif dengan kualitas hidup pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI Makassar. Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional study. pengambilan sampel dalam penelitain ini adalah  purposive sampling dengan besar sampel sebanyak 43 responden. Hasil penelitian ini  menunjukkan bahwa perawatan paliatif dengan kualitas hidup baik yaitu 26 pasien (83,9%) dan yang memiliki  perawatan paliatif dengan kualitas hidup kurang baik 5 pasien (16,1%) sedangkan yang memiliki perawatan palitif dengan kualitas hidup cukup baik 3 pasien (30,0%) dan yang memiliki perawatan paliatif dengan kualitas hidup kurang baik 7 pasien (70,0%) sedangkan perawatan paliatif dengan kualitas hidup Baik 0 pasien (0,0%)  dan yang memiliki perawatan paliatif dengan kualitas hidup kurang baik 2  pasien (4,7%). Hasil uji statistik Chi Square diperoleh nilai probabilitas (p value =0,001. Sehigga dapat disimpulkan bahwa ini adalah terdapat hubungan antara perawatan paliatif dengan kualitas hidup pada kualitas hidup pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI Makassar.

2021 ◽  
Vol 15 (11) ◽  
pp. 3087-3089
Author(s):  
Rashida Jabeen ◽  
Kousar Perveen ◽  
Muhammad Afzal ◽  
Sadia Khan

Kidney transplantation is the famous and most important choice of treatment of renal replacement therapies (RRTs) because of its positive impact on morbidity, survival and cost. The health related quality of life is becoming important outcome. Quality of life is usually impaired in patients who have renal transplant because of renal transplant patients have anxiety, lack of social, physical and emotional support and diminished ability to take care of themselves. The basic purpose of renal transplantation is to achieve maximum quality of life with minimum side effects. Methods: A cross sectional study was conducted at Rukhsana Akhtar Bahria International Orchard Hospital Lahore after approval from institution board of university of Lahore. 36 patients were enrolled in study by using purposive sampling technique. After taking informed consent all Kidney transplant patients aged between 18 years to 60 years, visited the post-transplantation OPD and continuously in follow-up sessions were included in study. A validated and standard WHO questionnaire of “Kidney Disease and Quality of Life (KDQOL-36™)” was used for data collection. Data was entered and analyzed in SPSS version.21.Chi-square test was applied to find out significant association between qualitative variables. P -Value < 0.05will be considered as statistically significant. Results: Majority of patients were from 40-49 years 10(27.0%). Females were more as compared to men (20(55.6) vs 16(44.4%)). 10(27.8) patients can read and write and 8(22.2%) have done matriculation. More patients live in Urban area as compared to rural area(19(52.8%) vs 17(47.2%)).8(22.2%) patients have less than 1 year of post kidney transplantation time and 19(52.8%) have 1 to 3 years. All the seven domains of KDQOL show poor QOL. General Health, Physical function and physical and emotional function shows average QOL and Emotional, social, daily activities and overall KDQOL shows poor QOL. There was insignificant association with age, gender, education; residential area and Post kidney transplantation length of time (years)(p-value > 0.05). Conclusions: After renal transplantation HRQOL becomes very important factor. After kidney transplantation HRQOL depends on many factors. It was concluded from current study that the HRQOL was not as good as it should be. Over the period of transplantation time patient’s quality of life remain same. The society, government, family, and medical staff need to support patients so they can also improve their QOL. Key word: Renal Diseases, Kidney transplant, Quality of life, KDQOL-36


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Patrícia De Castro Rodrigues ◽  
Julia Carvalho Galiano ◽  
Virginia Fernandes Moça Trevizani ◽  
Fania Cristina Santos

Introduction: Locomotion is a determinant of intrinsic capacity ofolder people and can be limited by dysfunction in locomotory organs,characterizing Locomotive Syndrome (LoS). Knowledge on locomotiveproblems and sarcopenia, and their interface with quality of life, in theoldest old in the literature is scarce.Objective: To evaluate the correlation between LoS and sarcopenia andtheir influence on quality of life in oldest old.Methods: A cross-sectional study of an observational, descriptive andanalytical epidemiological survey in independent older adults aged 80and over from São Paulo, Brazil and who participated in the third waveof the LOCOMOV Project, was carried out. Sociodemographic data,comorbidities, functioning in activities of daily living, physical functioning,quality of life, and presence of sarcopenia and LoS were assessed. Thestatistical analyses included the Test-for-Comparing-Two-Proportions,Pearson's Correlation Coefficient, the chi-Square test and Student´s t-test.Results: Thirty oldest old with a mean age of 89.1 years were evaluated.The prevalence of LoS was high (53.3%) and correlated significantly withchronic pain (p-value 0.024), worse performance on the SPPB and Gaitspeed (p-value <0.001). Sarcopenia was not correlated with LoS, but worsequality of life on the physical domain was significantly associated with LoS(p-value <0.001) regardless of the presence of sarcopenia.Conclusions: LoS was highly prevalent among the oldest old studied andnegatively impacted their quality of life, regardless of the presence ofsarcopenia. 


Author(s):  
Etty Rekawati ◽  
Junaiti Sahar ◽  
Dwi Nurviyandari Kusuma Wati

The transition of elderly lives from productive periods to non-productive makes them need support from relatives, friends or family. The purpose of this study was to look at the relationship between family appreciation support with quality and life satisfaction of the elderly in the city of Depok, West Java, with a cross-sectional design. The subjects of this study were 135 elderly people> 60 years old, living with family, do not have infectious diseases, able to communicate in Indonesian; selected by purposive sampling technique. Data were analyzed using Chi square test. The results of the study indicate that there was a relationship between family appreciation support with the quality of life of the elderly (p-value = 0.022) and life satisfaction of the elderly (p-value = 0.014). The results of this study are expected to support the development of nursing science in the future, especially regarding the quality and satisfaction of life of the elderly. Keywords: elderly; award support; quality of life; life satisfaction ABSTRAK Transisi kehidupan lansia dari masa produktif menjadi non produktif membuat mereka memerlukan dukungan dari kerabat, teman atau keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara dukungan penghargaan keluarga dengan kualitas dan kepuasan hidup lansia di Kota Depok, Jawa Barat, dengan desain cross-sectional. Subyek penelitian ini adalah 135 lansia yang berusia >60 tahun, tinggal bersama keluarga, tidak memiliki penyakit menular, mampu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia; yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Data dianalisis menggunakan uji Chi square. Hasil peneltian menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan penghargaan keluarga dengan kualitas hidup lansia (p-value = 0,022) dan kepuasan hidup lansia (p-value = 0,014). Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung perkembangan ilmu keperawatan di masa mendatang, khususnya tentang kualitas dan kepuasan hidup lansia. Kata kunci: lansia; dukungan penghargaan; kualitas hidup; kepuasan hidup


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 106-109
Author(s):  
Heriviyatno J Siagian ◽  
La Ode Alifariki ◽  
Tukatman Tukatman

Kebiasaan merokok masih menjadi salah satu masalah perilaku kesehatan yang berdampak pada berbagai organ dalam tubuh, terutama sistem kardiovaskuler. Kandungan zat kimia dalam satu batang rokok berefek pada kesehatan jantung dan merubah tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik merokok pada pria usia 30-65 tahun di Kabupaten Kolaka. Penelitian ini dilaksanakan di 12 Kelurahan di Kabupaten Kolaka menggunakan desain cross sectional study yang melibatkan 112 responden yang dipilih secara purposive sampling dengan kriteria tertentu. Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis menggunakan uji chi square pada batas kemaknaan alfa 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel yang tergabung dalam karakteristik merokok berhubungan dengan tekanan darah responden. Variabel jumlah batang rokok, lama merokok, jenis merokok dan cara isap rokok memiliki p value sebesar 0,000. Disimpulkan bahwa kebiasaan merokok dapat meningkatkan tekanan darah pada pria usia 30-65 tahun.


2021 ◽  
Vol 8 (03) ◽  
pp. 152-159
Author(s):  
Ela Susilawati ◽  
Refi Prananing Putri Hesi ◽  
Resna A Soerawidjaja

Efikasi diri merupakan salah satu faktor pendorong dalam melakukan perilaku kepatuhan pengelolaan penyakit diabetes melitus dalam melakukan perawatan kaki untuk mencegah terjadinya komplikasi amputasi. Sementara itu, pada masa pandemi perhatian penderita diabetes melitus berfokus pada pecegahan covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri terhadap kepatuhan perawatan kaki penderita diabetes melitus. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional study. Sample yaitu 39 penderita diabetes melitus yang dipilih sesuai dengan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Foot Care Confidence Scale (FCCS) dan Notthingham Assesment of Functional Foot Care (NAFF). Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian efikasi diri responden menunjukkan baik 56,4%, dan kepatuhan perawatan kaki 76,9% dengan uji bivariat P-value 0,026. Efikasi diri memiliki hubungan terhadap kepatuhan perawatan kaki penderita diabetes melitus.


2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 1-8
Author(s):  
Mulyati Mulyati ◽  
Rasha Rasha ◽  
Kenty Martiatuti

This study aims to determine the influence of social support on the quality of life and welfare of the elderly living with families residing in the Urban and Sub Urban areas. This study was conducted for 3 months starting from July until September 2017. The research method is cross sectional study. This research was conducted in East Jakarta area. The research location was chosen by purposive sampling based on data from local health office. The data collection time will be conducted from July-September 2017 using WHOQOL-BREF for live, Smet and Sarafino quality measurements for the measurement of social support and SWLS Ed Diener for measuring well-being. The results showed no significant differences in quality of life and social support in urban and sub-urban elderly. But there are differencesin the dimensions of social support and information support. There is a correlation between quality of life, social support and the well-being of the elderly. Positive relationship between the quality of life and welfare where the better the quality of life the better the welfare of the elderly. The quality of life and well-being is influenced by the support of awards and support of the instrument. Keyword : elderly, social support, the quality of life, welfare   Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dukungan social terhadap kualitas hidup dan kesejahteraan lansia yang tinggal dengan keluarga yang berada di daerah Urban dan Sub Urban. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan terhitung mulai bulan juli sampai septembertahun 2017 dengan obyek penelitin lansia yang tinggal dengan keluarga dan lansia yang tinggal  di panti werda. Metode penelitian adalah cross sectional study.  Penelitian ini dilakukan di wilayah Jakarta Timur Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara Purposive Sampling berdasarkan data dari Dinas Kesehatan setempat.  Waktu pengambilan data akan dilakukan pada bulan Juli-September 2017 menggunakan WHOQOL- BREF untuk pengukuran kualtas hidup, Smet dan Sarafino untuk pengukuran dukungan social dan SWLS Ed Diener untuk mengukur kesejahteraan. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata pada kualitas hidup dan dukungan sosial pada lansia urban dan sub urban . Tetapi terdapat perbedaan pada dimensi dukungan sosial dan dukungan informasi.Terdapat korelasi antara kualitas hidup, dukungan sosial dan kesejahteraan lansia. Hubungan yang positif antara kualitas hidup dengan kesejahteraan dimana semakin baik kualitas hidup maka semakin baik kesejahteraan lansia.Kualitas hidup dan kesejahteraan dipengaruhi oleh dukungan penghargaan dan dukungan instrumen.  Kata kunci : Lansia, Dukungan Sosial, Kualitas Hidup, Kesejahteraan    References  Biro Hukum Departemen Sosial. 1998. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. Jakarta: Departemen Sosial.BPS. 2000. Statistika Indonesia (Statistical Year Book of Indonesia). BPS,Jakarta.Central Bureau of Statistics (Indonesia). 1993. Population of Indonesia, Result of the 1990 Population Census. Jakarta: Biro Pusat Statistik.Cutrona. 1996. Social support in couple: Marriage as a resources in time of stress. California: Sage Publication. IncCutrona C.E & Russel D.w. 1994. Type of social support and specific stress : Toward a theory of optimal matching. In B.R Sarason, I G. Sarason & G.R. Pierce (Eds), Social support : an international view (pp. 319-366). New York : WileyFelton Bj, Berry C. 1992. Psychology and Aging Do The Source Of Urban Elderly Social support, Determine its Psychological Consequance. Journal Of Pernonality and Social Psychology. Vol 7. 89-87Hardywinoto, Setiabudhi. 2005. Panduan Gerontologi ; Tinjauan dari Berbagai Aspek. Jakarta. PT Gramedia Pustaka UtamaJauhari M. 2003. Status Gizi, Kesehatan dan Kondisi Mental Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Mulia 4 Jakarta (Thesis). Sekolah Pasca Sarjana IPBKuntjico, Zainuddin Sr, 2002 . Dukungan Sosial Pada Lansia, http://www.epsikologi.com/usia/160402.htm, diakses 2 Desember 2016Suhartini R. 2004. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Orang Lanjut Usia (Studi Kasus di Kelurahan Jambangan). [Thesis] . Pasca Sarja. Universitas Airlangga. Surabaya.


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 8-24
Author(s):  
Ahsan Ahsan

  Latar Belakang Angka kematian yang terjadi di luar rumah sakit akibat henti jantung atau Out-of-Hospital Cardiac Arrest (OHCA) menjadi salah satu fokus permasalahan kesehatan dunia karena angka kejadiannya yang tinggi dan meningkat setiap tahunnya. Penyebabnya adalah terlambatnya pelaporan dan pemberian tindakan RJP. Kepercayaan diri remaja dalam melakukan RJP dipengaruhi oleh banyak hal. Oleh karena itu beberapa faktor yang sangat penting untuk meningkatkan efikasi diri pada remaja semakin ditekankan untuk meningkatkan angka keselamatan pasien yang mengalami henti jantung di luar rumah sakit. Tujuan Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan efikasi diri remaja dalam melakukan Resusitasi Jantung Paru   Metode Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study . Lokasi penelitian di SMK Negeri 2 Singosari Malang. Jumlah responden sebanyak 110 responden yang diambil dengan teknik purposive sampling. Analisa data menggunakan uji chi-square dan uji regresi logisitk.   Hasil Hasil uji Chi-Square menunjukkan p value sebagai berikut  variabel pengalaman yaitu nilai p = 0,007 (p<0,05) yang artinya ada hubungan yang signifikan antara pengalaman responden dengan efikasi diri remaja, untuk variabel persepsi didapatkan nilai p = 0,588 (p>0,05). Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi dengan efikasi diri remaja, untuk kesadaran nilai p = 0,000 (p <0,05) yang berarti hubungan yang signifikan antara kesadaran dengan efikasi diri, pada pengetahuan didapatkan nilai p = 0,663 (p>0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang resusitasi jantung paru dengan efikasi diri remaja. Uji regresi logistik dilakukan untuk mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan efikasi diri remaja dalam melakukan resusitasi jantung paru adalah variabel kesadaran   Kesimpulan Kesadaran situasional tentang henti jantung merupakan faktor prediktor yang dapat digunakan untuk memprediksi efikasi diri, dimana kesadaran merupakan faktor prediktor paling dominan dalam mempengaruhi efikasi diri remaja dalam melakukan resusitasi jantung paru di SMK Negeri 2 Singosari.   Kata Kunci: Resusitasi Jantung Paru (RJP), Remaja, Efikasi Diri, Faktor Efikasi Diri        


2017 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 477
Author(s):  
Dudella Desnani Firman Yasin ◽  
Ahsan Ahsan ◽  
Septi Dewi Racmawati

Angka kematian yang terjadi di luar rumah sakit akibat henti jantung atau Out-of-Hospital Cardiac Arrest (OHCA) menjadi salah satu fokus permasalahan kesehatan dunia karena angka kejadiannya yang tinggi dan meningkat setiap tahunnya. Penyebabnya adalah terlambatnya pelaporan dan pemberian tindakan RJP. Kepercayaan diri remaja dalam melakukan RJP dipengaruhi oleh banyak hal. Oleh karena itu beberapa faktor yang sangat penting untuk meningkatkan efikasi diri pada remaja semakin ditekankan untuk meningkatkan angka keselamatan pasien yang mengalami henti jantung di luar rumah sakit.Tujuan penelitian untuk mnganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan efikasi diri remaja dalam melakukan Resusitasi Jantung Paru. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study . Lokasi penelitian di SMK Negeri 2 Singosari Malang. Jumlah sampel sebanyak 110 responden yang diambil dengan teknik purposive sampling. Analisa data menggunakan uji chi-square dan uji regresi logisitk.Hasil uji Chi-Square menunjukkan p value sebagai berikut variabel pengalaman yaitu nilai p = 0,007 (p0,05), untuk kesadaran nilai p = 0,000 (p 0,05). Uji regresi logistik dilakukan untuk mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan efikasi diri remaja dalam melakukan resusitasi jantung paru adalah variabel kesadaran Kesadaran situasional tentang henti jantung merupakan faktor prediktor yang dapat digunakan untuk memprediksi efikasi diri, dimana kesadaran merupakan faktor prediktor paling dominan dalam mempengaruhi efikasi diri remaja dalam melakukan resusitasi jantung paru di SMK Negeri 2 Singosari.


Author(s):  
Marni Marni ◽  
Nita Yunianti Ratnasari ◽  
Domingos Soares ◽  
Putri Halimu Husna

HIV / AIDS sufferers overcome various problems both physical, social, and emotional. If emotional problems such as decreased arousal succeed, stress, confusion, depression, are not immediately addressed then it can reduce the quality of life of people with HIV / AIDS. The purpose of this study was to determine the relationship of depression levels with the quality of life of people with HIV / AIDS in the Gajah Mungkur Wonogiri Peer Support Group. The study used descriptive correlative with a cross sectional study design. The sample took with a consecutive sampling, with the sample size of 116 respondents. There were 14 respondents did not arrive when the data was taken. The instruments in this study used the Beck Depression Inventory (BDI) and WHOQOLHIV-BREF questionnaire. Data were analyzed using Chi-Square test. This study result showed that depression level of respondent were 25 respondents did not experience depression, 21 respondents (18.1%) had good perception quality, the remaining 4 respondents had poor quality of life, while 36 respondents experienced an increase in poor quality of life as many as 19 respondents (16.4%). Respondents who experience severe depression as many as 33 respondents (28.4%) more have a poor quality of life as many as 20 respondents (17.2%). The result showed that p-value = 0.001, which means there was a relationship between the level of depression with the quality of life of people with HIV / AIDS in the Gajah Mungkur Peer Support Group. Keywords: depression; HIV / AIDS; quality of life ABSTRAK Penderita HIV/AIDS mengalami berbagai masalah baik fisik, sosial, maupun emosional. Apabila masalah emosional seperti penurunan gairah bekerja, stress, bingung, malu, depresi tidak segera diatasi maka bisa menurunkan kualitas hidup penderita HIV/AIDS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat depresi dengan kualitas hidup penderita HIV/AIDS di Kelompok Dukungan Sebaya Gajah Mungkur Wonogiri. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan desain cross sectional study melalui kuesioner, Teknik pengambilan sampling dengan consecutive sampling dengan ukuran sampel sebanyak 116 responden. Instrumen pada penelitian ini adalah kuesioner Beck Depression Inventory (BDI) dan WHOQOLHIV-BREF. Analisis data dilakukan menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 25 responden tidak mengalami depresi, 21 responden (18,1%) memiliki persepsi kualitas hidupnya baik, sisanya 4 responden memiliki kualitas hidup yang buruk; sedangkan 36 responden mengalami depresi sedang memiliki kualitas hidup yang buruk sebanyak 19 responden (16,4%). Responden yang mengalami depresi berat sebanyak 33 responden (28,4%) lebih banyak memiliki kualitas hidup yang buruk sejumlah 20 responden (17,2%). Nilai p adalah 0,001, yang berarti ada hubungan antara tingkat depresi dengan kualitas hidup penderita HIV/AIDS di Kelompok Dukungan Sebaya Gajah Mungkur Wonogiri. Kata kunci: depresi; HIV/AIDS; kualitas hidup


Author(s):  
Habib Jalilian ◽  
Ali Imani ◽  
Habibeh Mir ◽  
Elnaz Javanshir ◽  
Mehdi Mamene ◽  
...  

Background: A heart attack is one of the most common cardiovascular diseases, affecting different dimensions of the patients’ quality of life due to the disease’s disabling and limiting nature. Therefore, this study aimed to examine the impact of myocardial infarction on patients’ quality of life referring to the Shahid Madani Medical & Training Hospital, in East Azerbaijan Province in 2017, in Iran. Methods: This was a cross-sectional study. A total of 220 patients with a heart attack were selected in this study. Sampling was conducted using the systematic random method. Data were collected using the Minnesota Living with Heart Failure Questionnaire (MLHFQ). Descriptive statistics (frequency, mean) and statistical analyses (Mann-Whitney test, Spearman correlation, and Generalized Linear Models Regression) were performed at a significance level of P-value < 0.05 using SPSS22. Results: In this study, the mean score of the total effect of a heart attack on the patients’ quality of life was 30.09 ± 17.73. The mean score of the effect of a heart attack on the patient’s quality of life in the physical, emotional, and general subscales was 34.85 ± 24.24, 26.63 ± 27.73, and 27.51 ± 17.83, respectively. There was a statistically significant association between education status (P-value = 0.006), income status (P- value = 0.000), and the mean score of the effect of a heart attack on the patient’s quality of life; also a positive and significant correlation was found between age (CC = 0.135, P-value = 0.046), the number of hospitalization (CC = 0.187, P-value = 0.006) and the mean score of the effect of a heart attack on the patient’s quality of life. Conclusion: A heart attack has a considerable impact on the patients’ quality of life, particularly on the physical dimension. Hence, health professionals should pay more attention to these vulnerable groups and offer rehabilitation services suitable to these groups to reduce the impact of the disease.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document