Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Seksualitas Mahasiswa di salah satu Fakultas Kedokteran Swasta Jakarta Tahun 2020

2021 ◽  
Vol 36 (3) ◽  
pp. 85-91
Author(s):  
Bona Simanungkalit

Abstrak Kesehatan Reproduksi menurut World Health Organization (WHO) merupakan status kesehatan fisik, mental, dan sosial; meliputi semua aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya, termasuk bebas dari penyakit dan cacat. Pendidikan kesehatan reproduksi remaja adalah faktor berpengaruh terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku seksualitas remaja. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan 8% remaja laki-laki dan 2% remaja perempuan yang belum menikah pernah melakukan hubungan seksual pada usia 20-24 tahun. Mahasiswa berada pada masa transisi antara berakhirnya masa remaja dan berawalnya kedewasaan, pada usia 18 - 25 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran seksualitas mahasiswa di salah satu Fakultas Kedokteran Swasta Jakarta mengenai seksualitas pada era saat ini. Desain penelitian ini deskriptif kuantitatif. Pengambilan data penelitian ini menggunakan kuesioner, pengambilan sampel dengan teknik cluster random sampling, dengan jumlah sampel 295 orang. Pengetahuan mahasiswa tentang seksualitas rendah (92,5%), mahasiswa memiliki sikap negatif tentang seksualitas (96,9%), mahasiswa yang memiliki perilaku seksualitas kurang aman (49,5%), dan tidak aman (38,3). Sebagian besar mahasiswa memiliki pengetahuan rendah tentang seksualitas (92,5%), hampir seluruh mahasiswa memiliki sikap negatif mengenai seksualitas (96,9%), Sebagian mahasiswa memiliki perilaku seksual kurang aman (49,2%), dan  tidak aman (38,3%).   Kata Kunci : Seksualitas, Mahasiswa, Pengetahuan, Sikap, Perilaku.

Sari Pediatri ◽  
2017 ◽  
Vol 18 (6) ◽  
pp. 430 ◽  
Author(s):  
Kurniawati Arifah ◽  
Wahyu Damayanti ◽  
Mei Neni Sitaresmi

Latar belakang. Kanker serviks merupakan keganasan terbanyak keempat pada wanita di dunia. Jumlah kasus baru setiap tahun di Indonesia sebanyak 20.928 dengan kematian 9498. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) risiko tinggi adalah penyebab utama kanker serviks. World Health Organization (WHO) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan vaksinasi HPV untuk wanita 9−14 tahun. Vaksin HPV mulai diberikan melalui bulan imunisasi anak sekolah (BIAS).Tujuan. Mengetahui kesediaan vaksinasi HPV dan hal-hal yang dipertimbangkan dalam menerima vaksinasi pada remaja putri di Yogyakarta.Metode. Penelitian cross-sectional dengan kuesioner anonim pada 319 remaja putri yang dipilih secara cluster random sampling pada September−Oktober 2016. Kriteria inklusi adalah pelajar putri sekolah menengah pertama (SMP) di kota Yogyakarta, bersedia mengikuti penelitian, mendapat persetujuan dari pihak sekolah dan orang tua. Lima dieksklusi karena data tidak lengkap.Hasil. Kesediaan mendapat vaksinasi sebesar 9,9%. Kehalalan dan keamanan vaksin adalah hal yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan vaksinasi.Kesimpulan. Kesediaan mendapat vaksinasi HPV pada remaja putri masih rendah.


2017 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 183
Author(s):  
Fauzie Rahman ◽  
Adenan Adenan ◽  
Fahrini Yulidasari ◽  
Nur Laily ◽  
Dian Rosadi ◽  
...  

Penyakit tuberkulosis paru adalah penyakit menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa 1/3 penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis. Pada tahun 2012 kasus penderita tuberkulosis baru di Kalimantan Selatan dilaporkan 96 per 100.000penduduk. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan upaya pencegahan penyakit tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Bawahan Selan tahun 2015. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Populasi penelitian sebanyak 24.410 orang, teknikpengambilan sampel menggunakan metode cluster random sampling, kemudian jumlah sampel ditentukan menggunakan rumus slovin dan didapat sampel sebanyak 100 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menggunakan uji chi square menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan (p=0,000) dan sikap (p=0,000), dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan dan sikap dengan upaya pencegahan tuberkulosis.


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 62-67
Author(s):  
Alma Tanzia Nasa ◽  
Eka Nurhayati ◽  
Hana Sopia Rachman ◽  
Zulmansyah Zulmansyah ◽  
Herry Garna

Nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Untuk meningkatkan status gizi agar menurunkan angka kematian anak, United Nations Children's Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) merekomendasikan sebaiknya anak diberi air susu ibu (ASI) eksklusif selama 6 bulan, lalu diberi makanan pendamping ASI setelah 6 bulan, dan ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun. Menurut WHO, makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) merupakan sebuah proses penting yang mengedepankan kesiapan bayi dalam menyambut makanan yang akan dikonsumsinya. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh ASI eksklusif+MP-ASI terhadap status gizi bayi usia 6̶̶−9 bulan. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cohort  menggunakan teknik pemilihan sampel cluster random sampling periode Maret−Juni 2018. Pengumpulan data diambil dari hasil pengukuran antropometri  berat badan/usia untuk mengetahui status gizi bayi 4 bulan ke depan (bulan ke-6, -7, -8, dan -9). Hasil penelitian menggunakan analisis uji Fisher exact dan Kruskal Wallis diperoleh dari 52 sampel. Jumlah kelompok yang diberi ASI eksklusif 27 bayi, sedangkan jumlah kelompok yang diberi ASI noneksklusif 25 bayi. Hasil analisis didapatkan terdapat pengaruh ASI eksklusif+MP-ASI terhadap kenaikan status gizi pada kelompok ASI eksklusif maupun noneksklusif (p=0,047). Faktor pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan sosio ekonomi keluarga terhadap status gizi kelompok ASI eksklusif dan noneksklusif tidak terdapat pengaruh (p=0,19; p=0,25 dan p=0,54). Kenaikan status gizi kedua kelompok tersebut tiap bulannya mengalami kenaikan yang signifikan. Simpulan terdapat pengaruh ASI-eksklusif+MP-ASI terhadap status gizi bayi usia 6̶̶−9 bulan di Desa Sukawening Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Zakiatul Fuada ◽  
Dewi Karlina Rusly ◽  
Silvia Yasmin Lubis

Remaja merupakan periode transisi antara anak-anak ke masa dewasa,atau anak usia belasan tahun, Remaja harus mempersiapkan diri menuju kehidupan dewasa, termasuk dalamaspek seksualnya. Dibutuhkan sikap yang bijaksanadaripara orang tua, pendidik dan masyarakat pada umumnya serta tentunya dariremaja itu sendiri, agar mereka dapat melewati masa transisi itu dengan selamat supaya remaja dan orangtua dapat mengatasi transisi ini dengan baik. Pada tahun 2011 angka kejadian aborsi di dunia diperkirakan 56 juta kasus (25,6%) dari 180 juta kehamilan. Di wilayah Asia Tenggara, World Health Organization (WHO) memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahunnya. Diantaranya 750.000 sampai 2 juta kasus terjadi di Indonesia, atau dapat dikatakan hampir 50%nya terjadi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang aborsi pada usia remaja. Metode penelitian yang digunakan adalah studi analitik dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling  yang diambil dari remaja putri kecamatan Simpang Keuremat dan Kota Lhokseumawe yang berjumlah total 214 sampel. Uji statistik yang digunakan adalah uji T dengan ketentuan hasil dilihat dari nilai T hitung. Hasil uji statistik didapatkan hasil nilai mean 38.33 (SD 5.335) dan nilai median 39,00 pada remaja putri perkotaan dan nilai mean 36.13 (SD 4,853) dan nilai median 36,00  pada  remaja putri pedesaan nilai t hitung = 3.150 (sig. 0.002 dan  T-hitung > T-tabel). Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan tentang aborsi pada sampel penelitian ini berdasarkan statistik.


2016 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 51-56
Author(s):  
Ida Samidah ◽  
Ravika Ramlis

World Health Organization (WHO) juga menyebutkan bahwa angka kejadian keputihan di Eropa hanya 25% saja sedangkan di Indonesia Lebih dari 70% wanita mengalami keputihan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputihan antara lain dapat disebabkan oleh kurang baiknya pesonal hygiene, pengetahuan dan sikap yang kurang baik mengenai keputihan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan praktek personal hygiene dengan kejadian keputihan remaja putri di SMAN 4 Kota Bengkulu. Metode penelitian ini menggunakan desian deskriptif analitik, menggunakan desain cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMAN 4 Bengkulu pada yang berjumlah 499 orang dengan jumlah sampel 77 responden diambil dengan teknik random sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan skunder, dianalisis dengan univariat menggunakan tabel distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan uji chi scuare. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hampir dari sebagian responden (46,8%) mempunyai pengetahuan yang kurang tentang keputihan, sebagian dari responden (50,6%), mempunyai sikap yang unfavorabel terhadap keputihan, sebagian besar responden (57,1%), kurang baik dalam melakukan personal hygiene, sebagian besar responden (66,2%), mengalami keputihan. Ada hubungan antara pengetahuan, sikap dan personal hygiene dengan Kejadian Keputihan Remaja Putri di SMAN 4 Kota Bengkulu. Kepada pihak SMAN 4 Kota Bengkulu diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan kesehatan remaja tentang kesehatan reproduksi dengan mengadakan pendidikan kesehatan reproduksi yang dimasukan kedalam kurikulum pendidikan.


2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Rara Marisdayana

<p>Sejak tahun 1968 sampai tahun 2012 <em>World Health Organization</em> (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus demam berdarah dengue yang tertinggi di Asia Tenggara. Pada tahun 2015 kasus DBD terus meningkat di Wilayah kerja puskesmas Kenali Besar, hal ini menyebabkan beberapa kelurahan yang berada di wilayah kerja puskesmas kenali besar termasuk daerah endemis DBD.</p><p>Jenis Penelitian yaitu Penelitian kuantitatif dengan metode <em>cross sectional</em>. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sesuai dengan kaedah<em> proportional random sampling </em>yaitu sebanyak 95 responden.</p><p>Hasil analisis terdapat hubungan yang signifikan antara tempat penampungan air bersih dengan kejadian demam berdarah dengue diwilayah Kerja Puskesmas Kenali Besar (<em>p value </em>= 0,006 p≤ 0,05). terdapat hubungan yang signifikan antara Penyediaan tempat pembuangan sampah dengan kejadian demam berdarah dengue diwilayah Kerja Puskesmas Kenali Besar (<em>p value </em>= 0,002 p≤ 0,05). Terdapat hubungan yang signifikan antara tindakan 3M Plus dengan kejadian demam berdarah dengue diwilayah Kerja Puskesmas Kenali Besar (<em>p value </em>= 0,048 p≤ 0,05).</p>.           Ada hubungan antara sarana air bersih, penyediaan tempat sampah dan tindakan 3M Plus dengan kejadian DBD diwilayah Kerja Puskesmas Kenali Besar.


2017 ◽  
Vol 7 (12) ◽  
pp. 47-53
Author(s):  
Shinta Maharani ◽  
Resti Tri Putri

Angka kesakitan diare masih cukup tinggi dan penderita terbanyak adalah kelompok anak-anak. Di negara berkembang seperti Indonesia, anak-anak menderita diare lebih dari 12 kali pertahun. Berdasarkan data WHO (World Health Organization) ada 100.000 anak Indonesia meninggal karena diare. Di kota Palembang, kasus diare pada anak tertinggi di Kecamatan Seberang Ulu 1. SDN 82 Palembang merupakan salah satu sekolah dasar yang berada di wilayah Kecamatan Seberang Ulu 1 dan lokasinya berada didekat pasar tradisional.Hasil wawancara dengan beberapa siswa, mereka mengatakan pernah mengalami diare. Apalagi berdasarkan pengamatan, hampir semuanya ngemil di trotoar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan jajan sembarangan dan diare pada anak di SDN 82 Palembang. Survei analitik melalui desain cross sectional digunakan dalam penelitian ini. Populasi penelitian adalah siswa kelas 3, 4, 5, kelas di SDN 82 Palembang. Jumlah sampel adalah 104 responden. Teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling. Analisis bivariat dan univariat melalui chi-square digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 63 (60,6%) responden memiliki kebiasaan jajan sembarangan dan 69 (66,3%) responden diare. Hasil p-value 0,004. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan jajan sembarangan dan diare pada anak di SDN 82 Palembang. Diharapkan pemangku kepentingan sekolah dapat berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Palembang dan menyediakan kafetaria khusus serta unit kesehatan sekolah untuk siswa SDN 82 Palembang.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 30-35
Author(s):  
Anisa Purnamasari ◽  
Lisnawati ◽  
Sari Arie Lestari ◽  
Sitti Masriwati ◽  
Nazaruddin

Penggunaan smarthphone di Indonesia menunjukkan angka yang semakin meningkat, data yang diperoleh dari Portal Techin Asia sampai dengan saat ini sudah mencapai 15 juta lebih pengguna smarthphone. Hasil survey yang dilakukan menunjukkan bahwa penduduk Indonesia terutama anak usia dini menjadi pengguna utama smarthphone. World Health Organization melaporkan bahwa 5-25% dari anak-anak usia sekolah menderita gangguan perkembangan. Sekitar 8-9% anak usia sekolah mengalami masalah psikososial khususnya masalah social emosional seperti kecemasan, sulit beradaptasi, bersosialisasi, susah berpisah dari orang tua, anak sulit diatur, dan perilaku agresif merupakan masalah yang paling sering muncul pada anak usia sekolah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan durasi penggunaan smartphone terhadap perkembangan psikologis sosial Anak Sekolah di SDN 01 Poasia, Kecamatan Poasia, Kota Kendari. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional Study. Populasi penelitian yaitu seluruh anak yang menggunakan smartphone usia 6-8 tahun yang bersekolah di SDN 01 Poasia sebanyak  315 orang dengan jumlah sampel 64 anak. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling. Analisis menggunakan Uji Chi Square. Hasil penelitian didapatkan nilai p value = 0.000 (X2 hitung = 13.012 > X2 tabel = 3.841), menunjukkan bahwa ada hubungan antara durasi penggunaan smartphone terhadap perkembangan psikologis sosial pada anak usia 06-08 tahun. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan antara durasi penggunaan smartphone terhadap perkembangan psikologis sosial anak usia 06-08 tahun di SDN 1 Poasia Kecamatan Poasia, Kota Kendari


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 9
Author(s):  
Ismalia Husna ◽  
Devita Febriani Putri ◽  
Tusy Triwahyuni ◽  
Guntur Batara Kencana

<em>World Health Organization </em>(WHO) melaporkan bahwa terjadi peningkatan jumlah kasus DBD khususnya di negara tropis seperti Indonesia. Di Bandar Lampung terjadi instabilitas pada <em>Incidence Rate </em>(IR) dari tahun 2010-2015 dan Tanjung Senang merupakan wilayah dengan angka kasus tertinggi yaitu 138 kasus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kejadian Demam Berdarah<em> Dengue</em> (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Way Kandis Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan desain penelitian <em>case control</em>. Sampel pada penelitian ini sebanyak 100 sampel dari 50 kasus DBD dan 50 kontrol. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu <em>total sampling </em>pada kelompok kasus dan <em>random sampling </em>pada kelompok kontrol. Analisa data yang digunakan adalah <em>chi-square test. </em>Hasil analisis statistik menggunakan uji <em>Chi-square </em>menunjukan variabel yang berhubungan dengan kejadian DBD adalah pengetahuan (<em>p-value=</em>0,02; OR=0,40; 95% CI:0,35 – 1,72) dan jumlah kontainer (<em>p-value=</em>0,01; OR=3,02; 95% CI:1,26-7,20). Variabel yang tidak berhubungan antara lain pendidikan, pekerjaan, perilaku, ketersediaan tutup kontainer, keberadaan kawat kassa dan jarak antar rumah karena <em>p value</em> &gt; 0,05. Simpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan dan jumlah container merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kejadian DBD di Kelurahan Way Kandis.


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 74-81
Author(s):  
Ayu Pratiwi ◽  
Safitri Lestari

Remaja usia 10-19 tahun sekitar 1,2 milliar, dengan total populasi remaja di dunia yaitu 16% UNICEF, (2016). Remaja merupakan individu yang berusia 10 sampai 19 tahun WHO World Health Organization, (2017)Remaja merupakan individu yang berusia 10 sampai 19 tahun WHO World Health Organization, (2017) Prevalensi remaja usia 10-19 tahun sekitar 1,2 milliar. Berdasarkan jenis kelamin remaja usia 15-19 tahun di Tangerang, (2020) terdapat 168.272 juta berjenis laki-laki dan 163.548 juta perempuan. Pola asuh orangtua berpengaruh terhadap kematangan emosi remaja karena orangtua sebagai lembaga pertama bagi anak dan tempat belajar. Hasil wawancara dengan pihak sekolah di SMP Islam Ayatra masih terdapat anak yang sering berkelahi didalam sekolah maupun diluar sekolah.Tujuan peneliti ini untuk mengetahui hubungan pola asuh orangtua dengan kematangan emosi remaja. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 211 responden. Teknik yang digunakan untuk pengambilan data adalah simple random sampling dengan menggunakan lembar kuesioner. Sampel penelitian dilakukan diSMP Islam Ayatra Hasil penelitian Analisa data menggunakan analisis univariat dan bivariat yaitu uji chi-square dan menghasilkan nilai p-value = (0,047 ≤ 0,05) (OR=1.845) maka dinyatakan ada hubungan pola asuh orangtua dengan kematangan emosi remaja. Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan pola asuh orangtua dengan kematangan emosi remaja.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document