Transformasi Misi Kristen Pada Isu Dominasi Gender Masyarakat Jawa di Era Masyarakat 5.0
Prinsip Keselamatan Kristen mengangkat isu persamaan hak antara pria dan wanita dimana keselamatan tidak ditentukan oleh perbedaan gender. Namun dalam tatanan masyarakat Jawa yang secara tradisi dan kultur masih didominasi oleh kaum pria, filosofi “swarga nunut, neraka katut” masih berakar erat dan memengaruhi persepsi wanita Jawa, khususnya yang masih memegang teguh tradisi. Masyarakat 5.0 membawa paradigma baru bahwa di tengah arus global–digital, teknologi hadir untuk lebih memanusiakan manusia dan mengembalikan harkat dan martabat manusia secara utuh. Bagaimana perkembangan teknologi yang mengubah tatanan kehidupan ini dapat dimanfaatkan dalam mentransformasi Misi Kristen pada wanita Jawa mengambil keputusan mandiri dalam keselamatan menjadi isu utama pembahasan. Metode untuk menjawab pertanyaan penelitian memakai metode studi Biblika dan riset literatur berbasis kontekstualisasi budaya dan implementasinya secara praktis di era Masyarakat 5.0 menjadi pilihan utama. Kesimpulan yang diambil mengarah pada kebenaran perlunya mengubah paradigma berpikir bahwa keselamatan merupakan keputusan pribadi yang tidak tergantung pada perbedaan gender dan ikatan tradisi. Kebaharuan penelitian ini terletak pada eksplorasi Biblika yang secara khusus menjawab filosofi Jawa tentang “swarga nunut, neraka katut” dengan memanfaatkan karakteristik era Masyarakat 5.0.The Christian Salvation Principle raises the issue of equal rights between men and women where salvation is not determined by gender differences. However, in Javanese society, which is traditionally and culturally still dominated by men, the philosophy of “swarga nunut, neraka katut” is still deeply rooted and influences the perception of Javanese women, especially those who still adhere to tradition. The era of society 5.0 brings a new paradigm that in the midst of global – digital flows, technology is present to more humanize humans and restore human dignity as a whole. How the development of technology and in life can be utilized in transforming the Christian mission for Javanese women to make independent decisions in safety is the main issue of discussion. Methods to answer research questions using Biblical study methods and literature research based on cultural contextualization and its practical implementation in the era of society 5.0 are the main choices. The conclusions drawn lead to the truth of the need to change the paradigm of thinking that salvation is a personal decision that does not depend on gender differences and traditional ties. The novelty of this research lies in the exploration of the Bible which specifically answers the Javanese philosophy of “swarga nunut, neraka katut”, by utilizing the characteristics of the era of society 5.0.