scholarly journals HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI POSYANDU BLOK CIPEUCANG II DESA TALAGAWETAN UPTD PUSKEMAS TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2021

2021 ◽  
Vol 2 (01) ◽  
pp. 11-23
Author(s):  
Yeti Yuwansyah ◽  
Ayu Idaningsih ◽  
Farida Fitriani
Keyword(s):  

Kesehatan anak merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan kesehatan suatu bangsa, terutama di masa pandemi Covid-19.  Blok Cipeucang II Desa Talagawetan UPTD Puskemas Talaga Kabupaten pada tahun 2020 merupakan salah satu blok dengan balita yang mengalami gizi burk paling tinggi yaitu sebanyak 4 balita (4,9%) dan balita yang gizi kurang sebanyak 14 balita (17,2%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan status gizi balita pada masa pandemi Covid-19 di Posyandu Blok Cipeucang II Desa Talagawetan UPTD Puskemas Talaga Kabupaten Majalengka tahun 2021. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Jumlah sampelnya adalah seluruh ibu yang mempunyai anak balita di Posyandu Blok Cipeucang Desa Talagawetan UPTD Puskemas Talaga Kabupaten Majalengka sebanyak 90 orang (total sampling). Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April-Mei 2021. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariatnya dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian kecil (21,1%) status gizi balita pada masa pandemi Covid-19 adalah gizi kurang dan kurang dari setengah (33,3%) ibu balita adalah berpengetahuan kurang baik. Ada hubungan pengetahuan Ibu dengan Status Gizi Balita pada Masa Pandemi Covid-19 di Posyandu Blok Cipeucang II Desa Talagawetan UPTD Puskemas Talaga Kabupaten Majalengka tahun 2021 (r value = 0,037). Upaya untuk mencegah gangguan gizi pada balita, maka petugas kesehatan bekerja sama dengan kader untuk melaksanakan kegiatan posyandu secara rutin setiap bulan, memotivasi ibu untuk membawa anaknya ditimbang ke posyandu, memberikan penyuluhan kepada ibu untuk memberikan makanan kepada anak sesuai jumlah, jadwal dan jenisnya.

2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 83
Author(s):  
Lia Natalia
Keyword(s):  

Kadar Hb rendah pada ibu hamil ini bisa berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan. Jumlah ibu hamil dengan kadar haemoglobin rendah di UPTD Puskesmas Sumberjaya tahun 2016-2017 mengalami kenaikan sebesar 1,67% yaitu dari 10,5% pada tahun 2016 menjadi 12,17% pada tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar haemoglobin ibu hamil pada trimester III dengan antropometri bayi baru lahir di UPTD Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka tahun 2018. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang melahirkan di UPTD Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka pada bulan Februari-April tahun 2018 sebanyak 54 orang dengan teknik accidental sampling. Analisis datanya menggunakan analisis univariat dengan distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya (51,9%) bayi baru lahir antropometrinya tidak normal, sebagian kecil (25,9%) ibu hamil trimester III mengalami anemia sedang. Ada hubungan antara kadar haemoglobin ibu hamil trimester III dengan antropometri bayi baru lahir di UPTD Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2018 (r value = 0,001). Bagi petugas kesehatan perlu memotivasi ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, memberi konseling tentang konsumsi tablet Fe serta memberi tahu ibu agar segera berkonsultasi apabila mengalami keluhan pada masa kehamilan. Dan bagi ibu hamil agar melakukan kontak dengan petugas kesehatan setiap trimester sesuai dengan standar yaitu minimal 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III, mengkonsumsi tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan dengan air putih atau air jeruk dan hindari minum dengan air teh, serta berkonsultasi ke petugas kesehatan jika mengalami keluhan. Kata kunci: Hemoglobin, Antropometri, Ibu Hamil, Bayi Baru Lahir


2019 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 27-30
Author(s):  
Noni Ardiyani ◽  
Endah Sari Purbaningsih ◽  
Ika Nurfajriani

The number of patiens undergoing hemodialysis therapy at Waled General Hospital Cirebon in 2018 amounted to 77 patients. Patients with cronic kidney disease who underwent hemodialysis at Waled General Hospital Cirebon experience Menstrual Changes. The purpose of this study was to determine Relationship Long Time Of Hemodialyisis Therapy With Menstrual Changes Of Cronic Kidney Disease Patient who Undergoing Hemodialysis at Waled General Hospital Cirebon. This research used descriptive correlational with cross sectional approach. The population of the study was55 female patients undergoing hemodialysis therapy from December 2019 to February 2019. A total of 48 respondens participated as the sample by using Purposive Sampling tecniques. The documentation sheet and questionnaires were attempted as the instrument of study and data were analyzed by using chi square (x2).The study was held in RSUD Waled Hospital Cirebon. On 2nd – 6th July, 2019. The results of the study obtained r value of 0.707 and< α H0 rejected. It showed there was an relationship long time of hemodialyisis therapy with menstrual changes of cronic kidney disease patient who undergoing hemodialysis at Waled General Hospital Cirebon ( p value = 0.027, α = 0.05 r = 0,707). The long time of hemodialysis therapy affects the menstrual cycle changes can occur due to the presence of hyperprolactinemia so that the changes that occur can be secondary amenorrhea.


2020 ◽  
Vol 5 (7) ◽  
pp. 323
Author(s):  
Lina Siti Nuryawati
Keyword(s):  

Kebutuhan kalsium meningkat selama kehamilan, selain penting bagi kesehatan tulang ibu dan janin, diketahui pula asupan kalsium yang cukup dapat mengurangi kejadian hipertensi dalam kehamilan dan mencegah kelahiran prematur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan penggunaan tablet kalsium laktat pada ibu hamil di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka sebanyak 91 orang dengan teknik accidental sampling. Penelitiannya dilakukan pada tanggal 15 April-10 Juni 2019. Analisis datanya menggunakan analisis univariat dengan distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah (69,2%) ibu hamil yang tidak menggunakan tablet kalsium laktat dan kurang dari setengah (33,0%) ibu hamil berpengetahuan kurang. Ada hubungan pengetahuan dengan penggunaan tablet kalsium laktat pada ibu hamil di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019 (r value = 0,014). Petugas kesehatan agar memberikan penyuluhan tentang tablet kalsium laktat pada ibu hamil guna mencegah mengurangi risiko preeklampsia dan mencegah kelahiran prematur serta memotivasi ibu hamil untuk mengkonsumsi kalsium laktat selama kehamilan sesuai dengan dosis dan petunjuk terutama bagi ibu hamil yang sering mengeluh keram atau kesemutan serta berisiko osteoporosis. Kata kunci: Pengetahuan; ibu hamil; tablet kalsium laktat.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 116-120
Author(s):  
Desi Evitasari ◽  
Merlly Amalia ◽  
Yenni Meriyani Pikna

Pandemi Covid-19 dapat menjadi stressor bagi lansia sehingga menimbulkan kecemasan. Kecemasan dapat meningkatkan tekanan darah pada lansia sehingga menimbulkan kejadian hipertensi. Kejadian hipertensi pada lansia di UPTD Puskesmas DTP Argapura Kabupaten Majalengka tahun 2019-2020 mengalami kenaikan yaitu dari 25,7% menjadi 28,4% atau naik sebesar 2,7%. Penelitan ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh kecemasan pada masa pandemi Covid-19 terhadap peningkatan tekanan darah lansia di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas DTP Argapura Kabupaten Majalengka. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Subjek pada penelitian ini yaitu lansia di wilayah kerja UPTD Puskesmas DTP Argapura Kabupaten Majalengka sebanyak 92 orang pada bulan Mei-Juni 2021. Pengumpulan datanya untuk kecemasan menggunakan instrumen Zung Self Anxiety Scale (ZSAS), sedangkan untuk mengukur tekanan darah menggunakan Sphygmomanometer dan stetoskop. Analsis data menggunakan uji chi square. Kurang dari setengah (27,2%) lansia pada masa pandemi Covid-19 mengalami cemas sedang dan lebih dari setengah (54,3%) lansia mengalami hipertensi stadium 1. Terdapat pengaruh kecemasan lansia pada masa pandemi Covid-19 dengan peningkatan tekanan darah pada lansia di wilayah kerja UPTD Puskesmas DTP Argapura Kabupaten Majalengka dengan r value = 0,000. Kecemasan pada masa pandemi Covid-19 terbukti meningkatkan tekanan darah pada lansia.


2020 ◽  
Vol 63 (6) ◽  
pp. 2016-2026
Author(s):  
Tamara R. Almeida ◽  
Clayton H. Rocha ◽  
Camila M. Rabelo ◽  
Raquel F. Gomes ◽  
Ivone F. Neves-Lobo ◽  
...  

Purpose The aims of this study were to characterize hearing symptoms, habits, and sound pressure levels (SPLs) of personal audio system (PAS) used by young adults; estimate the risk of developing hearing loss and assess whether instructions given to users led to behavioral changes; and propose recommendations for PAS users. Method A cross-sectional study was performed in 50 subjects with normal hearing. Procedures included questionnaire and measurement of PAS SPLs (real ear and manikin) through the users' own headphones and devices while they listened to four songs. After 1 year, 30 subjects answered questions about their usage habits. For the statistical analysis, one-way analysis of variance, Tukey's post hoc test, Lin and Spearman coefficients, the chi-square test, and logistic regression were used. Results Most subjects listened to music every day, usually in noisy environments. Sixty percent of the subjects reported hearing symptoms after using a PAS. Substantial variability in the equivalent music listening level (Leq) was noted ( M = 84.7 dBA; min = 65.1 dBA, max = 97.5 dBA). A significant difference was found only in the 4-kHz band when comparing the real-ear and manikin techniques. Based on the Leq, 38% of the individuals exceeded the maximum daily time allowance. Comparison of the subjects according to the maximum allowed daily exposure time revealed a higher number of hearing complaints from people with greater exposure. After 1 year, 43% of the subjects reduced their usage time, and 70% reduced the volume. A volume not exceeding 80% was recommended, and at this volume, the maximum usage time should be 160 min. Conclusions The habit of listening to music at high intensities on a daily basis seems to cause hearing symptoms, even in individuals with normal hearing. The real-ear and manikin techniques produced similar results. Providing instructions on this topic combined with measuring PAS SPLs may be an appropriate strategy for raising the awareness of people who are at risk. Supplemental Material https://doi.org/10.23641/asha.12431435


Author(s):  
Sandrine Roussel ◽  
Alain Deccache ◽  
Mariane Frenay

Introduction: The implementation of Therapeutic Patient Education (TPE) remains a challenge. An exploratory study highlighted two tendencies among practitioners of TPE, which could hamper this implementation: an oscillation between identities (as caregivers versus as educators) and an inclination towards subjective psychological health objectives. Objectives: To verify whether these tendencies can be observed among an informed audience in TPE. Next, to explore the variables associated with one or other of these tendencies. Method: A quantitative cross-sectional survey by a self-administered questionnaire was carried out among 90 French-speaking healthcare professionals. Statistical analyses (chi-square, logistic regression) were then conducted. Results: Sixty percent of respondents displayed identity oscillation, which was found to be linked to task oscillation, patient curability, scepticism towards medicine and practising in France. Fifty-six percent pursued subjective psychological health objectives, which was found to be associated with health behaviour objectives and a locus of power in the healthcare relationship distinct from those seen in the pre-existing health models (biomedical, global). This tendency seems to constitute an alternative model of TPE. Discussion & conclusion: Identity oscillation and subjective psychological health objectives can be both observed. This study stresses the need to deliberate on the form(s) of TPE that is/are desired.


Author(s):  
Arip Ambulan Panjaitan

Introduction: Adolescent are at high risk of unwanted pragnency, including abortion, STIs, HIV/AIDS. Risky sexual behavior is one of the entrance transmissions of unwanted pregnancy. Such behavior can be influenced by various factors, beyond and within the individual factors. Teens need the support and motivation in deciding not to do risky sexual behavior. The purpose of this study was to investigate the determinants of adolescent behavior in the prevention of unwanted pregnancy.Methods: This research used cross-sectional design. The populations were students of senior high school in District Sintang. The were 123 respondents chosen by cluster sampling technique for this study. All data were collected using questionnaires and then analysed using bivariate (chi square) and multivariate analysis (logistic regression).Results: The results showed that the majority of respondents did not have good knowledge about the prevention of unwanted pregnancy. Related variable is the level of parental education (p=0.001), the support of parents/guardians (p=0.009), support teachers (p=0.005), peer support (p=0.039), residency (p=0.009), a pastime activity (p=0.000), knowledge of adolescents about reproductive health (p=0.016), perception ability of adolescents (p=0.006) and attitude of adolescents (p=0.049). Adolescent self-perception abilities are variables that most influence on the behavior of adolescents in the prevention of unwanted pregnancy.Conclusions: Efforts to improve reproductive health programs should be early and adolescent have responsibilities as well as healthy behaviors.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 217-222
Author(s):  
Dhio Emerko Ginting ◽  
Fani Ade Irma ◽  
Sri Rezeki Arbaningsih ◽  
Siti Hajar

WHO telah menetapkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah perokok terbesar ketiga. Ada tiga zat kimia yang paling sangat berbahaya, yaitu tar, nikotin, karbon monoksida yang terkandung dalam rokok. Hasil penelitian di Inggris menunjukkan kepada kita bahwa kurang lebih 50% perokok yang merokok sejak remaja mengalami kematian akibat penyakit yang berhubungan dengan kebiasaan merokok mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh asap rokok dengan proses kaskade clotting time. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan desain cross-sectional. Penelitian ini menggunakan sampel populasi laki-laki di Fakultas Kedokteran di UMSU yang diwawancara untuk mengetahui bahwa mereka merokok atau tidak, setelah itu, sampel diperiksa clotting time dan bleeding time. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan p = 0,000 bahwa ada hubungan merokok dengan clotting time dan bleeding time pada perokok berat dan sedang. Pada perokok berat dan moderat terdapat hubungan bermakna antara penurunan bleeding time dan peningkatan clotting time dengan merokok. Tidak ada hubungan antara clotting time dan merokok pada perokok ringan.


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 105-114
Author(s):  
Ainul Mardhiah ◽  
Nova Hasbani Prima Dewi ◽  
Aminy Aminy

The family planning program also aims to improve the quality of the family in order to generate a sense of security, peace and hope of a better future in realizing the prosperity of birth and inner happiness. Allegedly the factor causing EFA participation in the family planning program is characteristic. The purpose of this research is to know the relationship of attitude and characteristic of Elderly Age Couple (PUS) with participation in family planning program at UPT Puskesmas Sungai Raya Sungai Raya District, East Aceh regency 2018. The research design used was analytic survey with cross sectional design. The population of this study is all Pairs Age of Fertile located in Work Area UPT Sungai Raya Public Health Service Center in January to December 2017 which amounted to 1897 people. Sampling using Slovin formula, obtained as many as 95 samples. The study was conducted from 7-17 July 2018 using questionnaires by interview. Statistical test using chi-square test. Result of research indicate that majority of fertile couple couples (PUS) participate in family planning program as much as 67 respondents (70,5%). Statistically there is relationship of attitude and characteristic of Elderly Age Couple (EFA) with non participation in family planning program in Working Area of UPT Puskesmas Sungai Raya Sungai Raya District of East Aceh Regency 2018 with p value <0,1. It is recommended that the family planning program holders in UPT Puskesmas Sungai Raya Sungai Raya District of East Aceh District to invite cross-sectoral figures to hold meetings to create mini workshop plans at least once a month to increase the participation of the Elderly Age Couple (PUS) in family planning programs. Keyword : Family Planning Program, Attitudes, CharacteristicsABSTRAKProgram KB juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tentram, dan harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin. Diduga faktor yang menyebabkan ketidakikutsertaan PUS dalam program KB adalah karakteristik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan sikap dan karakteristik Pasangan Usia Subur (PUS) dengan keikutsertaan dalam program KB di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan rancangan bedah lintang. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh Pasangan Usia Subur yang berada di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Raya pada bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2017 yang berjumlah 1.897 orang. Pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin, didapatkan sebanyak 95 sampel. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 7-17 Juli tahun 2018 menggunakan kuesioner dengan cara wawancara. Uji statistik menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas Pasangan Usia Subur (PUS) ikut serta dalam program KB yaitu sebanyak 67 responden (70,5%). Secara statistik ada hubungan sikap dan karakteristik Pasangan Usia Subur (PUS) dengan ketidakikutsertaan dalam program KB di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur tahun 2018 dengan p value < 0,1. Sebaiknya pemegang program KB di UPT Puskesmas Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur agar mengajak tokoh lintas sektor agar mengadakan pertemuan untuk membuat rencana loka karya mini setidaknya satu bulan sekali untuk meningkatkan keikutsertaan Pasangan Usia Subur (PUS) dalam program KB.Kata Kunci : Program KB, Sikap, Karakteristik


1970 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 64
Author(s):  
Eny Sendra ◽  
Dewi Indriani

Breast feeding is giving milk to be drunk to the baby from the breast. Uterus involution is a process how the uterus return to the condition back, before pregnanting after bearing. At the moment of suckling, happens a stimulus and brings the hormones out, such as oksitosin uses not only to stimulate some muscles constraction but also to stimulate the uterus, so that the process of uterus involution happens foster. According to the explanations above, the research aimed to know about the correlation between breast feeding and uterus involution. This research’s design was, cross sectional by the population of all childbirth mothers approximately 50 persons / month. By using accidental sampling technique we got 21 sample respondents. The place of research in RSIA Aura Syifa in Kediri Regency on 16th until 22nd of June 2009. From this research’s result, we got 14 persons (66,67%) with normal uterus involution, suckled in a good way, one person (4,67%) with normal uterus involution, suckled in a wrong way, 2 persons (9,52%) with abnormal uterus involution, suckled in a good way and 4 persons (19,05%) with abnormal uterus involution, suckled in a wrong way. Statistic test which used chi-square test, counted the probability frequency in advance, from that we got 3 columns with the score, less than 5, so that chi-square can not be continued and by doing exact fisher test, the score was 0,001. Because P with the grade mistake 0,05 smaller, so the conclusion was “Ho” is rejected, it meant “there was correlation between suckling and uterus involution”. Key Word : Breast feeding, uterus involution


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document