Tanaman vanili (Vanilla planifolia Andrews.) memiliki nilai ekspor yang tinggi karena Indonesia menempati peringkat ke-3 sebagai eksportir terbesar dunia setelah Madagaskar dan Perancis. Pengembangan bibit secara vegetatif dalam budidaya vanili yang memiliki beberapa kelemahan yaitu merusak tanaman induk dan rentan serangan penyakit busuk batang. Kelemahan perbanyakan vegetatif dapat diatasi dengan teknik kultur jaringan melalui penambahan sitokinin. Penelitian bertujuan untuk 1) menganalisis peran Kinetin terhadap penggandaan tunas eksplan vanili; 2) menganalisis peran BAP terhadap penggandaan tunas eksplan vanili dan 3) menganalisis interaksi peran Kinetin dan BAP terhadap penggandaan tunas eksplan vanili. Pelaksanaan penelitian pada bulan Juni-Desember 2020 bertempat di Laboraturium Kultur Jaringan Politeknik Negeri Jember menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial. Faktor pertama adalah Kinetin pada taraf 0,0 mg/l, 1,0 mg/l dan 2,0 mg/l. Faktor kedua adalah BAP pada taraf 0,5 mg/l, 1,5 mg/l, dan 2,5 mg/l dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Kinetin 1,0-2,0 mg/l berperan dalam mempengaruhi kecepatan bertunas eksplan dengan hasil tercepat pada 9-10 hari setelah inokulasi, 2) BAP berperan mendukung kemampuan eksplan menghasilkan jumlah tunas terbanyak pada umur8 msi pada konsentrasi BAP 1,5-2,5 mg/l dengan rerata jumlah tunas 4,24-5,00 tunas/eksplan. Konsentrasi BAP 0,5 mg/l mempengaruhi panjang tunas dengan rerata 2,46 cm pada umur eksplan 10 minggu setelah inokulasi.