scholarly journals Efektivitas Cognitive Behavior Therapy terhadap Kontrol Diri Remaja dengan Perilaku Kenakalan Status Offense di Madrasah Tsanawiyah Negeri X Magetan

2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 10-19
Author(s):  
Sofy Ariany Hasan ◽  
Duta Nurdibyanandaru

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah cognitive behavior therapy (CBT) efektif terhadap kontrol diri remaja dengan perilaku status offense  di MTsN X Magetan. Pemberian CBT bertujuan untuk meningkatkan kontrol diri remaja, sehingga remaja tersebut dapat mengurangi perilaku kenakalan remaja, khususnya status offense. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan tipe penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen ini dilakukan selama 6 sesi, dan masing-masing sesi dilaksanakan selama 1 jam. Subjek pada penelitian ini berjumlah 24 remaja dengan perilaku kenakalan status offense yang merupakan siswa MTsN X Magetan. Penelitian ini menggunakan skala psikologi untuk mengukur efektivitas dari CBT. Skala yang digunakan adalah Self Control Scale (SCS) yang dikembangkan oleh Tangney, dkk (2004), berjumlah 24 aitem setelah diujicobakan peneliti dengan reliabilitas sebesar 0,864. Analisis data dilakukan menggunakan teknik t-independent (two sample t-test dengan menggunakan bantuan SPSS 22 for windows. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa  CBT efektif dalam meningkatkan kontrol diri remaja dengan perilaku kenakalan status offense di MTsN X Magetan. Nilai signifikansi pada gain score kontrol diri sebesar 0.001 (sig. < 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara gain score kontrol diri pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah adanya pemberian perlakuan CBT.

2010 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 26-31
Author(s):  
Heppi Sasmita ◽  
Budi Anna Keliat ◽  
Budiharto Budiharto

AbstrakSeseorang yang mengalami skizoprenia sering diawali dengan masalah harga diri rendah dengan gejala: konsentrasi dan perhatian kurang, kepercayaan diri kurang, rasa bersalah, tidak berguna, pandangan masa depan yang suram dan pesimistis. Tujuan penelitian ini menilai efektivitas cognitive behaviour therapy (CBT) untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan perilaku klien harga diri rendah. Metode penelitian: quasi eksperimen dengan penerapan cognitive behaviour therapy dengan pendekatan pre-post test. Analisis yang digunakan dependen dan independent sample t-Test, regresi linier sederhana, chi-square dan Anova. Penelitian dilakukan di salah satu RS Jiwa terhadap 58 klien yaitu 29 orang kelompok intervensi dan 29 orang kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan cognitive behavior therapy meningkatkan kemampuan kognitif dan perilaku klien skizoprenia dengan harga diri rendah secara bermakna (p<0.05, α=0.05). Efektifitas CBT meningkatkan kemampuan kognitif sebesar 29,31% dan kemampuan perilaku sebesar 22,4%. Penelitian ini merekomendasikan CBT sebagai salah satu terapi spesialis pada klien skizoprenia dengan masalah harga diri rendah. AbstractPatient with schizophrenia in the beginning is experiencing low self esteem with the following symptoms: concentration difficulty, attention deficit, low self confident, guilty and worthless feelings, and pessimistic. Cognitive behavior therapy is the solutions to enhance cognitive ability as well as to treat behavior of patient with low self esteem. The research aims to study about the effectiveness of cognitive behavior therapy. Method of the research was quasi experiment with pre and post- tests design. The analysis of the research was dependent and independent sample t- test, simple linear regression, chi square, and anova. The research was conducted in mental health hospital with 58 respondents, divided into 29 respondents as intervention group and 29 respondents as control group. The research demonstrated that cognitive behavior therapy has significantly enhanced cognitive ability and treated behavior of patient with low self esteem (p<0.05, α=0.05). The research shown the effectiveness to enhance cognitive ability about 29.31 percent, while the effectiveness to treat behavior about 22.4 percent. This study recommended cognitive behavior therapy as specialty treatment for patient schizophrenia with low self esteem.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Resa Nirmala Jona

Malnutrisi merupakan komplikasi yang terkenal pada pasien dengan sirosis hepatis. Penurunan nilai kekuatan genggam berhubungan dengan malnutrisi dan dianggap sebagai parameter terpercaya yang mencerminkan hilangnya massa otot. Kepatuhan pasien dalam pemenuhan nutrisi yang tepat sangat diperlukan untuk sapat meningkatkan status gizi pasien, sehingga diperlukan perubahan perilaku (changes behavior). Salah satu jenis terapi dengan menggunakan pendekatan perilaku untuk mengatasi masalah ketidakpatuhan adalah Cognitive Behavior Therapy (CBT), yang merupakan salah satu bentuk psikoterapi yang mengubah pikiran negatif menjadi pikiran positif. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Cognitive Behavior Therapy (CBT) dalam meningkatkan status gizi pada pasien sirosis hepatis. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi eksperimental pada pasien sirosis hepatis dengan kriteria child pugh A dan B, pemilihan sampel dengan cara purposive sampling dan dibagi dalam kelompok intervensi 34 responden dan kelompok kontrol 34 responden. Normalitas data diuji menggunakan Shapiro wilk, dilanjutkan dengan uji beda menggunakan Paired T Test. Didapatkan nilai pre-post pada kelompok intervensi p=0,000. Pengukuran efektivitas dihitung dengan rumus menurut Cohen’s. Didapatkan nilai Effect Size (ES) CBT terhadap status gizi adalah 0,7 (efek sedang). Simpulan dari peneliian ini Cognitive Behavior Therapy (CBT) efektif dalam meningkatkan status gizi pada pasien sirosis hepatis.


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 141-149
Author(s):  
Emeliya Hardi ◽  
Desi Ermayulis ◽  
Masril Masril

The main problem in this study is the lack of self-control of students in class XI IPS SMAN 1 Batipuh. The purpose of this study was to see how much influence the group counseling approach to Cognitive Behavior Therapy to improve self-control of students of class XI IPS SMAN 1 Batipuh. This type of research is quantitative research using experimental methods. The design used in this study was pre-experimental design with the type of one group pretest-posttest design, namely by measuring the self-control of the experimental group students by using the same instrument in the pretest and posttest measurements. The population in this study were all students of class XI IPS SMAN 1 Batipuh, the sample in this study were 10 students who have low self-control. The results showed that cognitive behavior therapy approach group counseling had a significant effect on student self control. This can be seen based on the results of "t" count with df or db 9, with a significance level of 0.5% obtained that (16.8)> tt (1.83) can thus be interpreted that the cognitive behavior therapy approach group counseling influential significant to the self-control of students of class XI IPS at SMAN 1 Batipuh


2021 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
Author(s):  
Nurfantri Nurfantri ◽  

Masa remaja sebagai masa peralihan masa anak-anak menuju masa dewasa. Masa ini melalui masa puberitas yang penuh dengan ‘badai’ dan stress, kecenderungan melakukan perilaku yang beresiko. Bila tahapan ini tidak dilalui dengan baik atau gagal, kemungkinan dapat menimbulkan masa krisis, yang ditandai kecenderungan munculnya perilaku menyimpang. diantaranya penyalahgunaan Narkotika dan lem (inhalen). Lem ini digunakan dengan cara inhalasi lem aibon atau dengan jenis lem lain. Untuk mengurangi kecenderungan perilaku menyimpang pada remaja, maka alternatif yang diberikan adalah intervensi melalui pendekatan Cognitive Behavior Therapy (CBT). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian CBT terhadap perilaku inhalen “ngelem” pada remaja di Kecamatan Kambu, Kota Kendari. Penelitian ini merupakan eksperimen non-random pada satu kelompok dengan pra-pasca tes dan tindak lanjut. CBT dibagi menjadi 4 sesi, setiap sesi dilakukan 1-2 kali dalam seminggu. Pra-pascatest menggunakan instrumen penilain penyalahgunaan zat inhelen dan lembar observasi perilaku. Berdasarkan analisis statistik menggunakan metode uji paired sample t-test, terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah CBT dengan nilai p 0,02 (evaluasi minggu I) dan 0,008 (evaluasi minggu II). CBT dapat digunakan untuk membantu remaja mengontrol perilaku inhalen “ngelem”.


2018 ◽  
Vol 37 (6) ◽  
pp. 453-479 ◽  
Author(s):  
Joyce Maas ◽  
Ger P.J. Keijsers ◽  
Mike Rinck ◽  
Eni S. Becker

Background: In line with previous research in alcohol addiction, we tested whether an Approach-Avoidance Training (AAT) prior to standard six-session Cognitive Behavior Therapy (CBT) for Hair Pulling Disorder (HPD) reduced problematic relapse, commonly found in this population. Method: Prior to CBT, 54 outpatients with a primary diagnosis of HPD were randomly assigned (double-blind) to either a training condition (n = 27), learning to avoid hair-pulling-related stimuli, or to a control condition (n = 27). Symptom severity was assessed with the Massachussetts General Hospital Hairpulling Scale, Severity Urge Resistance Frequency Scale, Self-Control Cognition Questionnaire, and Alopecia Scale. Results: In line with existing research, CBT showed to be an effective treatment for HPD in the short-term. There was no significant symptom increase after one and three months, but effect sizes were reduced approximately by half at the twelve-month measurement. The AAT training prior to CBT did not result in enhanced symptom reduction or reduced relapse after CBT. Conclusions: AAT training could not resolve the substantial relapse after successful CBT. Future research should take into account the complexity of stimuli that elicit hair pulling (e.g., tactile stimuli) and consider investigating other types of biases.


2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 25-30
Author(s):  
Patricia Wulandari

Abstract   Panic disorder is a form of anxiety disorder characterized by repeated panic attacks and preoccupied with worrying that a panic attack will occur. Panic attacks are characterized by fears of a disaster or loss of self-control even though there is really nothing to worry about. Other symptoms experienced during a panic attack are heart palpitations (similar to a heart attack), shortness of breath, feelings of suffocation, and the body feels weak. If this disorder is not detected early, it will affect the daily life of the patient. This case report presents the case of a 34-year-old woman who experiences symptoms of panic disorder with choking phobia that is managed with antidepressants and cognitive behavior therapy. In addition, there is discussion of differential diagnosis and the role of cognitive behavior therapy in handling this case. 


Author(s):  
MIRZA ALVIRA

Indonesia menduduki peringkat empat didunia dalam hal penggunaan HP. Hal ini mengakibatkan munculnya perilaku adiksi. Perilaku adiksi ditemukan pada anak-anak usia sekolah yakni berkitar antara 13-19 tahun. Anak-anak menghabiskan waktu untuk bermain HP. Waktu mereka habis hanya untuk game, bermain media sosial, serta internet. Perilaku adiski HP ini memberikan pengaruh buruk bagi anak, khususnya minat dan prestasi belajar. Namun, disisi lain, perilaku adiksi HP juga memberikan pengaruh pada bidang emosi, sosial, fisik, dan psikis anak. Adiksi HP adalah perilaku ketergantungan anak pada HP. Anak dapat menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk bermain HP. Akivitas bermain HP tersebut cenderung mengarah pada kegiatan yang tidak bermanfaat bagi diri dan orang lain. Perilaku adiksi ini merupakan kondisi yang membutuhkan perhatian khusus untuk segera di atasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang perilaku adiksi HP di kalangan anak-anak, mengetahui faktor penyebab munculnya, pengaruh buruk dari perilaku adiksi HP, dan tindakan yang dapat dilakukan untuk untuk mengurangi, mencengah, dan memperbaiki perilaku adiksi HP. Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi deskriptif kualitatif. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas 8 SMP Negeri 37 Surabaya. Sumber data dari penelitian ini adalah siswa (sumber primer), orang tua, guru, serta dokumen pendukung (sumber sekunder). Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa faktor utama penyebab munculnya perilaku adiksi HP adalah kontrol orang tua dalam memfilter penggunaan HP oleh anak, self control anak, self awareness anak, serta lingkungan. Faktor-faktor tersebut menyebabkan munculnya perilaku adiksi HP yang berbeda-beda di setiap anak. Selain faktor-faktor, hal yang ditemukan dari penelitian ini adalah dampak buruk dari perilaku adiksi HP. Dampak buruk yang paling banyak ditemukan di subjek penelitian adalah rendahnya minat dan prestasi belajar siswa. Selain itu, siswa memunculkan perilaku withdrawl (menarik diri) dari lingkungan. Perilaku adiksi HP dapat dicegah dan diperbaiki dengan berbagai cara dan berbagai teknik dengan bantuan banyak pihak. Saran untuk penelitian ini adalah melakukan kerja sama dengan orang tua dan pihak sekolah melakukan pengawasan kepada anak dalam penggunaan HP. Saran bagi peneliti selanjutnya adalah melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau penelitian eksperimen untuk mencoba melakukan konseling Mindfullness Cognitive Behavior Therapy (MCBT) dalam rangka mereduksi perilaku adiksi HP.Kata Kunci: HP, adiksi, adiksi HP


2017 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 133-146
Author(s):  
Yahya AD ◽  
Megalia Megalia

Agresivitas yang dilakukan oleh remaja di sekolah adalah karena kurangnya nurani pada remaja, lebih rendah kontrol terhadap impuls, lebih rendah sensitivitas terhadap nilai-nilai moral. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan agresif adalah faktor lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMPN 9 Bandar Lampung ada siswa yang berperilaku agresif dan agresif secara verbal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari terapi perilaku kognitif (CBT) dalam mengurangi motivasi agresif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain eksperimental pretest-posttest satu Desain Grup. Sampel dalam penelitian ini membuktikan 14 siswa yang memiliki kompatibilitas.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket agresif, wawancara dan observasi. Dalam penelitian ini analisis data menggunakan analisis data statistik (kuantitatif). Hasil perhitungan skor rata-rata sebelum memulai konseling Cognitive Behavior Therapy (CBT) dengan teknik Self Control adalah 115,5 dan setelah mengikuti pelatihan konseling Cognitive Behavior Therapy (CBT) dengan teknik Self Control adalah 68,5. Dari hasil uji-t dengan df = 13 dengan taraf signifikansi 0,05 -2,160. Nilai - - (15.982 -2.160) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Terapi Cognitive Behavior Therapy (CBT) dengan teknik Kontrol Diri dalam Mengurangi Motivasi Kelas VIII di SMPN 9 Bandar Lampung.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 168-172
Author(s):  
Rizqi Syafrina ◽  
Ika Apriati Widya Putri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Cognitive Behavior Therapy terhadap Kecemasan dalam Komunikasi pada mahasiswa tingkat akhir. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda, yaitu pada angkatan 2015. Pada pelaksanaan penelitian, terdapat penurunan subjek dari 10 orang menjadi 4 orang dikarenakan alasan pribadi. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala Personal Report of Communication Apprehension (PRCA-24) dari McCroskey. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan bentuk one group pretest-postest design, yaitu desain kelompok tunggal tanpa kelompok pembanding. Analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan uji Wilcoxon t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan Cognitive Behavior Therapy tidak mengurangi kecemasan dalam komunikasi secara signifikan pada mahasiswa tingkat akhir (z=-1.604, p=0.109). Namun demikian, CBT cukup mampu menjalankan fungsinya untuk menurunkan kadar kecemasan dalam komunikasi, hal ini ditunjukkan dengan turunnya skor skala Personal Report of Communication Apprehension (PRCA-24) subjek penelitian. 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document