scholarly journals Pemanfaatan Vct Pada Orang Berisiko Tertular HIV/Aids Puskesmas Kota Bandar Lampung

2021 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 118-127
Author(s):  
Citra Wahyu Citra ◽  
Dina Dwi Nuryani ◽  
Christin Angelina Febriani

HIV/ AIDS merupakan salah satu penyakit menular yang mengelobal. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis mengenai pemanfaatan VCT pada orang berisiko HIV/AIDS. Penelitian ini menngunakan jenis penelitian dengan pendekatan desian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah orang Risiko  HIV/AIDS yang terdata di klinik VCT Puskesmas Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung berjumlah 4354. Teknik pengambilan sampel menggunakan  cluster  sampling sehingga jumlah sampel 122 orang. Analisis data secara univariat, bivariat dan multivariate. Ada hubungan antara kerentanan yang dirasakan (p-value = 0,002 dan OR 4,683), bahaya yang dirasakan (p-value = 0,036 dan OR 2,786), manfaat yang dirasakan (p-value = 0,010 dan OR 3,563), hambatan yang dirasakan (p-value = 0.000 dan OR 7,906), isyarat untuk bertindak (p-value = 0,000 dan OR 22,077) dengan Pemanfaatan VCT  pada orang berisiko AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) di Puskesmas Sukaraja dan Simpur Bandar Lampung Tahun 2021. Faktor yang paling dominan adalah isyarat untuk bertindak dengan nilai OR yaitu 13.652.

2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 55-63
Author(s):  
Machria Rachman

HIV (Human Immunodeficiency Virus)  dan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat secara global. Prevalensi HIV/AIDS di Kabupaten Banyuwangi juga cukup tinggi yakni 4.557 kasus. Cara penularan HIV terbesar adalah melalui hubungan seksual (71 %). Sejumlah 18,23% orang dengan HIV/AIDS (ODHA) adalah wanita pekerja seks (WPS). Meskipun lokalisasi di Banyuwangi telah resmi ditutup pada tahun 2013, namun praktik prostitusi masih terselubung dijalankan. Hubungan seksual tanpa kondom menjadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi pengetahuan dan sikap WPS dengan persuasi penggunaan kondom di eks lokalisasi Gempol Porong Kabupaten Banyuwangi. Desain penelitian adalah analitik kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian yaitu WPS di Eks Lokalisasi Gempol Porong berjumlah 32 orang yang diambil dengan teknik Total sampling. Pengambilan data dengan metode angket dan dianalisis statistik menggunakan SPSS 20.0 version. Hasil penelitian menunjukkan bahwa WPS yang memiliki pengetahuan rendah dalam penanggulangan HIV/AIDS sebanyak 56,2 %, sikap negatif sebesar 53,1% dan sebanyak 59,4% tidak melakukan persuasi penggunaan kondom. Analisis uji chi-Square menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan WPS dalam penanggulangan HIV/AIDS dengan persuasi penggunaan kondom (ρ = 0,002α), serta ada hubungan antara sikap WPS dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS dengan persuasi penggunaan kondom (nilai ρ = 0,000α). Variabel yang berpengaruh terhadap penanggulangan HIV/AIDS dengan persuasi penggunaan kondom adalah sikap, dengan  probabilitas sikap negatif WPS sebesar 78%. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pihak terkait guna peningkatan 100% penggunaan kondom sehingga dapat menekan angka pertumbuhan HIV/AIDS di Kabupaten Banyuwangi.


2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
Author(s):  
Ulya Qoulan Karima ◽  
Mondastri Korib Sudaryo ◽  
Nuning Maria Kiptiyah

TB merupakan tantangan bagi pengendalian Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) karena merupakan infeksi oportunistik terbanyak pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA). TB dapat meningkatkan progresivitas HIV dan meningkatkan risiko kematian bagi penderita HIV. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prediktor yang berhubungan dengan kejadian TB pada ODHA di salah satu RS tahun 2014-2016. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional dengan menggunakan data register ART dan Rekam Medis. Sampel berjumlah 817 pasien HIV. Analisis data dilakukan dengan menggunakan multiple cox regression. Hasil analisis multivariat menunjukkan adanya peningkatan risiko TB pada kelompok dengan anemia (PR=1,54, 95% CI: 1,17-2,03) dibandingkan kelompok tanpa anemia, adanya status IO (PR=5,9, 95% CI: 2,92-11,91) dibandingkan kelompok tanpa IO, stadium HIV 3-4 (PR=8,794, 95% CI: 4,54-17,00) dibandingkan stadium HIV 1-2. Selain itu ditemukan adanya interaksi antara variabel stadium HIV dan status IO. Perlu adanya perhatian khusus kepada ODHA dengan anemia, infeksi oportunis, dan stadium HIV lanjut (3-4) serta perlu perhatian khusus kepada ODHA dengan stadium HIV awal (1-2) tetapi disertai dengan infeksi oportunis


2019 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 176-185
Author(s):  
Neno Fitriyani Hasbie ◽  
Ade Utia Detty ◽  
Syuhada Syuhada ◽  
Meta Mediana

Pada pasien HIV, ada banyak kelainan klinis yang didapat. Abnormalitas hematologi adalah salah satu manifestasi paling umum dari infeksi human immunodeficiency virus (HIV) tingkat lanjut dan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).Jumlah sel darah merah rendah, adalah yang paling umum dari gangguan ini. Frekuensi dan keparahan manifestasi hematologi dapat mempengaruhi jumlah CD4 dan kadar hemoglobin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi kadar CD4 dan kadar Hemoglobin sebelum terapi ARV pada penderita HIV/AIDS di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2017. Penelitian ini merupakan sebuah studi cross sectional dilakukan dari rekam medis dari Januari hingga Desember 2017 di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Sebanyak 102 pasien dipilih menggunakan purposive sampling. Analisis menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji spearman.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat rata-rata tingkat hemoglobin adalah 12,421 ± 12,7 gr / dl dan tingkat CD4 rata-rata adalah 151,36 ± 89,0 sel / mm3. Ada hubungan yang bermakna dengan kadar CD4 dan kadar hemoglobin sebelum terapi ARV, nilai p = 0,00 (nilai-p <0,05). Koefisien korelasi sebesar 0,458 menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan sedang.H1 diterima dengan korelasi positif lemah. Secara statistik signifikan antara kadar Hemoglobin dengan kadar CD4 pada penderita HIV/AIDS yang belum mendapatkan terapi ARV sehingga dapat digunakan sebagai penanda penurunan kadar CD4.


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Siska Armeinesya ◽  
Rasmia Rowawi ◽  
Muhammad Ersyad Hamda

Kasus human immunodeficiency virus/acquired immunodeficiency syndrome (HIV/AIDS) telah menjadi masalah kesehatan dunia. High active antiretroviral therapy (HAART) telah menurunkan angka kematian dan kesakitan pada pasien HIV. Pasien HIV memilki risiko tinggi mengalami erupsi alergi obat dibandingkan masyarakat umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi manifestasi erupsi alergi obat ARV pada pasien HIV/AIDS periode 2005–2014 di Klinik Teratai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional. Data dikumpulkan dari rekam medis pasien HIV/AIDS dengan erupsi alergi obat ARV di Klinik Teratai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2005–2014. Dalam penelitian ini didapatkan sebanyak 111 pasien HIV/AIDS mengalami erupsi alergi obat karena ARV. Erupsi alergi obat ARV banyak terjadi pada wanita (55%) dan pada rentang usia 20-29 tahun (55%). Jumlah CD4 pada pasien HIV/AIDS dengan erupsi alergi obat saat pertama kali terdiagnosis HIV terbanyak adalah <200 sel/mm3 (55%). Manifestasi kulit yang paling umum terjadi adalah ruam makulopapular (89,7%). Reaksi erupsi alergi obat umumnya disebabkan oleh nevirapin (82,5%). Dari penelitian ini didapatkan bahwa ruam makulopapular merupakan manifestasi erupsi alergi obat ARV yang paling sering muncul. Obat yang paling banyak ditemukan menyebabkan erupsi alergi obat adalah nevirapin. Kata kunci: erupsi alergi obat, HIV/AIDS, obat ARV


2017 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 1-12
Author(s):  
Nur Syamsi NL

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah syndrom yang timbul akibat adanya virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. HIV/AIDS dapat menular melalui darah, sperma, cairan vagina, dan ASI (Air Susu Ibu). Penelitian ini dilakukan di Akademi Kebidanan Sandi Karsa Makassar yang terletak di jalan Bung lorong 2, Kelurahan Tamalanrea, Kecamatan Tamalanrea Jaya, Makassar. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif. Besarnya sampel yang digunakan adalah 30 responden dari 600 populasi yang dipilih secara Total Sampling. Di mana dalam pengambilan data digunakan instrumen berupa kuesioner yang dibagikan kepada responden. Dari keseluruhan responden didapatkan tingkat pengetahuan mahasiswa Akademi Kebidanan Sandi Karsa Makassar yang diteliti didapat 15 mahasiswa (50%) yang tingkat pengetahuan baik tentang HIV/AIDS dan terdapat 14 mahasiswa (46,7%) yang tingkat pengetahuan cukup tentang HIV/AID dan terdapat 1 mahasiswa (3,3%) yang tingkat pengetahuan kurang tentang HIV/AIDS


2003 ◽  
Vol 22 (1) ◽  
pp. 125-129 ◽  
Author(s):  
Adesola O. Oyelese

The AIDS epidemic continues and HIV-infected persons continue to suffer stigmatization and discrimination in Nigeria. The results of an open-ended questionnaire administered non-randomly in Ile-Ife and Ilesa in the late 1990s confirm this. Six questions on Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) were asked; 83 (36.4%) males and 145 (63.6%) females aged between 11 and 60 years responded. The respondents included 101 students, 49 civil servants, 39 artisans and traders. Others included 29 health professionals (doctors and nurses, etc.), 8 teachers, and 2 commercial sex workers. The median of negative responses (rejection) is 42.2%. It is concluded that there still exists a significant but suppressed or subtle stigmatization and discrimination against HIV-infected people, a major constraint in the management and control of HIV/AIDS.


2015 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Gabriel de Deus Vieira ◽  
Ana Raquel Paz dos Reis ◽  
Francisco Ormidiel Teles de Alcânta Augusto ◽  
Karina Reis Martins ◽  
Paulo Roberto Fernandes Kern ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document