scholarly journals RESPONS TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR) AKAR ALANG-ALANG

2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 87-89
Author(s):  
Dahlan Dahlan ◽  
Ummu Aimanah ◽  
Lipebri Lipebri

Kajian ini bertujuan mengetahui respon penggunaan tanaman sawi terhadap pemberian PGPR akar alang-alang dan untuk mengetahui respons petani terkait pembuatan dan pengaplikasian PGPR akar alang-alang. Kajian di laksanakan di Lahan Kelompok Tani Bakung II Kelurahan Samata Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa dan kegiatan penyuluhan pertanian di laksanakan di Kelurahan Samata Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Metode kajian disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan sehingga diperoleh 16 plot. Hasil analisis dengan menggunakan uji F menunjukkan respons tanaman sawi terhadap pemberian PGPR akar alang-alang pada kaji widya yang dilakukan terlihat pada perlakuan minggu ke 2 menunjukan perbedaan yang nyata. Jumlah daun tidak memberikan pengaruh yang nyata. Berat basah produksi terbaik pada P3 98,56 gram. Respons petani terhadap penyuluhan teknologi pemberian PGPR akar alang-alang adalah meningkatkan pengetahuan 39,74 %, sikap 38,22 % dan keterampilan 46,66 %. Dengan Efektivitas Kegiatan Penyuluhan berada pada kategori Cukup Efektif.

2020 ◽  
Vol 390 ◽  
pp. 121806 ◽  
Author(s):  
Kanchan Vishwakarma ◽  
Vijay Pratap Singh ◽  
Sheo Mohan Prasad ◽  
Devendra Kumar Chauhan ◽  
Durgesh Kumar Tripathi ◽  
...  

Plants ◽  
2020 ◽  
Vol 9 (10) ◽  
pp. 1349
Author(s):  
Isha Mishra ◽  
Tahmish Fatima ◽  
Dilfuza Egamberdieva ◽  
Naveen Kumar Arora

In this study, Pseudomonas putida BSP9 isolated from rhizosphere of Brassica juncea was investigated for its plant growth promoting and biosurfactant producing activities. The isolate showed the ability to produce indole acetic acid, siderophore, phosphate solubilization activity and was an efficient producer of biosurfactant. Purification (of the biosurfactant) by thin layer chromatography (TLC) and further characterization by Fourier transform infrared spectroscopy (FTIR) revealed that biosurfactant produced by the isolate belonged to the glycolipid category, which is largely produced by Pseudomonas sp. In addition, liquid chromatography-mass spectroscopy (LC-MS) analysis showed the presence of a mixture of six mono-rhamnolipidic and a di-rhamnolipidic congeners, confirming it as a rhamnolipid biosurfactant. Bioformulations were developed using BSP9 and its biosurfactant to check their impact on promoting plant growth in B. juncea. It was noted from the study that bioformulations amended with biosurfactant (singly or in combination with BSP9) resulted in enhancement in the growth parameters of B. juncea as compared to untreated control. Maximum increment was achieved by plants inoculated with bioformulation that had BSP9 plus biosurfactant. The study also suggested that growth promotion was significant up to a threshold level of biosurfactant and that further increasing the concentration did not further enhance the growth parameter values of the plant. The study proves that novel bioformulations can be developed by integrating plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) and their biosurfactant, and they can be effectively used for increasing agricultural productivity while minimizing our dependence on agrochemicals.


2020 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. 14-19
Author(s):  
Praptiningsih Gamawati Adinurani ◽  
Sri Rahayu ◽  
Nurul Fima Zahroh

Mikroba Bacillus subtilis merupakan agen pengendali hayati mempunyai kelebihan sebagai Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) yaitu dapat berfungsi sebagai biofertilizer, biostimulan, biodekomposer dan bioprotektan. Tujuan penelitian mengetahui potensi B. subtilis dalam merombak bahan organik sebagai usaha meningkatkan ketersediaan bahan organik tanah yang semakin menurun. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan berbagai  bahan organik sebagai petak utama (B0 = tanpa bahan organik, B1 = kotoran ayam,  B2 = kotoran kambing, B3 = kotoran sapi) dan aplikasi B.subtilis sebagai anak petak (A0 = 0 cc/L, A1 = 5cc/L, A2 = 10 cc/L, Pengamatan meliputi variabel tinggi tanaman, indeks luas daun, jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman, dan bahan organik tanah. Data pengamatan  dianalisis ragam  menggunakan  Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 25 dan dilanjutkan dengan uji Duncan untuk mengetahui signifikansi perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi antara bahan organik kotoran ternak dan konsentrasi B. subtilis terhadap semua variabel pengamatan. Potensi B. subtilis sangat baik dalam mendekomposisi bahan organik yang ditunjukkan dengan peningkatan bahan organik, dan hasil terbaik pada kotoran  sapi (B3) dan konsentrasi B. subtilis 15 mL/L masing-masing sebesar 46.47 % dan 34.76 %. Variabel pertumbuhan tidak berbeda nyata kecuali tinggi tanaman dengan pertambahan tinggi paling banyak pada pemberian kotoran kambing sebesar 170.69 %.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document