scholarly journals JENIS DAN KEPADATAN TUNGAU DEBU RUMAH DI KELURAHAN MALALAYANG DUA KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO

2015 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
Author(s):  
Kadek A.W. Widiastawan ◽  
Greta J. P. Wahongan ◽  
Janno B. B. Bernadus

Abstract: Mites have an important role as a source of allergens in allergic diseases such as asthma, rhinitis, and other atopic diseases. House dust mites (HDMs) are found mainly in the bed, carpet, and floor. HDMs have an important role as the source of house dust allergens. It is important to identify the types of HDMs in an area to determine the nature of HDM allergens. This study aimed to determine the types and density of HDMs in the Malalayang Dua Manado. This was a descriptive study with a cross-sectional design. Samples of dust were collected from houses at Malalayang Dua by simple random sampling method. Of 96 samples of house dust, there were 82 positive mite and 14 negative mite samples. A total of 216 mites were obtained in samples of HDMs. The most abundant was Pyroglyphidae family (107 mites), followed by Glycyphagidae (51 mites) dan Cheyletidae (6 mites) families. The densities of HDMs were di 36.92 mites/g dust on beds, 15.94 mites/g dust on the sofas, and 11.41 mites/g dust on the bedroom floors with an average 21.42 mites/g dust. Conclusion: In Malalayang Dua, there were 3 types of house dust mites as follows: Pyroglyphidae (the most), Glycyphagidae, and Cheyletidae families. The highest density of house dust mites was in the dust on beds meanwhile the lowest one was in the dust on bedroom floors.Keywords: types, density, house dust mitesAbstrak: Tungau memiliki peranan sebagai sumber alergen penting pada penyakit alergi seperti asma, rinitis, dan penyakit atopik lainnya. Tungau debu rumah (TDR) ditemukan terutama di tempat tidur, karpet, dan lantai dan berperan sebagai sumber alergen debu rumah. Identifikasi jenis TDR di suatu wilayah diperlukan untuk mengetahui sifat alergen TDR di wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan kepadatan TDR di Kelurahan Malalayang Dua Kecamatan Malalayang Kota Manado. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain potong lintang. Sampel penelitian berupa debu dikumpulkan dari rumah-rumah penduduk dengan menggunakan metode simple random sampling. Dari 96 sampel debu rumah pada penelitian ini didapatkan 82 sampel positif tungau dan 14 negatif. Sebanyak 216 tungau didapatkan dari sampel debu rumah dengan jenis tungau terbanyak berasal dari famili Pyroglyphidae (107 tungau), diikuti famili Glycyphagidae (51 tungau) dan famili Cheyletidae (6 tungau). Kepadatan TDR di tempat tidur 36,92 tungau/g debu, di sofa 15,94 tungau/g debu, dan di lantai kamar tidur 11,41 tungau/g debu dengan rerata 21,42 tungau/g debu. Simpulan: Dari hasil penelitian di Kelurahan Malalayang Dua didapatkan 3 jenis tungau yaitu famili Pyroglyphidae (terbanyak), famili Glycyphagidae dan famili Cheyletidae. Tingkat kepadatan TDR tertinggi pada sampel debu tempat tidur dan terendah di lantai kamar tidur.Kata kunci: jenis, kepadatan, tungau debu rumah

2015 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
Author(s):  
Mikhael Abraham ◽  
Victor Pijoh ◽  
John Runtuwene

Abstract: Dust contains a variety of air-borne particles that spread in the air. The house dust contains house dust mites which are found most in the furniture of the house. House dust mites can be a serious problem for human health. The temperature and moisture of Manado is suitable for the breeding of house dust mites. This study aimed to determine the behavior of the public towards the house dust mites population around the residential houses in subdistrict Malalayang Satu district Malalayang Manado. This was a descriptive study with using questionnaire. Samples were 100 people obtained by simple random sampling method. This study was conducted in November – December 2012. The results showed that the average level of knowledge of the population was in good category with a score of 4.77 points (maximum 8 points). Respondents’ attitude is categorized as good with the average score of 20,01 points (maximum 21 points). Respondent’s action is categorized as good with average score of 7.04 points (maximum 10 points). Conclusion: Knowledge, attitude, and action of people in subdistrict Malalayang Satu Malalayang Manado belonged to good category.Keywords: house dust mite, behaviourAbstrak: Debu merupakan gabungan dari bermacam-macam partikel yang menyebar di udara. Di dalam debu rumah terdapat tungau debu rumah (TDR) yang banyak ditemukan pada perabot-perabot rumah. TDR dapat menjadi masalah serius bagi kesehatan manusia. Suhu dan kelembaban kota Manado cukup ideal bagi perkembangbiakan TDR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku masyarakat terhadap populasi TDR di sekitar rumah penduduk kelurahan Malalayang Satu kecamatan Malalayang Manado. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan kuesioner. Sampel penelitian berjumlah 100 orang yang diambil berdasarkan simple random sampling. Penelitian dilakukan di kelurahan Malalayang Satu kecamatan Malalayang Manado pada bulan November – Desember 2012. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa rata-rata tingkat pengetahuan penduduk masuk dalam kategori baik dengan skor 4,77 poin (maksimal 8 poin). Sikap responden dikategorikan baik dengan skor rata-rata 20,01 poin (maksimal 21 poin). Tindakan responden dikategorikan baik dengan skor rata-rata 7,04 poin (maksimal 10 poin). Simpulan: Pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat kelurahan Malalayang Satu kecamatan Malalayang kota Manado termasuk kategori baik.Kata kunci: tungau debu rumah, perilaku


2013 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
Author(s):  
Regina F. R. De Breving

Abstract: In house dust are a lot of house dust mites that found in damp houses, cotton mattress, pillows, bolsters, and other home furnishings. Sources of dust containing house dust mites are most in the bedroom  especially cotton mattress. Data from distric health centers Paal 2 found that there are many people who suffer from asthma and allergic diseases, coupled with the humid air in Manado City to allow the development of house dust mites in the area. The purpose of this research is to determine the species and density of house dust mites in urban Perkamil Paal 2 districts Manado city. This research method is descriptive survey to obtain data on the species and density of house dust mites by simple random sampling method. The results found 5 species of house dust mites are Dermatophagoides spp, Acarus spp, Glycyphagus destructor, Tarsonemus spp and Cheyletus spp in bedrooms and living room. House dust mite densities obtained an average of 2,33 in bedroom and 2,07 in living room. The conclusion is house dust mite Dermatophagoides spp most commonly found in bedrooms and living room. Keywords: species, density, house dust mite   Abstrak: Dalam debu rumah terdapat banyak tungau debu rumah yang ditemukan pada rumah yang lembab, kasur kapuk, bantal, guling serta perabot rumah yang lain. Sumber debu yang mengandung tungau debu rumah terbanyak adalah debu kamar tidur terutama debu di kasur kapuk. Dari data Puskesmas Kecamatan Paal 2 didapatkan bahwa masih banyak masyarakat yang menderita asma dan penyakit alergi, ditambah lagi dengan udara Kota Manado yang lembab sehingga memungkinkan terjadinya perkembangan tungau debu rumah di daerah tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis dan kepadatan tungau debu rumah di Kelurahan Perkamil Kecamatan Paal 2 Kota Manado. Metode penelitian ini secara survei deskriptif untuk mendapatkan data tentang jenis dan kepadatan tungau debu rumah dengan metode simple random sampling. Hasil yang didapat ditemukan 5 jenis tungau debu rumah yaitu Dermatophagoides spp, Acarus spp, Glycyphagus destructor, Tarsonemus spp dan Cheyletus spp di ruang tidur dan ruang tamu. Kepadatan tungau debu rumah didapatkan rata-rata 2,33 di ruang tidur dan 2,07 di ruang tamu. Kesimpulan yang diambil yaitu tungau debu rumah Dermatophagoides spp paling banyak ditemukan di ruang tidur maupun ruang tamu. Kata kunci: jenis, kepadatan, tungau debu rumah


2013 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
Author(s):  
Friska M. Kokali

Abstract: Dust compossed of destrimen particles from hair, dirt, animal dander, food scraps, pollen, squama, bacteria, fungi and small insects. House dust mites which commonly found on carpet, mattress, pillow and other house furniture with moise enviroment. The goal of this research was to find out the density of  house dust mites and to know the species of  house dust mites in Ranotana Weru. Methods: The study is descriptif survey with cross sectional study design for two month’s which in November-December 2012. The sample which in collected from the house will be selected by the simple random sampling technic. The size of the sample will be determine using of the Snecdor Cochcran. Results: The results there is 5 species of house dust mites which is Dermatophagoides spp, Glycyphagus destructor, Acarus spp, Cheyletus spp, Tarsonemus spp. The density of the house dust mites in Ranotana Weru  is low. Conclusion: There are five  species of house dust mites are found in Ranotana Weru. The density of the house dust mites in Ranotana Weru  is low. The most common found in Ranotana Weru is the Acarus spp in the bedroom and the living room, but mostly ini the living room. Keywords: Species, density, house dust mite.    Abstrak: Debu terdiri atas partikel destrimen yang berasal dari rambut, daki, bulu binatang, sisa makanan, serbuk sari, skuama, bakteri, jamur dann serangga kecil. Di dalam debu rumah terdapat tungau debu rumah ( TDR ) yang banyak ditemukan pada rumah yang lembab, kasur, bantal, guling, karpet serta berbagai perabot rumah yang lain. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui kepadatan TDR dan jenis TDR yang ditemukan dikelurahan Ranotana Weru Kecamatan Wanea Kota Manado. Metode: Penelitian menggunakan metode survey deskriptif dilakukan secara potong lintang (cross sectional) selama 2 bulan yakni bulan November - Desember 2012 di Kelurahan Ranotana Weru. Sampel penelitian yakni debu yang dikumpulkan dari kasur, sofa, lantai  ruangan-ruangan serta perabotan yang ada pada rumah penduduk dipilih oleh peneliti menggunakan teknik Simple random sampling. Besar sampel ditentukan dengan menggunakan  rumus Snecdor Cochran. Hasil: Penelitian ini ditemukan 5 spesies tungau debu rumah yakni Dermatophagoides spp, Glycyphagus destructor, Acarus spp, Cheyletus spp, Tarsonemus spp. Kepadatan tungau debu di kelurahan Ranotana Weru rendah. Simpulan: Ada lima jenis tungau debu rumah yang ditemukan di kelurahan Ranotana Weru, tungau debu rumah Acarus spp paling banyak ditemukan di ruang tidur maupun di ruang keluarga, tungau debu rumah jenis Acarus spp lebih dominan ditemukan pada ruang keluarga dibanding ruang tidur, kepadatan tungau debu rumah di Kelurahan Ranotana Weru Kecamatan Wanea cukup rendah. Kata Kunci: Jenis, Kepadatan, Tungau debu.


2019 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
Author(s):  
Denaneer Rahmadatu ◽  
Erma Sulistyaningsih ◽  
Dini Agustina

Abstrak. Asma merupakan gangguan inflamasi kronik saluran napas yang bersifat hiperesponsif yang ditandai adanya gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan batuk, terutama pada malam hari atau dini hari. Sekitar 50-80% asma disebabkan oleh tungau debu rumah (TDR), khususnya Dermatophagoides pteronyssinus dan Dermatophagoides farinae. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kepadatan Dermatophagoides spp. pada debu rumah dengan frekuensi serangan asma pada penderita asma di RS Paru Jember. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain penelitian cross-sectional. Sampel penelitian ini yaitu 30 penderita asma di RS Paru Jember yang diambil menggunakan teknik simple random sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Peneliti melakukan interview mengenai frekuensi serangan asma dalam tiga bulan terakhir, mengambil debu dari ruang tamu dan ruang tidur pada rumah penderita asma, dan mengidentifikasi tungau debu rumah (TDR) yang ditemukan pada debu. Hasil uji Pearson mendapatkan nilai p=0,011 dan nilai r=0,475 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara kepadatan Dermatophagoides spp. dengan frekuensi serangan asma dengan kekuatan korelasi sedang pada penderita asma di RS Paru Jember. Kata Kunci: Dermatophagoides spp., Tungau Debu Rumah (TDR), Asma Abstract. Asthma is a chronic inflammatory disorder of the respiratory system characterized by recurrent episodes of wheezing, shortness of breath, chest tightness, and cough, particularly at night or early morning. About 50-80% of asthma is caused by house dust mite (HDM), especially Dermatophagoides pteronyssinus and Dermatophagoides farinae. This study aimed to investigate the correlation between the density of Dermatophagoides spp. and the frequency of asthma attacks in asthmatic patients at Jember Pulmonary Hospital. This study was an observational analytic study with a cross-sectional design. Respondents were 30 asthmatic patients at Jember Pulmonary Hospital matched with inclusion and exclusion criteria and chose by simple random sampling. Respondents were interviewed about the frequency of asthma attacks in the last three month,s and the hose dust from the living and sleeping rooms were collected for identification of house dust mites (HDM). The pearson test showed a value of p=0.011 and r=0.475. It can be concluded that there is a significant correlation with the moderate strenght between the density of Dermatophagoides spp. and the frequency of asthma attacks in the asthmatic patient at Jember Pulmonary Hospital. Keywords: Dermatophagoides spp., House Dust Mites (HDM), Asthma


2017 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Yohanes A. Hohakay ◽  
Greta J. P. Wahongan ◽  
Janno B. B. Bernadus

Abstract: House dust mites in house dust have cosmopolitan distribution. House mites live from eating the remaining cask of human skin scale and grow in a humid environment. Mites are commonly found in beds, carpets, and clothes. This study was aimed to obtain the types and density of dust mites in Kelurahan Kleak Kecamatan Malalayang Manado. This was a descriptive study with a cross sectional study conducted from October to January 2015. Samples of dust were collected from bed, bedroom floor, and sofa in residential houses by using technique simple random sampling. The results showed that there were 5 dust mite samples from Pyroglyphidae, Glycyphagidae, Acaridae, Cheyletidae, and Chortoglyphidae families. Density of house dust mites was 199 mites/13.46 g of dust. The most dominant type of dust mites was the Glycyphagidae family and the highest percentage of its population was in the bedroom floor meanwhile the most dominant population in bed was the Pyroglyphidae family. Conclusion: There were 5 dust mite families- Pyroglyphidae, Glycyphagidae, Acaridae, Cheyletidae, and Chortoglyphidae with the density of 199 mites/13.46 g of dust. The most frequently found mites was the Glycyphagidae family.Keywords: dust mites, types, densityAbstrak: Tungau debu rumah (TDR) terdapat dalam debu rumah dan berdistribusi kosmopolit. Tungau debu hidup dengan memakan sisa skuama kulit manusia dan bertumbuh dalam lingkungan yang lembab. Tungau biasanya ditemukan di tempat tidur, karpet, dan pakaian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan kepadatan TDR yang ditemukan di Kelurahan Kleak Kecamatan Malalayang Kota Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang yang dilakukan selama bulan Oktober sampai Januari 2015. Sampel penelitian yaitu sampel debu yang dikumpulkan dari tempat tidur, lantai kamar tidur, dan sofa yang ada di perumahan penduduk dengan menggunakan teknik simple random sampling. Hasil penelitian mendapatkan 5 jenis TDR dari famili Pyroglyphidae, Glycyphagidae, Acaridae, Cheyletidae, dan Chortoglyphidae. Kepadatan TDR yaitu 199 tungau/13,46 gr debu. Jenis tungau debu yang paling dominan yaitu dari famili Glycyphagidae dengan populasi tertinggi pada lantai kamar tidur sedangkan populasi paling dominan pada tempat tidur yaitu famili Pyroglyphidae. Simpulan: Di Kelurahan Kleak Kecamatan Malalayang Kota Manado terdapat 5 jenis TDR dari famili Pyroglyphidae, Glycyphagidae, Acaridae, Cheyletidae, dan Chortoglyphidae dengan kepadatan TDR yaitu 199 tungau/13,46 gr debu. Jenis TDR yang paling sering ditemukan ialah famili GlycyphagidaeKata kunci: tungau debu rumah, jenis, kepadatan


e-GIGI ◽  
2015 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Rifon I. Mokodompit ◽  
Krista V. Siagian ◽  
P. S. Anindita

Abstract: Loss of teeth can be caused by various diseases such as caries and periodontal disease. Losing teeth can lead people to emotional impact as well as impaired functions of speaking, chewing, and aesthetics. The use of denture to replace missing teeth is important to avoid these impacts. This study aimed to determine patients’ perception as users of removable acrylic based denture in Kotamobagu. This was a descriptive study with a cross sectional design. Population were 203 users of removable acrylic based denture at dentist services in Kotamobagu. Samples were 67 respondents obtained by using Solvin formula and simple random sampling method. In this study we used questionnaire consisted of 25 questions. The results showed that the patient’s perception was in good category based on competence, access, needs, time, and budget.Keywords: patient’s perception, removable denture, dentist serviceAbstrak: Kehilangan gigi dapat disebabkan oleh berbagai penyakit seperti karies dan penyakit periodontal. Kehilangan gigi dapat menimbulkan dampak emosional serta terganggunya fungsi bicara, pengunyahan, dan estetika. Penggunaan gigi tiruan untuk menggantikan gigi yang hilang penting dilakukan untuk menghindari dampak tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pasien pengguna gigi tiruan lepasan berbasis akrilik yang menggunakan jasa dokter gigi di Kotamobagu. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain potong lintang. Populasi yaitu pasien pengguna gigi tiruan lepasan berbasis akrilik yang menggunakan jasa dokter gigi di Kotamobagu yang berjumlah 203 jiwa. Pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin menghasilkan 67 sampel, dan metode pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling. Studi ini menggunakan kuesioner yang berjumlah 25 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan kompetensi, akses, kebutuhan, waktu, dan biaya persepsi pasien termasuk kategori baik.Kata kunci : persepsi pasien, gigi tiruan lepasan, jasa dokter gigi


2017 ◽  
Vol 1 (01) ◽  
pp. 105
Author(s):  
Iken Rahma ◽  
Indah Nuraeni ◽  
Hidayah Dwiyanti

ABSTRACT   This research aims to know the difference between snacking habit and nutritional status of catering and non-catering food consumer in SD-UMP Purwokerto and SDN 2 Dukuhwaluh as well as knowing the corelation between snacking habit and nutritional status in SD UMP Purwokerto and SDN 2 Dukuhwaluh. This research used cross sectional design with thirty eight respondents were collected by Simple Random Sampling method. Snacking habit was obtained by using FFQ. The data were analyzed by using Chi-Square and Mann Whitney analysis. Univariate analysis showed that the snacking habit on catering food consumers was 28.5%, whereas on non-catering food consumers was 76.5%. Bivariate analysis result showed the difference between snacking (p= 0.004) and nutritional status ( p= 0.044) on catering and non-catering food consumers in SD UMP Purwokerto and SDN 2 Dukuhwaluh. There was no corelation between snacking habit and the nutritional status in SD UMP Purwokerto and SDN 2 Dukuhwaluh (p= 0,117) and ( p=0,142). There was difference in snacking habit and nutritional status on students who were catering and non-catering consumers in SD UMP Purwokerto and SDN 2 Dukuhwaluh and there was no corelation between snacking habit and nutritional status in SD UMP Purwokerto and SDN 2 Dukuhwaluh.  Key words: Snacking habit, Nutritional status, catering food, non-catering food.  ABSTRAK Kebiasaan mengonsumsi jajan dapat mempengaruhi status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kebiasaan jajan dan status gizi anak sekolah pengguna katering dan non-katering serta mengetahui hubungan kebiasaan jajan terhadap status gizi di SD UMP Purwokerto dan SDN 2 Dukuhwaluh. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan 38 responden dengan metode Simple Random Sampling. Kebiasaan konsumsi jajan diperoleh menggunakan FFQ. Data di analisis menggunakan uji Chi-Square dan uji Mann Whitney. Hasil uji univariat menunjukkan bahwa pada anak sekolah pengguna katering kebiasaan jajan yaitu sebesar 28,5% sedangkan anak sekolah yang non-katering sebesar 76,5%. Hasil uji bivariat menunjukkan terdapat perbedaan kebiasaan jajan ( p = 0,004) dan status gizi ( p= 0,044) pada anak sekolah pengguna katering dan non-katering di SD UMP Purwokerto dan SDN 2 Dukuhwaluh serta tidak terdapat hubungan antara kebiasaan jajan terhadap status gizi di SD UMP Purwokerto dan SDN 2 Dukuhwaluh (p= 0,117) dan (p= 0,142). Terdapat perbedaan kebiasaan konsumsi jajan dan status gizi pada anak sekolah pengguna katering dan non-katering di SD UMP Purwokerto dan SDN 2 Dukuhwaluh serta tidak terdapat hubungan antara kebiasaan mengonsumsi jajan terhadap status gizi di SD UMP Purwokerto dan di SDN 2 Dukuhwaluh.  Kata Kunci: Kebiasaan jajan, Status Gizi, katering, non-katering.  


2015 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
Author(s):  
Stefany P. Kristin ◽  
Josef S. B. Tuda ◽  
Greta J. P. Wahongan

Abstract: House dust mites are distributed all over the world, including Indonesia. Inside the house, house dust mites can be found on the pillow, home furniture, carpets, clothing, etc. House dust mites can also be found outside such as in bird nests, mammal skin surfaces and other animals. House dust mites population depends on many factors inter alia temperature and humidity. This study aimed to determine the species and density of house dust mites in Malalayang 1, Manado. This was a descriptive survey study with a cross sectional design. The results showed that the species of house dust mites in Malalayang 1 were Dermatophagoides spp., Glycyphagus destructor, Acarus spp, Cheyletus spp, and Tarsonemus spp. House dust mites were more common in the living rooms than the bedrooms. House dust mite average density in the bedrooms was 1.9 and in the living rooms 1.8. Conclusion: In Malalayang 1 Manado, there were 5 types of house dust mites: Dermatophagoides spp., Glycyphagus destructor, Acarus spp, Cheyletus spp, and Tarsonemus spp. The most commonly found species was Dermatophagoides spp. House dust mite density was higher in the bedrooms than in the living rooms.Keywords: density, species, house dust mitesAbstrak: Tungau Debu Rumah (TDR) tersebar di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Di dalam rumah TDR ditemukan di bantal, perabotan rumah tangga, celah karpet, pakaian, dll. Di luar rumah, TDR juga dapat ditemukan misalnya pada sarang burung, permukaan kulit mamalia dan binatang lainnya. Banyaknya populasi TDR tergantung pada faktor suhu dan kelembaban udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan kepadatan TDR yang ditemukan di kelurahan Malalayang 1 Kecamatan Malalayang Kota Manado. Penelitian ini menggunakan metode surve deskriptif dengan pendekatan potong lintang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis TDR di Kelurahan Malalayang 1 yaitu Dermatophagoides spp. Glycyphagus destructor, Acarus spp, Cheyletus spp, dan Tarsonemus spp. Di ruang keluarga lebih banyak ditemukan TDR dibandingkan dengan ruang tidur. Kepadatan rata-rata TDR pada ruang tidur 1,9 sedangkan di ruang keluarga 1,8. Simpulan: Di Kelurahan Malalayang 1 ditemukan TDR jenis Dermatophagoides spp. Glycyphagus destructor, Acarus spp, Cheyletus spp, dan Tarsonemus spp, yang terbanyak ialah jenis Dermatophagiodes spp. Kepadatan TDR lebih tinggi di ruang tidur dibandingkan dengan ruang keluarga.Kata kunci: kepadatan, jenis, tungau debu rumah.


2015 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Wiska F. Ponggalunggu ◽  
Victor D. Pijoh ◽  
Greta J. P. Wahongan

Abstract. House dust mites are the most found allergens in homes scattered throughout the world that associated with allergic manifestations in the respiratory tract and skin, such as bronchial asthma, allergic rhinitis and atopic dermatitis. The most common house dust mite is from the family Pyroglyphidae, four of which have a close relationship with the incidence of allergy: Dermatophagoides pteronyssinus, Dermatophagoides farinae, Dermatophagoides microceras, and Euroglyphus maynei. This study aims to determine the type and density of house dust mites in several habitats in the homes of people with allergic diseases. This study is a descriptive study using cross-sectional method. Samples were dust in allergic patient’s home in Malalayang I, taken from three habitats, namely bed (mattress and bed linen), bedrooms floor and sofa, as many as 96 samples. Of the 96 samples, there are 60 samples positive of dust mites and 36 negative samples. This study found 157 mites (124 adults and 33 larvae mites). Of the 124 adult mites were identified, there are 122 from order Astigmata with the dominant species is Dermatophagoides pteronyssinus, and two others of the order Prostigmata. In each habitat that is in the bed (mattress and bed linen), bedrooms floor and sofa, Pyroglyphidae is the most prevalent.Keywords: house dust mite, allergiesAbstrak. Tungau debu rumah (TDR) adalah alergen dalam rumah terbanyak yang tersebar di seluruh dunia yang dikaitkan dengan manifestasi alergi pada saluran pernapasan dan kulit, seperti asma bronkial, rinitis alergi dan dermatitis atopik. TDR yang paling sering ditemukan adalah dari famili Pyroglyphidae, empat di antaranya memiliki hubungan yang erat dengan kejadian alergi: Dermatophagoides pteronyssinus, Dermatophagoides farinae, Dermatophagoides microceras, dan Euroglyphus maynei. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan kepadatan tungau debu rumah pada beberapa habitat di rumah penderita penyakit alergi. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode cross-sectional. Sampel penelitian adalah debu di rumah penderita alergi di Kelurahan Malalayang I yang diambil dari 3 habitat, yaitu tempat tidur (kasur dan sprei), lantai kamar tidur, dan sofa sebanyak 96 sampel. Dari 96 sampel, 60 sampel positif tungau debu dan 36 sampel negatif. Pada penelitian ini ditemukan 157 tungau (124 tungau dewasa dan 33 larva). Dari 124 tungau dewasa yang terindentifikasi, dari ordo Astigmata sebanyak 122 dengan spesies yang dominan adalah Dermatophagoides pteronyssinus, dan dua lainnya dari ordo Prostigmata. Pada masing-masing habitat yaitu di tempat tidur (kasur dan sprei), lantai kamar tidur dan sofa, famili Pyroglyphidae paling banyak ditemukan.Kata kunci: tungau debu rumah, alergi


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document