scholarly journals PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PRIMARY SURVEY (PENILAIAN AWAL) PADA PASIEN GAWAT DARURAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)

Author(s):  
Marlisa Marlisa

Primary Survey (Penilaian Awal) merupakan usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kehidupan pada saat pasien atau korban mengalami keadaan yang mengancam jiwa, Kepedulian perawat pada saat menemukan klien yang membutuhkan primary survey (penilaian awal) sangat mempengaruhi keberhasilan usaha pertolongan yang akan di lakukan. Perawat di tuntut memiliki pengetahuan dan sikap yang baik kepada semua intervensi dalam pelayanan di Rumah sakit khususnya primary survey (penilian awal) yang menyangkut kehidupan klien. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengetahuan perawat tentang primary survey (penilaian awal) pada pasien gawat darurat di instalasi gawat darurat (IGD) RSUD Dr.pirngadi medan 2017, penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain penelitian cross sectional dengan menggunakan tehnik total sampling dengan jumlah responden 30 orang perawat yang bekerja di instalasi gawat darurat RSUD.Dr.pirngadi medan tahun 2017. Hasil penelitian yang dilakukan pada 30 orang responden diperoleh bahwa pengetahuan perawat dalam primary survey (penilaian awal) di instalasi gawat darurat (IGD) RSUD. Dr.pirngadi medan tahun 2017 meliputi perawat berpengetahuan baik yaitu berpengetahuan baik dalam primary survey (penilaian awal) yaitu sebanyak 19 responden (63,3%), pengetahuan cukup sebanyak 11 responden (36,7%), dan tidak ditemukan responden dengan pengetahuan kurang. Berdasarkan pendidikan, mayoritas berpengetahuan baik yaitu responden yang berlatar belakang berpendidikan SI keperawatan sebanyak 12 responden (100%), dan berpengetahuan cukup yaitu responden yang berpendidikan DIII keperawatan sebanyak 11 responden (61,1%). Berdasarkan umur, mayoritas responden yang berpengetahuan baik yaitu umur 31-35 tahun 6 responden (60,0%), berpengetahuan cukup umur >40 tahun sebanyak 2 responden (28.6%). Berdasarkan masa kerja, mayoritas responden yang berpengetahuan baik yaitu masa kerja >10 tahun sebanyak 5 responden (100%), berpengetahuan cukup masa kerja 1-5 tahun sebanyak 9 responden (64,3%). Dengan pengetahuan yang baik diharapkan pelayanan pada pasien terutama pada pasien kondisi kritis (Darurat) dapat dilakukan dengan tepat, cepat, cermat dan efisien. Demi terlaksananya pelayanan holistik perawat harus selalu meningkatkan pengetahuan (diperbaharui secara berkala) agar tujuan akhir meningkatkan harapan hidup pasien dan mencegah kecacatan tercapai.

2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Rina Raffa ◽  
Yunita Dwi Anggreini ◽  
Nurul Amaliyah

Latar Belakang: IGD (Instalasi Gawat Darurat) merupakan salah satu unit Rumah Sakit yang dimana perawat memberikan tindakan keperawatan gawat darurat yang memerlukan penanganan Primary Survey terkait dalam pengetahuannya.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang BTCLS (Basic Trauma Cardiac Life Support) dengan penanganan Primary Survey di IGD. Penelitian ini dilakukan di IGD RSU Yarsi Pontianak Provinsi Kalimantan Barat.Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode analitik korelatif menggunakan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling yaitu sebanyak 16 responden. Uji data statistik ini menggunakan uji Chi-Squere dengan program SPSS.Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan perawat dengan BTCLS 75 % dengan kategori baik pada penanganan primary survey yang terampil dan 25%  dengan kategori kurang dalam pengetahuan perawat tentang BTCLS dengan penanganan Primary Survey tidak terampil. Maka didapatkan nilai p value =0,046 (p value 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, yang artinya ada hubungan pengetahuan perawat tentang BTCLS dengan penanganan Primary Survey.Kesimpulan: Tingkat pengetahuan perawat tentang Basic Trauma Cardiac Life Support ada berhubungan dengan penanganan Primary Survey. Sehingga rumah sakit secara umum dan instalasi gawat darurat pada khususnya diharapkan melakukan pelatihan, workshop dan seminar untuk meningkatkan ketempilan dan pengetahuan perawat dalam penanganan keperawatan gawat darurat .


2021 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 70-73
Author(s):  
Sri Hartati S.kep,m.kes

Pengelolaan pasien dengan penurunan kesadaran memerlukan penilaian cepat dan tindakan tepat untuk menghindari kematian dan kecacatan dengan penatalaksanaan initial assement (penilaian awal) yang meliputi : primary survey (ABCDE), secondary survey (pemeriksaan Head To Toe), reevaluasi berkesinambungan dan terapi definitive. Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 32 responden. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan perawat dan dokter dalam kategori baik yaitu 19 (59,5%), dan hasil keterampilan perawat dan dokter dalam kategori terampil yaitu 25 (78,1%). Berdasarkan uji statistik menggunakan alternatif uji Fisher menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,01 (p ≤ 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan keterampilan perawat dan dokter dalam penatalaksanaan primary survey pada pasien dengan penurunan kesadaran di IGD RS Siloam Sriwijaya Palembang. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan informasi tentang hubungan pengetahuan dan keterampilan perawat dan dokter dalam penatalaksanaan primary survey pada pasien penurunan kesadaran di IGD. Kata kunci : Hubungan Pengetahuan, Keterampilan, Primary Survey


2020 ◽  
Author(s):  
Yasutoshi Moteki

Government evaluations in Japan are linked to the business culture. This study investigated government evaluations in cities and towns/villages using primary survey data from 2014 and 2015. The dominant method was <i>Jimujigyo Hyoka</i>, a cross-sectional evaluation of programs using performance measures, implemented by 80% of municipalities with government evaluations. Cities were more likely than smaller municipalities to have implemented evaluations (84.6% vs. 37.4%). Almost none of the smaller municipalities had implemented evaluations because of the lack of resources. The main problems were the lack of clarity and internal consistency in the results and the effort and workload involved.<br>


2020 ◽  
Vol 7 (13) ◽  
pp. 179-188
Author(s):  
Setiawan ◽  
Zulfiana2

Salah satu kasus gawat darurat yang dilayani dengan angka kematian yang masih tinggiadalah pasien yang mengalami penurunan kesadaran karena penyakit (non trauma) dankecelakaan Pasien yang mengalami gangguan kesadaran jika tidak dilakukan penatalaksanaandan penanganan yang cepat dan tepat (primary suvey) dapat menyebabkan keadaan kematiandan menimbulkan komplikasi atau gejala sisa, Berdasarkan data diperoleh adanya peningkatanpasien dengan penurunan kesadaran yang membutuhkan penataksanaan primary survey setiaptahun dan membutuhkan pengetahuan dokter dan perawat yang maksimal. Terdapat beberapafaktor yang berhubungan dengan pengetahuan tentang primary survey antaralain usia, pendidikan,masa kerja dan pelatihan. Rancangan penelitian Cross sectional dengan uji statistic chi square,penelitian ini dilakukan selama tanggal 10 – 17 juli 2017. Teknik total sampling digunakan sebagaiteknik pengambilan sampel dengan jumlah sampel sebanyak 32 responden, Hasil diketahui adahubungan antara usia dengan pengetahuan dokter dan perawat tentang primary survey dengannilai p value = (0,001 < 0,05), tidak ada hubungan antara antara pendidikan dengan pengetahuandokter dan perawat tentang primary survey dengan nilai p value = ( 0,062 p> 0,05), ada hubunganantara masa kerja dengan pengetahuan dokter dan perawat tentang primary survey dengan nilai pvalue = (0,007 < 0,05), ada hubungan antara pelatihan dengan pengetahuan dokter dan perawattentang primary survey dengan nilai p value = (0,000 < 0,05) Kesimpulan penelitian ini diketahuifaktor yang berhubungan sangat erat adalah pelatihan. Untuk itu diperlukan upaya agar dokter danperawat melaksanakan pelatihan secara periodik sehingga mempunyai tingkat pengetahuan yangmaksimal.


2020 ◽  
Author(s):  
Yasutoshi Moteki

Government evaluations in Japan are linked to the business culture. This study investigated government evaluations in cities and towns/villages using primary survey data from 2014 and 2015. The dominant method was <i>Jimujigyo Hyoka</i>, a cross-sectional evaluation of programs using performance measures, implemented by 80% of municipalities with government evaluations. Cities were more likely than smaller municipalities to have implemented evaluations (84.6% vs. 37.4%). Almost none of the smaller municipalities had implemented evaluations because of the lack of resources. The main problems were the lack of clarity and internal consistency in the results and the effort and workload involved.<br>


2015 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
Author(s):  
Mirko Zanatta ◽  
Piero Benato ◽  
Sigilfredo De Battisti ◽  
Concetta Pirozzi ◽  
Vito Cianci

Point-of-care critical ultrasound (CCUS) has changed the management of critically ill patients in the emergency department. It is brought to the bed of patient, images are immediately available and therapy can be monitored making real time changes. Although it is difficult to estimate the real efficacy of CCUS, we evaluated the impact of ultrasound in our emergency department. This study is a cross sectional observational study with 241 cases enrolled. All patients were evaluated by the emergency physician and underwent clinical examination and then CCUS. Patients were then independently evaluated by at least one consultant. A final diagnosis was made after an agreement between the emergency physician and the consultant. Percentages of correct final diagnosis were higher after CCUS than after primary survey: 82.5% <em>vs</em> 49.1% of patients with dyspnea (P&lt;0.001), 71.9% <em>vs</em> 40.6 % with thoracic pain (P=0.03), 76.2% <em>vs</em> 45% with abdominal pain (P&lt;0.001), 80.0% <em>vs</em> 43.6% with suspected deep venous thrombosis (P=0.03) and 80.0% <em>vs</em> 20% with shock (P=0.014). Extended fast assessment for trauma was effective for the management of traumatic patients and correctly ruled out complications in 81.1% of patients (P=0.04). A small number of ultrasound guided invasive procedures were safely and successfully performed. In our study the integration of primary survey with CCUS increased diagnostic capability of the emergency physician and improved overall quality of medical assistance.


Author(s):  
Marlisa -

ABSTRAK Primary Survey (Penilaian Awal) merupakan usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kehidupan pada saat pasien atau korban mengalami keadaan yang mengancam jiwa,Kepedulian perawat pada saat menemukan klien yang membutuhkan primary survey (penilaian awal) sangat mempengaruhi keberhasilan usaha pertolongan yang akan di lakukan. Perawat di tuntut memiliki pengetahuan dan sikap yang baik kepada semua intervensi dalam pelayanan di Rumah sakit khususnya primary survey (penilian awal) yang menyangkut kehidupan klien. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengetahuan perawat tentang primary survey (penilaian awal) pada pasien gawat darurat di instalasi gawat darurat (IGD) RSUD Dr.pirngadi medan 2018, penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain penelitian cross sectional  dengan menggunakan tehnik total sampling dengan jumlah responden 30 orang perawat yang bekerja di instalasi gawat darurat RSUD.Dr.pirngadi medan tahun 2018 Hasil penelitian yang dilakukan pada 30 orang responden diperoleh bahwa pengetahuan perawat dalam primary survey (penilaian awal) di instalasi gawat darurat (IGD)  RSUD. Dr.pirngadi  medan tahun 2018 meliputi perawat berpengetahuan baik yaitu berpengetahuan baik  dalam primary survey (penilaian awal) yaitu  sebanyak 19 responden (63,3%), pengetahuan cukup sebanyak 11 responden (36,7%), dan tidak ditemukan responden dengan pengetahuan kurang. Berdasarkan pendidikan, mayoritas berpengetahuan baik yaitu responden yang berlatar belakang berpendidikan SI keperawatan sebanyak 12 responden (100%), dan berpengetahuan cukup yaitu responden yang berpendidikan DIII keperawatan sebanyak 11 responden (61,1%). Berdasarkan umur, mayoritas responden yang berpengetahuan baik yaitu umur 31-35 tahun 6 responden (60,0%), berpengetahuan cukup umur>40 tahun sebanyak 2 responden (28.6%). Berdasarkan masa kerja, mayoritas responden yang berpengetahuan baik yaitu masa kerja >10 tahun sebanyak 5 responden (100%), berpengetahuan cukup masa kerja 1-5 tahun sebanyak 9 responden (64,3%). Kata kunci : pengetahuan, primary survey   ABSTRACT  Primary Survey is an effort to maintain life when the patient or victim is experiencing a soul-threatening condition, caring nurse at the time of finding clients who need a primary Survey Affect the success of the relief effort that will be done. The nurse in demand has a good knowledge and attitude to all interventions in the service in the hospital, especially the primary survey that concerns the client's life. Research objectives to know the knowledge of nurses about primary survey in emergency patients in emergency installation (IGD) HOSPITAL Dr. Pirngadi Medan 2018, this study uses a descriptive method with research design Cross sectional by using the total sampling technique with the number of respondents 30 nurses working in the RSUD emergency installation. Dr. Pirngadi Medan Year 2018 The results of the study conducted in 30 respondents were obtained that the knowledge of the nurse in the primary survey at the RSUD Emergency installation (IGD). Dr. Pirngadi Medan in 2018 includes good knowledgeable nurses who are knowledgeable in the primary survey of as many as 19 respondents (63.3%), knowledge of just 11 respondents (36.7%), and no respondents found Less knowledge. Based on education, the most knowledgeable majority of respondents who are set in the nursing background educated 12 respondents (100%), and knowledgeable enough of the respondents who were educated in nursing as many as 11 respondents ( 61.1%). Based on the age, the majority of well-knowledgeable respondents were 31-35 years 6 respondents (60.0%), well-informed > 40 years and 2 respondents (28.6%). Based on the working period, the majority of the well-knowledgeable respondents are the > 10-year tenure of 5 respondents (100%), knowledgeable enough working period of 1-5 years as 9 respondents (64.3%). Keywords: knowledge, primary survey


Author(s):  
S.F. Stinson ◽  
J.C. Lilga ◽  
M.B. Sporn

Increased nuclear size, resulting in an increase in the relative proportion of nuclear to cytoplasmic sizes, is an important morphologic criterion for the evaluation of neoplastic and pre-neoplastic cells. This paper describes investigations into the suitability of automated image analysis for quantitating changes in nuclear and cytoplasmic cross-sectional areas in exfoliated cells from tracheas treated with carcinogen.Neoplastic and pre-neoplastic lesions were induced in the tracheas of Syrian hamsters with the carcinogen N-methyl-N-nitrosourea. Cytology samples were collected intra-tracheally with a specially designed catheter (1) and stained by a modified Papanicolaou technique. Three cytology specimens were selected from animals with normal tracheas, 3 from animals with dysplastic changes, and 3 from animals with epidermoid carcinoma. One hundred randomly selected cells on each slide were analyzed with a Bausch and Lomb Pattern Analysis System automated image analyzer.


Author(s):  
Henry I. Smith ◽  
D.C. Flanders

Scanning electron beam lithography has been used for a number of years to write submicrometer linewidth patterns in radiation sensitive films (resist films) on substrates. On semi-infinite substrates, electron backscattering severely limits the exposure latitude and control of cross-sectional profile for patterns having fundamental spatial frequencies below about 4000 Å(l),Recently, STEM'S have been used to write patterns with linewidths below 100 Å. To avoid the detrimental effects of electron backscattering however, the substrates had to be carbon foils about 100 Å thick (2,3). X-ray lithography using the very soft radiation in the range 10 - 50 Å avoids the problem of backscattering and thus permits one to replicate on semi-infinite substrates patterns with linewidths of the order of 1000 Å and less, and in addition provides means for controlling cross-sectional profiles. X-radiation in the range 4-10 Å on the other hand is appropriate for replicating patterns in the linewidth range above about 3000 Å, and thus is most appropriate for microelectronic applications (4 - 6).


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document