scholarly journals Pengaruh Pendekatan Cognitive Behavior Therapy (CBT) terhadap Perilaku Inhalen “Ngelem” pada Remaja di Kecamatan Kambu Kota Kendari

2021 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
Author(s):  
Nurfantri Nurfantri ◽  

Masa remaja sebagai masa peralihan masa anak-anak menuju masa dewasa. Masa ini melalui masa puberitas yang penuh dengan ‘badai’ dan stress, kecenderungan melakukan perilaku yang beresiko. Bila tahapan ini tidak dilalui dengan baik atau gagal, kemungkinan dapat menimbulkan masa krisis, yang ditandai kecenderungan munculnya perilaku menyimpang. diantaranya penyalahgunaan Narkotika dan lem (inhalen). Lem ini digunakan dengan cara inhalasi lem aibon atau dengan jenis lem lain. Untuk mengurangi kecenderungan perilaku menyimpang pada remaja, maka alternatif yang diberikan adalah intervensi melalui pendekatan Cognitive Behavior Therapy (CBT). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian CBT terhadap perilaku inhalen “ngelem” pada remaja di Kecamatan Kambu, Kota Kendari. Penelitian ini merupakan eksperimen non-random pada satu kelompok dengan pra-pasca tes dan tindak lanjut. CBT dibagi menjadi 4 sesi, setiap sesi dilakukan 1-2 kali dalam seminggu. Pra-pascatest menggunakan instrumen penilain penyalahgunaan zat inhelen dan lembar observasi perilaku. Berdasarkan analisis statistik menggunakan metode uji paired sample t-test, terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah CBT dengan nilai p 0,02 (evaluasi minggu I) dan 0,008 (evaluasi minggu II). CBT dapat digunakan untuk membantu remaja mengontrol perilaku inhalen “ngelem”.

2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 10-19
Author(s):  
Sofy Ariany Hasan ◽  
Duta Nurdibyanandaru

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah cognitive behavior therapy (CBT) efektif terhadap kontrol diri remaja dengan perilaku status offense  di MTsN X Magetan. Pemberian CBT bertujuan untuk meningkatkan kontrol diri remaja, sehingga remaja tersebut dapat mengurangi perilaku kenakalan remaja, khususnya status offense. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan tipe penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen ini dilakukan selama 6 sesi, dan masing-masing sesi dilaksanakan selama 1 jam. Subjek pada penelitian ini berjumlah 24 remaja dengan perilaku kenakalan status offense yang merupakan siswa MTsN X Magetan. Penelitian ini menggunakan skala psikologi untuk mengukur efektivitas dari CBT. Skala yang digunakan adalah Self Control Scale (SCS) yang dikembangkan oleh Tangney, dkk (2004), berjumlah 24 aitem setelah diujicobakan peneliti dengan reliabilitas sebesar 0,864. Analisis data dilakukan menggunakan teknik t-independent (two sample t-test dengan menggunakan bantuan SPSS 22 for windows. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa  CBT efektif dalam meningkatkan kontrol diri remaja dengan perilaku kenakalan status offense di MTsN X Magetan. Nilai signifikansi pada gain score kontrol diri sebesar 0.001 (sig. < 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara gain score kontrol diri pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah adanya pemberian perlakuan CBT.


2010 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 26-31
Author(s):  
Heppi Sasmita ◽  
Budi Anna Keliat ◽  
Budiharto Budiharto

AbstrakSeseorang yang mengalami skizoprenia sering diawali dengan masalah harga diri rendah dengan gejala: konsentrasi dan perhatian kurang, kepercayaan diri kurang, rasa bersalah, tidak berguna, pandangan masa depan yang suram dan pesimistis. Tujuan penelitian ini menilai efektivitas cognitive behaviour therapy (CBT) untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan perilaku klien harga diri rendah. Metode penelitian: quasi eksperimen dengan penerapan cognitive behaviour therapy dengan pendekatan pre-post test. Analisis yang digunakan dependen dan independent sample t-Test, regresi linier sederhana, chi-square dan Anova. Penelitian dilakukan di salah satu RS Jiwa terhadap 58 klien yaitu 29 orang kelompok intervensi dan 29 orang kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan cognitive behavior therapy meningkatkan kemampuan kognitif dan perilaku klien skizoprenia dengan harga diri rendah secara bermakna (p<0.05, α=0.05). Efektifitas CBT meningkatkan kemampuan kognitif sebesar 29,31% dan kemampuan perilaku sebesar 22,4%. Penelitian ini merekomendasikan CBT sebagai salah satu terapi spesialis pada klien skizoprenia dengan masalah harga diri rendah. AbstractPatient with schizophrenia in the beginning is experiencing low self esteem with the following symptoms: concentration difficulty, attention deficit, low self confident, guilty and worthless feelings, and pessimistic. Cognitive behavior therapy is the solutions to enhance cognitive ability as well as to treat behavior of patient with low self esteem. The research aims to study about the effectiveness of cognitive behavior therapy. Method of the research was quasi experiment with pre and post- tests design. The analysis of the research was dependent and independent sample t- test, simple linear regression, chi square, and anova. The research was conducted in mental health hospital with 58 respondents, divided into 29 respondents as intervention group and 29 respondents as control group. The research demonstrated that cognitive behavior therapy has significantly enhanced cognitive ability and treated behavior of patient with low self esteem (p<0.05, α=0.05). The research shown the effectiveness to enhance cognitive ability about 29.31 percent, while the effectiveness to treat behavior about 22.4 percent. This study recommended cognitive behavior therapy as specialty treatment for patient schizophrenia with low self esteem.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Resa Nirmala Jona

Malnutrisi merupakan komplikasi yang terkenal pada pasien dengan sirosis hepatis. Penurunan nilai kekuatan genggam berhubungan dengan malnutrisi dan dianggap sebagai parameter terpercaya yang mencerminkan hilangnya massa otot. Kepatuhan pasien dalam pemenuhan nutrisi yang tepat sangat diperlukan untuk sapat meningkatkan status gizi pasien, sehingga diperlukan perubahan perilaku (changes behavior). Salah satu jenis terapi dengan menggunakan pendekatan perilaku untuk mengatasi masalah ketidakpatuhan adalah Cognitive Behavior Therapy (CBT), yang merupakan salah satu bentuk psikoterapi yang mengubah pikiran negatif menjadi pikiran positif. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Cognitive Behavior Therapy (CBT) dalam meningkatkan status gizi pada pasien sirosis hepatis. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi eksperimental pada pasien sirosis hepatis dengan kriteria child pugh A dan B, pemilihan sampel dengan cara purposive sampling dan dibagi dalam kelompok intervensi 34 responden dan kelompok kontrol 34 responden. Normalitas data diuji menggunakan Shapiro wilk, dilanjutkan dengan uji beda menggunakan Paired T Test. Didapatkan nilai pre-post pada kelompok intervensi p=0,000. Pengukuran efektivitas dihitung dengan rumus menurut Cohen’s. Didapatkan nilai Effect Size (ES) CBT terhadap status gizi adalah 0,7 (efek sedang). Simpulan dari peneliian ini Cognitive Behavior Therapy (CBT) efektif dalam meningkatkan status gizi pada pasien sirosis hepatis.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 168-172
Author(s):  
Rizqi Syafrina ◽  
Ika Apriati Widya Putri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Cognitive Behavior Therapy terhadap Kecemasan dalam Komunikasi pada mahasiswa tingkat akhir. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda, yaitu pada angkatan 2015. Pada pelaksanaan penelitian, terdapat penurunan subjek dari 10 orang menjadi 4 orang dikarenakan alasan pribadi. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala Personal Report of Communication Apprehension (PRCA-24) dari McCroskey. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan bentuk one group pretest-postest design, yaitu desain kelompok tunggal tanpa kelompok pembanding. Analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan uji Wilcoxon t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan Cognitive Behavior Therapy tidak mengurangi kecemasan dalam komunikasi secara signifikan pada mahasiswa tingkat akhir (z=-1.604, p=0.109). Namun demikian, CBT cukup mampu menjalankan fungsinya untuk menurunkan kadar kecemasan dalam komunikasi, hal ini ditunjukkan dengan turunnya skor skala Personal Report of Communication Apprehension (PRCA-24) subjek penelitian. 


2002 ◽  
Vol 47 (4) ◽  
pp. 379-381
Author(s):  
Frank M. Dattilio

2001 ◽  
Author(s):  
Jacqueline B. Persons ◽  
Joan Davidson ◽  
Michael A. Tompkins

2001 ◽  
Author(s):  
Z. Steel ◽  
J. Jones ◽  
S Adcock ◽  
R Clancy ◽  
L. Bridgford-West ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document