scholarly journals ANALISIS FAKTOR DETERMINAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN PERAWATAN LUKA SESUAI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) DI RS STELLA MARIS MAKASSAR

2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 16-24
Author(s):  
Siprianus Abdu ◽  
Anita Sampe

Tujuan penelitian adalah dianalisisnya faktor determinan yang paling berhubungan dengan kepatuhan perawat dalam melaksanakan perawatan luka sesuai SOP. Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan observasional analitik. Rancangan penelitian cross sectional study. Penelitian dilaksanakan di RS Stella Maris Makassar pada bulan Februari 2018. Sampel penelitian ini adalah perawat pelaksana yang berjumlah 57 orang, dengan teknik pengambilan sampel probability sampling pendekatan proportionate stratified random sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner. Pendekatan etika penelitian seperti informed consent, anonymity, confidentiality, benefit, justice. Data diolah dengan proses editing, coding, entry, tabulatting, cleaning, dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Secara bivariat hasil penelitian adalah ada hubungan usia, tingkat pendidikan, masa kerja, pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam melaksanakan perawatan luka sesuai SOP dan tidak ada hubungan jenis kelamin dan sikap dengan kepatuhan perawat dalam melaksanakan perawatan luka sesuai SOP. Secara multivariat variabel bebas yang paling dominan menjadi prediktor terhadap kepatuhan perawat dalam melaksanakan perawatan luka sesuai SOP adalah pengetahuan, dengan nilai OR=4, yang bermakna bahwa perawat yang memiliki pengetahuan yang baik mempunyai kecenderungan 4 kali lebih besar untuk patuh dalam melaksanakan perawatan luka sesuai SOP. Probabilitas kepatuhan perawat dalam melaksanakan perawatan luka sesuai SOP karena ketiga variabel yakni pengetahuan, tingkat pendidikan dan usia sebesar 98,2%.  

2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 209
Author(s):  
Afriyana Amelia Nuryadin ◽  
Ricky Perdana Poetra ◽  
Sri Paramitha Putri

Penempatan kerja adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk menentukan seseorang pada posisi yang sesuai dengan formasi yang dibutuhkan, sedangkan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesesuaian penempatan kerja dan kualifikasi pendidikan terhadap kinerja pegawai di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain cross sectional study. Untuk variabel independen dalam penelitian ini adalah penempatan kerja dan kualifikasi pendidikan sedangkan variabel dependennya adalah kinerja pegawai. Dimana populasi dalam penelitian ini adalah pegawai rumah sakit Bhayangkara Makassar yaitu 611 orang dan yang memiliki ketidaksesuaian kualifikasi pendidikannya terhadap penempatan kerjanya yaitu sebanyak 115 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah stratified random sampling dengan penarikan sampel menggunakan rumus slovin sehingga diperoleh sampel sebanyak 112 responden serta pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat, bivariat, dan Multivariat dengan menggunakan uji regresi linear berganda. Hasil penelitian dalam penelitian ini adalah dari hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa ada pengaruh faktor akademis thitung >ttabel(2.136>1.663), faktor pengalaman thitung>ttabel(13.148 >1.663), faktor status perkawinan thitung>ttabel(2.970>1.663), faktor pendidik thitung>ttabel(3.019> 1.663), faktor lingkungan thitung>ttabel(2.812 > 1.663).


2020 ◽  
Vol 5 (11) ◽  
pp. 209-216
Author(s):  
Muhamad Saufiyudin Omar ◽  
Siti Fatimah Abdul Aziz ◽  
Nurasyikin Mohd Salleh

Satisfied employees are crucial in developing a successful organization. The purpose of this study is to identify the factors that affect job satisfaction among polytechnic academic employees in Malaysia. A cross-sectional study was employed and stratified random sampling was used to collect the data. A total of 130 respondents answered the questionnaires. The results revealed that job security, salary and working conditions had significant and positive influence on job satisfaction among polytechnic academic employees. Hence, strengthening the factors of job security, salary and working conditions among the polytechnic academic employees is critically important to ensure the employees are satisfied which will then lead towards a successful polytechnic.


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 75-84
Author(s):  
Muhammad Amin ◽  
Maryati Maryati

Perawat dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya tentunya mempunyai harapan, nilai dan motivasi saat bekerja, oleh karena itu sangatlah penting organisasi mengetahui kepuasan kerja yang mereka rasakan terhadap pekerjaannya. Penelitian ini bertujuan untuk Mengidentifikasi hubungan  gaya kepemimpinan dan locus of controldengan kepuasan kerja perawat di RSU Majene. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan rancangan cross sectional study,  jumlah sampel sebanyak 126 orang perawat  yang bekerja ≥ 1 tahun di RSU Majene dengan tehnik pengambilan sampel proportionate stratified random sampling. Pengumpulan data melalui kuesioner dengan menggunakan analisis chi square. Hasil penelitian menujukkan  Adanya hubungan yang bermakna antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap RSUD  Majene. Ada hubungan yang bermakna antara Locos of  Control dengan kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap RSUD  Majene.


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 72
Author(s):  
Widiya Nisa ◽  
Rapael Ginting ◽  
Ermi Girsang

Insiden kanker serviks di dunia menurut WHO tahun 2015 diperkirakan sekitar 445.000 kasus baru pada tahun 2012 dengan jumlah kematian sekitar 270.000 orang. Salah satu upaya yang dilakukan untuk penanganan kanker serviks adalah melakukan program deteksi dini melalui metode inspeksi visual asam asetat (IVA). Menurut data Kementrian Kesehatan tahun 2015, program IVA telah berjalan pada 1.986 Puskesmas di 304 kabupaten/kota yang berada di 34 provinsi di Indonesia. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2015, Wilayah kerja Puskesmas Mandala merupakan salah satu dari lima wilayah kerja Puskesmas terendah untuk cakupan wanita usia subur yang melakukan deteksi dini kanker serviks sebanyak 69 orang dari 10.579 WUS atau hanya sekitar 0,65%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Mandala Kecamatan Medan Tembung Kota Medan tahun 2018. Jenis Penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan Cross Sectional Study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Wanita Usia Subur (WUS) di wilayah kerja Puskesmas Mandala berjumlah 22.259 orang dengan jumlah sampel 50 responden dengan cara pengambilan sampel penelitian yaitu menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Analisis univariat dengan teknik distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan rumus Chi-Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang memiliki pengaruh yaitu variabel dukungan suami/keluarga dengan nilai ρ=0,044, informasi dengan nilai ρ=0,000, dan dukungan petugas kesehatan dengan nilai ρ=0,000), sedangkan variabel yang tidak memiliki pengaruh yaitu variabel sikap dengan nilai ρ=0,086 yang artinya variabel dengan nilai p-value <0.05 memiliki hubungan dengan pemanfaatan IVA di Puskesmas Mandala. Peran  petugas  kesehatan  lebih  aktif melakukan  penyuluhan atau memberikan KIE kepada Wanita Usia Subur tentang deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA. Kepada petugas  IVA diharapkan untuk melakukan pendekatan secara personal kepada wanita pasangan usia subur agar mau melakukan pemeriksaan IVA.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 24-30
Author(s):  
Siprianus Abdu ◽  
Jenita Laurensia Saranga' ◽  
Venny Sulu ◽  
Rista Wahyuni

Gadget merupakan barang canggih yang hampir semua orang dapat memilikinya. Gadget yang disertai berbagai macam aplikasi memberikan kemudahan mengakses berbagai hal seperti media berita, jejaring sosial, musik, bermain games, internet, foto-foto, menonton video dan masih banyak lagi yang lainnya. Penggunaan gadget di kalangan mahasiswa menjadi hal biasa, karena hampir semua kebutuhan perkuliahan dapat diakses melalui gadget. Dengan gadget mahasiswa dengan mudah mengakses literatur pengetahuan, musik, bermain games, internet, foto-foto, menonton video, transaksi perkuliahan dan lain-lain. Semua kemudahan tersebut tidak berarti tanpa masalah. Selain hal positif penggunaan gadget dapat berdampak negatif, misalnya penurunan ketajaman penglihatan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dampak penggunaan gadget terhadap penurunan ketajaman penglihatan. Jenis penelitian adalah kuantitatif observasional analitik dengan desain cross sectional study. Populasi pada penelitian adalah mahasiswa, pengambilan sampel menggunakan teknik Non-Probability Sampling dengan pendekatan Accidental Sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel independen penggunaan gadget adalah kuesioner sedangkan variabel dependen ketajaman penglihatan menggunakan snellen chart. Pengumpulan data memperhatikan etika penelitian seperti informed consent, anonimity dan confidentiality. Jenis data adalah data primer, data sekunder dan data tersier. Data diolah dengan menggunakan program SPSS for windows versi 21.0 dengan proses editing, coding, processing dan cleaning. Data dianalisis secara univariat dan bivariat. Analisis bivariat menggunakan Uji Statistik Chi Square dengan tingkat signifikansi ?=0,05. Hasil Uji Statistik Chi Square diperoleh p value untuk mata kanan dan kiri masing-masing pkanan = 0,647 dan pkiri = 0,462. Kesimpulannya bahwa penggunaan gadget tidak berdampak signifikan terhadap penurunan ketajaman penglihatan baik pada mata kanan maupun mata kiri.


Author(s):  
Hastin Hastin ◽  
Pitrah Asfian ◽  
Fikki Prasetya

Fotokeratitis adalah kerusakan pada kornea mata akibat cahaya, yang diakibatkan oleh paparan sinar matahari yang berlebihan atau sumber sinar UV buatan lainnya. Sinar UV yang ditangkap oleh mata akan di serap oleh lapisan jaringan terluar kornea dan konjungtiva. Adapun gejala yang ditimbulkan berupa memerahnya bola mata, rasa sakit pada mata, mata terasa berpasir, banyak mengeluarkan air mata, dan penglihatan terasa kabur. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara lama paparan, jarak pengelasan, getaran dan penggunaan APD  pada pekerja pengelasan Kota Kendari tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah 52 orang dan sampel yang diambil menggunakan stratified random sampling. Hasil uji statistik pada tingkat signifikan α = 0,05 diperoleh hasil, ada hubungan yang bermakna antara lama paparan (ρvalue = 0,005), jarak pengelasan (ρvalue = 0,008), dan penggunaan APD (ρvalue = 0,044) dengan keluhan subjektif fotokeratitis. Tidak ada hubungan yang bermakna antara getaran (ρvalue = 0,739) dengan keluhan subjektif fotokeratitis. Hasil analisis multivariat menunjukan ada pengaruh lama paparan (ρvalue = 0,012, OR=6,490), jarak pengelasan (ρvalue = 0,007, OR=8,776) dan penggunaan APD (ρvalue = 0,027, OR=0,173) terhadap keluhan subjektif fotokeratitis. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada hubungan antara lama paparan, jarak pengelasan, dan penggunaan APD dengan keluhan subjektif fotokeratitis pada pekerja pengelasan di Kota Kendari. Serta  tidak ada hubungan antara getaran dengan keluhan subjektif fotokeratitis pada pekerja pengelasan di Kota Kendari. Ada pengaruh antara lama paparan, jarak pengelasan dan penggunaan APD dengan keluhan subyektif fotokeratitis pada pekerja pengelasan di Kota Kendari


2018 ◽  
Vol 35 (3-4) ◽  
pp. 65-77
Author(s):  
Cissy B. Kartasasmita ◽  
Maurits Demedts

A longitudinal study on acute inspiratory infections was conducted from April 1988 until June 1990, in Cikutra, an urban community in the municipality of Bandung, Indonesia. The study consisted of. 3 parts: a presurvey, a cross sectional study, and a one-year prospective study. All children aged less than five years in Cikutra were included in the presurvey. A simple questionnaire was used for collecting data. In the cross sectional study 500 children were selected by stratified random sampling. Field investigators visited the children's homes and interviewed mothers using a standardized questionnaire. For the prospective study 269 children of less than 48 months of age were enrolled, and followed for one year. The prevalence of all ARI was 57-58%, mild-moderate ARl 55-56% , and severe ARJ 5%. On average the children suffered from 6.7 episodes of ARl per child per year, with a mean duration of episode of 5.3 days. Several factors showed significant relationship with the prevalence, incidence, severity of duration of ARI.


BMJ Open ◽  
2019 ◽  
Vol 9 (10) ◽  
pp. e031681
Author(s):  
Tomoo Hidaka ◽  
Shota Endo ◽  
Hideaki Kasuga ◽  
Yusuke Masuishi ◽  
Takeyasu Kakamu ◽  
...  

ObjectivesPre-emptive conversations (PCs) about end-of-life (EOL) preferences are beneficial for both elderly people and their families to understand and share the preferences. However, the factors which promote/inhibit PCs have yet to be clarified. We therefore aimed to determine the factors related to having PCs with hypothesis that age, subjective economic status and subjective health status are associated with having PC experience.DesignA cross-sectional study administering a questionnaire and using stratified random sampling by gender and region.SettingResidents aged 65 years or older who were not receiving nursing care as of 1 November 2016, were extracted from the Japanese long-term care insurance system registry in Koriyama City, Fukushima Prefecture, Japan.Participants1575 participants (717 males and 858 females).OutcomePresence or absence of PC experience with family or friends (yes/no).ResultsThe mean age of the participants was 74.0 years. A multivariable logistic-regression analysis revealed that having PC experience was significantly associated with gender (OR=1.907; 95% CI=1.556 to 2.337; p<0.001), subjective economic status (OR=0.832; 95% CI=0.716 to 0.966; p=0.016) and subjective happiness (OR=0.926; 95% CI=0.880 to 0.973; p=0.003).ConclusionsPoor subjective economic status of elderly people may result in the absence of EOL conversation experience with their families and friends, hindering the elderly from sharing and understanding the EOL preferences. To promote PCs about EOL, gerontology and public health professionals should give special consideration to the subjective economic status of elderly people.


2017 ◽  
Vol 57 (2) ◽  
pp. 76 ◽  
Author(s):  
Novie Homenta Rampengan ◽  
Sri Rezeki Hadinegoro ◽  
Mulya Rahma Karyanti

Background The prevalence of hepatitis B viral (HBV) infection in Indonesia is high. The most effective way to control HBV infection is by hepatitis B (HB) immunization. Many studies reported that hepatitis B surface antibody (anti-HBs) seroprotection declines in children > 10 years of age. In addition many factors can influence anti-HBs titer.Objective To measure anti-HBs titer and evaluate possible factors associated with anti-HBs titer.Methods This cross sectional  study was conducted in children 10-15 years of age from ten schools at Tuminting District, Manado, North Sulawesi, from October to November 2014. All subjects had completed the hepatitis B immunization scheme. By stratified random sampling, 105 children were selected as subjects. Data was analyzed with SPSS version 22.Results. From 48 schools, we selected 10 schools from which to draw a total of 105 children, but only 23 (21.9%) children had detectable anti-HBs . Of all subjects, 76 (72.4%)  were female, 78 (74.3%)  had good nutritional status, and 98 (93.3%)  had birth weight ≥2,500 grams. Data from immunization record books showed that 26 (24.8%) subjects received the HB-1 vaccination at ≤7 days of age and 45 (42.9%) subjects had a ≥2 month interval between the HB-2 and HB-3 vaccinations. Multivariate analysis showed that administration of HB-1 at ≤7 days of age  and a ≥2 month interval between HB-2 and HB-3  had significant associations with anti-HB seroprotection in children.Conclusion A low proportion of subjects who had completed the hepatitis B immunization scheme had detectable anti-HBs titer (21.9%). Administration of HB-1 at ≤7 days of age and a ≥2-month interval between HB-2 and HB-3 vaccinations are important factors in anti-HB seroprotection in children aged 10-15 years.


2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 61
Author(s):  
Yola Yolanda ◽  
Khatijah Binti Abdullah ◽  
Ira Erwina

Keluarga yang merawat anak autis tidak terlepas dari kondisi stres, depresi, cemas, dan tekanan lain yang dialami selama mengasuh anak. Kondisi tersebut juga mempengaruhi kemampuan keluarga dalam mengasuh anak autis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan beban keluarga yang merawat anak autis di kota Padang tahun 2016. Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi penelitian ini adalah 301 keluarga yang memiliki anak autis di seluruh SLB kota Padang dan sampel sebanyak 172 orang. Pengumpulan data pada tanggal 25 Mei– 8 Juni 2016. Tekhnik pengambilan sampel dengan Proporsional Stratified  Random sampling. Instrument penelitian dukungan sosial menggunakan MSPSS dan beban keluarga menggunakan instrument ZBI. Uji statistik Chi-square membuktikan adanya hubungan bermakna antara dukungan sosial dan pendidikan dengan beban keluarga yang merawat anak autis. Faktor yang paling berhubungan dengan beban keluarga adalah dukungan sosial dan pendidikan. Diharapkan sekolah khusus anak autis di kota Padang lebih memotivasi keluarga untuk hadir di kegiatan Parenting Sosial Support setiap bulannya, mencari informasi lewat media online yang terpercaya karena dengan adanya berbagi pengalaman dalam pengasuhan anak autis dapat mengurangi beban dalam merawat anak autis, dan perawat jiwa berperan dalam deteksi masalah psikososial dan kejiwaan dalam keluarga merawat anak autis di sekolah autis, memberikan Family Psiko Edukasi (FPE), dan Terapi Supportif Kelompok .


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document