scholarly journals FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU BALITA KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMBANTU HILIGODU OMBALATA

2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 64-67
Author(s):  
Nova Linda Rambe ◽  
Devina Natalia Lase
Keyword(s):  
P Value ◽  

Latar Belakang. Posyandu adalah tempat bagi balita untuk mendapatkan pelayanan, baik untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan maupun memperoleh kapsul vitamin A dan imunisasi. Tujuan. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan ibu balita ke posyandu. Metodologi. Desain penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel. Adalah ibu-ibu yang memiliki balita 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Hiligodu Ombolata Kecamatan Gunungsitoli Selatan sebanyak 56 orang dengan teknik accidental sampling. Menggunakan lembar chek list sebagai alat pengumpulan data. Analisis data secara Univariat dan Bivariat menggunakan program SPSS versi 18 dan uji chi-square. Hasil. Faktor-faktor yang berhubungan dengan ibu balita terhadap kunjungan posyandu berdasarkan umur p-value (0,009) < α (0,05), berdasarkan pekerjaan p-value (0,009) < α (0,05), berdasarkan pendidikan (0,003) < α (0,05), berdasarkan usia balita (0,002 < α (0,05). Simpulan. Ada hubungan antara umur, pekerjaan, pendidikan ibu, dengan kunjungan posyandu. Saran. Ibu yang memiliki balita lebih meningkatkan pengetahuan tentang posyandu sehingga kunjungan balita ke posyandu semakin tinggi.

2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 146
Author(s):  
Sunarti Hanapi ◽  
Nuryani Nuryani ◽  
Rahmawaty Ahmad

Based on Indonesian Basic Health Research 2018Vitamin A capsule coverage for children 6-59 months reached 53.1%. Based on Department of Health Gorontalo district Vitamin A capsule coverage in work area of Asparaga community health center reached 80%. The research aims at investigating association of giving vitamin A toward toddler. This research used observational analytic method with cross sectional study approach. This research was conducted in February until April with total of samples were 262 children  6-59 mount and respondents were toddler mother. The technique of collecting samples was using purposive sampling technique and the technique of data collection was using questionnaire. The technique of data analysis was chi square test. The findings reseacrh was found that the giving of vitamin A on toddler was 126 (48,1%) and not giving vitamin A was 136 (51,9%) toddlers, low mothers knowledge 63,4%, active cadre 28,2%, active participation toddlers 5,0%. Base on analysis bivariate indicated that sufficient knowledge of mothers 67,7% of the toddlers were given vitamin A and chi square test showed knowledge of p value = 0,000, the role of active cadres 82,4% of the toddlers were given vitamin A with p value = 0,000 and the activity of toddlers visiting community health center / Posyandu 100% of the toddlers were given vitamin A with p value = 0,000. It was concluded that the mothers knowledge factor, the role of cadres and the activity of toddlers visiting Community Health Center and Posyandu were related to the provision of viramin A in the toddlers. It was recommended for mothers of toddlers to explore more information regarding the importance of providing vitamin A to toddlers, and to be active partisipation in Community Health Center / Posyandu activities.Berdasarkan hasil Riskesdas 2018 cakupan kapsul vitamin A pada anak 6-59 bulan mencapai 53,1%. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo cakupan pemberian vitamin A di Wilayah Kerja Puskesmas Asparaga mencapai 80%. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui sejumlah faktor yang berhubungan dengan pemberian vitamin A pada balita. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan rancangan cross sectional study. Penelitian ini dilakukan pada Februari sampai April dengan jumlah sampel 262 balita umur 6-59 bulan dengan ibu balita sebagai responden. Pengambilan sampel dengan tekhnik purvosive sampling dan pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, analisis menggunaka chi square test. Hasil penelitian didapatkan pemberian vitamin A pada balita sebanyak 126 (48,1%) dan tidak diberikan vitamin A sebanyak 136 (51,9%) balita, pengetahuan ibu kurang 63,4%, keaktifan kader 28,2%, keaktifan kunjungan balita 5,0%. Berdasarkan hasil uji bivariat menunjukkan pengetahuan ibu cukup 67,7% anak balita diberikan vitamin A chi square  test menunjukkan pengetahuan  p value = 0,000, peran kader aktif 82,4% balita diberikan vitamin A dengan p value = 0,000, dan keaktifan kunjungan balita ke Puskesmas / Posyandu 100% balita diberikan vitamin A dengan p value = 0,000 berhubungan dengan pemberian vitamin A pada balita. Disimpulkan bahwa faktor pengetahuan ibu, peran kader dan keaktifan kunjungan balita ke Puskesmas dan Posyandu berhubungan dengan pemberian viramin A pada balita. Disarankan kepada ibu balita agar lebih menggali informasi terkait pentingnya pemberian vitamin A pada balita, serta aktif dalam kegiatan Puskesmas / Posyandu.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 134-138
Author(s):  
Fanny Ayudia ◽  
Amrina Amran ◽  
Arfianingsih Dwi Putri

Pemberian kapsul Vitamin A sangat penting untuk menjaga kesehatan terutama kesehatan untuk  mata yang dapat mencegah kebutaan dan lebih penting lagi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Pemberian vitamin A yang cukup pada anak dapat mencegah atau mengurangi keparahan suatu penyakit yang diderita anak seperti diare, campak atau penyakit infeksi seperti ISPA, sehingga tidak membahayakan jiwa anak (Depkes RI, 2011). Profil Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2014  Balita yang diberi vitamin A sebanyak 60.385 (85,7%), sedangkan target Dinas Kesehatan Kota Padang sebesar 100%. Peran petugas kesehatan di masyarakat harus memberikan penyuluhan kepada  masyarakat mengenai vitamin A, karena dengan adanya peran petugas kesehatan sebagai vasilitator akan meningkatkan pengetahuan ibu mengenai vitamin A.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan peran kader terhadap pemberian kapsul vitamin A pada balita. Jenis dan desain penelitian ini analitik  dengan menggunakan cross sectional study. Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak balita dengan sampel sebanyak 90 orang.  Analisis penelitian ini menggunakan uji Chi-Square  pada derajat kemaknaan 95% (α = 0,05). Hasil pada penelitian ini terdapat 74,5% Kader yang tidak berperan dalam pemberian kapsul vitamin A pada balita. Setelah dilakukan uji statistik didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara peran kader dengan pemberian kapsul vitamin A pada balita dengan nilai p value = 0,001 (p<0,05. Penelitian ini menunjukkan bahwa kader dapat berperan dalam memberikan penyuluhan kepada ibu yang memiliki balita dengan harapan ibu yang memiliki balita membawa anaknya untuk mendapatkan vitamin A.   Disarankan kepada puskesmas yang berada di kota Padang agar diberikan pelatihan kader tentang pemberian vitamin A.


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Rini Camelia
Keyword(s):  
P Value ◽  

Latar belakang: Di Indonesia masih banyak ibu nifas yang belum mendapat vitamin A. Pemberianvitamin A pada ibu nifas sangat berpengaruh untuk meningkatkan kualitas vitamin A padabayi.Berdasarkan data dari Depkes RI Tahun 2012 jumlah ibu nifas yang mengkonsumsi kapsulvitamin A di Indonesia masih rendah yaitu 51,65% dari cakupan target 90 %. Tujuan: Mengetahuifaktor-faktor yang mempengaruhi ibu nifas dalam mengkonsumsi kapsul vitamin A. Metode: Metodepenelitian ini bersifat survey Analitik dengan rancanagan Cross-sectional. Instrumen penelitian inimenggunakan kuesioner yang sudah di modifikasi sesuai dengan kebutuhan penelitian. Sampelpenelitian yang diambil secara total sampling dengan sampel 68 responden. Teknik analisa univariatdan analisa bivariat. Hasil: Hasil penelitianini menunjukan : Ada hubungan yang bermakna antaraKonsumsi Kapsul Vitamin A dengan Pendidikan Kesehatan Ibu Nifas. Dengan hasil analisa bivariathasil uji statistik Chi-square diperoleh nilai p value 0,007. Tidak da hubungan yang bermakna antaraKonsumsi Kapsul Vitamin A dengan Dukunag Keluarga Ibu Nifas. Dengan hasil analisa bivariat hasiluji statistik Chi-square diperoleh nilai p value 0,062. Ada hubungan yang bermakna antara KonsumsiKapsul Vitamin A dengan Pengetahuan Ibu Nifas. Dengan hasil analisa bivariat hasil uji statistik Chisquarediperoleh nilai p value 0,002. Saran: petugas kesehatan memberikan penyuluhan kepada ibuibunifas tentang pentingnya mengkonsumsi kapsul vitamin A dalam masa nifas, sehingga dapatmeningkatkan motivasi ibu dalam mengkonsumsi kapsul vitamin A dalam masa nifas.Kata Kunci : Konsumsi Kapsul Vitamin A


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 42-47
Author(s):  
Daholal Jannah ◽  
Sumi Anggraeni
Keyword(s):  
P Value ◽  

Abtrak : Status Gizi Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di SMA N 1 Pagelaran Pringsewu. Kekurangan gizi dan gangguan kesehatan dapat merusak kualitas sumber daya manusia. Di Indonesia masih terdapat empat masalah gizi utamaya itu kurang energi protein (KEP), gangguan akibat kurang iodium (GAKI), kurang vitamin A (KVA) dan anemia akibat kekurangan gizi besi (AGB), angka kejadian anemia pada remaja mencapai presentasi 33,7 %. Dampak anemia pada remaja putri mengakibatkan kebugaran atau kesegaran tubuh berkurang semangat belajar atau prestasi menurun, sehingga pada saat akan menjadi calon ibu dengan keadaan beresiko tinggi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMAN 1 Pagelaran Pringsewu t.  Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik, serta menggunakan pendekatan cross sectional dan tekhnik yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel 96 responden dengan cara mengisi lembar checklist. Berdasarkan uji statistik menggunakan uji chi-square menghasilkan nilai pvalue 0,05 yaitu p value = 0,000, yang berarti ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMAN 1 Pagelaran Pringsewu. Peneliti menyarankan pada pihak sekolah untuk lebih meningkatkan sosialisasi cara memilih makanan yang sehat.


2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 106-109
Author(s):  
Prasetyaningsih Prasetyaningsih

Background: Vitamin A is one of the important nutrients that are fat-soluble and stored in the liver, cannot be made by the body, so it must be fulfilled from the outside (essential). 40 million children suffer from vitamin A deficiency and 13 million children show clinical symptoms of eye disorders. Pariaman Health Center is the region with the lowest coverage of vitamin A, which is 74% of 1546 toddlers. The purpose of this study was to determine the correlation between the level of knowledge and attitudes of mothers with giving vitamin A for toddler in Pariaman Health Center, pariaman city, 2017. Methods: This type of analytic descriptive research using the approach is cross sectional. The study was conducted in Pariaman Health Center in September 2017. The study population was mothers who had toddler who were in the work area of Pariaman Health Center totaling 1,546 people, 93 samples were obtained using accidental sampling method Data processing was Univariate and Bivariate using Chi Square analysis computerized. Results: Univariate results showed that 51.6% had low knowledge, 64.5% had a negative attitude, 64.5% gave vitamin A capsules for toddlers. There is a significant relationship between the knowledge of mothers with giving vitamin A for toddlers, p value 0.001 <0.05. There was a significant correlation between the attitudes of mothers with giving vitamin A, p value 0.001 <0.05. Conclusion: The low coverage of vitamin A in Pariaman Health Center was apparently influenced by a lack of knowledge and also a negative mother's attitude. It is expected that the health center will further improve health services to the community, should counseling about vitamin A be held every month so that mothers' understanding of vitamin A increases


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 105-114
Author(s):  
Ainul Mardhiah ◽  
Nova Hasbani Prima Dewi ◽  
Aminy Aminy

The family planning program also aims to improve the quality of the family in order to generate a sense of security, peace and hope of a better future in realizing the prosperity of birth and inner happiness. Allegedly the factor causing EFA participation in the family planning program is characteristic. The purpose of this research is to know the relationship of attitude and characteristic of Elderly Age Couple (PUS) with participation in family planning program at UPT Puskesmas Sungai Raya Sungai Raya District, East Aceh regency 2018. The research design used was analytic survey with cross sectional design. The population of this study is all Pairs Age of Fertile located in Work Area UPT Sungai Raya Public Health Service Center in January to December 2017 which amounted to 1897 people. Sampling using Slovin formula, obtained as many as 95 samples. The study was conducted from 7-17 July 2018 using questionnaires by interview. Statistical test using chi-square test. Result of research indicate that majority of fertile couple couples (PUS) participate in family planning program as much as 67 respondents (70,5%). Statistically there is relationship of attitude and characteristic of Elderly Age Couple (EFA) with non participation in family planning program in Working Area of UPT Puskesmas Sungai Raya Sungai Raya District of East Aceh Regency 2018 with p value <0,1. It is recommended that the family planning program holders in UPT Puskesmas Sungai Raya Sungai Raya District of East Aceh District to invite cross-sectoral figures to hold meetings to create mini workshop plans at least once a month to increase the participation of the Elderly Age Couple (PUS) in family planning programs. Keyword : Family Planning Program, Attitudes, CharacteristicsABSTRAKProgram KB juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tentram, dan harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin. Diduga faktor yang menyebabkan ketidakikutsertaan PUS dalam program KB adalah karakteristik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan sikap dan karakteristik Pasangan Usia Subur (PUS) dengan keikutsertaan dalam program KB di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan rancangan bedah lintang. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh Pasangan Usia Subur yang berada di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Raya pada bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2017 yang berjumlah 1.897 orang. Pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin, didapatkan sebanyak 95 sampel. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 7-17 Juli tahun 2018 menggunakan kuesioner dengan cara wawancara. Uji statistik menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas Pasangan Usia Subur (PUS) ikut serta dalam program KB yaitu sebanyak 67 responden (70,5%). Secara statistik ada hubungan sikap dan karakteristik Pasangan Usia Subur (PUS) dengan ketidakikutsertaan dalam program KB di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur tahun 2018 dengan p value < 0,1. Sebaiknya pemegang program KB di UPT Puskesmas Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur agar mengajak tokoh lintas sektor agar mengadakan pertemuan untuk membuat rencana loka karya mini setidaknya satu bulan sekali untuk meningkatkan keikutsertaan Pasangan Usia Subur (PUS) dalam program KB.Kata Kunci : Program KB, Sikap, Karakteristik


2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 19-28
Author(s):  
Rakhmie Rafie ◽  
Yusmaidi Yusmaidi ◽  
Mira Fitriyani

Berdasarkan Permenkes 585/1989 dikatakan bahwa informed consent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut. Peran dan tanggung jawab dokter terhadap pelaksanaan tindakan medis berdasarkan imformed consent sangat penting untuk mencegah kemungkinan yang akan terjadi kepada pasien nantinya. Pemahaman terhadap informasi yang diberikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya karakteristik orang tersebut. Survey analitik dengan desain cross sectional dengan wawancara terpimpin menggunakan kuesioner terhadap 100 responden, dan diolah menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: yang berusia dewasa 84 responden (84%) dan yang berusia muda sebanyak 16 responden (16%), laki- laki 63 responden (63%) dan perempuan 37 responden (37%), yang berpendidikan rendah 41 responden (41%) dan yang berpendidikan tinggi 59 responden, yang tidak bekerja 24 responden (24%) sedangkan yang bekerja 76 responden (76%), yang mempunyai pemahaman baik 58 responden (58%) dan yang tidak baik sebanyak 42 responden (42%). Variabel yang terdapat hubungan bermakna dengan pemahaman terhadap persetujuan tindakan medis pada tindakan bedah di RSPBA pada bulan Maret 2015 adalah umur (nilai p value = 0,037) OR = 3.761 dengan nilai Confidence Interval (1.195-11.835)dan pendidikan (nilai p value = 0,00) OR = 8.551 dengan Confidence Interval (3.436-21.285). Sedangkan variabel yang tidak terdapat hubungan bermakna dengan pemahaman persetujuan tindakan medispada tindakan bedah di RSPBA pada bulan Maret 2015 adalah jenis kelamin (nilai p value = 0,987) dan pekerjaan (p value = 0,251). Terdapat hubungan bermakna antara umur dan pendidikan dengan pemahaman terhadap persetujuan tindakan medis pada tindakan bedah di RS Pertamina Bintang Aamin (RSPBA) pada bulan Maret 2015.  


2019 ◽  
Vol 7 (04) ◽  
pp. 215-224
Author(s):  
Kristin Yuliati Sayori ◽  
Astrid Novita
Keyword(s):  
P Value ◽  

Wanita hamil termasuk golongan yang rentan untuk terkena malaria karena berhubungan dengan penurunan imunitas di masa kehamilan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia kehamilan, kebiasaan keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan penggunaan kelambu dengan kejadian malaria pada ibu hamil. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain Cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester 1 dan 2 di wilayah kerja Puskesmas Masni dari bulan Juli-Desember Tahun 2017 dengan teknik pengambilan sampel secara Total Sampling yaitu sebanyak 112 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari tahun 2018. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yaitu kuesioner dan data status pasien sebagai alat ukur. Teknik pengolahan dan analisis data mengunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan usia kehamilan dengan kejadian malaria (p-value=0,025), ada hubungan kebiasaan keluarga dengan kejadian malaria (p-value=0,011), ada hubungan lingkungan tempat tinggal dengan kejadian malaria (p-value=0,022), dan ada hubungan penggunaan kelambu dengan kejadian malaria (p-value=0,030). Kesimpulannya ada hubungan usia kehamilan, kebiasaan keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan penggunaan kelambu dengan kejadian malaria. Saran bagi tenaga kesehatan agar dapat melakukan perbaikan prosedur distribusi kelambu berinsektisida gratis bagi masyarakat sehingga lebih tepat sasaran, dan perlu memaksimalkan sosialisasi cara penggunaan dan pemeliharaan kelambu berinsektisida.


2018 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
Author(s):  
Chahyani Erlita ◽  
Denny Pebrianti
Keyword(s):  
P Value ◽  

Perawatan Payudara merupakan suatu tindakan merawat payudara yang dilaksanakan baik oleh pasien maupun dibantu orang lain yang dilaksanakan mulai dari hari pertama atau kedua setelah melahirkan. Payudara bengkak biasanya terjadi pada hari-hari pertama kelahiran bayi, data yang didapatkan dari Rumah Sakit Kartika Husada pada bulan Januari hingga Maret 2017 terdapat lima kali kejadian payudara bengkak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu nifas dengan sikap dalam melakukan perawatan payudara di Rumah Sakit Kartika Husada Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional, teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner dengan jumlah sampel pada bulan April sebanyak 40 responden yaitu ibu nifas yang mendapat pelayanan di Rumah Sakit Kartika Husada. Analisis data menggunakan analisis univariat untuk menguji pengetahuan dan sikap responden dan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel. Hasil penelitian univariat dengan distribusi frekuensi menunjukkan bahwa sebagian responden (52,5%) berpengetahuan kurang, kategori sikap menunjukkan bahwa sebagian responden (52,5%) memiliki sikap tidak mendukung. Hasil analisis bivariat dengan distribusi Chi-Square diperoleh nilai  0,01 (p-value < 0,05). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa sangat sedikit dari responden (19%) yaitu 4 orang berpengetahuan kurang dengan sikap mendukung. Kesimpulan penelitian ini yaitu ada hubungan antara pengetahuan ibu nifas dengan sikap dalam melakukan perawatan payudara di Rumah Sakit Kartika Husada tahun 2017. Saran kepada petugas kesehatan untuk melakukan penyuluhan tentang perawatan payudara dengan cara membagikan brosur, leaflet atau menempelkan gambar tentang perawatan payudara.


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 34
Author(s):  
Ni Nyoman Novita ◽  
Gusman Arsyad

Implementation of IMD in hospitals has decreased from the previous year and has not reached the target set by the government. Some IMD implementation processes have not been carried out according to applicable standards. So that babies do not get an IMD in accordance with existing SOPs. The purpose of this study was to determine the determinant factors associated with the implementation of the IMD by midwives in the Midwifery and Maternity Room Emergency Room (IGD) at the Anutapura General Hospital in Palu. This research method is analytical with cross sectional approach. The population of this study was that all midwives in the obstetrics emergency room and maternity room at Anutapura Palu Hospital were 37 respondents. The sample in this study is total sampling. The analysis used was univariate, and bivariate analysis using the chi square test with a confidence level of 95% (α = 0.05). The results of statistical tests on variable knowledge of midwives with the implementation of IMD p value: 0.018 (p value <0.05). APN training with the implementation of IMD p value: 0.697 (p value> 0.05). length of work with the implementation of IMD p value: 0.029 (p value <0.05). and peer support with the implementation of IMD p value: 0.007 (p value <0.05). Conclusions there is a relationship between knowledge, length of work, peer support with the implementation of the IMD, and training factors that have nothing to do with IMD implementation. The strongest factor in the relationship is peer support. It is recommended that the Anutarapura Palu Hospital be able to motivate midwives so that they can further enhance their role in the implementation and provide support to their colleagues so that the implementation of the IMD can be carried out in accordance with applicable standards.Keywords: Knowledge, APN Training, Duration of work, Implementation of IMD


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document