JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

94
(FIVE YEARS 38)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By Universitas Pancasila

2614-6495, 1693-1831

2019 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 255
Author(s):  
Mohammad Roseno ◽  
Yayat Sudaryat ◽  
Widyastiwi Widyastiwi

Tanaman keluarga Piperaceae tersebar luas di daerah tropis dan telah banyak digunakan sebagai tanaman obat, diantaranya adalah kemukus (Piper cubeba), kiseureuh (Piper aduncum), dan cabe jawa (Piper retrofractum). Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi aktivitas imunomodulator ekstrak etanol beberapa tanaman dari keluarga Piperaceae pada mencit jantan galur Balb/c dengan metode carbon clearance. Penelitian dilakukan dengan membagi hewan coba menjadi 12 kelompok, yaitu kelompok kontrol normal, pembanding imunosupresan, pembanding imunostimulan, serta masing-masing tiga kelompok variasi dosis kemukus, kiseureuh, dan cabe jawa. Parameter aktivitas imunomodulator ditinjau dari indeks fagositosis, kadar leukosit darah tepi, dan kadar leukosit limpa. Hasil penelitian menunjukkan Ekstrak etanol kemukus (Piper cubeba) memiliki aktivitas imunomodulator sebagai imunosupresan, peningkatan dosis meningkatkan efek imunosupresan. Ekstrak etanol kiseureh (Piper aduncum) dosis rendah memiliki aktivitas imunomodulator sebagai imunosupresan, sedangkan pada dosis sedang dan tinggi memiliki kecenderungan sebagai imunostimulan. Ekstrak etanol cabe jawa (Piper retrofractum) memiliki aktivitas imunomodulator sebagai imunostimulan, dengan aktivitas tertinggi dicapai pada dosis sedang. Ekstrak etanol kemukus (Piper cubeba), kiseureh (Piper aduncum), dan cabe jawa (Piper retrofractum) mempengaruhi jumlah komponen granulosit darah tepi, dimana peningkatan neutrofil mempengaruhi peningkatan efek fagositosis. Ekstrak etanol kemukus (Piper cubeba), kiseureh (Piper aduncum), dan cabe jawa (Piper retrofractum) tidak mempengaruhi jumlah komponen granulosit limpa.


2019 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 132
Author(s):  
Arifani Siswi Diasari ◽  
Antonius Adji Prayitno Setiadi ◽  
Lila Nurmayanti
Keyword(s):  

Program terapi rumatan metadon (PTRM) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menangani penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA) di Indonesia. Parameter keberhasilan PTRM dapat dilihat dari nilai retensi yang merupakan lamanya pasien didalam menjalani terapi rumatan metadon setelah mendapatkan terapi stabilisasi (pemberian metadon selama 6 minggu atau 42 hari). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik pasien dan terapi terhadap nilai retensi pada PTRM di RSJ Menur Surabaya. Penelitian dengan rancangan cross-sectional ini dilakukan secara retrospektif dengan melihat data rekam medis pasien pecandu NAPZA. Penelitian ini melibatkan 41 subyek yang telah dipilih secaraconsecutive sampling. Data karakteristik pasien dan terapi dianalisis secara deskriptif dan hubungan variabel dengan nilai retensi dianalisis menggunakan korelasi Spearman.Hasil penelitian menunjukkan nilai retensi pada 6 bulan (4,9%), 9 bulan (12,2%), 12 bulan (19,5%), 24 bulan (26,8%), 36 bulan (26,8%), 48 bulan (4,9%) dan 60 bulan (4,9%). Berdasarkan korelasi Spearman, dosis rumatan terkecil merupakan variabel yang menunjukkan korelasi yang signifikan terhadap nilai retensi (p=0,036 dengan korelasi cukup r=-0,328). Oleh sebab itu, pemilihan dosis terkecil pada pasien yang menjalani terapi rumatan metadon perlu menjadi perhatian khusus untuk meningkatkan keberhasilan PTRM, yang dalam penelitian ini ditunjukkan dari nilai retensi.


2019 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 175
Author(s):  
Miratun Syarifah ◽  
Nining Sugihartini ◽  
Laela Hayu Nurani
Keyword(s):  

Infl amasi pada kulit seringkali terjadi pada kulit yang mengalami jerawat. Pengatasanjerawat bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan menjaga kebersihan kulit wajah.Buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) dengan bahan aktif skopoletin telah terbukti berkhasiat sebagaianti infl amasi. Buah mengkudu dikeringkan menjadi simplisia, di ekstraksi menggunakan pelarutetanol 96% sampai menjadi ekstrak pekat. Ekstrak di formulasikan menjadi masker peel off denganvariasi konsentrasi sebesar 5%, 10 dan 15%. Masker yang dihasilkan dievaluasi sifat fi sik meliputiuji pH, viskositas, daya lekat, dan daya sebar, serta uji daya anti infl amasi menggunakan hewan ujimencit dengan parameter jumlah ekspresi COX-2, uji daya iritasi menggunakan hewan uji kelinci.Hasil uji evaluasi sifat fi sik masker peel off telah memenuhi syarat sifat fi sik sediaan masker peel off .Sedangkan pada uji viskositas terdapat kelompok yang memenuhi syarat viskositas yaitu kelompokformula I dan II dan kelompok yang tidak memenuhi syarat viskositas yaitu kelompok formula III. Ujidaya anti infl amasi pada hewan uji mencit bahwa masker menyebabkan penurunan jumlah ekspresiCOX-2. Formula terbaik pada 3 sediaan, ditunjukkan pada formula I dengan nilai ekspresi COX-2sebesar 22,635%. Hasil uji iritasi pada kelinci tidak menimbulkan iritasi. Berdasarkan hasil uji dapatdisimpulkan bahwa nilai konsentrasi ekstrak etanol yang paling optimum ditunjukkan pada formula Idengan konsentrasi sebesar 5%.


2019 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 183
Author(s):  
Yelfi Anwar ◽  
Shirly Kumala ◽  
Elvina Dhiaul Iftitah ◽  
Partomuan Simanjuntak
Keyword(s):  

Latar Belakang : Indonesia merupakan negara penghasil utama beberapa minyak atsiri seperti minyak sereh, minyak cengkeh, minyak kenanga, minyak akar wangi, minyak cendana, dan minyak nilam. Genus Cymbopogon (Poaceae) memiliki komponen minyak esensial yang paling penting yaitu citral, geraniol, sitronelol, sitronelal. Geraniol adalah salah satu senyawa kimia yang paling penting dalam industri aroma, wewangian, menunjukkan sifat insektisida dan penolak serangga alami yang menunjukkan toksisitas rendah serta kelas baru agen kemoprevensi untuk kanker, antimikroba, antioksidan, antiinflamasi, beberapa efek vaskular, penambah penetrasi penghantaran obat transdermal. Objektif : Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan senyawa geraniol yang diperoleh dari Cymbopogon nardus (L.)Rendle dan identifikasinya. Metodologi : Minyak atsiri sereh wangi diperoleh dari tanaman Cymbopogon nardus (L) Rendle dengan menggunakan metode destilasi uap-air, lalu dilakukan proses fraksinasi dan dilanjutkan proses isolasi dan pemurnian dengan kromatografi kolom dan diperoleh senyawa murni dari fraksi 5. Hasil: Berdasarkan interpretasi data IR, Resonansi magnet Inti (RMI proton dan karbon) dan spektra massa   (GC-MS) untuk isolate dari fraksi 5 ditetapkan sebagai senyawa  geraniol. Kesimpulan: Geraniol dari minyak atsiri tanaman sereh wangi Cymbopogon nardus (L) Rendle dapat diperoleh dengan metode destilasi uap-air, fraksinasi dan isolasi.


2019 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 232
Author(s):  
Paulina Veronika Yamlean ◽  
Edwin De Queljoe ◽  
Widdhi Bodhi

Kemiri di Indonesia masih terbatas penggunaannyasecara tradisional seperti bumbu masak dan obat tradisional. Penelitian tentang minyak Kemiri belum banyak dilakukan.Tujuan penelitian ini ialah membuat variasi Basis Salep terhadap mutu sediaan salep minyak Kemiri 12,5% dan Uji daya penyembuhannya terhadap luka terbuka pada kelinci yang terinfeksi bakteri Staphylococcus aureus. Metode penelitian ini ialah eksperimen laboratorium menggunakan 3 variasi basis salep yaitu basis hidrokarbon, basis absorpsi dan basis larut air dengan larutan uji minyak Kemiri 12,5%. Hasil penelitian menunjukkan uji mutu salep dengan tiga variasi basis salep memenuhi syarat uji organoleptik, uji homogenitas, dan uji pH, tetapi Salep minyak Kemiri 12,5% dengan basis hidrokarbon tidak memenuhi syarat daya sebar. Hasil uji Anova menunjukan tidak ada perbedaan signifikan antara variasi basis salep dan besar luka penyembuhan. Hal ini menunjukan bahwa ketiga variasi basis salep minyak Kemiri 12,5% dapat digunakan dalam penyembuhan luka terbuka pada kelinci (Oryctolagus cuniculus) yang terinfeksi bakteri Staphylococcus aureus.


2019 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 227
Author(s):  
Yesi Desmiaty ◽  
Berna Elya ◽  
Fadlina Chany Saputri ◽  
Iis Irawatty Dewi ◽  
Muhammad Hanafi

Pendahuluan: Tanaman Rubus fraxinifolius dapat ditemukan di daerah pegunungan Jawa Barat. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tanaman ini memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat. Kandungan senyawa polifenol pada tanaman berkontribusi secara substansial terhadap aktivitas antioksidan dan metode ekstraksi akan mempengaruhi kandungan senyawa yang tersari. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi pengaruh metode ekstraksi organ daun, buah muda dan batang R. fraxinifolius terhadap kandungan polifenol serta aktivitas antioksidannya. Metode: Bagian daun, buah, dan batang R. fraxinifolius diekstraksi cair padat secara maserasi, refluks dan soxhlet menggunakan pelarut metanol. Terhadap masing-masing ekstrak dilakukan penetapan kadar polifenol total dengan pereaksi Folin-Ciocalteu serta uji aktivitas antioksidan dengan metode peredaman DPPH. Hasil: Rendemen ekstrak terbanyak adalah ekstrak refluks daun R. fraxinifolius sebesar 30,20 %.  Kandungan polifenol total tertinggi adalah pada ekstrak Sokhlet daun R. fraxinifolius sebesar 48,79 mg GAE/g ekstrak. Aktivitas antioksidan tertinggi yaitu ekstrak Sokhlet daun R. fraxinifolius sebesar 98,29% pada 100 bpj. Kesimpulan: Dari penelitian ini menunjukan bahwa ekstrak metanol daun R. fraxinifolius yang diekstraksi secara sokhlet memiliki kandungan polifenol serta aktivitas antioksidan tertinggi.


2019 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 164
Author(s):  
Kartiningsih Kartiningsih ◽  
Syamsudin Abdillah ◽  
Partomuan Simanjuntak ◽  
Cyntia Cyntia ◽  
Haryo Haryo

Brown seaweed contains fucoidan, a large molecular weight sulfate polysaccharide (about 100,000 Da) which has platelet antiagregation activity. This activity is achieved if the fucoidan has a small molecular weight (3900-7600 Da) so this activity can increase by hydrolized with sellulase Enzym. The purpose of this study was to obtain extract nanoparticles that meet physical quality requirements and have a higher platelet antiagregation activity than brown seaweed extract both before and after hydrolysis. Extraction was using kinetic maseration method using 80% ethanol after that using 2% calcium chloride solution. The results were dried and hydrolyzed with cellulase enzyme and nanoparticles were made by ionic gelation method. Nanoparticle characterization results in particle size of 552.8, polydispersity index of 0.569, potential zeta of +53.5 mV, and spherical shape. In-vitro testing results for platelet antiagregation activity showed the percentage of platelet aggregation inhibition of brown seaweed extract with a concentration 500µg / mL is 22.19% and extracts after hydrolysis was 57.94% and nanoparticles extract after hydrolysis was 72.93%. Extract nanoparticles meet physical quality requirements and extracted nanoparticles after hydrolysis have the highest platelet antiagregation activity compared to brown seaweed extract both before and after hydrolysis.


2019 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 210
Author(s):  
Esti Mulatsari ◽  
Esti Mumpuni ◽  
Ikhsan Ramadhan

Diabetes memiliki dampak jangka panjang seperti aterosklerosis, nefropati, dan retinopati yang disebabkan oleh pembentukan Advanced Glycation End Products (AGEs). Penelitian secara in vitro pada ekstrak bawang putih (Allium sativum L.) terhadap aktivitas penghambatan pembentukan AGEs telah banyak dilakukan, namun belum diketahui mekanisme penghambatan dan senyawa apa yang berperan aktif dalam aktivitas penghambatan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan skrining virtual senyawa – senyawa dalam bawang putih (Allium sativum L.) yang aktif menghambat reseptor Advanced Glycation Endproduct sehingga senyawa aktif bisa dipertimbangkan sebagai kandidat senyawa obat. Metode yang digunakan adalah molecular docking dengan software PLANTS, YASARA, MarvinSketch, dan visualisasi ikatan senyawa uji pada asam amino reseptor menggunakan PyMOL, piridoksamin dan aminoguanidin digunakan sebagai kontrol positif inhibitor AGEs. Hasil docking 24 senyawa uji diperoleh tujuh senyawa yang aktif menghambat reseptor 3B75.pdb dan lima senyawa aktif menghambat reseptor 3O3U.pdb. Kandidat senyawa obat terdiri dari senyawa organosulfur, fenol dan flavonoid. Senyawa Ɣ-glutamil-sistein, E-ajoene, Nα-(1-Deoksi-Dfructosa-1-YL)-L-Arginin, Kaempferol-3-o-β-D-glukopiranosa, Iso-rhamnetin-3-o-β-D-glukopiranosa merupakan senyawa – senyawa dalam bawang putih yang memiliki kemampuan menghambat baik reseptor 3B75 maupun 3O3U dengan aktivitas yang lebih baik dari piridoksamin dan aminoguanidin.


2019 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 238
Author(s):  
Novi Yantih ◽  
Yahdiana Harahap ◽  
Wahono Sumaryono ◽  
Rianto Setiabudy ◽  
Lestari Rahayu

Bioanalysis method is needed to pharmacokinetic study of INH as antituberculosis. The main problem is INH structure is similar to that of acetyl isoniazid (AcINH) as its metabolite. Therefore, a selective separation method is needed to separate the INH from its metabolite and matrix. The aim of this study was to test the selectivity of separation method of INH and AcINH in human plasma in-vitro by high performance liquid chromatography (HPLC). The HPLC system used a reversed phase with UV detector and hexane sulphonate as an ion counter. The optimum conditions was obtained by using C18 as stationary phase, hexane sulphonate (pH 2.47)-methanol (65:35) as mobile phase, with flow rate of 1mL/min, and UV detector at wavelength of 265nm. The selectivity of method separation was indicated by a resolution value of ≥ 1.5. The tailing factor for INH and AcINH were 1.297, dan 1.912, respectively. The k values ware ​​less than 10 and N values ​​were greater than 5000 indicate good separation efficiency. The developing of HPLC was a selective for separating of INH and AcINH in human plasma in-vitro.


2019 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 262
Author(s):  
Harry Noviardi ◽  
Devi Ratnasari ◽  
Muhammad Fermadianto

Buah bisbul merupakan salah satu tanaman tropis yang tumbuh di Indonesia. Kandungan fitokimia buah bisbul antara lain golongan senyawa alkaloid, tanin, flavonoid dan fenolik. Golongan senyawa flavonoid dan fenolik berpotensi sebagai antioksidan. Antioksidan dapat menghambat proses kerusakan sel kulit akibat oksidasi. Penelitian ini bertujuan untuk membuat krim tabir surya yang optimum, sesuai mutu, stabilitas dan memiliki khasiat sebagai tabir surya yang berbahan dasar buah bisbul (Diospyros blancoi). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah bisbul setengah matang yang dibuat menjadi ekstrak kental. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 95%. Hasil rendemen ekstrak yang diperoleh sebesar 12%. Selanjutnya, dibuat menjadi sediaan krim tabir surya dengan konsentrasi 10, 20, dan 40%. Krim yang telah dibuat, kemudian dievaluasi kualitas krim meliputi uji organoleptik, uji pH, daya lekat, daya sebar, viskositas, stabilitas, dan nilai Sun Protection Factor (SPF). Berdasarkan pada hasil penelitian ekstrak buah bisbul dapat dibuat menjadi sediaan krim tabir surya. Nilai SPF yang diperoleh dari konsentrasi ekstrak 10, 20, dan 40% secara berturut-turut adalah 9,25; 10,02; dan 13,00. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa formula dengan konsentrasi 40% merupakan krim terbaik yang memiliki nilai SPF tertinggi sebesar dengan proteksi kategori maksimal.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document