scholarly journals Virtual Tour Instansi Pemerintahan Kabupaten Minahasa Tenggara

2018 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
Author(s):  
Bryant R.S. Ngongoloy ◽  
Yaulie D.Y. Rindengan ◽  
Sherwin R.U.A. Sompie

Abstrak - Dalam era globalisasi perkembanganzaman yang diikuti dengan generasi perkembanganteknologi, sehingga inovasi terus muncul dalam setiapgenerasi. Salah satunya media interaktif Virtual Touryang menjadi inovasi untuk pengenalan suatu lokasi danmemberikan informasi. Inovasi dalam hal pengenalansebuah instansi pemerintahan masih tergolong minimdibidang media teknologi khususnya Virtual Tour.Skripsi dengan judul Virtual Tour Instansi PemerintahanKabupaten Minahasa Tenggara ini dibuat untukpengembangan aplikasi media interaktif yang dapatmenampilkan informasi secara visual dari suatu tempatInstansi Pemerintahan di Kabupaten MinahasaTenggara. Dalam penelitian ini metode yang digunakansebagai tahapan penelitian adalah metode MultimediaDevelopment Life Cycle (MDLC) yang menjadi metoderancang bangun perangkat lunak multimedia yangmenekankan pada 6 tahap pengembangan multimedia.Tools yang digunakan dalam aplikasi ini adalahEasypano Panoweaver, Easypano Tourweaver, dan AdobePhotoshop CS6, Adobe Premier CS6. Dalam aplikasi inidimana pengguna bisa melihat keadaan 360 lokasiinstansi pemerintahan Kabupaten Minahasa Tenggaradi 21 spot. Dalam merepresentasikan informasi dalambentuk gambar panorama 360 dimana memudahkanpengguna untuk melihat informasi secara visual darisuatu lokasi Instansi Pemerintahan di KabupatenMinahasa Tenggara.Kata kunci : Virtual Reality Photography, Android,Multimedia Development Life Cycle.

2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 70-77
Author(s):  
Ahmad Dedi Jubaedi ◽  
Saleh Dwiyatno ◽  
Sulistiyono

Abstrak - Penelitian ini tentang pembuatan aplikasi Virtual Tour pada Museum Negeri Banten, permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana membuat sebuah aplikasi menarik yang dapat digunakan di sebuah Museum agar dapat memberikan sensasi baru ketika berkunjung ke Museum. Pengembangan aplikasi menggunakan metode Luther-Sutopo yaitu Multimedia Development Life Cycle (MDLC) yang terdiri dari 6 tahapan antara lain concept, desain, material collecting, assemmbly, testing, dan distribution. Dalam proses perancangannya, dilakukan kombinasi antara gambar panorama 360° dengan gambar, teks dan musik sehingga pengguna dapat melihat informasi visual secara mudah. Tahap pembuatan aplikasi dengan Tourweaver, Coreldraw dan Photoshop sedangkan untuk pengujian aplikasi dilakukan menggunakan blackbox system.   Kata Kunci: Virtual Tour, Virtual Reality, Museum Negeri, ICT Pembelajaran, Research and Development


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 99
Author(s):  
Mardhiatul Husna ◽  
Erwinsyah Simanungkalit ◽  
Faulina Faulina

<p><em>Medan State Polytechnic is a vocational education that has D4 and D3 study programs, one of which is the Meeting, Incentive, Converence and Exhibition (MICE) study program. This study program was founded in 2007 until now only has a computer laboratory, language and 6 classrooms and a lecturer room 1. The MICE study program in its learning provides theory and practice with theoretical credits of 58 = 41% and practice of 87 = 59% or 80: 143 hours. So far, students have practiced directly in the field (field study) such as convention halls in hotels andalso the field for the implementation of exhibitions. In current conditions, the event cannot be held, for that the mice study program must prepare a laboratory to support the MICE learning. This laboratory is equipped with equipment to create virtual tours such as the Insta 360<sup>0</sup> One R Twin Edition camera and the Oculus Rift S as a Virtual Reality (VR) System, the development of virtual tours using the MDLC (Multimedia Development Life Cycle) method was chosen because MICE students are used to it. designing and implementing events so that students are expected to be able to build and practice learning meetings, conferences, exhibitions in a better and interesting way, meanwhile for incentives students can see virtual tours and create virtual tour incentives. From this research it can be concluded that to be able to build a Virtual Tour is not difficult, it only requires knowledge of how to use the 360<sup>0</sup> camera properly and use the VR System so that MICE students who do not have programming knowledge can still build their own Virtual Tour.</em></p><p><em><strong>Keywords</strong></em><em>: Learning, Virtual Tour, Virtual Reality System, Oculus Rift S, MICE</em></p><p><em>Politeknik Negeri Medan merupakan pendidikan vokasional yang memiliki program studi D4 dan D3, satu diantaranya program studi Meeting, Insentive, Converence and Exhibition (MICE). Program studi ini berdiri sejak tahun 2007 sampai sekarang hanya memiliki laboratorium komputer, bahasa dan ruangan kelas 6 dan ruangan dosen 1. Program studi MICE dalam pembelajarannya memberikan secara teori dan praktik dengan SKS teori 58=41% dan praktik 87=59% atau jam 80:143. Selama ini mahasiswa melakukan praktik langsung ke lapangan (field study) seperti convention hall di hotel dan juga lapangan untuk pelaksanaan pameran. Dalam kondisi sekarang, event itu tidak bisa dilaksanakan, untuk itu program studi mice harus menyiapkan laboratorium untuk mendukung pembelajaran MICE tersebut. Pada laboratarium ini</em><em> </em><em>dilengkapi dengan peralatan untuk membuat virtual tour seperti kamera Insta </em><em>360</em><em><sup>0</sup></em><em> </em><em>One </em><em>R Twin Edition dan Oculus Rift S sebagai Virtual Reality</em><em>(VR)</em><em> System</em><em>, pengembangan virtual tour mengunakan metode </em><em> MDLC (Multimedia Development Life Cycle</em><em>) metode ini dipilih karena mahasiswa MICE sudah biasa merancang dan melaksanakan event</em><em> sehingga </em><em>diharapkan </em><em>mahasiswa dapat </em><em>membangun dan m</em><em>empraktikkan pembelajaran Meeting, Con</em><em>f</em><em>erence, Exhibition secara lebih baik dan menarik sementara itu untuk Insentive mahasiswa dapat melihat virtual tour dan membuat virtual tour insentive.</em><em> </em><em>Dari penelitian ini dapat disimpulkan untuk dapat membangun Virtual Tour tidaklah sulit hanya diperlukan pengetahuan bagaimana menggunakan kamera 360<sup>0</sup> dengan baik dan penggunaan VR System sehingga mahasiswa MICE yang tidak memiliki pengetahuan pemprograman tetap dapat membangun Virtual Tour sendiri.</em></p><p><em><strong>Kata kunci</strong></em><em>: Pembelajaran, Virtual Tour, Virtual Reality System, Oculus Ridft S, MICE</em></p>


2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 216-222
Author(s):  
Indri Tri Julianto ◽  
Rinda Cahyana ◽  
Dewi Tresnawati

Pariwisata adalah kegiatan mengunjungi objek wisata dengan tujuan rekreasi dan liburan. Seiring perkembangan di dunia teknologi dan informasi, terdapat teknologi yang dapat digunakan untuk mempromosikan suatu objek wisata yang dinamakan dengan Virtual Reality. Virtual Reality merupakan teknologi yang dirancang untuk membuat pengguna dapat berinteraksi dengan lingkungan yang disimulasikan komputer. Masalah yang dihadapi adalah masih sedikitnya situs web wisata yang menyediakan fitur ini. Teknologi Virtual Reality dalam dunia fotografi dikenal sebagai Virtual Reality Photography. Virtual Reality Photography dapat menghasilkan gambar secara 360o, sehingga orang dapat melihat gambar secara utuh dan seolah-olah berada di tempat ketika fotografer sedang mengambil gambar. Tujuan penelitian ini adalah merancang dan membangun sebuah situs web penyedia informasi bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke objek wisata. Metode pengembangan yang digunakan adalah Multimedia Development Life Cycle. Luaran penelitiannya berupa situs web Virtual Reality Photography yang menyediakan informasi dalam bentuk gambar 360o dengan dilengkapi peta lokasi dan gambar statis. Teknologi Augmented Reality dapat diterapkan di situs web ini sebagai bentuk sajian informasi seperti halnya teknologi Virtual Reality.    


2015 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Hera Wulanratu Wulur ◽  
Steven Sentinuwo ◽  
Brave Sugiarso

Abstrak - Perkembangan teknologi yang semakin hari semakin pesat, memunculkan banyak inovasi baru dari teknologi. Salah inovasi perkembangan teknologi adalah Virtual tour yang mulai banyak digunakan misalnya pada beberapa aplikasi untuk memperkenalkan suatu lokasi. Akan tetapi penggunaan aplikasi virtual tour sebagai media promosi pariwisata di Indonesia masih sangat sedikit. . Skripsi dengan judul Virtual tour Tempat Wisata Alam di Sulawesi Utara ini dibuat untuk mengembangkan sebuah aplikasi interaktif yang dapat menampilkan informasi secara visual dari suatu tempat wisata alam di Sulawesi Utara. Metodologi pengembangan yang digunakan pada penelitian ini adalah metodologi Multimedia Development Life Cycle (MDLC) yang merupakan metode rancang bangun perangkat lunak multimedia yang menekankan pada 6 tahap pengembangan multimedia. Tools yang digunakan dalam aplikasi ini adalah PT Gui, Eclipse dan Google Maps. Dalam aplikasi ini, pengguna bisa melihat keadaan 360 tempat wisata alam di 10 spot tempat wisata yang dibuat dengan teknik immersive photography. Dengan mereprensentasikan informasi dalam bentuk gambar panorama 360 memudahkan pengguna untuk menampilkan informasi secara visual dari suatu tempat wisata alam di Sulawesi Utara.Kata kunci - Virtual Tour, Panorama, Sulawesi Utara


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 259
Author(s):  
Yuli Purwati ◽  
Selvi Sagita ◽  
Fandy Setyo Utomo ◽  
Wiga Maulana Baihaqi

<p class="Abstrak">Dalam studi ini, kami mengembangkan aplikasi <em>virtual</em><em> </em><em>reality</em> untuk mempelajari tata surya di tingkat sekolah dasar. Tujuan pembuatan aplikasi ini untuk menyediakan media pembelajaran berbasis multimedia bagi siswa agar dapat memahami konsep tata surya. <em>Multimedia Development Life Cycle</em><em> </em>(MDLC) adalah tahap pengembangan sistem yang digunakan untuk membangun aplikasi <em>virtual reality</em>. MDLC terdiri dari tahapan konsep manufaktur, desain, pengumpulan bahan, perakitan, pengujian, dan distribusi. Hasil tes penerimaan pengguna yang dilakukan oleh satu orang guru pengampu menunjukkan hasil 81,25%, sedangkan yang dilakukan oleh 26 siswa menunjukkan hasil 88,63%. Berdasarkan hasil tes penerimaan oleh guru diperoleh saran perbaikan aplikasi pada sisi interaktifitas pengguna. Evaluasi kepuasan pengguna terhadap aplikasi dilakukan dengan kuesioner berdasarkan empat elemen multimedia: teks, interaktivitas, animasi, dan gambar grafis. Hasil evaluasi penggunaan teks memiliki nilai 3,57, grafik bernilai 3,52, animasi bernilai 3,54, dan interaktivitas memiliki nilai 3,51. Berdasarkan hasil tes, dapat disimpulkan bahwa responden puas dengan penggunaan elemen multimedia pada aplikasi tersebut, dan aplikasi tersebut dapat membantu mereka untuk memahami topik pembelajaran lebih baik daripada metode pembelajaran dan pengajaran konvensional.</p><p class="Abstrak"> </p><p class="Abstrak"><em><strong>Abstract</strong></em></p><p class="Abstract"><em>In this study, we developed a virtual reality application for learning the solar system at the elementary school. The purpose of making this application is to provide multimedia-based learning media for students to be able to understand the concept of the solar system. Multimedia Development Life Cycle is a development stage of the system used to build virtual reality applications. MDLC consists of stages of the manufacturing concept, design, material collecting, assembly, testing, and distribution. Results of user acceptance test conducted by one teacher show the results of 81.25%, while that is done by 26 student shows the results of 88.63%. Based on the acceptance test results by the teacher, there are suggestions to improve the application on the user interactivity aspect. Evaluation of user satisfaction of the applications is done by a questionnaire based on the four elements of multimedia: text, interactivity, animation, and a graphical image. The result of the evaluation of the use of text has a value of 3.57, the graphic has a value of 3.52, animation has a value of 3.54, and interactivity has a value of 3.51. Based on the test results, it can be concluded that the respondents are satisfied with the use of multimedia elements on the application, and the application can help them to understand the learning topic better than conventional methods of learning dan teaching.</em><strong></strong></p><p class="Abstrak"><em><strong><br /></strong></em></p>


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 45-52
Author(s):  
Seli Istita ◽  
Heri Suroyo

Aplikasi yang berbasis website telah menjadi kebutuhan, salah satunya aplikasi web dalam bentuk virtual tour sebagai media informasi untuk meperkenalkan tempat objek wisata yang berada di kota, Penelitian ini mengambil kota lahat sebagai objek utama, dimana informasi akan di tampilkan secara visual dari suatu lokasi dengan panorama 360 sehingga pengguna dapat mengetahui objek wisata. Metode yang digunakan adalah metode Multimedia Development Life Cycle (MDLC) yang merupakan metode rancang bangun perangkat lunak multimedia yang menekankan pada 6 tahap pengembangan multimedia. Adapun Fitur yang akan digunakan adalah maps, informasi, panorama 360°, comment, like dan rating. Manfaat aplikasi virtual tour ini dapat memudahkan wisatawan untuk melihat objek wisata yang ada di kota lahat.


2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 81
Author(s):  
Nurul Ivan Setiawan ◽  
Novi Safriadi ◽  
Hafiz Muhardi

Istana Kadriah adalah Istana Kesultanan Pontianak yang dibangun pada tahun 1771 sampai 1778 masehi. Sebagai cikal-bakal lahirnya Kota Pontianak,  Istana Kadriah merupakan salah satu daya Tarik wisata di kota Pontianak yang banyak di kunjungi wisatawan dari dalam maupun luar daerah bahkan luar negeri. Istana Kadriah dijadikan museum yang dibuka untuk umum,dengan tujuan memberi kan pengetahuan sejarah pada generasi saat ini, maka dibutuhkan sebuah media untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat dalam maupun luar Pontianak. Media informasi dapat meningkatkan daya tarik pengunjung agar berkunjung ke Istana Kadriah. Aplikasi virtual tour menggunakan voice guidance yang dikembangkan sehingga mampu memberikan informasi terkait kondisi tempat Istana Kadriah. Aplikasi dibangun berbasis website sehingga dapat diakses oleh semua orang.Tujuan dari aplikasi ini adalah untuk membantu pengunjung dalam memperoleh informasi mengenai tempat wisata di Istana Kadriah dan membangkit kan lagi wisata sejarah yang di kota Pontianak. Perancangan aplikasi ini menggunakan MDLC (Multimedia Development Life Cycle) yang terdiri dari 6 tahap, yaitu Concept, Design, Material Collecting, Assembly, Testing, dan Distribution. Aplikasi berjalan dengan baik dan bebas kesalahan berdasarkan pengujian black box, dan dinilai layak dengan hasil persentase 90,17% berdasarkan pengujian aspek usability. Tampilan aplikasi dapat ditampilkan dengan baik melalui desktop berdasarkan pengujian portability.  Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini layak diimplementasikan.


2017 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 29
Author(s):  
Ghali Adyo Putra ◽  
Rinta Kridalukmana ◽  
Kurniawan Teguh Martono

Virtual Reality is three-dimensional technology and developing rapidly at the moment. Therefore, Virtual Reality technology implementation will be useful for people. One of this implementation is in clinical fields, which is for handling phobia. One of the therapies provided by a therapist to patients is by using flooding technique that faces the patient on the situation that confronts the making of fear until no longer feel anxious. In some cases, the flooding technique for acrophobia almost impossible because of the level of dangerous and the expensive cost.By using game engine Unity and Multimedia Development Life Cycle (MDLC) method which has six stages, concept, design, material collection, assembly, testing, and distribution, application development Android-based Virtual Reality will resolve the issue.Based on the results of Black-box method, functions from the application of virtual reality simulation as a tool for the treatment of acrophobia has already worked well. Further research is needed to find out the impact of application in the medical sector.Acrophobia merupakan jenis fobia yang membuat individu merasakan kegelisahan, ketegangan, dan rasa tidak nyaman ketika berada pada ketinggian. Hal itu yang membuat penderita acrophobia tidak bebas melakukan aktivitas sehari-hari. Untuk mengatasinya, dibutuhkan terapi ke psikiater untuk menyembuhkan acrophobia tersebut. Dalam teknik terapi, ada yang dinamakan flooding, yaitu menempatkan penderita ke situasi yang membuat ketakutan sampai penderita tidak merasa cemas. Teknik flooding sangat berbahaya jika diterapkan pada penderita acrophobia. Teknologi Virtual Reality sudah digunakan untuk menangani penderita acrophobia, tetapi teknologi yang ada masih mahal. Maka dari itu diperlukannya teknologi yang murah supaya penderita acrophobia dapat melakukan terapi dengan aman. Dengan menggunakan Multimedia Development Life Cycle sebagai metode pengembangannya, Unity, dan aplikasi berbasis Android dapat mengatasi masalah tersebut. Pembuatan simulasi 3D Virtual Reality sebagai alat bantu terapi acrophobia berbasis Android telah berhasil dibuat. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat dampak lebih lanjut pada bidang klinis.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 35-38
Author(s):  
Anita Soraya ◽  
Hamidiilah Ajie ◽  
Vina Oktaviani

Green Biduri merupakan sebuah perumahan dengan sistem cluster yang terdapat di daerah Kranggan, Bekasi. Dalam melakukan pemasaran, Green Biduri mempunyai beberapa kendala. Salah satu kendala utama yang dihadapi adalah keterbatasan media promosi yang dapat menggambarkan secara jelas atau nyata mengenai produk perumahan yang dipromosikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan animasi 3D berbasis virtual reality sebagai media promosi. Metode penelitian yang digunakan adalah Metode Rekayasa Teknik dengan model MDLC (Multimedia Development Life Cycle). Tahapan penelitian yang dilakukan terdiri dari:1) konsep; 2) desain; 3) pengumpulan bahan; 4) pembuatan; 5) uji coba. Data yang digunakan didapatkan dari hasil observasi dan wawancara. Pengujian dilakukan kepada ahli materi, ahli media dan responden dengan melakukan validasi instrumen terlebih dahulu. Hasil pengujian dengan ahli materi 1. Kemudian hasil pengujian oleh ahli media 0.47 dan hasil pengujian responden 84%. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, maka media promosi dapat dikategorikan “sangat efektif”.


MULTINETICS ◽  
2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 108-118
Author(s):  
Ika Puspa Fairuz Wiwanata ◽  
Bagas Satya Dian Nugraha ◽  
Hendra Pradibta

Pada saat ini pembelajaran sejarah tidak banyak disukai dikarenakan media pembelajarannya yang membosankan. Oleh karena itu, perlu adanya media pembelajaran yang lebih menarik dan interaktif. Dari sini, dibuatlah suatu media pembelajaran berupa game berbasis Virtual Reality dengan tema peristiwa Attack of the Dead Men yang terjadi pada Perang Dunia I. Pembangunan game ini dibuat menggunakan aplikasi Unity versi 2019.3.1f1 Personal dengan penulisan kode menggunakan bahasa C++ yang ditulis dalam aplikasi Visual Studio 2019. Adapun aset-aset yang diperlukan diambil dari berbagai sumber yang didapat baik secara gratis maupun secara berbayar. Metode pengembangan yang digunakan adalah metode Multimedia Development Life Cycle atau yang sering disingkat MDLC. Hasil dari perancangan dan pembangunan ini adalah suatu game berbasis Virtual Reality (VR) dengan tema sejarah. Game ini kemudian diujicobakan secara langsung menggunakan alat VR ke 8 responden dari berbagai latar belakang dengan rentang umur 13-60 tahun, baik yang sudah pernah mencoba menggunakan alat VR maupun yang belum pernah. Hasil dari kuesioner yang dibagikan ke responden setelah uji coba adalah 50% responden menyatakan bahwa informasi yang disampaikan dapat diterima dengan mudah dan 62,5% responden menganggap alur permainan cukup seru.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document