Coal Losses merupakan proses hilangnya batubara yang terjadi pada saat proses penambangan berlangsung sampai pada saat pengiriman batubara ke tujuan. Proses penambangan batubara seperti clean up roof batubara, proses pemuatan batubara, serta saat pengangkutan batubara menuju stockpile berpotensi menimbulkan coal losses. PT Kalimantan Prima Coal menetapkan coal recovery criteria sebesar 98,5%, lebih ketat dari yang ditetapkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebesar 90%. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung coal losses pada proses clean up batubara, pemuatan batubara di loading point, dan pengangkutan batubara; mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya coal losses; dan memberi rekomendasi upaya penanganan coal losses.Penelitian dilakukan di Pit Inul Middle Panel 3 pada PT KPC bulan Mei dan Juni 2019. Ada lima seam batubara yang diamati, yaitu seam K17LR, K13, K12, K9 dan K4. PT KPC menggunakan survey yang dibandingkan dengan truck count untuk menghitung coal recovery. Total coal losses yang didapat dari setiap seam dibagi menjadi tiga proses penambangan batubara, yaitu coal losses pada saat clean up roof batubara, di loading point, dan saat hauling.Coal Losses yang didapatkan pada seam K17LR bulan Mei dan Juni 2019 sebesar 4,49% dan 3,93%; seam K13 bulan Mei dan Juni 2019 sebesar 2,83% dan 1,47%; seam K12 bulan Mei dan Juni 2019 sebesar 3,57% dan 2,71%; seam K9 bulan Mei dan Juni 2019 sebesar 4,24% dan 4,15%; seam K4 bulan Mei dan Juni 2019 sebesar 4,3% dan 1,11%. Coal losses yang terjadi masih di atas dari kriteria yang diberikan oleh ESDM sehingga masih memenuhi batas kriteria. Persentase coal losses terbesar terjadi di loading point sehingga dilakukan simulasi pengurangan coal losses di loading point. Total losses 19.43% pada Bulan Mei and dan 13.38% pada Bulan Juni berhasil diturunkan menjadi 9,44% and 6,98%. Kata-kata kunci : batubara, recovery, clean up, loading point, hauling