PIWURUK: Jurnal Sekolah Dasar
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

5
(FIVE YEARS 5)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Perjuangan Tasikmalaya

2775-4073, 2775-3417

2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 45-54
Author(s):  
Neneng Samrotul Fuadah ◽  
Dedi Heryadi ◽  
Winarti Dwi Febriani

Abstract: This research is motivated by the low understanding of students in describing objects, the low understanding of the use of punctuation points and commas and the lack of continuity of one sentence with another. In the Indonesian language learning process, various learning techniques are needed, therefore the Scaffolding learning technique is expected to give effectiveness to the learning outcomes of students. In general, the Scaffolding technique is used to involve students taking an active and independent role in doing the given task. The purpose of this research was carried out to describe the effectiveness of the Scaffolding technique in Indonesian language description learning and learning outcomes using the Scaffolding technique. The location of this research is SDN 3 Sukamanah, Cipedes District, Tasikmalaya City. The sampling technique used was saturated sampling. The data collection used was the observation sheet and the pretest and posttest question writing instruments descriptions. The results of this study are that the average pretest value is 51.76 and the average posttest score is 83.10. Based on the N-gain test using the One Sample T-Test produces a sig value. (2-tailed) of 0,000 in accordance with the sig value testing criteria. (2-tailed) <0.05, then Ha is accepted. The conclusion of this study is that there is a significant effectiveness of using Scaffolding techniques on the learning outcomes of writing descriptions in Indonesian.Keywords: Scaffolding; Learning; Description Text.  Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas teknik Scaffolding pada pembelajaran menulis teks deskripsi dan prestasi belajar siswa. Pada umumnya teknik Scaffolding digunakan untuk melibatkan peserta didik perperan aktif dan mandiri dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Tujuan dilaksanakan penelitian ini untuk mendeskripsikan keefektifan teknik Scaffolding pada pembelajaran deskripsi bahasa Indonesia dan hasil pembelajaran menggunakan teknik Scaffolding. Lokasi penelitian ini di SDN 3 Sukamanah Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh. Pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi dan instrumen soal pretest dan posttest menulis deskripsi. Hasil penelitian ini adalah di dapat rata-rata nilai pretest 51,76 dan rata-rata nilai posttest 83,10. Berdasarkan uji N-gain menggunakan One Sampel T-Test menghasilkan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000 sesuai dengan kriteria pengujian nilai sig. (2-tailed) < 0,05, maka Ha diterima. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat keefektifan yang signifikan penggunaan teknik Scaffolding pada hasil pembelajaran menulis deskripsi bahasa Indonesia.Kata Kunci: Scaffolding; Pembelajaran; Teks Deskripsi.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 24-32
Author(s):  
Tita Tita ◽  
Yusuf Suryana ◽  
Geri Syahril Sidik

Abstract: This research was motivated by the students' low understanding of the sum of whole numbers which only achieved 23.53% completeness. The purpose of this study was to improve the students' ability to understand the concept of adding whole numbers less than 99 using concrete media with the PMRI approach. This research is a Classroom Action Research (PTK) using Kurt Lewin's research model which consists of 4 stages, namely: planning, implementing action, observation and reflection. Data were obtained from giving 3 evaluations to 34 class I SDN Cikalong students that had to be done individually, observations of student activities during learning including activeness, initiative, concentration, and collaboration, and documentation in the form of photos during learning. The use of concrete media with the PMRI approach can increase the ability to understand the concept of summing whole numbers. This is indicated by the increase in the average test of students' ability to understand the concept of addition in the evaluation of each cycle. In the first cycle the class average value achieved was 56.53 with the proportion of completeness learning 41.18%. Then in the second cycle the increase in the increase again is equal to 95.24 with the proportion of completeness of learning reaching 100%.Keywords: Concrete Media; PMRI Approach; Addition of Count Numbers. Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman siswa terhadap materi penjumlahan bilangan cacah yang hanya mencapai ketuntasan 23,53%. Tujuan dari penelitian ini yaitu meningkatkan kemampuan siswa memahami konsep penjumlahan bilangan cacah kurang dari 99 menggunakan media  konkret dengan pendekatan PMRI. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menggunakan model penelitian Kurt Lewin yang terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Data diperoleh dari pemberian 3 buah soal evaluasi kepada 34 siswa kelas I SDN Cikalong yang harus dikerjakan secara individu, observasi terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran meliputi keaktifan, inisiatif, konsentrasi, dan kerjasama, serta dokumentasi berupa foto- foto saat pembelajaran. Penggunaan media konkret dengan pendekatan PMRI pada dapat meningkatkan kemampuan siswa memahami konsep penjumlahan bilangan cacah. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan rata-rata tes kemampuan memahami konsep penjumlahan siswa melalui evaluasi pada tiap siklus nya. Pada siklus I nilai rata-rata kelas yang dicapai adalah 56,53 dengan persentase ketuntasan belajar 41,18%. Kemudian pada siklus II mengalami peningkatan kembali yaitu sebesar 95,24 dengan persentase ketuntasan belajar mencapai 100%.Kata Kunci: Media Konkret; Pendekatan PMRI; Penjumlahan Bilangan Cacah.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1-11
Author(s):  
Asty Widiastuti

Abstract: The essence of Civics learning in elementary schools is the formation of responsible citizens who are able to implement rights and obligations as citizens, family members, community members and school citizens. So far, Civics subject to many obstacles in its implementation. This can be seen from the lack of enthusiasm of students in following the learning process. Initial data obtained by researchers at SDN Cilingga as many as 19 people or 73.07% of students have not reached the KKM in terms of rights and obligations. One thing that is believed to be able to improve student learning outcomes is by using a learning model. In this research, the learning model used is the Talking Stick model. The method used in this research is PTK (Classroom Action Research). Based on the research results, the percentage of students' comprehension completeness in the pre-cycle activities was 26.92% (very poor), 53.85% in the first cycle (Good), and 84.62% in the second cycle (Very Good) Then the average comparison is that in the pre-cycle got a value of 62.30 (Good), the first cycle got a value of 70.38 (Good), and the second cycle got an average value of 77.31 (Good).Keywords: Talking Stick; Learning Outcomes.   Abstrak: Hakikat dari pembelajaran PKn di Sekolah Dasar yaitu terbentuknya warga negara yang bertanggung jawab, serta mampu menerapkan hak dan kewajiban baik sebagai warga negara, anggota keluarga, anggota masyarakat dan warga sekolah. Materi PKn  selama ini masih banyak mengalami kendala dalam pelaksanaaanya. Hal tersebut dapat terlihat dari kurang semangatnya peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Data awal yang diperoleh peneliti di SDN Cilingga sebanyak 19 orang atau 73,07% peserta didik belum mencapai KKM dalam materi hak dan kewajiban. Salah satu yang diyakini mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah dengan menggunakan model pembelajaran. Pada penelitian ini, model pembelajaran yang digunakan yaitu model Talking Stick. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh persentase ketuntasan pemahaman peserta didik pada kegiatan pra siklus 26,92 % (Sangat kurang), siklus I 53,85% (Baik), dan siklus II sebesar 84,62% (Sangat Baik). Lalu perbandingan rata-rata yaitu pada pra siklus mendapatkan nilai 62,30 (Baik), siklus I mendapat nilai 70,38 (Baik), dan siklus II mendapat nilai rata-rata 77,31 (Baik).Kata kunci: Talking Stick; Hasil Belajar.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 33-44
Author(s):  
Listin Lia ◽  
Cece Rakhmat ◽  
Fajar Nugraha

Abstract: This study aims to describe the profile of disciplinary character habituation and aspects of discipline character education for grade 5 at SDN Negla. This study used a qualitative descriptive approach with research subjects, namely grade 5 students at SDN Negla with data collection techniques in the form of interviews, observation, documentation, and questionnaires. The results showed that the profile of disciplinary character education habituation at SDN Negla has an average score of 54.9 (including the criteria, "Poor"). The aspects of the character of student discipline include time discipline with indicators of obedience to learning activities and adherence to punctuality at school, discipline in enforcing rules with indicators of obedience to school discipline, attitude discipline with indicators of praying when doing activities, saying greetings, shaking hands with elders. , disposing of garbage in its place, getting along well with friends, and the behavior and disciplinary aspects of learning with indicators of the method being taught and classroom management. The results showed that each aspect had a different value. As many as 9.8% of the discipline aspects of time are in sufficient criteria, 24% of disciplinary aspects of enforcing rules are in sufficient criteria, as many as 8.4% of aspects of discipline of learning are in sufficient criteria, and 61.4% are aspects of discipline of attitudes that are in the criteria less. The discipline aspect of students at SD Negeri Negla, with the highest number of disciplinary attitudes as much as 61.4%, is a poor criterion.Keywords: Learning; Discipline Character Education. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil pembiasaan karakter disiplin dan aspek pendidikan karakter disiplin kelas 5 di SDN Negla. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian yaitu siswa kelas 5 di SDN Negla dengan teknik pengumpulan data berupa wawanara, observasi, dokumentasi, dan angket. Hasil penelitian menunjukan bahwa profil pembiasaan pendidikan karakter disiplin di SDN Negla memiliki nilai rata-rata 54,9 (termasuk kriteria, “Kurang”). Adapun aspek karakter disiplin siswa  meliputi kedisiplinan waktu dengan indikator ketaatan terhadap kegiatan belajar dan ketaatan terhadap ketepatan waktu di sekolah, kedisiplinan menegakan aturan  dengan indikator ketaatan terhadap tata tertib di sekolah, kedisiplinan sikap dengan indikator berdoa ketika beraktifitas, mengucapkan salam, bersalaman dengan yang lebih tua, membuang sampah pada tempatnya, rukun bersama teman, dan  perilaku serta aspek kedisiplinan pembelajaran  dengan indikator metoda yang diajarkan dan pengelolaan kelas. Hasil penelitian menunjukkan masing – masing aspek memiliki nilai yang berbeda. Sebanyak 9,8% aspek kedisiplinan waktu berada dalam kriteria cukup, sebanyak 24% aspek kedisiplinan menegakan aturan berada dalam ktiteria cukup, sebanyak 8,4% aspek kedisiplinan pembelajaran berada dalam kriteria cukup, dan 61,4% merupakan aspek kedisiplinan sikap berada dalam kriteria kurang. Aspek kedisiplinan siswa di SD Negeri Negla yang jumlahnya paling banyak adalah kedisiplinan sikap sebanyak 61,4% merupakan kriteria kurang.Kata kunci: Pembelajaran; Pendidikan Karakter Disiplin.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 12-23
Author(s):  
Dedeng Febriana Hakim

Abstract: The purpose of this study is to describe the use of scientific learning models in plans for implementing learning, implementing learning, and improving student learning outcomes. The research method used was Classroom Action Research (CAR). This study consisted of two cycles, each of which was conducted two meetings. Each cycle consists of four stages, namely 1) planning, 2) implementation, 3) observation / observation, and 4) reflection.The results of the study in the first cycle of preparing a learning implementation plan          to obtain results in the pre cycle 55.83% with very less criteria. Then in cycle I obtained a value of 80.83% with good criteria and in cycle II obtained a value of 97.5 with very good criteria. Meanwhile, observations of observations of learning implementation obtained results that increased from 40% in the pre cycle, to 73, 33% in the first cycle in the "Good" category, to 93.33% in the second cycle in the "Very Good" category. Learning outcomes have increased in the tes awal 55.53 then in the tes cycle I increased to 69.47, and in the tes cycle II increased to 82.50. The percentage of mastery learning in pre‐test reached 39.47%, in the first cycle reached 68.42% and in the second cycle was 89.47%. So that the conclusions in this study are in accordance with the initial hypothesis which states that a scientific approach can produce student learning outcomes in the material development of communication technology.Keywords: Scientific Approach; Learning Outcomes; Development of Communication Technology. Abstrak: Artikel penelitian ini mendeskripsikan penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan peningkatan hasil belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini terdiri dari dua siklus yang setiap siklusnya dilakukan dua kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan/observasi, dan 4) refleksi. Hasil penelitian pada siklus I penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran memperoleh hasil pada pre siklus 55,83% dengan kriteria sangat kurang. Kemudian pada siklus I memperoleh nilai 80,83% dengan kriteria baik dan di siklus II memperoleh nilai 97,5 dengan kriteria sangat baik.sementara itu, hasil observasi pengamatan pelaksanaan pembelajaran memperoleh hasil mengalami peningkatan yaitu dari 40% pada pre siklus, menjadi 73,33% pada siklus I dengan kategori “Baik”, menjadi 93,33% pada siklus II dengan kategori “Sangat Baik”. Hasil belajar mengalami peningkatan pada tes awal 55,53 kemudian pada tes siklus I meningkat menjadi 69,47, dan pada tes siklus II meningkat menjadi 82,50. Prosentase ketuntasan belajar pada tes awal mencapai 39,47%, pada siklus I mencapai 68,42% dan pada siklus II adalah 89,47%. Sehingga kesimpulan pada penelitian ini sesuai dengan hipotesis awal yang menyatakan bahwa dengan pendekatan saintifik dapat menghasilkan hasil belajar siswa pada materi perkembangan teknologi komunikasi.Kata Kunci: Pendekatan Saintifik; Hasil Belajar; Perkembangan Teknologi Komunikasi.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document