MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MENGINTERPRETASIKAN BLOOD GASES ANALYSIS MELALUI MEDIA GRAFIS

2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 42-46
Author(s):  
Wahyu Dini Metrikayanto ◽  
Rachmat Chusnul Choeron ◽  
Dudella Desnani Firman Yasin

Kemampuan dalam menginterpretasikan blood gases analysis (BGA) sangat diperlukan bagi mahasiswa keperawatan. Namun, menginterpretasikan BGA sering menjadi beban bagi mahasiswa oleh karena sulit dipelajari. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui efektivitas media grafis terhadap kemampuan menginterpretasikan BGA pada mahasiswa Profesi Ners di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Desain penelitian menggunakan one group pre-post test design dengan populasi mahasiswa Program Studi Penddidikan Profesi Ners. Besar sampel sebanyak 38 responden diambil melalui simple random sampling. Data dikumpulkan menggunakan tes tulis. Data dianalisis menggunakan uji paired t test dengan ?=0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diajarkan teknik interpretasi BGA menggunakan grafis kemampuan responden berada pada rerata 3,74 (SD= 1,89) dan setelah diajarkan teknik interpretasi BGA menggunakan grafis kemampuan responden meningkat dengan rerata 7,63 (SD= 2,09), serta hasil uji statistik didapatkan p=0,000 yang berarti bahwa media grafis sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menginterpretasikan BGA. Dengan demikian, media grafis dapat menjadi pilihan yang sangat tepat untuk menyampaikan materi yang sulit dipahami namun bisa disederhanakan dalam bentuk gambar atau bagan.

2019 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
pp. 25
Author(s):  
Komang Tri Yudartha Widnyana ◽  
Indira Vidiari Juhanna ◽  
Luh Made Indah Sri Handari Adiputra

Fleksibilitas otot Hamstring merupakan komponen penting karena dapat memperkecil risiko terjadinya cedera pada pemain sepak bola mengingat kasus cedera Hamstring cukup tinggi terjadi pada permainan sepak bola. Guna penelitian ini membuktikan kombinasi Foam Roller dan Contract Relax Stretching lebih baik dibanding pemberian Contract Relax Stretching saja untuk mendapat otot Hamstring yang lebih fleksibel pada pemain sepak bola. Metode Prospektif Pre-Post Test Design digunakan di penelitian ini. Tiap kelompok berjumlah 11 orang dengan cara Simple Random Sampling pada bulan April-Mei 2018 di Laboratorium Fisioterapi FK Unud. Hasil Paired T-Test Kelompok I didapat p sebesar 0,000 dan Kelompok II juga sebesar 0,000 sehingga peningkatan fleksibilitas Hamstring sangat signifikan pada setiap kelompok. Independent T-Test dilakukan guna melihat beda selisih peningkatan fleksibilitas pada kedua Kelompok, didapatkan nilai p yaitu 0,000 menunjukkan ada perbedaan bermakna, persentase peningkatan 7,791% pada Kelompok I dan 17,061% pada Kelompok 2 sehingga disimpulkan kelompok dengan kombinasi Foam Roller dapat meningkatkan fleksibilitas otot Hamstring lebih tinggi daripada kelompok tanpa kombinasi pada pemain sepak bola di FK Unud. Kata Kunci : Fleksibilitas, Hamstring, Contract Relax Stretching, Foam Roller


2019 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
Author(s):  
Dhita Yuniar Kristianingrum

Fenomena dimasyarakat banyak ibu cenderung bersikap negatif untuk melakukan penanganan efek samping penambahan berat badan. Sehingga, peningkatan informasi bisa dilakukan melalui konseling dibutuhkan untuk mengatasi masalah yang ada di masyarakat. Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui wawancara pada tanggal 12 Juli 2017 pada 10 Akseptor KB suntik 3 bulan didapatkan seluruh akseptor mengalami kenaikan berat badan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh konseling terhadap sikap akseptor suntik 3 bulanan tentang efek samping penambahan berat badan di Klinik Harapan Bunda Pangkalan Bun. Penelitian ini menggunakan desain pra-eksperimental one group pre-post test design. Populasi pada penelitian ini Semua akseptor suntik 3 bulanan yang mengalami penambahan berat badan di Klinik Harapan Bunda Pangkalan Bun sebanyak 138 orang. Pengambilan sampel sejumlah 28 siswa secara simple random sampling. Variabel independent adalah konseling. Variabel dependent adalah sikap akseptor suntik 3 bulanan tentang efek samping penambahan berat badan. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Teknik pengolahan data menggunakan Editing, Coding, Scoring dan Tabulating. Analisa data menggunakan Univariate dengan T Mean dan Bivariate dengan uji Paired t test. Hasil penelitian pada 28 respoden didapatkan bahwa 16 responden (57,1%) bersikap negatif dan 12 responden (42,9%) bersikap positif sebelum diberi konseling. Setelah diberi konseling menjadi 20 responden (71,4%) bersikap positif dan 8 responden (28,6%) bersikap negatif. Hasil uji statistik didapatkan taraf signifikan sebesar 0,003 adalah kurang dari 0,05 (ρ= 0,003 < α = 0,05). Kesimpulannya ada pengaruh konseling terhadap sikap akseptor suntik 3 bulanan tentang efek samping penambahan berat badan.


2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 189-207
Author(s):  
Dhita Yuniar Kristianingrum

Fenomena dimasyarakat banyak ibu cenderung bersikap negatif untuk melakukan penanganan efek samping penambahan berat badan. Sehingga, peningkatan informasi bisa dilakukan melalui konseling dibutuhkan untuk mengatasi masalah yang ada di masyarakat. Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui wawancara pada tanggal 12 Juli 2017 pada 10 Akseptor KB suntik 3 bulan didapatkan seluruh akseptor mengalami kenaikan berat badan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh konseling terhadap sikap akseptor suntik 3 bulanan tentang efek samping penambahan berat badan di Klinik Harapan Bunda Pangkalan Bun. Penelitian ini menggunakan desain pra-eksperimental one group pre-post test design. Populasi pada penelitian ini Semua akseptor suntik 3 bulanan yang mengalami penambahan berat badan di Klinik Harapan Bunda Pangkalan Bun sebanyak 138 orang. Pengambilan sampel sejumlah 28 siswa secara simple random sampling. Variabel independent adalah konseling. Variabel dependent adalah sikap akseptor suntik 3 bulanan tentang efek samping penambahan berat badan. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Teknik pengolahan data menggunakan Editing, Coding, Scoring dan Tabulating. Analisa data menggunakan Univariate dengan T Mean dan Bivariate dengan uji Paired t test. Hasil penelitian pada 28 respoden didapatkan bahwa 16 responden (57,1%) bersikap negatif dan 12 responden (42,9%) bersikap positif sebelum diberi konseling. Setelah diberi konseling menjadi 20 responden (71,4%) bersikap positif dan 8 responden (28,6%) bersikap negatif. Hasil uji statistik didapatkan taraf signifikan sebesar 0,003 adalah kurang dari 0,05 (ρ= 0,003 < α = 0,05). Kesimpulannya ada pengaruh konseling terhadap sikap akseptor suntik 3 bulanan tentang efek samping penambahan berat badan.


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Ni Made Sinta Novi Astari ◽  
Marxis Udaya ◽  
Iva Milia Hani Rahmawati

Lemak yang berlebihan atau hiperkolesterolemia dapat menyebabkan penyakit jantung koroner yang banyak terjadi pada lansia awal. Salah satu pengobatan non farmakologi untuk mengurangi kadar kolesterol yaitu dengan teh hijau. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pemberian teh hijau terhadap penurunan kadar kolesterol pada lansia awal (46-55) tahun di Dusun Ngudirejo Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. Desain penelitian pra eskperimen dengan one group pre test-post test design. Jumlah sampel sebanyak 10 orang menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi pengukuran kadar kolesterol sebelum dan sesudah pemberian teh hijau dilanjutkan analisa data menggunakan uji paired t-test. Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 10 responden sebagian besar memiliki kadar kolesterol cukup (200-239 mg/dL) sebanyak 6 orang (60 %) dan nilai p= 0,002 < 0,05, terdapat pengaruh pemberian teh hijau terhadap kadar kolesterol pada lansia awal. Kesimpulan dari penelitian ini, ada pengaruh pemberian teh hijau terhadap penurunan kadar kolesterol pada lansia awal (46-55) tahun.


2016 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 120-125
Author(s):  
Indri Mulyasari ◽  
Siti Fatimah Muis ◽  
Apoina Kartini

Latar belakang : Remaja putri yang kelebihan berat badan dengan indeks massa tubuh (IMT) dan persen lemak tubuh tinggi berisiko menderita sindrom metabolik. Beberapa penelitian melaporkan peningkatan asupan air putih dapat menurunkan berat badan, IMT, dan persen lemak tubuh. Tujuan : Mengetahui pengaruh asupan air putih terhadap berat badan, IMT, dan persen lemak tubuh pada remaja putri yang mengalami gizi lebih.Metode : Desain penelitian adalah pre-post test design without control. Populasi adalah mahasiswa di Asrama Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran usia 18-19 tahun. Jumlah subjek 26 mahasiswa dipilih secara simple random sampling sesuai kriteria inklusi. Perlakuan adalah asupan air putih 30 menit sebelum makan sebanyak 500 ml selama delapan minggu, namun hanya berjalan lima minggu karena penolakan subjek. Tidak ada intervensi pada asupan makanan dan aktivitas fisik. Berat badan diukur menggunakan timbangan injak digital Omron dan persen lemak tubuh diukur dengan Bioelectrical Impedance Analyzer (BIA) merk Omron. Data dianalisis menggunakan uji Paired t test dan Wilcoxon.Hasil : Rata-rata asupan air putih, yaitu 90.82 % (±454 ml) setiap kali sebelum makan. Anjuran mengkonsumsi 500 ml air putih 30 menit sebelum makan selama 8 minggu sulit dilaksanakan sehingga perlakuan hanya berlangsung lima minggu. Tidak ada perbedaan berat badan (62.9±6.75 kg vs 62.5±6.73 kg, p=0.066) dan IMT (26.6±2.69 kg/m2 vs 26.4±2.71 kg/m2, p=0.071) sebelum dan sesudah perlakuan, namun terdapat perbedaan pada persen lemak tubuh (34.2±2.76 % vs 33.7±3.05 %, p=0.037). Tingkat asupan energi (p=0.713) dan aktivitas fisik sebelum dan sesudah perlakuan tidak mengalami perubahan.Simpulan : Asupan air putih 30 menit sebelum makan sebanyak 454 ml (90.82%) selama lima minggu pada remaja putri dengan gizi lebih yang tidak mengalami perubahan asupan energi dan aktivitas fisik tidak menurunkan berat badan dan IMT, namun menurunkan persen lemak tubuh.


2020 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 63
Author(s):  
I Made Buda Kurniantara ◽  
Ni Komang Ayu Juni Antari ◽  
I Made Niko Winaya ◽  
I Nyoman Adiputra

Melempar tidak hanya berfokus pada kekuatan otot bahu, otot-otot core juga berkontribusi sekitar 55% dari energi kinetik dan gaya yang digunakan pada seluruh gerak lemparan. Oleh sebab itu, penambahan core stability exercise (CSE) pada latihan konvensional yaitu thrower’s ten exercise (TTE) sangat diperlukan untuk pemain outfielder agar terjadi peningkatan jarak lempar pada pemain tersebut. Tujuan Penelitian adalah untuk membuktikan efektivitas penambahan CSE pada TTE terhadap peningkatan jarak lempar pemain outfielder’s baseball di SMAN 8 Denpasar. Ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan metode randomized two group pre-test and post-test, pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling dengan jumlah peserta sebesar 16 orang dan setelah diacak peserta dikelompokkan merata pada Kelompok Kontrol (TTE) dan Kelompok Intervensi (CSE dan TTE). Setiap kelompok diberi intervensi 3 kali seminggu dalam 6 minggu penelitian. Jarak lemparan diukur tiap 3 kali intervensi dalam 6 minggu untuk semua peserta penelitian. Hasil analisis data uji paired t-test Kelompok Kontrol diperoleh nilai (p=0,588) (p>0,05) sedangkan hasil Kelompok Intervensi (p=0,000) (p<0,05). Dari hasil tersebut, latihan pada Kelompok Intervensi signifikan meningkatkan jarak lemparan outfielder’s baseball. Hasil analisis Man Whitney U-Test di data selisih ke dua kelompok ditemukan nilai (p= 0,002) dimana (p< 0,05) yang menginterpretasikan terdapat perbedaan yang bermakna hasil jarak lemparan Kelompok Intervensi dengan Kelompok Kontrol. Berdasakan hasil analisis dapat disimpulkan ada perbedaan efektivitas pada kelompok penambahan intervensi CSE pada TTE dengan Kelompok Intervensi TTE terhadap peningkatan jarak lemparan pemain outfielders baseball di SMAN 8 Denpasar


Author(s):  
Ilma Widiya Sari

Mental disorders become a serious problem. The prevalence of mental disorders has increased every year. The family as the closest unit to people with mental disorders and be the main care giver for sufferers. Families as a big role in determining the care needed by sufferers at home. When one family member experiences a mental disorder, all family members also feel the negative effects. The additional role of the family in caring for family members with mental disorders causes the emergence of pressure or burden in the family that can affect physical, psychological, social and economic conditions. Family counseling is needed for media to help families overcome various problems in life as a whole. The role of counseling is the family can answer all questions that disturb the mind and behavior so that the family is able to solve the problem. This research aims to determine the effect of counseling on family burdens in caring for people with mental disorders. This study uses a quasi-experimental method with a post-test and pre-test one group design. The sample taken in this study is a family that has 76 people with mental disorders. Sampling technique using simple random sampling. Bivariate analysis using paired t-test. Bivariate test showed yhe differences in the average value of the family burden before and after the intervention, where the p value is smaller than the alpha (0.00<0.05). It can be concluded that there is an effect of counseling on family burdens in caring for people with mental disorders. Keywords: counseling; family burdens; mental disorders ABSTRAKGangguan jiwa menjadi permasalahan serius dan terus mengkhawatirkan. Prevalensi kasus gangguan jiwa mengalami peningkatan setiap tahunnya. Keluarga sebagai unit paling dekat dengan orang dengan gangguan jiwa dan menjadi penyedia perawatan utama bagi penderita. Keluarga beperan besar dalam menentukan cara atau perawatan yang diperlukan penderita di rumah. Ketika satu anggota keluarga mengalami gangguan jiwa, maka seluruh anggota keluarga turut merasakan dampak negatif. Adanya tambahan peran keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan gangguan jiwa menyebabkan munculnya tekanan atau beban dalam keluarga yang dapat mempengaruhi kondisi fisik, psikologis, sosial dan ekonomi. Konseling untuk keluarga dibutuhkan sebagai media perantara guna membantu keluarga mengatasi berbagai permasalahan dalam kehidupan. Konseling bagi keluarga dapat menjawab berbagai pertanyaan yang menganggu pikiran serta tingkah lakunya. Penelitian bertujuan menguji pengaruh konseling terhadap beban keluarga dalam merawat orang dengan gangguan jiwa. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan rancangan post-test and pre-test one group design. Sampel penelitian ini adalah 52 responden dari keluarga yang mempunyai orang dengan gangguan jiwa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Analisis data bivariat untuk menguji pengaruh secara statistik menggunakan paired t-test. Hasil uji bivariat secara statistik menunjukkan perbedaan nilai rata-rata beban keluarga sebelum dan setelah intervensi, nilai p lebih kecil daripada nilai alpha (0,00<0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh konseling terhadap beban keluarga dalam merawat orang dengan gangguan jiwa.


2018 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 18
Author(s):  
. Setiyawan. ◽  
Erlina Windyastuti

Latar belakang: Kemoterapi merupakan salah satu penatalaksanaan pasien kanker yaitu pemberian senyawa kimia (obat kanker) untuk mengurangi, menghilangkan atau menghambat pertumbuhan parasit atau mikroba ditubuh pasien. Namun, obat kemoterapi dapat menekan atau merusak sel-sel sumsum tulang sehingga produksi sel-sel darah berkurang dan menimbulkan efek, anemia, leukopenia, dan trombositopenia. Reaktivitas radikal bebas akibat kemoterapi dapat dihambat oleh sistem antioksidan yang terdapat pada sayuran dan buah-buahan. Berbagai literatur menyatakan bahwa konsumsi buah kurma dapat mengurangi pertumbuhan sel kanker sebagai antioksidan dan mengatasi anemia, karena buah kurma mengandung zat-zat yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan dan maturasi sel-sel darah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jus buah kurma terhadap kadar hemoglobin dan jumlah sel darah (eritrosit, leukosit, dan trombosit) pada pasien kanker paru dengan kemoterapi. Metode: Penelitian kuantitatif pre test post test control group design pada 15 responden kelompok intervensi dan 15 responden kelompok kontrol dengan teknik simple random sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi.Hasil: Hasil uji statistik paired t-test menunjukkan terdapat pengaruh jus buah kurma terhadap kadar hemoglobin (p=0.000) dan sel darah yaitu eritrosit (p=0.000), leukosit (p=0.006) dan trombosit (0.018). Simpulan : Tenaga keperawatan/kesehatan diharapkan mampu menyusun perencanaan tindakan keperawatan mandiri atau kolaborasi yaitu pemberian jus buah kurma bagi pasien kanker yang menjalani kemoterapi sebagai bagian dari penerapan ilmu komplementer.Kata Kunci: Hemoglobin, Jus Kurma, Kemoterapi, Sel Darah


2020 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 14-21
Author(s):  
Fardila Elba ◽  
Merry Wijaya

Pernikahan dini masih menjadi perhatian utama bagi kesehatan wanita di Indonesia. Kurangnya informasi mengenai bahaya pernikahan dini membuat remaja tidak memahami konsekuensinya, sehingga mereka mengambil keputusan untuk menikah dini tanpa mempertimbangkan risikonya. Studi ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembekalan materi kesehatan reproduksi tentang bahaya pernikahan dini terhadap pengetahuan remaja putri. Metode penelitian menggunakan studi kuantitatif dengan rancangan eksperimental semu dengan metode pre test-post test design, dilakukan di Desa Kalisari, Kabupaten Karawang, pada bulan Mei 2018. Populasi terdiri dari 316 remaja putri. Sampel sejumlah 101 orang dipilih secara proportionate stratified random sampling. Sumber data berasal dari data primer (kuesioner) dan data sekunder (buku register pencatatan laporan tahunan di KUA). Data dianalisis menggunakan paired T-test dan perhitungan effect size (ES).           Hasil penelitian  menunjukkan bahwa setelah intervensi terdapat peningkatan yang signifikan pada skor pengetahuan yaitu dari (R = 66.14, s.b = 15.38) menjadi [R = 76.36, s.b = 16.10, t (101) = 7.65, p = 0.000]. Intervensi memiliki efektivitas yang besar (ES ≥ 0.14) terhadap peningkatan pengetahuan remaja putri tentang bahaya pernikahan dini (ES = 0.37). Pembekalan materi kesehatan reproduksi tentang bahaya pernikahan dini efektif untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri.


e-GIGI ◽  
2016 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
Author(s):  
Yurnila A. Embisa ◽  
Lydia Tendean ◽  
Kustina Zuliari

Abstract: To date, the most common oral health problem in children is dental caries. Plaque is one of the causes of caries. There are several ways to control plaque, as follows: mechanical, chemical and naturally methods. Plaque can naturally be controled by consumption of fiber-rich and watery fruits, inter alia pineapple. This study is aimed to obtain the effect of pineapple consumption on plaque index reduction in children aged 10-12 years old at SD Inpres 4/82 Pandu. This was a quasy experimental study with a pre and post-test group design. There were 48 students as samples obtained by using simple random sampling method. The result of paired t-test showed that the significance probability value was 0.000 (p < 0.05), which meant that there was a significant reduction in plaque index between before and after pineapple consumption. Conclusion: Pineapple consumption could reduce plaque index in children aged 10-12 years old.Keywords: pineapple, plaque index.Abstrak: Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak yang banyak ditemukan ialah karies gigi. Plak merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya karies. Untuk menghilangkan plak dapat dilakukan tindakan pengontrolan plak, yaitu mekanis, kimiawi, dan alamiah. Pengontrolan plak secara alamiah dapat dilakukan dengan mengonsumsi buah yang mengandung serat dan air, antara lain buah nanas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mengonsumsi nanas terhadap penurunan indeks plak pada anak usia 10-12 tahun. Jenis penelitian ialah eksperimental semu dengan pre and post-test group design. Sampel sebanyak 48 siswa usia 10-12 tahun yang duduk di kelas V dan VI di SD Inpres 4/82 Pandu, diperoleh dengan simple random sampling. Hasil uji paired t-test mendapatkan nilai probabilitas signifikansi 0,000 (p < 0,05) yang artinya terdapat perbedaan penurunan indeks plak yang bermakna antara sebelum dan sesudah mengonsumsi nanas. Simpulan: Konsumsi nanas dapat menurunkan indeks plak pada anak usia 10-12 tahun.Kata kunci: nanas, indeks plak


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document