Jurnal Skolastik Keperawatan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

110
(FIVE YEARS 60)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By LPPM Universitas Advent Indonesia

2443-1699, 2443-0935

2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 16-23
Author(s):  
Dewi Ratnasari
Keyword(s):  
P Value ◽  

Abstrak Pendahuluan: Penyakit Ginjal Kronik adalah kerusakan fungsi ginjal yang terjadi selama 3 bulan atau lebih. Gangguan gastrointestinal berupa mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan dapat merubah status nutrisi. Penilaian status nutrisi adalah komponen utama dalam evaluasi dan penatalaksanaan pasien. Tujuan: Mengetahui hubungan lama hemodialisa dengan status nutrisi pada pasien PGK. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain observasional analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Uji yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji Chi-Square. Pengambilan sampel dengan menggunakan accidental sampling. Hasil: penelitian ini menghasilkan nilai tertinggi pada status nutrisi normal dengan lama HD >12 bulan, hal ini disebabkan karena seseorang yang telah lama menjalani hemodialisa mulai terbiasa dengan keadaan gangguan gastrointestinal seperti mual, muntah, diare. Semakin lama orang menjalani hemodialisa, semakin memberikan peluang bagi pasien untuk lebih adaptif dengan program terapi yang dijalaninya. Kesimpulan: Nilai p-value 0,221 (p>0,05) Tidak ada hubungan yang bermakna antara lama hemodialisa dengan status nutrisi.   Kata Kunci : Penyakit Ginjal Kronik, lama hemodialisa, status nutrisi 


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 72-80
Author(s):  
David Raymond Ludjileo

Pendahuluan: Kecanduan game online dapat mempengaruhi kesehatan fisik, hubungan sosial, menimbulkan kelemahan fisik sebagai akibat berkurangnya jam tidur, gizi yang tidak seimbang dan dapat mengakibatkan dehidrasi. Serta malas melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengkajin pengaruh intensitas bermain game online terhadap pola aktivitas fisik siswa. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan populasi siswa SMP Advent Menia, Kabupaten Sabu Rai Jua, NTT yang berjumlah 46 siswa dan sample direkrut dengan tehnik sampling jenuh. Hasil: data menunjukkan bahwa 80% berada pada kategori intensitas bermain game online yang rendah dan 20% pada kategori sedang. 80% memiliki pola aktivitas fisik yang rendah dan 20% memiliki pola aktivitas fisik sedang. terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas bermain game online dengan pola aktivitas fisik. Diskusi: Asuhan keperawatan komunitas dalam pencegahan obesitas dan kecanduan game online pada remaja dapat menjadi pertimbangan dalam pelayanan kepada masyarakat serta focus dari penelitian berikutnya.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 62-71
Author(s):  
Ernawaty Siagian

Pemberi layanan kesehatan harus mengutamakan keamanan pasien sebagai perioritas. Sebagai tenagakesehatan dengan jumlah terbesar, perawat mempunyai andil besar dalam meningkatkan budayakeselamatan pasien di rumah sakit. Penting untuk mengkaji penerapan budaya keselamatan pasien padaperawat, sehingga hasilnya dapat dijadikan acuan dalam melakukan perbaikan.Penelitian descriptivecomparative cross sectional design dilakukan kepada 50 responden perawat dari instalasi gawat darurat,Hemodialisa, Instalasi pasien rawat jalan dan ruang operasi dengan menggunakan instrument HospitalSurvey of Patient safety Culture (HSOPCS) yang terdiri dari 12 dimensi. Uji statistic Mann Whitneydigunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan penerapan antara staff pelaksana dan incharge,antara head nurse dan kepala ruangan.Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata respon positif dari 12dimensi yang diberikan oleh staf pelaksana (74,6%). Ada 5 dimensi yang perlu di tingkatkan yaitupersepsi tentang keselamatan pasien secara menyeluruh (70,5%), harapan dan tindakan manajer dalammeningkatkan keselamatan pasien (65,7%), respon tidak menghukum terhadap kesalahan (48,6%),staffing (70,5%) serta overan dan transisi (65,7%). Sementara incharge mempunyai nilai rata-rata (79,4%). Ada 4 dimensi yang perlu ditingkatkan yaitu frekuensi pelaporan insiden(66,7%), persepsi tentangkeselamatan pasien secara menyeluruh (55,6%), harapan dan tindakan manajer dalam meningkatkankeselamatan pasien (41,7%),dan staffing (66,7%). Pada head nurse nilai rata-rata respon positif dari 12dimensi (76,7%). Ada 5 dimensi yang perlu ditingkatkan yaitu persepsi tentang keselamatan pasien secaramenyeluruh (62,5%), harapan dan tindakan manajer dalam meningkatkan keselamatan pasien (65,6%),respon tidak menghukum terhadap kesalahan (50%), kerjasama tim antar unit (68,8%) serta overran dantransisi (56,3%). Pada kepala ruangan nilai rata-rata respon positif dalam 12 dimensi (88,6%). Ada 1dimensi yang perlu ditingkatkan yaitu respon tidak menghukum terhadap kesalahan (66,7%). Terdapatperbedaan yang signifikan antara staf pelaksana dengan incharge, antara head nurse dengan kepalaruangan dalam penerapan budaya keselamatan pasien. Dengan meningkatkan penerapan budayakeselamatan pasien diharapkan perawat dapat memberikan perawatan yang komprehensif, berbasisevidence dan berpusat pada kebutuhan pasien sehingga keselamatan pasien dirumah sakit dapat tercapai.Kata Kunci: Budaya keselamatan pasien, Perawat, HSOPSC


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 24-34
Author(s):  
Beauty Hartini Noti
Keyword(s):  

Pendahuluan : perilaku swamedikasi merupakan respon seseorang terhadap  rangsangan  dari luar sehingga individu tersebut melakukan pengobatan sendiri tanpa resep dokter untuk mengobati penyakit yang dialaminya. Tujuan : penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran perilaku swamedikasi masyarakat terhadap kelompok senam Klinik UNAI. Metode : metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan Populasi adalah anggota kelompok senam Unai, Bandung, Jawa Barat dan metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling sebanyak 41 responden. Perilaku swamedikasi diukur dengan menggunakan questionnaire yang diadopsi dari penelitian sebelumnya oleh Alghanim serta Omar, dkk. Hasil : hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran perilaku swamedikasi kelompok senam Klinik Unai yang melakukan swamedikasi adalah 92,7 %, tempat memperolah obat paling banyak adalah di apotek 53,7%, sumber informasi yang didapatkan adalah dari keluarga 53,7 %, dan melakukan swamedikasi dengan alasan terbanyak adalah karena penyakit yang dialami ringan 70,7%.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 56-61
Author(s):  
Novi Malisa

Uji kompetensi bertujuan untuk mencapai standar kompetensi lulus yang memenuhi standar kerja sebagai tenaga kesehatan. Oleh karena itu kelulusan uji kompetensi menjadi hal yang sangat penting bagi tenaga kesehatan untuk dapat memperoleh pengakuan terhadap kompetensi yang dimilikinya. Berbagai metode telah diterapkan oleh Institusi pendidikan untuk mempersiapkan mahasiswanya menghadapi uji kompetensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bimbingan uji kompetensi online terhadap hasil try out lokal uji kompetensi mahasiswa Akper RS. Dustira. Desain penelitian menggunakan one group pre-post test design. Populasi pada penelitian ini ialah mahasiswa tingkat III Akper RS. Dustira. Sampel penelitian sebanyak 125 responden diambil dengan teknik Purposive Sampling. Data diperoleh melalui kegiatan try out lokal uji kompetensi dengan jumlah soal 180 pertanyaan vignette yang telah disusun oleh tim yang memiliki sertifikat item development dan item review dengan sistem online. Analisis data menggunakan uji paired t test dengan α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai pre test sebelum diberikan intervensi adalah 46,9110 dengan 38,4% responden belum dapat memenuhi batas lulus. Rerata nilai post test setelah diberikan intervensi adalah 80,2845 dengan 100% responden dapat memenuhi batas lulus. Bimbingan online terbukti secara signifikan meningkatkan nilai mahasiswa saat try out lokal uji kompetensi (p=0,000). Bimbingan online dapat dijadikan alternatif metode program untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi uji kompetensi.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 35-41
Author(s):  
I Gede Purnawinadi ◽  
Irene Jessica Lintang

ABSTRACT Introduction: Hypertension requires lifelong treatment. One influence of the successful treatment of hypertensive patients is adherence to taking drugs through family support roles. Purpose: This study identified the relationship between family support and adherence to taking medication for hypertensive patients at the Airmadidi Health Center in North Minahasa Regency. Method: This study was an observational analytic with cross-sectional approach. The sampling technique used was purposive sampling with a sample of 127 respondents diagnosed with hypertension. Results: Dominant family support (84.3%) was included in the low category, and dominant medication adherence (65.4%) was included in the low category. There is a significant relationship between family support and medication adherence to hypertensive patients (p value 0.016), but the correlation coefficient is weak (r = -0.213) with a negative relationship direction. Discussion: Communities including families of hypertensive patients are expected to take part in improving compliance with taking medication for hypertensive patients, and for hypertensive patients must be more obedient in taking drugs. Keywords: Family Support, Hypertension, Adherence, Taking Medication.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 42-48
Author(s):  
Andria Pragholapati

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka perceraian di Indonesia. Perceraian telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kecacatan, masalah kesehatan jiwa, penurunan kesehatan fisik, dan mortalitas. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kuantiatif. 52 responden dipilih sebagai responden menggunakan non probability sampling dengan Consecutive sampling. Data diambil dengan menggunakan kuesioner.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar berumur 21-40 tahun, berjenis kelamin perempuan, memiliki anak, memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta, memiliki tingkat pendidikan SMA/SMK, dan seluruhnya seseorang yang tergugat cerai.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 10-15
Author(s):  
Nurhayati Siagian

ABSTRAK Penderita penyakit GGK sangat banyak dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun (Bayhakki & Hasneli, 2017). Salah satu pilihan terapi untuk pasien GGK adalah hemodialisis (HD). Manifestasi klinis yang muncul dari proses penyakit GGK dan  proses HD sangat tidak nyaman yang dapat berdampak pada kualitas hidup pasein GGK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas hidup pada pasien GGK beserta aspek-aspeknya, yaitu : fisik, sosial, lingkungan hidup dan psikologi di wilayah kerja Puskesmas Karyawangi Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. Rancangan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif yang bersifat analitik/korelasional. Populasi adalah pasien GGK wilayah kerja Puskesmas Karyawangi dengan sampel sebanyak 19 orang melalui teknik purposive sampling. Instrument  yang digunakan pada penelitian ini diadopsi dari  THE WORLD HEALTH ORGANIZATION QUALITY OF LIFE (WHOQOL)-BREF sebanyak 24 pertanyaan. Analisa data dilakukan untuk mengetahui gambaran kualitas hidup pasien GGK dengan rumus persentase dengan skala Likert.  Hasil Penelitian menunjukkan kualitas hidup pasien GGK secara umum cukup/ biasa-biasa saja. Begitu pula dari aspek fisik, sosial, lingkungan hidup dan psikologi menunjukkan interpretasi kualitas hidup pasien GGK cukup/biasa-biasa saja. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagaimana gambaran kualitas hidup pasien GGK dan meningkatkan setiap aspek yang mempengaruhi kualitas hidup pasien. Kata Kunci:  Gagal Ginjal Kronis (GGK), Kualitas Hidup    


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 1-9
Author(s):  
Mori Peranginangin

ABSTRAK Data WHO menunjukkan bahwa 86% penderita yang membutuhkan perawatan paliatif belum menerimanya, dan salah satu penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan dan ketrampilan tenaga kesehatan tentang perawatan paliatif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap perawat terhadap perawatan paliatif, serta mencari tahu apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap perawat terhadap perawatan paliatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan tehnik sampel convinencel yang berjumlah 99 perawat yang bekerja di Rumah Sakit Advent Bandung. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Oktober - November 2019. Untuk mengukur tingkat pengetahuan digunakan kuesioner The Palliative Care Quiz for Nursing (PCQN), sedangkan untuk mengukur sikap digunakan kuesioner Frommelt’s Attitude Toward Care of the Dying (FATCOD) scale. Hasil menunjukan bahwa tingkat pengetahuan perawat terhadap perawatan paliatif dalam kategori rendah, sedangkan sikap perawat terhadap perawatan paliatif dalam kategori sedang. Hasil uji  Spearman rho menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap perawat dengan  nilai p > 0,05. Kesimpulannya adalah walaupun tingkat pengetahuan perawat masih rendah namun sikap yang ditunjukkan dalam kategori sedang. Oleh karena itu penulis menyarankan agar perawat diberikan pelatihan tentang perawatan paliatif agar dapat meningkatkan pengetahuan perawat.     Kata kunci : Perawatan paliatif, Pengetahuan, Sikap     ABSTRACT   WHO data shows that 86% of the patients that needed palliative care have not received it properly, and one of the causes is the health workers have lack of knowledge and skill about the palliative care. The purpose of this study is determine the nurses’ level of knowledge and their attitudes towards the palliative care and to find out whether there is relationship between the nurses’ level of knowledge and their attitudes. The research methodology used in this study is descriptive correlation and convenience sample technique is used, with 99 nurses at Rumah Sakit Advent Bandung as the samples. The data collection was conducted from October to November 2019. To determine the knowledge of the nurses, the Palliative Care Quiz for Nursing (PCQN) questionnaire was used and the Frommelt’s Attitude Toward Care of the Dying (FATCOD) questionnaire was used to measure the nurses’ attitude. The result of this study showed that the level of the nurses’ knowledge toward the palliative care was in the moderate category. The Spearman rho test result indicated that there was no significant relationship between nurses’ knowledge and their attitudes with the p value > 0.05. The conclusion of this study is although the nurses’ knowledge level is still low, the attitude level is on moderate category. Therefore, the author has suggested that the nurses need to have palliative care training in order to enhance their knowledge regarding the palliative care.   Keywords: Palliative care, Knowledge, Attitude


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document